Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Oleh :

BONARDO OLOAN PANGARIBUAN

2309086055

LABORATORIUM REKAYASA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat dasar alam semesta,
termasuk gerak benda, gaya, energi, materi, panas, suara, cahaya, listrik, magnetisme, dan
berbagai fenomena alam lainnya. Ilmu ini berusaha untuk memahami prinsip-prinsip dasar
yang mengatur perilaku materi dan energi dalam berbagai situasi dan skala, mulai dari
partikel subatom hingga planet dan bintang. Fisika merupakan dasar bagi banyak cabang
ilmu pengetahuan lainnya, seperti kimia, biologi, astronomi, geologi, dan rekayasa.
Ilmuwan fisika mencari pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta dengan
merumuskan hukum-hukum dan teori-teori yang menjelaskan fenomena alam, seringkali
menggunakan metode ilmiah, pengukuran, eksperimen, dan pemodelan matematika.

Mekanika adalah salah satu cabang fisika yang mempelajari gerakan dan interaksi benda-
benda fisik dalam berbagai situasi. Mekanika merupakan salah satu bidang utama dalam
ilmu fisika yang fokus pada studi tentang bagaimana benda-benda bergerak, mengapa
mereka bergerak, dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Mekanika mencakup
berbagai konsep dan prinsip yang digunakan untuk menjelaskan pergerakan benda,
termasuk gerak translasi, gerak rotasi (gerak benda yang berputar), serta pengaruh gaya dan
energi dalam pergerakan. Dalam mekanika, kita mempelajari bagaimana benda-benda
bergerak, mengapa mereka bergerak, dan bagaimana kita dapat mengukur, menganalisis,
dan memahami pergerakan benda-benda dalam berbagai konteks.

Oleh karena itu, pada praktikum fisika mengenai mekanika terbagi menjadi dua percobaan
yaitu percobaan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dan percobaan pegas helix.
Dilakukannya percobaan ini bertujuan agar praktikan memahami hukum kekekalan energi
pada energi mekanik dan praktikandapat menentukan frekuensi resonansi pada pegas helix.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui berapa periode yang dihasilkan massa 100 gram pada percobaan
pegas helix.
2. Untuk mengetahui penerapan GLBB dalam kehidupan sehari-hari.
3. Untuk mengetahui ketinggian (h) dari percobaan GLBB menggunakan massa 100
gram.

1.3 Manfaat Percobaan


1. Dapat mengetahui periode yang dihasilkan dari massa 100 gram.
2. Dapat mengetahui GLBB dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dapat mengetahui ketinggian (h) dari percobaan GLBB dengan massa 100 gram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mekanika merupakan dasar ilmu untuk mempelajari cara gerak benda dan perubahan yang
menjadi penyebabnya, kriteria yang termasuk di dalamnya adalah dinamika, kinematika,
momentum serta usaha dan energi. Salah satu pemahaman tentang materi kinematika akan
menjadi suatu dasar untuk mempelajarinya contohnya seperti kecepatan, percepatan baik
kualitatif-konseptual maupun secara kuantitatifoperasinal (Pradana, 2020).

Gerak lurus beraturan adalah suatu gerak lurus yang mempunyai kecepatan konstan,
gerakan ini berbentuk linear dan nilai kecepatannya adalah hasil dari jarak dengan waktu
yang ditempuh. Hasil dari gerakan yang lurus membuat konsekuensi tidak dapat dibedakan
sehingga besaran nilai dari jarak dan perpindahan sama besar. Rumus gerak lurus beraturan
dapat dilihat pada persamaan

s
V = …………………………………..(2.1)
t

Keterangan :
v = kecepatan
s = jarak yang ditempuh
t = waktu tempuh
(Pradana, 2020).

