Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Oleh :

Putri Amalia Chusnul Chotimah

2309056011

LABORATORIUM REKAYASA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika merupakan cabang ilmu fisika klasik yang berkembang sejak berabad-abad
yang lalu pada zaman Galileo dan Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum benda-
benda jatuh sedangkan Newton mem-pelajari gerak benda pada umumnya. Mekanika
merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak yang
bekerja terhadap sebuah benda. Mekanika terbagi atas sub-sub pokok materi yang
terdiri dari statika yang di dalamnya mempelajari benda diam. kinematika yang
mempelajari benda bergerak, dan dinamika ilmu yang mempelajari benda yang
terpengaruh oleh gaya.

Mekanika menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel. Dinamika merupakan


cabang ilmu atau studi tentang mekanika yang meninjau gerak partikel dengan
memperhatikan penyebab geraknya, yang berhubungan dengan konsep-konsep kondisi
gerak benda dan keadaan-keadaan luar yang bisa menyebabkan perubahan keadaan
pada sebuah gerak benda.

Gerak adalah proses berpindahnya suatu benda dari satu titik ke titik yang lainya.
Salah satu jenis dari gerak yang umum adalah gerak lurus. Sesuai dengan sebutannya,
gerak lurus memiliki arti gerak dari sebuah benda yang lintasannya berupa garis lurus
atau lintasan yang relative lurus pada selang waktu tertentu. Gerak dapat dibedakan
menjadi dua yaitu gerak lurus dengan kecepatan tetap yang dapat disebut dengan Gerak
Lurus Beraturan (GLB) dan gerak lurus dengan percepatan tetap yang dapat disebut
dengan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).

Oleh karena itu, pratikum ini dilakukan agar pratikan dapat mengetahui dan mampu
memahami tentang jarak suatu benda dan perpindahan dari gerak. Serta mampu
menghitung laju dan kecepatan rata-rata. Mampu menghitung perlajuan dan percepatan
rata-rata. Mengetahui manfaat atau kegunaan GLB dan GLBB yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui jumlah getaran yang dihasilkan pada pegas yang diberikaan
massa dengan berat berbeda.
2. Untuk mengetahui perbedaan kecepatan yang dihasilkan pada pita ukur yang
diberikan massa dengan berat yang berbeda.
3. Untuk mengetahui penerapan mekanika dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 Manfaat Percobaan
1 Dapat mengetahui jumlah getaran yang dihasilkan pada pegas yang diberikaan
massa dengan berat berbeda.
2 Dapat mengetahui perbedaan kecepatan yang dihasilkan pada pita ukur yang
diberikan massa dengan berat yang berbeda.
3 Dapat mengetahui penerapan mekanika dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berhubungan
dengan proses, sikap, dan produk ilmiah. Ilmu fisika dibutuhkan untuk mempelajari
fenomena alam yang menuntut kemampuan berpikir logis dan bertindak nyata secara
sistematis, terpadu, dan komprehensif. Mahasiswa diharapkan tidak hanya mempelajari
tentang konsep, teori, dan fakta ilmiah, tetapi juga aplikasi ilmu fisika dalam kehidupan
sehari-hari, banyak juga penjelasan tentang apa itu fisika (Prihatini dkk, 2017).

Fisika juga merupakan ilmu yang mempunyai banyak persamaan untuk setiap pokok
materinya. Perhitungan fisika memerlukan ketelitian dalam pengerjaannya agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengerjakan soal, melakukan praktikum, dan melakukan
perhitungan yang berhubungan dengan materi fisika Penelitian bertujuan untuk
membuat suatu alat kalkulator fisika sederhana dalam materi (Okyranida dkk, 2021).

