Anda di halaman 1dari 8

I.

DASAR TEORI

Sistem monoklin merupakan sistem simetri terbesar dengan hampir satu


banding tiga dari seluruh mineral termasuk kedalam salah satu kelas dalam sistem
ini. Sistem ini terdiri dari dua sumbu tidak sama panjang (a dan b) yang saling
berpotongan tegak lurus dan sebuah sumbu c yang condong terhadap sumbu a.
Sumbu a dan c melintang pada satu bidang. Keduanya tidak saling tegak lurus.
(Mulyo, 2008)

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus
terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang
paling panjang dan sumbu b paling pendek. Pada kondisi sebenarnya, sistem
Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada
ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus
(miring). (Pellant,1992)

Gambar 1 : Sistem Monoklin


Sumber: medlinkup.wordpress

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem


kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 1


tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ. Sistem Monoklin dibagi
menjadi 3 kelas: Sfenoid, Doma dan Prisma. Beberapa contoh mineral dengan
ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan
epidot. (Pellant, 1992)

Selain monoklin, ada juga sistem Kristal Triklin. Sistem ini mempunyai 3
sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian
juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem
kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada
system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
(Soetoto, 2005)

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin


memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan
yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini dan
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 45˚ ; bˉ^c+= 80˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ dan bˉ membentuk sudut 80˚
terhadap c+.Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas: Pedial dan Pinakoidal. Beberapa
contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite,
labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase. (Noor, 2008)

Gambar 2: Sistem Triklin

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 2


Sumber: medlinkup.wordprress

II. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya Praktikum Kristalografi adalah untuk :

1. Menentukan sistem kristal Monoklin dan Triklin atas dasar panjang,


posisi dan jumlah sumbu simetri kristal yang ada pada setiap bentuk
kristal.
2. Menentukan kelas Simetri atas dasar jumlah unsur simetri, Herman-
Maugiun dan Schoenflish pada setiap kristal.
3. Menggambarkan semua bentuk kristal Monoklin dan Triklin atas dasar
perbandingan sumbu dan sudut kristal yang dimiliki oleh semua
bentuk kristal dalam bentuk proyeksi orthogonal.
4. Menentukan contoh mineral pada sistem kristal Monoklin dan Triklin.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Alat tulis
2. Jangka
3. Busur
4. Pensil warna
5. Pensil Mekanik
6. Spidol warna
7. Penggaris panjang
8. Penggaris segitiga siku-siku
9. Penggaris segitga sama kaki
10. Clipboard
11. Rotring
Bahan
1. Lembar Kerja Sementara
2. Miniatur Kristal
3. Buku Tulis

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 3


IV. PROSEDUR KERJA
A. Sistem Monoklin
1. Dibuat garis sumbu c dengan panjang 12 cm.
2. Dibuat garis sumbu b dengan panjang 8 cm dengan memotong sama sisi
secara siku-siku terhadap sumbu c.
3. Dibuat garis sumbu a dengan cara memotong sumbu c dan b dengan
besaran 450.
4. Disambungkan ujung-ujung semua sumbu yang telah dibuat tersebut,
maka akan terbentuklah sebuah bentuk tetragonal.
5. Diulangi langkah 4 dan 5 untuk masing-masing sumbu maka akan
terbentuk system Kristal tetragonal

B. Sistem Triklin
1. Dibuat garis sumbu c dengan panjang 12 cm.
2. Dibuat garis sumbu b dengan panjang 8 cm dengan memotong sama sisi
secara siku-siku terhadap sumbu c.
3. Diukur sudut besar 450 antara sumbu a+ dan c- dan 80 0 pada b+ dan c-
dengan panjang 2 cm.
4. Disambungkan ujung-ujung sumbu c dan d hingga membentuk suatu
bidang.

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 4


V. ANALISIS
Pada praktikumi ini praktikan membahas dan menggambarkan bentuk dari
sistem Kristal Monoklin dan Triklin. Pada sistem Triklin memiliki tiga sumbu
Kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sistem Kristal trigonal memiliki
perbandingan sumbu b : c : d= 1 : 4 : 6 dan a menyesuaikan. Dan sudut antar
sumbunya a+^b- = 300. Hal ini menjelaskan bahwa antar sumbu a+ memiliki
nilai 300 terhadap sumbu b-. Sama halnya dengan sistem kistal lain, langkah
pertama dalam pengerjaannya dilakukan pembuatan sumbu utama pada bidang
datar. Dikatikan dengan literature, pada kondisi sebenarnya system monoklin
memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a # b # c yang artinya panjang
sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan
juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90 0 # γ. Hal ini berarti, pada system ini,
sudut α dan β saling tegak lurus (90 0), sedangkan γ tidak tegak lurus atau miring.
Pada penggambaran system Kristal ini praktikan menggunakan perbandingan
sumbu a : b : c = 2 : 8 : 12.
Berdasarkan penggambaran yang telah dilakukan system Kristal triklin ini
memiliki tiga sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak
lurus. Begitu pula panjang masing-masing sumbu tidak sama. Dikaitkan dengan
literature, pada kondisi sebenarnya system Kristal triklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a # b # c, yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α # β # γ # 900. Hal ini berarti pada system ini ketiga sudut tersebut
tidak saling tegak lurus dengan yang lainnya. Penamaan pada setiap sumbu yaitu
pada smbu a disebut brachy, sumbu b disebut macro, dan sumbu c disebut basal.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, triklin
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan
yan akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada system ini. Sudut
antar sumbunya a+^b-=450 ; b-^c+=800. Dari penggambaran yang dilakukan
praktikan menggunakan perbandingan sumbu a : b : c = 2 : 12.
Pada sistem kristal Monoklin, kelas simetri yang digambarkan adalah
kelas Prismatik dengan jumlah unsur simetri adalah L 2 PC hal ini karena sistem
Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 5
kristal monoklin memiliki dua bidang simetri. Untuk aturan Herman-Mauguin
kelas Prismatic disimbolkan dengan 2/m yang menerangkan sumbu b bernilai
dua serta adanya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Sedangkan Schoenflish disimbolkan dengan C2h, C menerangkan adanya sumbu
a, b dan c serta intermedied yang tidak bernilai, 2 menerangkan adanya sumbu c
yang bernilai dua serta h yang menerangkan adanya bidang horizontal dan
vertikal pada sitem kristal tersebut.
Adapun contoh mineral sistem kristal Monoklin adalah Acanthite,
argentite, Actinolite, Aegirine, Artinite, Augite, Biotite, Chlorite, Diopside,
Epidote, Glaucophane, Gypsum, Hornblede, Hydroboracite, Jadeite, Malachite,
Montmorillonite, Muscovite, Orthoclase, Phlogopite, Psilomelane, Sanidine,
Sphene, Talc, Tremolite, dan Tridymite (SiO2).
Sementara pada sistem kristal Triklin kelas simetri yang digunakan adalah
Pinakoidal dengan jumlah unsur simetri C, artinya tidak adanya bidang simetri
yang membangun sistem kristal tersebut. Sedangkan untuk penyimbolan
Herman-Maugiun disimbolkan dengan /1 yang artinya adanya keterdapatan
pusat simetri pada sistem kristal tersebut, untuk atauran Schoenflish disimbolkan
dengan C1 yang menerangkan tidak adanya adanya sumbu yang tegak lurus
terhadap sumbu c, 1 menerangkan adanya sumbu c yang bernilai satu akan tetapi
kelas simetri ini tidak memiliki bidang simetri, baik horizontal, vertikal ataupun
diagonal.
Sedangkan contoh mineral Triklin adalah Albite, Andesine, Anorthite,
Bytownite, Kaolinite, Kyanite, Labradorite, Microclin, Oligoclase, Rhodonite,
Turqouise, Hydrated Copper dan Aluminum Phosphate.

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 6


VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum sistem kristal ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Sistem Monokli jumlah sumbu ada tiga dan bidang simetrinya ada dua.
Sedangkan pada sistem Triklin jumlah sumbu ada tiga dan jumlah bidang
simetri tidak ada.
2. Jumlah unsur simetri pada sistem Monoklinmemiliki jumlah unsur simetri
L2 PC, herman-Maugiun 2/m dan Schoenflish C 2h yang digolongkan
dalam kelas Prismatik. Sedangkan Jumlah unsur simetri pada sistem
kristal Triklin adalah C, Herman-Maugiun /1 dan Schoenflish C 1 yang
digolongkan dalam kelas Pinakodal .
3. Sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
dengan sudut kristalografi α = β = 90 0 ; γ # 1200. Sedangkan pada sistem
Triklin perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6 dan memiliki sudut
kristalografi α # β # γ # 900.
4. Adapun contoh mineral sistem kristal Monoklin adalah Acanthite,
argentite, Actinolite, Aegirine dan Artinite. Sedangkan contoh mineral
Triklin adalah Albite, Andesine, Anorthite, Bytownite dan Kaolinite.

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 7


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2010. Https://medlinkup.wordpress.com/2011/02/26/sistem-kristal/amp/


diakses Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB.

Mulyo, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Kebumian Edisi Revisi. Bandung : Pustaka
Setia.

Noor, D. 2008. Pengantar Geologi. Bogor : Universitas Pakuan.

Pellant, Chris.1992. Rocks and Minerals. London : Dorling Kindersley.

Soetoto. 2005. Geologi Dasar. Jakarta : Ombak.

Sistem Kristal Monoklin dan Triklin 8

Anda mungkin juga menyukai