Momentum suatu benda didefinisikan sebagai ukuran kesulitan untuk menghentikan gerak
suatu benda. Secara matematis momentum dinyatakan sebagai hasil kali antara massa dan
kecepatan suatu benda. Jika pada suatu sistem gaya eksternal netto yang bekerja adalah nol
maka nilai momentum total dari sistem adalah kekal (tetap konstan sepanjang waktu)
sehingga laju perubahan momentum total adalah nol.
n
P = ∑ mivi = konstan…………………….………………(2.2)
i

Hasil ini dikenal sebagai hukum kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum ini
kana berguna ketika mempersoalkan peristiwa tumbukan. Hukum kekekalan momentum
merupakan hukum yang sangat penting dalam fisika (Utari, 2017).

Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai arah, misalnya gaya, perpindahan,
kecepatan, impulse. Sebuah vektor digambarkan dengan anak panah dengan besar dan arah
tertentu. Titik A menyatakan titik tangkap dan kepala panah B menyatakan arah, panjang 4
satuan menyatakan besar serta garis yang melalui AB menyatakan garis kerja vektor.
Simbol vektor dinyatakan dengan huruf cetak tebal atau dengan 𝐴̅, 𝑎̅, ̅𝐴𝐵̅̅̅ dan besarnya
dengan A, a, AB atau |𝐴̅|, |𝑎̅|, |̅𝐴𝐵̅̅̅|. Vektor bebas adalah vektor yang dapat dipindahkan ke
mana saja dalam ruang, asalkan besar dan arahnya tetap. Vektor satuan adalah vektor yang
besarnya satu satuan vektor, dimana pada sumbu X, Y dan Z dinyatakan dengan vektor
satuan 𝑖̂, 𝑗̂, 𝑘̂ atau 𝑎̂x, 𝑎̂y, 𝑎̂z. Vektor negatif𝐴̅ adalah vektor -𝐴̅ yang besarnya sama tetapi
arahnya berlawanan. Vektor resultan adalah jumlah terkecil vektor yang menggantikan
sistem vektor yang bersangkutan (Dalimunthe, 2018).

Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak sebuah benda yang lintasannya berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satuan waktu berubah lebih besar
atau lebih kecil, artinya tidak tetap. Jarak yang ditempuh makin besar atau makin kecil
artinya gerak dipercepat atau diperlambat. Contoh GLBB yaitu gerak jatuh bebas. Gerak
jatuh bebas ialah gerak lurus dipercepat beraturan yang lintasannya vertikal ke bawah
sejajar sumbu Y dan biasanya arah ke bawah di ambil sebagai arah positif. Gerak jatuh
bebas adalah gerak benda yang dilepaskan dari suatu tempat di atas permukaan bumi tanpa
kecepatan awal (Dalimunthe, 2018).
Energi disebut juga dengan tenaga. Energi sering pula dihubungkan dengan gerak dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sifat-sifat
energi yaitu:
1. Transformasi Energi Energi tidak dapat hilang, energi dapat diubah menjadi bentuk
energi lain. Contoh: pemanggang roti mengubah energi listrik menjadi energi panas,
sebuah blender mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, matahari mengubah
energi nuklir menjadi ultraviolet, inframerah, dan energi gamma semua bentuk energi
elektromagnetik.
2. Transfer Energi Energi dapat dipindahkan dari satu benda ke benda lain atau dari satu
sistem ke sistem lain. Contoh saat memanaskan air, energi dari api dipindah ke air
sehingga air menjadi panas, energi panas dipindahkan lagi ke dalam uap air menjadi
energi uap.
3. Kerja Energi dapat pindah ke sistem lain melalui gaya yang menyebabkan pergeseran,
yang disebut kerja mekanik.
4. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat pula dimusnahkan.
(Dalimunthe, 2018).