Suatu pemahaman tentang sebuah benda yang bergerak sekitar abad ke-16 dan ke-17 M
oleh beberapa ilmuwan diantaranya Galileo Galilae (1564-1642) dan Sir Isaac Newton
(1642-1727). Menurut penjelasan dari (Prihatini dkk, 2017). Studi terhadap benda
bergerak termasuk ke dalam bidang kinematika Gerak hanya berada di sepanjang garis
lurus. Garisnya mungkin vertikal (seperti gerak pada buah yang jatuh dari pohonnya),
horizontal (seperti gerak mobil di jalan raya, atau miring, tetapi harus garis lurus. Objek
bergerak dapat berupa partikel (yang kita artikan sebuah objek atau benda seperti titik,
misalnya elektron), atau objek yang bergerak seperti partikel (dimana setiap bagian dari
partikel bergerak dalam arah dan kecepatan yang sama). Seekor babi beku yang
tergelincir di atas papan seluncur dapat dipertimbangkan bergerak seperti halnya sebuah
partikel akan tetapi, tumbleweed yang jatuh terguling tidak akan dianggap seperti itu,
karena beberapa titik yang berada di dalamnya bergerak ke arah yang
berbeda/berlawanan.

Dikutp dari (Prihatini dkk, 2017). Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak
partikel dengan lintasan berbentuk garis lurus dalam arah yang tetap yang menempuh
jarak yang sama dalam tiap satuan waktu. Gerak lurus beraturan biasa dikenal dengan
nama Gerak Satu Dimensi dengan Percepatan Nol. Hubungan perpindahan ini
mempunyai nilai yang berbanding lurus terhadap waktu dan kecepatan konstan.
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan
kecepatannya berubah secara teratur tiap detik, dan perubahan kecepatan tiap detik
adalah percepatan. Dengan begitu, pada GLBB benda mengalami percepatan secara
teratur atau tetap Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam
lintasan garis lurus dengan percepatan tetap ciri umum GLBB adalah bahwa dari waktu
ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat, dengan kata lain
gerak benda dipercepat, tapi, GLBB juga berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan
benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya berhenti (Prihatini dkk, 2017).

(Josephine, 2020). Menyatakan bahwa sebuah Kecepatan dan Kelajuan Istilah


kecepatan dan kelajuan dikenal dalam perubahan gerak. Kecepatan termasuk ke dalam
besaran vektor, sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Besaran vector adalah
hal yang memperhitungkan arah gerak, sedangkan besaran scalar hanya memiliki besar
tanpa memperhitungkan arah gerak benda. Kecepatan merupakan perpindahan yang
ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan kelajuan dikatakan sebagai suatu jarak yang
dapat ditempuh dalam satuan waktu atau sekon .

Kecepatan rata-rata v didefiniskan sebagai perpindahan yang ditempuh terhadap waktu.


Jika suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x dan posisinya dinyatakan dengan
koordinat-x, secara matematis persamaan kecepatan rata-rata dapat ditulis sebagai
berikut:

𝑣 = 𝑥 / 𝑡...........................................................(2.1)

(Josephine, 2020).

Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑣 = s/t...........................................................(2.2)

(Josephine, 2020).
Percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan dalam waktu yang sangat singkat. Seperti
halnya menghitung kecepatan sesaat, untuk menghitung sebuah percepatan sesaat, kita
perlu mengukur perubahan kecepatan dalam selang waktu yang singkat (mendekati nol).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

a =v/t...........................................................(2.3)

(Josephine, 2020).

Percepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai percepatan rata-rata pada limit Δt yang
menjadi sangat kecil, mendekati nol. Percepatan sesaat (a) untuk satu dimensi dapat
dituliskan sebagai berikut:

a =lim.v/t...........................................................(2.4)

(Josephine, 2020).

Dalam hal ini Δv menyatakan sebuah perubahan yang sangat kecil pada suatu kecepatan
selama selang waktu Δt yang sangat pendek. Perhatikan dengan teliti bahwa kecepatan
adaalah suatu hal yang menunjukkan seberapa cepat suatu posisi berubah sementara
seberapa cepat kecepatan dapat berubah dikatakan sebagai percepatan (Josephine,
2020).

Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahana Yunani mechanikos, “seseorang yang
ahli didalam bidang mesin”) adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan
ilmu yang mempelajari bagaimana pelaksanaan mesin, alat atau benda yang seperti
mesin. Mekanika merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu fisika terutama
untuk ilmuwan dan rekayasawan. Mekanika ialah ilmu yang mempelajari gaya gerak
suatu benda serta efek dari gaya yang dihasilkannya (Noer dan Dayana, 2021).

Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang paling tua, seperti halnya di sampaikan
oleh (Taupiq dan Kaniawati, 2023). tentang berhubungan dengan materi,
khususnya pergerakan benda. Mekanika mempelajari statika, kinematika dan dinamika.
Kinematika fokus pada pergerakan benda tanpa mempertimbangkan penyebabnya,
sedangkan dinamika mempertimbangkan dan menghitung penyebab pergerakan benda.
Studi mekanika memiliki signifikansi yang besar dalam perkembangan ilmu fisika
karena erat kaitannya dengan peristiwa sehari-hari. Fisika menjelajahi fenomena alam
yang dapat diamati dan diukur, dan mekanika secara khusus berkaitan dengan salah satu
fenomena tersebut yang dapat diamati dan diukur di alam. Sejak zaman kuno Yunani,
pengamatan dan pemikiran tentang gerakan benda, yang menjadi inti dari mekanika,
telah memikat perhatian manusia. Aristoteles termasuk di antara individu terkemuka
yang secara luas mengamati gerakan benda, dan hal ini tetap menjadi fokus utama
penelitian ilmiah sepanjang Sejarah. Aristoteles, seorang filsuf pada zaman Yunani
Kuno, mengembangkan konsep bahwa elemen dasar dalam kehidupan terdiri dari air,
tanah (bumi), udara, api, dan eter. Konsep ini pun digunakan untuk menjelaskan
berbagai fenomena alam, termasuk gerakan benda. Aristoteles berpendapat bahwa
setiap benda dalam alam semesta akan bergerak menuju tempatnya yang alamiah sesuai
dengan sifat-sifat elemen dasar tersebut.Gerakan alamiah bagi air dan tanah (bumi)
adalah gerakan menuju pusat dan gerakan jatuh bebas, sementara adapun gerakan
alamiah bagi api dan juga udara adalah gerakan menjauh dari pusat dan lompatan keatas

Pemikiran awal mengenai mekanika dimulai pada masa Aristoteles (384-322 SM).
Bidang ilmu mekanika yang paling awal ialah mekanika bends langit. Aristoteles
beranggapan bumi sebagai objek yang diam dengan banyak bintang bintang yang
mengelilinginya mengalami pergerakan atau perputaran. Pemikiran Anstoteles
kemudian mengundang tokoh lain untuk mengembangkan pemikiran terebut contohnya
astronomi bernama Tycho Brahe pada abad ke-16 Masehi dan dikembangkan lagi oleh
muridnya yang bernama Johannes Kepler pada abad 17 (Noer dan Dayana, 2021).

Hukum Newton merupakan hukum yang menggambarkan hubungan antara gaya yang
bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum gerak ini merupakan
dasar mekanika klasik yang dijabarkan dalam tiga hukum fisika. Sesuai namanya,
hukum Newton pertama kali dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1643-1722), seorang
ahli fisika, matematika, dan filsafat asal Inggris. Kala itu, ia menerbitkan sebuah karya
berjudul Philo-sophiae Naturalis Principia Mathematica, kemudian digunakan untuk
menjelaskan dan meneliti tentang gerak dari bermacam benda ataupun fisik dan sebuah
sistem (Susetyo, 2022).

Galileo menyatakan bahwa sebuah benda yang sedang bergerak pada permukaan yang
horizontal dengan kelicinan sempurna (tanpa gesekan) akan tetap terus bergerak dengan
kelajuan konstan. Berdasarkan pendapat Galileo tersebut, pada tahun 1687 Isaac
Newton menyatakan hukum pertamanya tentang gerak, yang dikenal sebagai Hukum I
Newton. Hukum I Newton mengatakan bahwasanya, di jelaskan oleh (Saputra, 2016).
Bunyinya berupa “Setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan
gaya bekerja pada benda itu sama dengan nol”.

Apabila membahas tentang gerak suatu benda, maka tidak terlepas dari gaya maupun
Hukum Newton. Gerak suatu benda dapat dijelaskan oleh ketiga hukum Newton, yaitu:
I = m*r^2...........................................................(2.5)
Σ𝐹⃗ = 𝑚. 𝑎⃗...........................................................(2.6)
𝐹 ⃗12 = -𝐹 ⃗21...........................................................(2.7)
(Okyranida dkk, 2021).

