Misalkan ada sebuah piston, mula – mula gas ideal menempati ruang dengan
volume V dan tekanan P. Kemudian gas mengalami pemuaian secara perlahan sehingga
setiap saat terjadi kesetimbangan (proses kuasistatik).
KALOR :
- Perpindahan energi dari suatu benda ke benda lain karena adanya perbedaan
temperatur.
- Kalor bukanlah suatu jenis energi, melainkan energi yang berpindah.
Pada abad ke 19, James Prescott Joule (1818-1889) melakukan sebuah percobaan.
Jika beban di kenakan gaya ke bawah. Maka pengaduk akan berputar karena
adanya tali yang terhubung dengan katrol. Ketika pengaduk berputar, pengaduk
melakukan usaha alias kerja pada air. Besarnya kerja/usaha yang dilakukan oleh
pengaduk pada air sebanding dengan besarnya kerja/usaha yang dilakukan oleh gaya
gravitasi terhadap beban hingga beban jatuh. Ketika pengaduk melakukan kerja terhadap
air, pengaduk menambahkan energi pada air. Karenanya kita bisa mengatakan bahwa
kenaikan suhu air disebabkan oleh energi yang dipindahkan dari pengaduk menuju air.
Semakin besar kerja yang dilakukan, semakin banyak energi yang dipindahkan. Semakin
banyak energi yang dipindahkan, semakin besar kenaikan suhu air (air semakin panas).
Ketika berputar dalam air, pengaduk melakukan kerja/usaha pada air sehingga
energi pengaduk dipindahkan ke air. Adanya tambahan energi dari pengaduk ini yang
membuat suhu air meningkat.
Satuan kalor adalah kalori (disingkat kal). Kalori adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 1 C o (Tepatnya dari 14,5 oC menjadi
15,5 oC). Jumlah kalor yang diperlukan berbeda-beda untuk suhu air yang berbeda. Untuk
jumlah kalor yang sama, kenaikan suhu air sebesar 1 oC hanya terjadi antara suhu 14,5 oC
sampai 15,5 oC. Satuan kalor yang sering digunakan, terutama untuk menyatakan nilai
energi makanan adalah kilokalori (kkal). 1 kkal = 1000 kalori. Nama lain dari 1 kkal = 1
Kalori (huruf K besar).
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
A. KERJA DIABATIK
PROSES ADIABATIK :
- Proses yang muncul tanpa perpindahan panas dan massa antara sistem dengan
lingkungan.
(gambar a)
Menunjukkan kerja adiabatik, pada proses ini terjadi kesetimbangan karena fluida
mengalami pemuaian dengan proses kuasistatik ( pemuaian secara perlahan namun tetap
terjadi kesetimbangan).
(gambar b)
Menunjukkan aliran kalor saja (tanpa kerja). Terdapat cairan dan uap dalam suatu sistem.
Dengan menggunakan bunsen dan cairan akan mengalami penguapan dan kenaikan
temperatur.
(gamabar c)
Menunjukkan kerja dan kalor. Sama seperti kerja adiabatik, tetapi ini menggunakan bunsen.
Sehingga terjadi kenaikan temperatur.
Fungsi energi internal atau energi dalam (U) merupakan fungsi keadaan suatu sistem.
Perubahan energi dalam suatu sistem akan meningkat sebanding dengan jumlah kalor yang
ditambahkan pada suatu sistem. Banyaknya fungsi koordinat termodinamik (P,V,θ) sama
dengan energi yang diperlukan untuk melakukan keadaan suatu sistem. Jadi energi internal
dapat dikatakan sebagai fungsi dari dua koordinat termodinamika.
Apabila koordinat yang dipakai untuk menghitung kedua keadaan hanya berbeda
infinitesimal, maka perubahan energi dalamnya adalah dU. Infinitesimal yaitu perubahan
keadaan yang sangat kecil sehingga tidak boleh diukur.
Di ambil contoh kasus pada sistem hidrostatik. Dalam sistem hidrostatik, jika U dipandang
sebagai fungsi θ dan V, maka:
dU = ( ∂∂θU ) dθ+( ∂U
P ∂P )
dP
θ
Dimana:
Proses adiabatik yaitu suatu proses perubahan energi yang terjadi tanpa adanya
perpindahan kalor antara sistem dengan lingkungan. Sedangkan proses non adiabatik yaitu
suatu proses perubahan energi yang memungkinkan adanya pertukaran energi antara sistem
dengan lingkungan.