Macam-macam Energi
1. Energi Kinetik (Ek)
Energi kinetik adalah energi yang ditimbulka dari sebuah benda bermassa m yang
bergerak dengan kecepatan v, maka energi kinetik dapat dituliskan, Ek = ½ m v 2 ,
yaitu kemampuan suatu benda untuk bergerak melakukan kerja.
2. Energi Potensial Gravitasi (Ep)
Energi potensial gravitasi adalah energi tempat, yaitu kemampuan suatu benda untuk
berada pada suatu tempat, dimana energi ini dipengaruhi oleh ketinggian. Jika massa
benda pada ketinggian h dari posisi acuan, maka energi potensial dapat ditulis:

Ep = m g h……..……………………..….(2.3)
3. Energi Potensial Elastis (Pegas)
Energi potensial elastis (Es) merupakan energi potensial karena adanya tarikan atau
penekanan pegas. Energi potensial elastis pegas adalah kemampuan suatu benda yang
dihubungkan dengan pegas untuk berada pada posisi panjang pegas. Jika suatu pegas
dengan konstanta pegas k ditarik atau ditekan sejauh x, maka energi potensial elastis
pegas adalah:
Es = ½ k x2………..….………………(2.4)
4. Energi – energi bentuk lain
Energi panas, energi listrik, energi kimia, energi magnet dan lain – lain. Satuan dari
energi adalah Joule (J) atau erg.
(Dalimunthe, 2018).

Hukum Kekekalan Energi


Jika pada suatu benda diberikan gaya luar𝐹̅, maka kerja yang dilakukan oleh gaya 𝐹̅ pada
benda akan mengakibatkan terjadinya perubahan energi kinetik, perubahan energi potensial
gravitasi dan sebagian hilang berubah menjadi panas

𝑊 = 𝐹̅. 𝑆̅= ∆𝐸𝑘 + ∆𝐸𝑝 + H…………………………..(2.5)

1
di sini ∆𝐾 = 𝐾2 – 𝐾1 = 𝑚(𝑣2 2 – 𝑣1 2 )……..………………(2.6)
2

∆𝑈 = 𝑈2 – 𝑈1 = 𝑚𝑔(ℎ2 − ℎ1 )……………………………(2.7)

dan H = f.s adalah panas yang timbul akibat gesekan.


Jika gaya luar 𝐹̅ dan gaya gesekan 𝑓̅tidak ada, artinya benda melakukan kerja semata-mata
hanya karena gaya beratnya saja maka persamaan menjadi:

𝑂 = ∆𝐾 + ∆𝑈…………..….…………………………………….(2.8)
𝐾1 + 𝑈1 = 𝐾2 + 𝑈2= konstan……………..………………..(2.9)
Persamaan (1-9) disebut juga sebagai hukum kekekalan energi dan K + U disebut energi
mekanik. Jadi jika tidak ada gaya luar maka energi mekanik sistem adalah konstan
(Dalimunthe, 2018).

Hukum Kekekalan Momentum Bila pada suatu sistem tidak ada gaya luar yang bekerja,
maka momentum total dari sistem akan kekal. Hal ini dikenal dengan Hukum Kekekalan
Momentum. Contoh :
1) Orang yang menembak peluru dari senapan, akan terasa bahwa senapan terdorong ke
arah belakang.
2) Roket yang bergerak maju, akibat roket mendorong ke belakang (gas akan mendorong
ke arah belakang)
3) Peristiwa tumbukan
(Dalimunthe, 2018).

Tumbukan Tumbukan : Jika dua benda salah satu atau keduanya sedang bergerak, jika
suatu saat kedua benda saling bersinggungan maka akibat reaksi gaya tekan pada titik
singgung kedua benda akan terjadi gaya tolak-menolak. Peristiwa ini dinamakan tumbukan.
Dimana pada semua jenis tumbukan selalu berlaku Hukum kekekalan momentum. Dalam
tumbukan didefinisikan istilah koefisien restitusi (e) dari dua benda yang bertumbukan,
yaitu harga negatif perbandingan antara beda kecepatan sesudah tumbukan dengan
kecepatan sebelum tumbukan, dituliskan:

𝑒 = −(𝑣2 ′ − 𝑣1 ′ )/(𝑣2 − 𝑣1 )………………………………(2.10)

Nilai koefisien restitusi terletak antara nol dan satu (0 ≤ 𝑒 ≤ 1) (Dalimunthe, 2018).