Hukum II Newton menyatakan bahwa percepatan suatu benda sebanding dengan gaya
netto yang bekerja padanya dibagi dengan massa benda tersebut. Hukum kedua Newton
memiliki bentuk yang mirip dengan hukum dinamika Aristoteles, tetapi ada dua
perbedaan penting. Pertama, gaya menyebabkan perubahan percepatan, bukan
kecepatan, sehingga dalam keadaan tanpa gaya, kecepatan akan tetap konstan (hukum
pertama). Kedua, hambatan terhadap gerakan disebabkan oleh massa benda itu sendiri
serta medium di mana benda tersebut bergerak. Dalam bahasa ilmiah saat ini, Hukum II
Newton dapat dinyatakan bahwa dalam kerangka acuan diam, percepatan benda
sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik
dengan massa benda tersebut. Hukum Newton yang kedua dapat dinyatakan dalam
notasi matematika sebagai:
a = f/m...........................................................(2.8)

(Taupiq dan Kaniawati, 2023).

Hukum III Newton hukum-hukum gerak sebelumnya yang diperkenalkan oleh


Newton. Hukum ini mengatakan setiap aksi memiliki reaksi yang sama dan
berlawanan. Misalnya, jika benda A memberikan gaya sebesar F kepada benda B,
maka benda B akan memberikan gaya sebesar -F kepada benda A. Meskipun
besar gaya tersebut sama, arahnya berlawanan. Hukum ini dikenal sebagai
hukum aksi-reaksi, dimana F adalah aksi dan -F adalah reaksinya (Taupiq dan
Kaniawati, 2023).
Dapat disimpulkan bahwa sejarah perkembangan teori Mekanika Newtonian merupakan
bagian dari perkembangan mekanika klasik hingga mekanika
modern. Mekanika ketika dipandang dalam fungsi menunjukkan banyak hal dan
manfaat untuk pengetahun di kehidupan sehari-hari (Taupiq dan Kaniawati, 2023).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Praktikum Fisika Dasar dengan modul “Mekanika” dilaksanakan pada hari Jumat Pada
pukul 15:45 WITA. Bertempat di Laboratorium Laboratorium Elektro Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Rel presisi
2. Kaki rel
3. Pengambung rel
4. Klem meja
5. Tali nilon
6. Katrol
7. Beban bercelah (50 gram, 100 gram, dan 150 gram)
8. Stopwath/jam henti
9. Kereta dinamika
10. Meteran
11. Pita ketik
12. Catu daya
13. Kabel penghubung 25 cm warna kuning
14. Kabel penghubung 25 cm warna biru
15. Kertas karbon

3.2.2 Pegas Helix


1. Dasar statif
2. Kaki statif
3. Pegas helik 10 N/m
4. Batang statif 250 mm
5. Beban bercelah
6. Penggantung beban
7. Pasak
8. Jam henti/stopwatch
9. Basshead bulat
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Ukur jarak dari sisi bawah beban ke lantai.
2. Bersiaplah untuk melepaskan kereta dinamika agar bergerak di sepanjang rel
dan menangkapnya pada saat akan mencapai ujung rel untuk mencegah kereta
bergerak keluar rel dan jatuh ke lantai.
3. Hidupkan pewaktu ketik dan lepaskan kereta dinamika, biarkan bergerak
disepanjang rel dan tengkaplah kereta ketika hampir sampai ke ujung rel,
tetapi setelah beban menyentuh lantai.
4. Lepaskan pita dari kereta dinamika dan periksa hasil ketikannya.
5. Ketika sistem mulai bergerak, sistem tersebut (beban dan kereta) bergerak
dengan dipercepat sampai menyentuh lantai. Setelah gaya tarik hilang, system
bergerak lurus beraturan.
6. Tandai awal gerak lurus beraturan pada pita ketik, dan potong pita sepanjang 4
ketik.
7. Potongan pita ini digunakan sebagai ukuran kecepatan akhir system. Dengan
menganggap pewaktu ketik bergetar dengan perioda T
8. Ukur panjang pita dalam 4 ketik dan nyatakan dalam satuan m.
9. Hitung laju akhir sistem menggunakan persamaan v =s/t
10. Ulangi langkah 1 sampai 9 dengan beban m = 100 g dan beban m = 150 g.
11. Lengkapi Tabel 1 dengan data yang didapatkan.
Gambar 3.1 Rangkaian Gerak Lurus Berubah Beraturan