Pada proses adiabatik, besar kerja adiabatik yang diperlukan untuk mengubah keadaan
sistem yaitu U f −U i . Tetapi pada proses non adiabatik besarnya kerja yang dilakukan yaitu
tidak sama dengan U f −U i . Sesuai dengan hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energi hanya dapat diubah dari satu
bentuk energi ke bentuk yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada proses non adiabatik
energinya telah dipindahkan dengan cara yang lain dari pelaksanaan kerja. Energi yang
dimaksud disini adalah sama dengan kalor, yaitu “apabila suatu sistem, yang
lingkungannya bertemperatur berbeda dan kerja bisa dilakukan padanya, mengalami suatu
proses, maka energy yang dipindahkan dengan cara nonmekanis yang sama dengan
perbedaan antara perubahan energy internal dan kerja yang dilakukan” (Zemansky, 1986).
dU =dQ−dW (1.2)
Dimana:
dU = energi internal
E. KONSEP KALOR
Kalor merupakan perpindahan energi internal dari suau sistem ke sistem lain karena
adanya perbedaan suhu, dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Perpindahan energi
tersebut tidak dapat diketahui prosesnya, namun diketahui laju aliran Q̇ yang merupakan
fungsi waktu
t2
Q=∫ Q̇ dt (1.3)
t1
Q bukan merupakan fungsi koordinat termodinamik tetapi bergantug pda lintasan yang
dilalauui sistem dari keadaan awal ke keadaan akhir.
Sistem A dalam sentuhan termal sistem B yang kedua sistem tersebut dilindungi dinding
adiabat.
Untuk sistem A:
U f −U i =Q+W
Untuk sistem B:
(U f – U i ) – (U 'f −U i ’)=Q+ Q’ +W +W ’
(U f +U 'i )−( U i+ U 'i) merupakan energi sistem gabungan dan W +W ’ merupakan kerja yang
dilakukan oleh sistem gabungan, maka Q+Q ' adalah kalor yang dipindahkan oleh sistem
gabuangan. Karena sistem dilindungi dinding adiabat,
Q+Q' =0
Q=−Q'
Dalam kondisi adiabat kalor yang dibuang sistem A sama dengan kalor yang diterima sistem
B.
dU =đQ+dW (1.4)
Proses infinitesimal kuasa-statik merupakan proses yang sistemnya berpindah dari
keadaan setimbang awal ke keadaan serimbang berikutnya.
Untuk proses kuasa statik infinitesimal dari suatu sistem hidrostatik hukum pertama
menjadi
dU =đQ−P dV (1.5)
Misal, dalam kasus sistem gabungan yang terdiri atas dua bagian hidrostatik yang
dipisahkam oleh dinding diaterm nilai dQ dapat diungkapkan sebagai berikut
dinding diaterm adalah dinding pemisah yang menyebabakan adanya interaksi dari
sistem-sistem yang bersentuhan.
Ruas kanan pada persamaan (1.5) dan (1.6) dikenal dengan bentuk differensial Pfaff.
Ruas kiri dalam persamaaan (1.5) dan (1.6) menggambarkan sejumlah infinitesimal kalor
đQ dan transfer kalor bergantung pada lintasan maka đQ adalah differensial taksaksama dan
bentuk differensial Pfaff adalah differensial taksaksama. Differensial taksaksama dapat
dibuat saksama dengan mengalikannya dengan faktor integrasi. Pada umumnya bentuk
differensial Pfaff yang mengandung tiga differensial tidak memperbolehkan adanya faktor
integrasi, tetapi karena adanya hukum alam yang baru (hukum kedua termodinamika) maka
bentuk differensial Pfaff yang menggambarkan dQ mempunyai faktor integrasi. Faktor
integrasi dQ yang didapatkan untuk sistem dengan peubah bebas yang bnyaknya sekehendak
merupakan fungsi sembarang dari temperatur empris saja dan sama untuk segala sistem.
Suatu sistem yang menyerap kalor, tidak selalu akan mengalami perubahan
temperatur. Kapasitas kalor atau kapasitas panas (biasanya dilambangkan dengan
kapital C) adalah besaran terukur yang menggambarkan banyaknya kalor Q yang diperlukan
untuk menaikkan suhu suatu zat (benda) dari θ f ke θi sebesar jumlah tertentu. Kapasitas
kalor didefinisikan sebagai:
ðQ
C= (1.7)
dθ
Pada umumnya kapasitas panas C berubah dengan suhu θ, jadi C adalah fungsi θ, sehingga:
Q
Kapasitas kalor rata-rata =
θf −θi
Apabila C menyatakan kapasitas kalor dari n mol zat, maka kapasitor kalor molar atau
panas jenis c ialah:
C 1 ðQ
c= =
n n dθ
massatotal
n=
m
Dengan m adalah massa molar atau massa satu mol atom yang bergantung pada bilangan
Avogadro N A sebesar 6,023 X 1023 partikel/mol. Besarnya kita dapatkan:
m ¿mN A
Karena C maupun c tidak konstan, melainkan fungsi waktu sehingga tidak boleh dikeluarkan
dari tanda integral. Jadi C maupun c dapat dikeluarkan apabila telah memenuhi nilai konstan
atau dianggap konstan.
Penyerapan panas dapat melalui berbagai proses yang menyebabkan kapasitas kalor
dapat bernilai positif, negatif, nol ataupun tak terhingga. Banyaknya panas yang diserap
berbeda untuk proses yang berbeda. Sehingga, setiap sistem sederhana memiliki kapasitas
ðQ
kalornya tersendiri. Sebagai contoh, dalam hal sistem hidrostatik hasil bagi memiliki
dθ
harga tetap apabila tekanan atau volume dijaga tetap.
Kalori merupakan satuan kalor yang didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1g air sebesar 1 derajat celcius. Namun setelah
dilakukan pengukuran lebih tepat dan koreksi lebih teliti didapatkan kalor yang diperlukan
untuk mengubah 1g air dari 0℃ menjadi 1℃ ternyata berbeda apabila mengubah dari 30℃
menjadi 31℃. Sehingga lebih tepatnya, kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1g air dari 14,5℃ menjadi 15,5℃ (kalori 15-
derajat). Dalam mengukur jumlah kalor yang dipindahkan antara suatu sistem dengan
sejumlah air hanya dibutuhkan dua pengukuran yaitu massa air dan perubahan temperatur.
Jumlah kerja yang diperlukan dalam air per satuan massa air dari temperatur 14,5℃
menjadi 15,5℃ disebut kesetaraan mekanis kalor, yang bernilai 4,1860 J/kal. Namun
banyak fisikawan dan kimiawan yang telah menyingkirkan kalori dan semua kuantitas
termal dinyatakan dalam joule. Tidak ada kesetaraan mekanis kalor, yang ada hanyalah kalor
spesifik air dinyatakan dalan kJ/kg.K dengan variasi temperatur berkisar antara 0℃ hingga
100℃ seperti pada gambar 4-6.
dQ = dU + P dV (1.11)
dengan U fungsi dua perubah diantara P,V,dan ϴ,dengan memilih ϴ dan V sebagai
variabel bebas maka didapatkan :
dU = ( ∂∂θU ) v dθ+¿)θ dV
sehingga:
dQ ∂ U ∂U dV
dθ
=
∂θ( )
v+[(
∂θ
)θ+ P]
dθ
( dQdθ ) v =( ∂∂θU ) v
Sedangkan kapasitas kalor pada volume tetap Cv; sehingga:
∂U dQ
Cv=(
∂θ
¿ v dengan mengingat bahwa
dθ ( )
v adalah sama dengan kapasitas kalor.
( dQdθ ) p=( ∂U
∂θ ) [
v+ (
∂U
∂θ ) ]
θ+ P (
∂V
∂θ )
p → berdasarkan persamaan awal pada sistem
hidrostatik.
∂V
( dQdθ ) p=Cp dan (
∂θ
¿ p=β
∂U ∂U Cp−Cv
Cp=Cv +
[( ) ]
∂θ
θ+ P Vβ atau
∂θ ( )
θ=
Vβ
–P
Sebagai contoh yaitu jika sepotong es dengan ukuran yang biasa dilemparkan
kedalam lautan, temperatur laut tidk akan turun. Dan sejumlah kalor berhingga yang
mengalir selama proses ini tidak akan menimbulkan perubahan yang berarti sehingga tidak
ada aliran biasa kalor keudara yang menimbulkan kenaikan temperatur udara. Lautan dan
udara luar pada contoh tersebut merupakan contoh hamparan benda ideal yang disebut
tandon kalor. Tandon kalor adalah benda yang massanya demikian besar sehingga benda itu
bisa menyerap atau membuang jumlah kalor yang tak terbatas banyaknya tanpa
menimbulkan perubahan temperatur atau perubahan koordinat termodinamika lainnya.