Hukum kekekalan energi mekanik membahas tentang perubahan bentuk energi dari energi
potensial menjadi energi kinetik atau sebaliknya. Selama proses perubahan, bisa saja
sebagian energi mekanik hilang karena friksi atau sebab yang lain. Kasus hilangnya energi
mekanik dapat ditemukan dalam sistem fisis dua fluida dengan beda kerapatan di alam,
misalnya aliran air sungai bertemu dengan air laut di estuari. Fenomena alam tersebut dapat
dimodelkan dalam skala laboratorium yang berguna untuk mempelajari proses intrusi air
laut [1, 2] atau secara umum dinamika percobaan pertukaran massa air dengan beda
karakteristik fisik yang dikenal sebagai lock-exchange flow atau gravity current
experiments (Prastowo, 2016).

Konsep dasar yang digunakan dalam mekanika adalah ruang, waktu, massa, dan gaya.
Konsep ini sukar untuk didefinisikan. Harus diterima atas dasar intuisi dan pengalaman
untuk digunakan sebagai kerangka referensi (acuan) dalam studi mengenai mekanika.
Konsep ruang dihubungkan dengan kedudukan suatu titik, misalnya titik It Posisi titik P.
dapat didefinisikan dengan tiga jarak diukur dari suatu titik referensi atau titik asal dalam
tiga arah yang ditentukan, jarak ini dikenal sebagai koordinat titik P. Untuk mendefinisikan
suatu kejadian atam peristiwa, tidak cukup dengan menunjukkan posisinya dalam ruang.
Waktu kejadian tersebut juga perlu diberikan Konsep massa digunakan untuk menentukan
dan membedakan benda atas dasar suatu percobaan mekanika. Dua benda dengan massa
yang sama, misalnya akan ditarik oleh bumi dengan cara yang sama, kedua benda tersebut
juga menunjukkan sifat hambatan yang sama ketika mengalami perubahan gerak translasi.
Contoh gerak translasi yaitu mobil yang berkendara di jalan (Nurdin, 2021).

Suatu gaya menunjukkan aksi suatu benda terhadap benda yang lain. Gaya ini dapat
bereaksi melalui suatu kontak langsung atau dari suatu jarak tertentu, seperti pada gaya
gravitasi dan gaya magnetik. Gaya ditentukan oleh titik aksi, besar, dan arah gaya yang
dinyatakan sebagai suatu vektor. Dalam mekanika Newton, ruang, waktu dan massa adalah
konsep yang absolut, saling tidak tergantung satu sama lain. Tetapi konsep gaya tergantung
pada ketiga besaran di atas. Salah satu prinsip dasar pada mekanika yang diuraikan di sini
menunjukkan bahwa gaya resultante yang bekerja pada sebuah benda berhubungan dengan
massa benda dan bentuk perubahan kecepatan benda terhadap waktu (Nurdin, 2021).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Praktikum Fisika Dasar dengan modul “Mekanika” dilaksanakan pada hari Kamis, 26
Oktober 2023 pada pukul 08.00-10.00 WITA. Yang bertempatkan di Laboratorium
Rekayasa Mesin lantai 1, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Kota Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Hukum Kekalan Energi (GLBB)
1. Rel presisi
2. Kaki rel
3. Penyambung rel
4. Kereta dinamika
5. Klem meja
6. Tali nilon
7. Katrol
8. Beban bercelah (50 gram, 100 gram, dan 150 gram)
9. Pewaktu ketik
10. Catu daya
11. Kabel penghubung 25 cm warna kuning
12. Kabel penghubung 25 cm warna biru