3.3.2 Prosedur Percobaan Pegas Helix


1. Digantungkan beban 100 gram pada pengaitnya, lalu dikaitkan pada kaitan
pegas
2. Pasang pegas 10 N/m pada statid dengan cara menggantungkan salah satu ujung
pegas pada pasak pemikul
3. Tahan pegas dengan beban 100 gram pada posisi seimbang, lalu dilepaskan
4. Siapkan jam henti
5. Hitung banyak getaran pada pegas selama 20 detik, catat hasilnya
6. Ulangi langkah 1 sampai 5 untuk beban 200 gram dan catat hasil-hasilnya
7. Lepaskan pegas dari gantungannya pada pasak pemikul. Pegang ujung atas
pegas dengan jari tangan
8. Ulangi langkah 1 sampai 5 untuk beban 200 gram dan catat hasil-hasilnya
4.4 Pembahasan

Pada percobaan pertama yaitu Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) pada percobaan
praktikum kali ini menggunakam kereta di atas rel yang di sambungkan dengan tali
yang telah diberi beban dan mesin pengetik yang telah di hubungkan ke catu daya
menggunakan kabel dan d beri kertas karbon beserta kertas sebagai penanda kecepatan
di tiap beban yang berbeda.

Kereta memiliki massa sebesar 20 gram atau setara dengan 0,02 kg, lalu kemudiaan
tinngi meja dari permukaan lantai yaitu 0,625 meter. Pada percobaan pertama
digunakan beban benda seberat 50 gram atau setara dengan 0,05 kg yang di total dengan
berat dengan kereta adalah 0,07 kg , berdasarkan data tersebut dapat diketahui
kecepatan dari panjang titik pada pita ketik yang dihasilkan yaitu 0,52 m/s dibagi
dengan waktu dari data tersebut yang mana dihasilkan percepatannya adalah 0,961 m/s.
Dengan data v yang diketahui kita dapat mencari jumlah energi potensial dari sebuah
sistem dengan rumus massa benda dikali dengan gravitasi dan ketinggian dari syste
tersebut, yang mana di sini digunakan ketinggian meja sebesar 0,625 m dari cara
tersebut diperoleh hasil sebesar 0,312 joule. Lalu kemudiaan mencari energi kinetik dari
sebuah sistem percepatan tersebut digunakan rumus massa yang dikalikan dengan
1
kecepatan gerak benda yang di kuadrat kan lalu dibagi mv 2
dengan perhitungan
2
tersebut di dapatkan hasil sebesar 0,032 joule.

Lalu kemudiaan menggunakan beban berat sebesar 100 gram data yang dihasilkan
adalah dengan beban 100 gram membutuhkan waktu sebesar 1,58 m/s. Total berat
kereta dan beban adalah 0,12 kg , dari data tersebut dapat diperoleh kecepatan sistem
tersebut adalah 0,625 m/s, energi potensial yang di hasilkan adalah sebesar 0,625 joule
dan energi kinetik yang didapatkan dari data tersebut adalah 0,037 joule.

Lalu pada percobaan GLBB terakhir menggunakan beban seberat 150 gram atau sebesat
0,15 kg yang jika ditotal dengan berat kereta adlah 0,17 kg dan waktu yang dihasilkan
dari sistem tersebut adalah 0,59 m/s. Dari data tersebut diperoleh kecepatan sistem
adalah 0,847 m/s dengan besar energi potensial yang diperolah adalah 0,937 joule dan
energi kinetiknya yang diperoleh adalah sebesar 0,060 joule.
Dari percobaan praktikum yang dilakukan terjadi faktor kesalahan ketika menghitiung
kecepatan waktu dari sistem tersebut, yang mengakibatkan tidak tepatnya atau data yang
dihasilkan tidak presisi, yang mana seharus nya semakin besar beban yang diberikan
pada kereta akan semakin cepat pula waktu yang didapatkan dari sistem tersebut.

