PRODI :FISIKA
Nim : 4182240004
b) Filsafat fisika
adalah interdisiplin ilmu yang mengkaji ilmu fisika berdasarkan
interpretasinya secara konseptual terhadap materi atau(dan) gelombang, ruang
dan waktu, serta realitas. Meskipun saat ini kajian filsafat fisika
menitikberatkan bahasannya pada ilmu fisika modern, atau yang telah jauh
berkembang seperti mekanika kuantum, kosmologi dan mekanika
statistik, fisika klasik, tidak dapat dipungkiri telah menjadi batu loncatan
bagaimana para ilmuwan dan filsuf modern mendekripsikan realitas serta
segala entitas yang ada di dalamnya.Filsafat fisika memberikan perhatian
terhadap seluruh aspek fisis dari realitas. Aspek ini berupa aspek spasial
(berkaitan dengan ruang) dan aspek temporal (berkaitan dengan waktu),
sehingga dalam filsafat fisika, eksistensi dan sifat alami dari ruang-waktu
menjadi bahasan utama. Selain itu materi juga menjadi bahasan penting,
karena dunia yang dapat kita lihat dan rasakan tersusun dari "tak hingga"
materi. Namun materi dalam bahasan filsafat fisika tidak hanya yang memiliki
wujud fisis, medan dan gelombang contohnya termasuk dalam
bahasan, karena medan dan gelombang merupakan penyusun dari entitas
berwujud fisis dalam realitas
2. Berikan filsafat fisika tentang
a. GLB, GLBB, Gerak melingkar, Gerak Peluru
b. Hukum Newton
Jawab :
a. Gerak Lurus Beraturan
• Jarak dan perpindahan
Bayangkan kita berada di pinggir jalan lurus dan panjang. Posisi Anda saat itu di A.
Grafik di atas menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t)
suatu benda yang bergerak lurus. Semua benda yang bergerak lurus beraturan akan
memiliki grafik v - t yang bentuknya seperti gambar. Anda dapat menghitung jarak
yang ditempuh oleh benda dengan cara menghitung luas daerah di bawah kurva bila
diketahui grafik (v - t)
Jarak yang ditempuh = luas daerah yang diarsir pada grafik v – t
Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun demikian, GLBB juga dapat
berarti, bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat
hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Dalam
modul ini, kita tidak, menggunakan istilah perlambatan untuk gerak benda
diperlambat. Kita tetap saja, menamakannya percepatan, hanya saja nilainya negatif.
Jadi perlambatan sama dengan, percepatan negatif.
Contoh sehari-hari GLBB dipercepat adalah peristiwa jatuh bebas. Benda jatuh dari
ketinggian tertentu di atas. Semakin lama benda bergerak semakin cepat.
Bila dua persamaan GLBB di atas kita gabungkan, maka kita akan dapatkan
persamaan, GLBB yang ketiga (kali ini kita tidak lakukan penalarannya). Persamaan
ketiga GLBB,dapat dituliskan:
• Jatuh Bebas
Pada jatuh bebas ketiga persamaan GLBB dipercepat yang kita bicarakan
pada kegiatan sebelumnya tetap berlaku, hanya saja v0 kita hilangkan dari
persamaan karena harganya nol dan lambang s pada persamaan-persamaan tersebut
kita ganti dengan h yang menyatakan ketinggian dan a kita ganti dengan g.
Jadi, ketiga persamaan itu sekarang adalah:
dari persamaan waktu jatuh, terlihat bahwa waktu jatuh benda bebas hanya
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h = ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi.
Jadi berat dan besaran-besaran lain tidak mempengaruhi waktu jatuh. Artinya
meskipun berbeda beratnya, dua benda yang jatuh dari ketinggian yang sama di
tempat yang sama akan jatuh dalam waktu yang bersamaan. Dalam kehidupan kita
sehari-hari mungkin kejadiannya lain. Benda yang berbeda beratnya, akan jatuh
dalam waktu yang tidak bersamaan. Hal ini dapat terjadi karena adanya gesekan
udara. Percobaan di dalam tabung hampa udara membuktikan bahwa sehelai bulu
ayam dan satu buah koin jatuh dalam waktu bersamaan.
Sebuah benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar beraturan ataupun
yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu.
Banyaknya putaran setiap waktu disebut frekuensi (f) sedangkan lama waktu untuk
melakukan satu putaran disebut periode (T).
Dimana :
f : frekuensi (hertz)
n : jumlah putaran
T : periode (sekon)
Dimana:
r = jari-jari
jari yaitu jarak titik partikel terhadap pusat lingkaran (meter), dan
Posisi partikel juga dapat dinyatakan dengan fungsi sudut terhadap waktu disebut
Posisi sudut, yaitu:
Dimana:
S=θr
Dimana:
r = jari-jari
jari lingkaran (m).
• Kecepatan
Kecepatan yang dialami partikel dalam gerak melingkar terdiri atas dua
macam yaitu kecepatan sudut ( ) dan kecepatan linier ( ). Kecepatan sudut dan
kecepatan linier memiliki hubungan:
h
Dimana:
Kecepatan sudut sesaat ( ) diperoleh dari turunan posisi sudut terhadap waktu,
yaitu
Dalam gerak melingkar beraturan kecepatan sudut benda tetap (nilai dan
arahnya tetap) maka baik kecepataan sesaat maupun rata-ratanya
rata ratanya akan bernilai
bernil sama.
Sedangkan untuk kecepatan linier nilainya tetap tetapi arahnya selalu berubah.
Kecepatan sudut ini sering disebut juga frekuensi sudut karena dapat diperoleh dari
frekuensi, yaitu:
- Gerak Parabola
Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi
kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi oleh
gravitasi. Karena gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu
fisika yang membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya).
• Jenis-jenis Gerak
Parabola Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak
parabola.
Kedua, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada
ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.
Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak
pada gambar di bawah.
• Menganalisis Gerak Parabola
Bagaimana menganalisis gerak peluru ? Eyang Galileo telah menunjukan
jalan yang baik dan benar. Beliau menjelaskan bahwa gerak tersebut dapat dipahami
dengan menganalisa komponenkomponen horisontal dan vertikal secara terpisah.
Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana melibatkan sumbu horisontal dan
vertikal. Jadi gerak parabola merupakan superposisi atau gabungan dari gerak
horisontal dan vertikal. Kita sebut bidang gerak peluru sebagai bidang koordinat xy,
dengan sumbu x horisontal dan sumbu y vertikal.
Kedua,, gerakan benda setelah diberikan kecepatan awal pada ketinggian tertentu
dengan arah sejajar horisontal.
b. Hukum Newton
Hukun Newton menghubungkan percepatan sebuah benda dengan massanya dan
gaya-gaya
gaya yang bekerja padanya. Ada tiga hukum Newton tentang gerak, yaitu
Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton.
Ne
HUKUM I NEWTON
“ Sebuah benda tetap pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak
dengan kecepatan tetap kecuali ia dipengaruhi oleh suatu gaya tidak seimbang atau
gaya eksternal neto ( Gaya neto = gaya resultan)”
Gambar di atas menunjukkan sebuah buku berada di atas meja dalam sebuah
gerbong kereta. Pada saat gerbong berhenti di stasiun, maka gerbong dan buku
dikatakan diam terhadap stasiun. Jika gerbong bergerak meninggalkan stasun, maka
buku dikatakan bergerak relative terhadap stasiun, dan buku dikatakan diam relative
terhadap gerbong. Jadi jika kerangka acuannya stasiun, maka buku dikatakan
bergerak, tetapi jika kerangka acuannya gerbong maka buku dikatakan tetap diam.
Sebuah kerangka acuan di mana hukum –hukum Newton berlaku dinamakan
kerangka acuan inersia
Gaya adalah suatu pengaruh pada suatu benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan besarnya
percepatan yang dihasilkan gaya itu
Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansi terhadap
percepatan. Rasio dua massa dapat didefinisikan sebagaiberikut; Jika gaya F
dikerjakan pada benda bermassa m1, dan menghasilkan percepatan a1.
HUKUM II NEWTON
Perlu diingatkan lagi disini bahwa persamaan diatas adalah persamaan vektor,
karena itu persamaan tersebut setara dengan tiga buah persamaan skalar yaitu Fx =
max; Fy = may; dan Fz = maz Gaya sebesar 1 Newton diartikan sebagai besarnya
gaya yang bila dikerjakan pada benda bermassa 1 kilogram akan menghasilkan
percepatan 1 ms-2.
Berat sebuah benda adalah gaya gravitasional yang dilakukan oleh bumi padanya.
Berat termasuk gaya, karena itu berat merupakan besaran vector dengan arah sesuai
denga arah gaya gravitasi yaitu menuju ke pusat bumi.
Jika sebuah benda massanya m dijatuhkan bebas maka percepatannya adalah
percepatan gravitasi g dan gaya yang bekerja padanya adalah gaya berat W. ρ
W = mg
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan sebagai akibat saling tindak
antara dua benda. Bila benda A dikenai gaya oleh gaya B, maka benda B akan
dikenai gaya oleh benda A. Pasangan gaya ini dikenal sebagai pasangan aksi-reaksi.
Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan
yang lain disebut reaksi, sedemikian rupa sehingga aksi = - reaksi.Yang mana
disebut aksi dan yang mana yang disebut reaksi tidaklah penting, yang penting
kedua-duanya ada
(3) bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang lain
bekerja pada benda B.
b. Gelombang Longitudinal
Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus menerus, akan terjadi gelombang
yang merambat pada slinki dan membentuk pola rapatan dan regangan. Gelombang
longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah getarnya.Contoh
gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi. Satu gelombang longitudinal terdiri
atas satu rapatan dan satu regangan seperti pada Gambar. Besaran-besaran yang
digunakan pada gelombang longitudinal sama dengan besaran-besaran pada
gelombang transversal.
Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik
adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang
sama dengan kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar, sedangkan
pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan.
Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan, pada rangkaian seri tegangan sangat
tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak
berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh Hukum Kirchoff
yang berbunyi “jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang keluar”. Berdasarkan Hukum Ohm dapat disimpulkan cara mengukur
tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena
tegangan sebanding dengan kuat arus, tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus
adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm
Hukum Ohm
Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik. tetapi
melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat
alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan
seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti
hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon
Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal
dengan sebutan hukum Ohm
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan
arah gerak elektron.
uatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu
penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat
arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap
satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus
listrik I adalah:
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari
kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub
positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih
tinggi dibandingkan kutub negatif.
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal
dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum
Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda
potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik
atau resistansi (R) dengan satuan ohm.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat
hubungan sebagai berikut:
Hukum Kirchoff
• Hukum I Kirchoff
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik
melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan
besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan
pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut
juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik
yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
• Hukum II Kirchoff
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian
yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya
ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara
rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus
untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II
Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan
penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
W=V.I.t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah
Daya Listrik
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W)