3.2.2 Pegas Helix


1. Dasar statif
2. Kaki statif
3. Batang statif 500 gram
4. Batang statif 250 gram
5. Penggantung beban
6. Bosshead bulat
7. Pasak
8. Stopwatch
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Prosedur Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Dirangkai alat percobaan dengan salah satu kaki rel ditinggikan sedikit dari kaki
lainnya untuk kompensasi gesekan.
2. Diukur massa kereta (m) dengan alat-alat tambahannya (jika ada) dan nyatakan
massa dalam satuan kg. catat massa (m) dalam tabel.
3. Gantung beban pada ujung tali yang menggantung di dekat katrol. Gantung beban
setinggi mungkin dari lantai untuk memperoleh tinggi h sebesar mungkin.
4. Diukur jarak dari sisi bawah beban rel lantai, tulis hasil pada tabel.
5. Disiapkan pewaktu ketik dan pita ketik untuk dijalankan. Upayakan agar pita ketik
dapat bergerak sebebas-bebasnya selama pita ditarik oleh kereta selama percobaan.
6. Diukur jarak dari sisi bawah beban ke lantai. Nilai ini akan diberi lambang h dan
catat hasilnya ke dalam tabel.
7. Disiapkan ancang-ancang untuk melepaskan kereta dinamika agar bergerak di
sepanjang rel dan ditangkap pada saat akan mencapai ujung rel untuk mencegah
kereta bergerak keluar rel dan jatuh ke lantai.
8. Dihidupkan pewaktu ketik dan dilepaskan kereta dinamika, dibiarkan bergerak
disepanjang rel dan ditangkap kereta ketika hampir sampai ke ujung rel, tetapi
setelah beban menyentuh lantai.
9. Dilepaskan pita dari kereta dinamika dan diperiksa hasil ketikannya.
10. Ketika sistem mulai bergerak, sistem tersebut (beban dan kereta) bergerak dengan
dipercepat sampai menyentuh lantai. Setelah gaya tarik hilang, sistem bergerak
lurus beraturan.
11. Ditandai awal gerak lurus beraturan pada pita ketik, dan potong pita sepanjang 5
ketik.
12. Potongan pita ini digunakan sebagai ukuran kecepatan akhir sistem. Dengan
1
menganggap pewaktu ketik bergetar dengan perioda T = (atau 0,02) detik, arti
50
fisisnya adalah 5 ketik ekuivalen dengan 5 x 0,02 = 0,1 detik.
13. Diukur panjang (s) pita dalam 4 ketik dan nyatakan dalam satuan m.
s m
14. Dihitung laju akhir sistem menggunakan persamaan v= dan dicatat hasilnya
0,1 s
dalam tabel.
15. diulangi langkah ke 6 sampai ke 14 dengan beban m = 100 g dan beban m = 150 g.
16. Dilengkapi tabel dengan data yang didapatkan.