Percobaan kedua yaitu GLB atau Gerak Lurus Beraturan menggunakan pegas helix,
pada percobaan kali ini dilakukan dengan cara menggantungkan beban pada pegas helix
yang telah di gantungkan pada tiang dan beban dua tahan lalu kemudian ketika
dilepaskan dihitung getaran yang diciptakan selama 20 detik, percobaan tersebut
dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama d gantungkan pada tiang penggantung
dan yang kedua digantungkan pada jari. Pada percobaan pertama menggunakan beban
sebesar 100 gram di dapatkan banyaknya getaran yang dihasilkan adalah sebnayak 37
ketika menggunakan tiang penggantung dan 37 ketika menggunakan jari, adapun hasil
yang didapatkan pada percobaan tersebut adalah besar T0 dan Tr sama besar karna
jumlah getarannya sama yaitu sebesar 0,540 s adapan frekuensi atau F0 dan Fr yang
dihasilkan adalah sebesar 1,85 Hz.

Pada percobaan kedua menggunakan beban sebesar 200 gram didapatkan banyak
getaran pada pegas yang dihasilkan sama dengan banyak getaran pada pegas yang
digantungkan pada jari yaitu sebanyak 29 dengan waktu 20s , lalu perioda yang di
hasilkan dari sistem ini adalah sebesar 0,689 s dan frekuensinya adalah 1,45 Hz.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin berat atau semakin banyak beban
yang diberikan pada sistem pegas helix jumlah getaran yang dihasilkan semakin sedikit
dengan kurun waktu yang sama seperti contoh pada prsktikum kali ini menggunakan
beban 100 gram dan beban 200 gram, ketika menggunakan beban 100 gram diperoleh
37 getaran dan ketika menggunakan beban 200 gram diperoleh banyak getaran sebesar
29 getaran. Lalu kemudian perioda yang dihasilkan dari sistem ini adalah semakin besar
massa yang diberikan maka semakin besar pula [erioda yang dihasilkan, dan ysng
terakhir frekuensi pada sistem semakin mengecil ketikan jumlah massa dari sitem
tersebut ditambahkan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Percobaan pegas heliks adalah percobaan fisika yang sering dilakukan untuk
memahami sifat-sifat pegas heliks, seperti konstanta pegas. Pada percobaan berat
atau massa yang diberikan pada pegas berpengaruh terhadap jumlah getaran yang
dihasilkan. Semakin besar massa yang diberikan, semakin sedikit getaran yang
dihasilkan.
2. Massa yang berbeda akan menghasilkan gaya yang berbeda pada pita ukur, karena
gaya = massa x percepatan (F). Oleh karena itu, massa yang lebih besar akan
menghasilkan gaya yang lebih besar, mengakibatkan percepatan yang lebih besar
pada pita ukur. Hal ini akan menyebabkan perbedaan dalam laju percepatan pita
ukur dengan massa yang berbeda.
3. Mekanika diterapkan dalam desain dan perawatan kendaraan seperti mobil, sepeda
motor, pesawat terbang, dan kereta api. Hukum-hukum gerakan digunakan untuk
mengoptimalkan desain kendaraan dan sistem rem, serta untuk memahami
bagaimana benda bergerak di atas permukaan yang berbeda.

5.2 Saran

Dalam Pratikum ini banyak peralatan yang sudah seharusnya diganti dan seharusnya
Pratikum ini dapat dilakukan lebih cepat. Kemudian untuk Format pengerjaan laporan
di tahun depan bisa dilakukan tanpa ada tulis tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Roni. 2016. Buku Ajar Fisika. Batam: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ibnu
Sina Batam.

Okyranida, Indica dkk. 2021. Perancangan Aplikasi Kalkulator Fisika Pada Materi
Gaya Newton. Jakarta Selatan: Universitas Indraprasta PGRI.

Taufiq, Muhammad dkk. 2023. Mekanika Newtonian dan signifikansi filosofisnya.


Semarang: Universitas Pendidikan Ganesha.

Prihatini, Sri dkk. 2017. Identifikasi Factor Perpindahan Terhadap Waktu Yang
Berpengaruh Pada Kinematika Gerak Lurus Beraturan (GLB) Dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB). Bandung: UIN Sunan Gunung Djari Bandung.

Josephine, Neny. 2020. Modul Pembelajaran SMA Fisika. Surabaya: SMAN 2


Surabaya

Noer, Zikri dkk. 2021. Buku Fisika Mekanika. Jawa Barat: Guepedia.

Susetyo, Bimo. 2022. Mengenal Mekanika Dan Penerapannya. Sumatra Barat: CV.
Mitra Cendekia Media.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai