Anda di halaman 1dari 9

ACARA VII

SISTEM KRISTAL TRIKLIN

1.1 Tujuan
Praktikum kristalografi dan mineralogi kali ini dilakukan dengan tujuan :
a. Untuk mengetahui proyeksi dari sistem triklin bracy macro basal pinacoid
b. Untuk mengetahui sudut kristalografi dari sistem triklin bracy macro basal
pinacoid
c. Untuk mengetahui Sc dari sistem triklin hemybipyramidal
1.2 Metodologi Percobaan
a. Alat
 Penggaris segitiga sama kaki
 Penggaris segitiga siku - siku
 Pensil warna
 Pensil
 Drawing pen
 Penghapus
 Busur derajat
 Penggaris 30 cm
 Spidol warna
 Pulpen

b. Bahan
− Form gambar
− Kertas HVS A4

c. Prosedur percobaan
1. Sistem Triklin Brachy Macro Basal Pinacoid
− Dibuat garis vertikal untuk sumbu c..
− Dibuat sumbu b sebesar 80° dari sumbu b- terhadap c+
− Dibuat sumbu a sebesar 45° dari sumbu a+ terhadap c-.
− Diberi titik pada sumbu c bagian atas dan bawah berjarak 6 cm pusat sumbu.
− Diberi titik pada sumbu b bagian kiri dan kanan berjarak 4 cm pusat sumbu.
− Diberi titik pada sumbu a bagian atas dan bawah berjarak 1 cm pusat sumbu.
Diproyeksikan sumbu b terhadap sumbu c yang berjarak 6 cm diatas dan bawah.
− Diproyeksikan sumbu b terhadap sumbua yang berjarak 1 cm diatas dan bawah.
− Diproyeksikan sumbu a terhadap sumbu b dan sumbu c berjarak 4 cm dan 6 cm.
− Diproyeksikan semua sumbu a terhadap hasil proyeksi sumbu b dan sumbu c
diatas dan dibawah.
− Dihapus hasil proyeksi sumbu b terhadap sumbu c pada titik 6 cm atas dan
bawah. Dihubungkan setiap garis yang berhubungan,
− Ditarik garis tegas untuk bidang bagian depan.
− Ditarik garis putus-putus untuk bidang bagian belakang.
− Diwarnai dengan warna yang berbeda setiap bidangnya.
2. Sistem Triklin hemybipyramidal
− Dibuat garis vertikal untuk sumbu c.
− Dibuat sumbu b sebesar 80° dari sumbu b- terhadap c+
− Dibuat sumbu a sebesar 45° dari sumbu a+ terhadap c-.
− Diberi titik pada sumbu c bagian atas dan bawah berjarak 6 cm pusat sumbu.
− Diberi titik pada sumbu b bagian kiri dan kanan berjarak 4 cm pusat sumbu. .
Diberi titik pada sumbu a bagian atas dan bawah berjarak 1 cm pusat sumbu.
− Ditarik garis tegas dan garis bayang dari titik 4 cm sumbu b di kiri dan kanan ke
titik 1 cm di sumbu a.
− Ditarik garis tegas dan garis bayang dari titik 6 cm sumbu c di atas dan bawah
ke titik 1 cm di sumbu a.
− Dihubungkan setiap garis yang berhubungan.
− Diwarnai dengan warna berbeda di setiap bidangnya.
1.3 Gambar dan Deskripsi
a. Triklin Brachy Macro Basal Pinacoid
b. Triklin hemybipyramidal
1.4 Penjelasan sistem kristal
Sistem kristal triklin adalah salah satu dari tujuh sistem kristal yang digunakan untuk m
enggambarkan struktur kristal dalam ilmu mineralogi dan kristalografi. Ciri utama dari s
istem ini adalah struktur kristalnya memiliki tiga sumbu kristal yang tidak saling tegak l
urus, dan panjang serta sudut antara ketiganya tidak sama.
a. Pembahasan Triklin Brachy Macro Basal Pinacoid
Triklin bracy macro basal pinacoid merupakan salah satu kelas dalam sistem
monoklin yang paling banyak dijumpai oleh kristal alami semua sistem kristalografi.
Sumbu-sumbu kristal dari sistem kristal triklin ini kedudukannya tidak saling tegak
lurus. Triklin brachy macro basal pinacoid ini hanya memiliki pusat gambar, tanpa
memiliki bidang. Pada sistem kristal triklin, semua sumbu a, b, dan c saling
berpotongan dan membuat sudut miring yang tidak sama besar. Triklin brachy macro
basal pinacoid ini memiliki simbol Hm 2/m dan symbol Sc Cl, dan dibuat dengan
proyeksi orthogonal.

Cara penamaan dari sistem triklin brachy macro basal pinacoid kali ini memiliki kelas
pinacoidal dengan simbol (Hm) Sistem ini hanya memiliki 2 klas (Hm) yang dimana
pertama yaitu pinacoidal dan yang kedua yaitu asimetrik, dan sistem ini mempunyai
Hm 1 yaitu memiliki titik simetri. Memiliki simbol (Sc) CI yang artinya pada bagian 1
tidak memiliki sumbu yang bernilai maka dinotasikan sebagai C. Pada bagian 2
menjelaskan bahwa sistem ini sumbu c nya bernilai 1 dan. Pada bagian 3 tidak
bersimbol dikarenakan tidak memiliki bidang simetri.