3.3.2 Percobaan Pegas Helix


1. Disusun alat percobaan yang telah disiapkan.
2. Jika memungkinkan, dijepit dasar statif ke meja percobaan menggunakan klem agar
titik tumpu pegas tidak berayun.
3. Dipasang bosshead pada ujung atas batang statif dan dimasukkan pasak pemikul ke
bosshead.
N
4. dipasang pegas 10= pada statif dengan digantungkan salah satu ujung pegas pada
m
pasak pemikul.
5. dipasang beban bercelah dan penggantung beban pada ujung bawah pegas
sedemikian rupa.
6. Disiapkan stopwatch.
7. Diberi simpangan pada pegas dengan cara menarik beban ke bawah sebesar kira-
kira 3 cm dari titik kesetimbangannya.
8. Dilepaskan beban dan tentukan perioda alamiah T 0 pegas dengan cara seperti pada
percobaan osilasi pegas yang lalu (gunakan 10-20 ayunan untuk menentukan T0).
9. Dari hasilnya, dihitung frekuensi alamiah f0 pegas.
10. Catat hasil-hasilnya pada tabel.
11. Dilepaskan pegas dari gantungannya pada pasak pemikul. Dipegang ujung atas
pegas dengan jari tangan.
12. Digerakkan tangan ke atas dan ke bawah perlahan dengan simpangan 2-5 cm.
13. Dengan amplitido kira-kira tetap, diperbesar frekuensi gaya ke atas dan ke bawah
yang digunakan sampai pegas berosilasi dengan amplitudo sebesar-besarnya
(maksimum). Inilah keadaan resonansi pegas.
14. Ditentukan perioda Tr dan frekuensi fr pada keadaan resonansi ini dengan cara sama
seperti pada percobaan yang lalu. Dicatat hasil-hasilnya di dalam tabel.
15. Ditambahkan beban pada penggantung sedemikian rupa. Diulangi langkah
percobaan ke 7 sampai ke 14 dan catat hasil-hasilnya di dalam tabel
4.3 Pembahasan
Percobaan GLBB yang pertama menggunakan kereta api yang bermassa 0,02 kg. dari
percobaan tersebut didapatkan tinggi beban ke lantai adalah 0,625 m. Dengan beban 0,05
kg, massa totalnya adalah 0,07 kg. Waktu yang dihasilkan adalah 0,75 s, sedangkan
kecepatan (V) kereta adalah 0,83 m/s. Diketahui juga energi potensial kereta sebesar 0,43 J
dan energi kinetik kereta sebesar 0,024 J. Eksperimen GLBB (Gerak Lurus Berubah
Beraturan) lainnya menggunakan kereta api bermassa 0,02 kg. Ternyata tinggi beban ke
lantai adalah 0,625 m. Dengan beban 0,1 kg, berat totalnya adalah 0,12 kg. Waktu yang
dihasilkan adalah 4 s, sedangkan kecepatan (V) kereta api adalah 0,15 m/s. Diketahui juga
energi potensial kereta api sebesar 0,75 J dan energi kinetik kereta api sebesar 0,0012 J.
Dan pada percobaan GLBB ketiga digunakan kereta api bermassa 0,02 kg. Ternyata tinggi
beban ke lantai adalah 0,625 m. Dengan beban 0,15 kg, berat totalnya adalah 0,17 kg.
Waktu yang dihasilkan adalah 4,5 s, sedangkan kecepatan (V) kereta api adalah 0,13 m/s.
Diketahui juga energi potensial kereta api sebesar 1,06 J dan energi kinetik kereta api
sebesar 0,0014 J.

Pada percobaan kedua dilakukan percobaan pegas helix. Pada percobaan pertama
digunakan massa beban 100 gram. Percobaan pertama diuji dengan waktu 20 detik. Setelah
20 detik diketahui pada percobaan pertama menggunakan beban 100 gram didapatkan n
sebesar 40 dan nr 30. Dapat diketahui periode T 0 percobaan pertama yaitu 0,2 dan periode
Tr 0,6. Frekuensi yang dihasilkan pada percobaan ini f0 sebesar 2 Hz dan fr sebesar 1,5 Hz.
Pada percobaan kedua menggunakan beban 200 gram, diperoleh n sebanyak 28 dan nr
dengan jumlah sama, yakni 28. Dapat diketahui periode T 0 pada beban ini yaitu 0,7 s dan
periode Tr yaitu 0,7 s. Daapat diketahui pula frekuensi f0 sebesar 1,4 Hz dan fr sebesar 1,4
Hz.
Pengujian GLBB menggunakan tiga beban dengan bobot berbeda yaitu 50 gram, 100 gram,
dan 150 gram. Ada pula pencatatan waktu ketik berupa titik-titik pada kertas yang
meberikan catatan berupa grafik ketukan pada pita ketik dengan hasil yang berbeda-beda
pada tiap bebannya Berdasarkan hasil yang diperoleh dari rekaman tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada saat beban pertama kali dijatuhkan, maka kereta tersebut
mengalami percepatan untuk beberapa saat. Nantinya, kecepatan kereta mungkin tampak
konstan setelah bebannya turun. Hal ini terlihat pada saat ketikan pada pita ketik, terlihat
jelas pada awal penjatuhan beban, dan mulai mengendur secara teratur pada pertengahan
dan akhir penjatuhan beban.