Suatu proses kuasi statik suatu sistem yang bersentuhan dengan suatu tandon kalor
maka dipertahankan supaya dalam keadaan isotermal.ketika sederatan tandon bertemperatur
ɵi hingga ɵf bersentuhan dengan sistem tekanan tetap dengan kapasitas kalor Cp sehingga
yang bersetuhan itu infinitesimal.
dQ
Cp = ( )p
dθ
θf
Qv = ∫ Cv dθ (1.13)
θi
Dan peninjauan serupa itu berlaku pada proses kuasi stasik lainnya.
K. PENGHANTARAN KALOR
Penghantaran kalor merupakan transpor energi antara elemen volum yang
ditimbulkan oleh perbedaan temperatur antar elemen tersebut.
Sepotong bahan berbentuk lempengan dengan tebal ∆x dan luas A .Salah satu
permukaannya dipertahankan pada temperatur θ dan yang lainnya dengan temperatur θ+
∆θ.Kalor Q yang mengalir tegak lurus permukaan selama waktu τ tertentu. Rumus
penghantaran kalor :
Suatu zat yang memiliki konduktivitas termal yang besar disebut penghantar termal
dan zat dengan harga K kecil disebut penyekat termal. Dalam kasus ini menunjukkan
bahwa K bergantung pada temperatur. Elemen volum bahan penghantar konduktivitas
termalnya bisa berbeda. Jika perbedaan temperatur antar bagian zat kecil, maka harga K
tetap pada seluruh zat.
L. KONDUKTIVITAS TERMAL
Konduktivitas termal merupakan suatu fenomena transport dimana perbedaan
temperatur menyebabkan transfer energi termal dari suatu daerah benda panas ke daerah
yang lain dari benda yang sama pada temperatur rendah. Dengan kata lain, konduktivitas
termal merupakan kemampuan suatu benda untuk memindahkan kalor melalui benda
tersebut. Rumus konduktivitas termal :
Salah satu ujung batang di panaskan dengan dialiri arus listrik dan salah satu
ujung lainnya di dinginkan dengan dialiri air. Pada permukaan batang tersekat termal
dan kalor hilang melalui penyekat tersebut, kalor yang hilang dapat di hitung dengan
mengurangi laju kalor yang memasuki air dari laju energi yang diberikan. Hampir
semua logam , kalor yang hilang melalui permukaan batang sangat kecil jika di
bandingkan dengan kalor yang mengalir.
b. Benda yang di teliti bukan logam (berbentuk lempengan tipis)
Lempengan tipis diletakkan diantara dua balok tembaga yang salah satu ujungnya
dipanaskan dengan dialiri arus listrik dan ujung yang lain didinginkan dengan dialiri
air.Lempengan tipis dan balok tembaga bersentuhan termal. Laju pemberian kalor sama
dengan laju pemberian kalor oleh air, berarti hanya sedikit kalor yang hilang melalui
pinggirannya.
Konduktivitas termal besar merupakan penghantar kalor yang baik, sedangkan
konduktivitas termal kecil merupakan penghantar kalor yang buruk. Gas pada umumnya
merupakan penghantar kalo yang paling buruk. Pada tekanan di atas nilai tertentu
bergantung pada sifat gas dan dimensi bejana tempat gas tersebutdan konduktivitas
termalnya tidak bergantung pada tekanan.
M. KONVEKSI KALOR
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan
dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Jika perpindahannya dikarenakan perbedaan
kerapatan karena perbedaan temperatur disebut konveksi alamiah. Jika gerakan fluida
disebabkan oleh gaya pemaksa dari luar contohnya dari pompa atau kipas, maka disebut
konveksi paksa.
# kecepatan fluida
Konveksi : Q = h A ϴ (1.14)
1. Siklus Ideal
Jika semua panas yang di tambahkan ke sistem diubah menjadi usaha eksternal, sistem tidak
dapat kembali ke kondisi semula. Pada proses siklus ideal, usaha yang membawa substansi
(sistem) kembali ke keadaan awalnya akan ditinjau. Perpindahan panas adalah energi panas
dalam perjalanan karena perbedaan suhu, yang peduli tentang bagaimana mengontrol
(meningkatkan atau mengurangi) laju perpindahan panas dengan perbedaan suhu tertentu atau
bagaimana mengurangi perbedaan suhu ketika laju perpindahan panas ditetapkan. Karena panas,
dalam termodinamika klasik, adalah parameter proses, tidak ada diagram properti yang dibuat
dengan panas sebagai horizontal atau vertikal.
Gambar 2 Diagram properti siklus reversibel. (a) diameter p-v; (b) Diagram TS.
berkoordinasi untuk menganalisis kinerja perpindahan panas. Alih-alih, diagram umum untuk
menganalisis variasi suhu fluida dalam penukar panas adalah diagram T-A, yang dibuat dengan
suhu, T, dan area pertukaran panas, A, secara terpisah sebagai koordinat vertikal dan horizontal.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3, suhu fluida panas turun dari Th masuk di inlet ke Th keluar di
outlet dan suhu fluida dingin naik dari Tc, di inlet ke Tc keluar di outlet. Sementara itu, pada kedua
sisi daerah naungan dA, temperatur fluida panas dan dingin adalah Th dan Tc, dan karenanya
fluks panas, dq, antara fluida panas dan dingin adalah
dq = K (Th – Tc) dA , (3)
di mana K adalah koefisien perpindahan panas dari penukar panas.
Gambar 3 Variasi suhu fluida dengan luas perpindahan panas
di penukar panas counter-flow.
Integral dari persamaan. (3) menawarkan total panas yang ditransfer antara fluida panas dan
dingin di penukar panas, yang sesuai dengan luas segiempat pada Gambar 3.
Meskipun segiempat dalam diagram T-A dapat mencerminkan kinerja perpindahan panas dalam
penukar panas, area A bukan merupakan parameter keadaan fluida, dan dengan demikian area di
bawah kurva suhu fluida panas dan dingin tidak memiliki arti fisik yang jelas. Yang terpenting,
diagram T-A bukanlah diagram properti dalam perpindahan panas dan tidak dapat
mengungkapkan ireversibilitas perpindahan panas.
Dalam dinamika partikel, kecepatan dan lokasi menentukan keadaan partikel yang
bergerak, yang berarti kecepatan dan lokasi merupakan parameter keadaan untuk gerak partikel.
Dalam mekanika fluida, tekanan, kecepatan, percepatan, momentum dan energi kinetik adalah
semua parameter keadaan untuk menggambarkan keadaan aliran fluida. Semua parameter status
ini memenuhi persamaan pengatur terkait. Selain itu, harus diperhatikan bahwa karena setiap
parameter status sistem hanya sesuai dengan satu parameter proses dengan karakteristik yang
sama, tidak perlu membedakan parameter status dan proses dalam mekanika fluida, misalnya
disipasi energi mekanik yang setara dengan pembangkitan energi panas.
du = đw (adiabatik)
jika proses tidak adiabatik, Hukum I menjadi :
Dahulu : untuk đw yaitu kerja oleh sistem, sehingga dalam persamaan diatas menjadi -đw, maka:
- đQ = du +iniđw
Konsekuensi (dulu) berkiblat pada sudut pandang ahli teknik, yang berkepentingan pada
dengan kerja yang diproduksi oleh mesin/ sistem. Kini konvensi berkiblat pada sistematika
proses yang masuk ke sistem positif, karena menambah energi sistem:
Konvensi / tanda :
- (sebaliknya)
a. Proses isotermal dT = 0 →
du = Cv dT = 0
PV = nRT = c
c
T2 T3 P= → P1V1=P2V2
V
2 T1
W T1<T2<T3
0 1 2 V
du = đQ + đw du = 0
∴ đQ = - đw dw = - Þdv p =
nRT
v
V2
W = - ∫ p dV
V1
EKSPANSI ISOTERMAL
Proses isotermal dapat terjadi di semua jenis sistem yang memiliki beberapa cara untuk
mengatur suhu, termasuk mesin yang sangat terstruktur, dan bahkan sel hidup . Beberapa bagian
dari siklus beberapa mesin panas dilakukan secara isotermal (misalnya, dalam siklus
Carnot ).Dalam analisis termodinamika reaksi kimia , biasanya menganalisis terlebih dahulu apa
yang terjadi dalam kondisi isotermal dan kemudian mempertimbangkan pengaruh
suhu. Perubahan fase , seperti peleburan atau penguapan , juga merupakan proses isotermal
ketika, seperti yang biasanya terjadi, terjadi pada tekanan konstan. Proses isotermal sering
digunakan dan merupakan titik awal dalam menganalisis proses non-isotermal yang lebih
kompleks.
Ekspansi gas ideal yang dapat dibalik dapat digunakan sebagai contoh pekerjaan yang
dihasilkan oleh proses isotermal. Yang menarik adalah sejauh mana panas diubah menjadi
pekerjaan yang dapat digunakan, dan hubungan antara gaya pembatas dan tingkat pemuaian.
Siklus Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja (working
substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses
adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat
mengalami ekspansi dan menyerap kalor.
SIKLUS CARNOT
Usaha total
Kita amati pada proses adiabatic
2 3
4 1
Efisiensi diatas merupakan Effisiensi Mesin Carnot Termik.
Effisiensi mesin secara umum dapat dituliskan sebagai:
η=Q2-Q1Q2
η=WQ2
η=Q2-Q1Q1
Dari persamaan
Q2-Q1Q2=T2-T1T2
T2-T1Q2=Q2-Q1T2
T2Q2-T1Q2=Q2T2-Q1T2
T1Q2=T2Q1
Q1T1=Q2T2
QT=C
Jadi
A. REFRIGERATOR CARNOT ( Mesin Pendingin Carnot)
Mengingat mesin Carnot merupakan mesin kalor reversible, maka mesin tersebut dapat
dibalik. Mesin tersebut merupakan mesin pendingin atau refrigerator Carnot.
Pada refrigerator Carnot berlaku
T2'>T1,
W=Q2-Q1
W= kalor yang masuk / diperlukan
Q1= kalor yang dihisap
Perbandingan antara kalor Q1 yang dapat dihisap dengan usaha yang digunakan W
merupakan koefisien performance C.
c=T1'T2'-T1'
c=Q1'W'=Q1'Q2'-Q1'
Theorema Carnot berbunyi : “ Tak ada sebuah mesin yang bekerja antara dua reservoir
tertentu dapat lebih effisien daripada mesin Carnot yang bekerja antara kedua reservoir
Bukti:
Misalkan sebuah mesin Carnot (R) dan suatu mesin lain (I) bekerja diantara dua reservoir
yang samadan diatur demikian sehingga keduanya melakukan usaha yang sama yaitu W.
Mesin Carnot R
1. Menghisap kalor reservoir panas.
2. Melakukan usaha W.
3. Mengeluarkan kalor Q1-W kepada reservoir dingin
4. Daya Guna ηR=WQ1
Mesin Lain I
1. Menghisap kalor Q, dari reservoir panas.
2. Melakukan usaha W
3. Mengeluarkan kalor Q1'-W kepada reservoir dingin
4. Daya guna η1=WQ'
Misalkan bahwa daya guna mesin I lebih besar dari R
ηI>ηR
WQ,>WQ1
Q1>Q'
Misalkan sekarang bahwamesin I menjalankan mesin Carnot R yang bekerja sebagai mesin
pendingin. Pada peristiwa ini secara simbolikditunjukkan sebagai gambar
Karena seluruh usaha adalah untuk kepentingan bersama maka mesin kalor dan mesin
pendingin ini dapat digabungkan sehingga keseluruhannya merupakan alat yang bekerja
sendiri.
Kalor bersih yang diserap dari reservoir dingin adalah:
Q1-W-Q1-W=Q1-Q1'
Harga ini adalah positif. Kalor bersih yang dikeluarkan kepada reservoir panas juga =Q1-
Q1'
Jadi kesimpulannya alat yang bekerja sendiri ini memudahkan kalor sebesar Q1-Q1, dari
reservoir dingin ke reservoir panas. Hal ini bertentangan dengan hukum II Termodinamika
(Azas Clausius).
Hal ini berarti bahwa pengandaian ηI>ηR salah. Maka seharusnya adalah:
ηI≤ηR
2
W =−W eks =−Y eks∫ dx
1
Dengan Y eks menyatakan besaran intensif lingkungan (eksternal) yang pada umumnya
konstan.
Contoh:
1) Kerja pada proses perubahan volume yang irreversible. Perubahan volume gas
secara spontan apabila stopper dilepas. Kerja pada proses spontan ini dinyatakan
dengan:
V2
W =Peks ∫ dV
V2
W =Peks (V 2−V 1)