Sistem kristal triklin brachy macro basal pinacoid ini memiliki proyeksi orthogonal.
Proyeksi orthogonal memiliki arti menggambar suatu bidang tiga dimensi dengan
penggambaran dua dimensi. Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan
yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu
tidak sama pada kondisi sebenarnya, sistem kristal triklin memiliki aksial ratio
(perbandingan sumbu) a+b+c, yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi c = β
+ γ + 90°. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut 2, 3, dan 4 tidak saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya.

Contoh-contoh mineral yang umum dijumpai dalam ancer sistem kristal triklin ini
adalah albit, anorthit, labradorit, kaolinit, microclin dan anortoklas, kyanit, oligoklas,
thodonit, pherthit, pektolit, dan amblygonit. Mineral lain diketahui berada dalam deret
reaksi Bowen (Bowen Reaction Series). Mineral yang paling banyak dijumpai di alam
bahkan di Indonesia, yaitu piroksen klino, horenblende, biotit, plagioklas, feldspar.

b. Pembahasan sistem Triklin hemybipyramidal


Sistem kristal triklin hemybipyramidal merupakan salah satu kelas dalam sistem
monoklin yang paling banyak dijumpai oleh kristal alami semua sistem kristalografi.
Sumbu-sumbu kristal dari sistem kristal triklin ini kedudukannya tidak saling tegak
lurus. Triklin brachy macro basal pinacoid ini hanya memiliki pusat gambar, tanpa
memiliki bidang. Nama lain dari sistem kristal triklin adalah anortik, asimetrik, atau
klinorhombohedral. Pada sistem kristal triklin, semua sumbu a, b, dan c saling
berpotongan dan membuat sudut miring yang tidak sama besar. Triklin
hemibipyramidal ini memiliki simbol Hm 2/m dan symbol Sc C1. dan dibuat dengan
proyeksi orthogonal. Proyeksi orthogonal memiliki arti menggambar suatu bidang tiga
dimensi dengan penggambaran dua dimensi.

Cara penamaan dari sistem triklin hemybipyramidal kali ini memiliki kelas pinacoidal
dengan simbol (Hm). Sistem ini hanya memiliki 2 klas yang dimana pertama yaitu
pinacoidal dan yang kedua yaitu asimetrik, dan sistem ini mempunyai Hm 1 menurut
notasi Hermann Mauguin (Hm). Hm 1 artinya yaitu hanya memiliki titik simetri saja.
Triklin hemibipyramidal memiliki simbol C1 menurut notasi Schoenflish (Sc). C1
yang artinya pada bagian 1 tidak memiliki sumbu yang bernilai maka dinotasikan
sebagai C. Pada bagian 2 menjelaskan bahwa sistem ini sumbu c nya bernilai 1 dan.
Pada bagian 3 tidak bersimbol dikarenakan tidak memiliki bidang simetri.

Sistem kristal triklin hemybipyramidal ini memiliki proyeksi orthogonal. Proyeksi


orthogonal memiliki arti menggambar suatu bidang tiga dimensi dengan
penggambaran dua dimensi. Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan
yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu
tidak sama pada kondisi sebenarnya. sistem kristal triklin memiliki aksial ratio
(perbandingan sumbu) a+b+c, yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain. Pada sistem kristal triklin, semua sumbu a,
b, dan c saling berpotongan dan membuat sudut miring yang tidak sama besar.
Contoh-contoh mineral yang umum dijumpai dalam ancer sistem kristal triklin ini
adalah albit, anorthit, labradorit, kaolinit, microclin dan anortoklas, kyanit, oligoklas,
thodonit.
1.5 Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan diatas mengenai kristalografi dan mineralogi dapat
disimpulkan bahwa:
a. Diketahui sistem kristal triklin brachy macro basal pinacoid ini memiliki
proyeksi orthogonal. Proyeksi orthogonal memiliki arti menggambar suatu
bidang tiga dimensi dengan penggambaran dua dimensi. Sistem ini mempunyai
3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus
b. Diketahui sistem kristal triklin brachy macro basal pinacoid memiliki sudut
kristalografi c = β + γ + 90°. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut 2, 3, dan 4
tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
c. Diketahui sistem kristal triklin hemibipyramidal memiliki simbol C1 menurut
notasi Schoenflish (Sc). C1 yang artinya pada bagian 1 tidak memiliki sumbu
yang bernilai maka dinotasikan sebagai C. Pada bagian 2 menjelaskan bahwa
sistem ini sumbu c nya bernilai 1 dan. Pada bagian 3 tidak bersimbol
dikarenakan tidak memiliki bidang simetri.

b. Saran
Sebaiknya untuk praktikum kedepannya setiap kelompok dibekali satu assisten, untuk
memudahkan setiap kelompok saat melakukan assistensi.

Anda mungkin juga menyukai