Pada percobaan pegas helix digunakan pegas yang dikaitkan dengan batang statif dan jari
tangan dengan beban yang berbeda, yakni 100 gram dan 200 gram untuk mencari jumlah
resonansi dan frekuensi. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat getaran yang
dihasilkan dari percobaan pegas helix menggunakan jari tangan getaran pegas lebih sedikit.
Dapat terlihat juga bahwa semakin berat bebannya, maka akan semakin sedikit getaran
yang yang dihasilkan. Namun, semakin berkurang getarannya, maka akan semakin tinggi T 0

dan T yang dihasilkan, dan semakin berkurang f dan f yang dihasilkan.


r 0 r

Pada percobaan kali ini terdapat faktor kesalahan yaitu pada percobaan GLBB. Dimana
pada praltikum kali ini praktikan terlambat menahan kereta yang sedang bergerak sehingga
menyebabkan kereta terjatuh dari relnya, da juga membuat katrol lepas dari sumbunya.
Kejadian tersebut disebabkan oleh ketidaksiapan praktikan dalam menahan kereta yang
sedang bergerak.

Gerak Lurus Beraturan (GLBB) adalah konsep penting dalam fisika yang memiliki aplikasi
dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Salah satu penggunaan GLBB yang umum
adalah dalam transportasi. Ketika kita berkendara, memahami GLBB membantu kita
merencanakan rute perjalanan, menghitung waktu tempuh, dan mengukur kecepatan
kendaraan. Pegas helix digunakan dalam suspensi kendaraan, seperti mobil dan sepeda
motor, untuk memberikan stabilitas selama berkendara, berfungsi menyerap goncangan.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Diketahui pada percobaan pegas helix dengan menggunakan massa 100 gram. Pada
percobaan pegas helix didapatkan periode T0 percobaan pertama yaitu 0,2 dan periode
Tr 0,6. Percobaan ini dilakukan dengan jangka waktu 20 detik.
2. Salah satu penggunaan GLBB yang umum adalah dalam transportasi. Ketika kita
berkendara, memahami GLBB membantu kita merencanakan rute perjalanan,
menghitung waktu tempuh, dan mengukur kecepatan kendaraan
3. Percobaan GLBB yang pertama menggunakan kereta api yang bermassa 0,02 kg. dari
percobaan tersebut didapatkan tinggi beban ke lantai adalah 0,625 m. Dengan beban
0,1 kg, berat totalnya adalah 0,12 kg.

5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya praktikan lebih fokus dan lebih siap dalam menahan
kereta yang sedang bergerak agar tidak terjadi faktor kesalahan berupa jatuhnya kereta dari
relnya. Praktikan juga diharapkan untuk membaca modul sebelum praktikum dimulai agar
dapat memahami percobaan yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Yusraida Khairani. 2018. Fisika Mekanika. Jakarta: Fakultas Teknologi dan
Kebumian Universitas Trisakti.

Nurdin, Hendri. 2021. Mekanika Teknik Teori Dan Aplikasi. Padang: Rajawali Pers.

Pradana, Awang. 2020. Mekanika Fisika Untuk Gerak Objek 3D Berbasis Opengl Sebagai
Aplikasi Media Pembelajaran. Mustek Anim Ha 9 (3).

Prastowo, Tjipto. 2016. Uji Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Sistem Dua Fluida.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY.

Utari, Setya. 2019. Analisis Hukum Kekekalan Momentum Model Tumbukan Kelereng
dengan Gantungan Ganda menggunakan Analisis Video Tracker. Jurnal Pendidikan
Fisika dan Keilmuan (JPFK), 5 (2).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai