Anda di halaman 1dari 14

Kristalografi Sistem Kristal Februari 26, 2011

Posted by ahmad in home, Mineralogi. trackback 1. Sistem Isometrik Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).

Gambar 1 Sistem Isometrik Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b. Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

Tetaoidal Gyroida Diploida Hextetrahedral Hexoctahedral

Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992) 2. Sistem Tetragonal Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masingmasing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang.

Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( , dan ) tegak lurus satu sama lain (90).

Gambar 2 Sistem Tetragonal Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b. Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

Piramid Bipiramid Bisfenoid Trapezohedral Ditetragonal Piramid Skalenohedral Ditetragonal Bipiramid

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992) 3. Sistem Hexagonal Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .

Gambar 3 Sistem Hexagonal Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+. Sistem ini dibagi menjadi 7:

Hexagonal Piramid Hexagonal Bipramid Dihexagonal Piramid Dihexagonal Bipiramid Trigonal Bipiramid Ditrigonal Bipiramid Hexagonal Trapezohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977) 4. Sistem Trigonal Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .

Gambar 4 Sistem Trigonal Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap sumbu b+. Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

Trigonal piramid Trigonal Trapezohedral Ditrigonal Piramid Ditrigonal Skalenohedral Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977) 5. Sistem Orthorhombik Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90).

Gambar 5 Sistem Orthorhombik Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya

a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30 terhadap sumbu b. Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

Bisfenoid Piramid Bipiramid

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992) 6. Sistem Monoklin Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).

Gambar 6 Sistem Monoklin Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b. Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

Sfenoid Doma Prisma

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992) 7. Sistem Triklin

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.

Gambar 7 Sistem Triklin Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+. Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial Pinakoidal

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992) source: Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schusters Guide to Rocks and Minerals. Milan : Simons & Schusters Inc. Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley Wijayanto, Andika. 2009. Kristalografi. Struktur kristal Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas Dalam mineralogi dan kristalografi, struktur kristal adalah suatu susunan khas atom-atom atau molekul dalam cairan kristal atau padat. Suatu struktur kristal terdiri dari pola, sekumpulan atom yang diatur dalam cara tertentu, dan kisi menunjukkan jarak keteraturan dan simetri. Pola terletak pada titik kisi, yang merupakan array dari titik-titik periodik berulang dalam tiga dimensi. Poin dapat dianggap sebagai pembentukan kotak kecil yang identik, yang disebut sel unit, yang mengisi ruang kisi. Panjang tepi sel unit dan sudut antara

mereka disebut parameter kisi. Sifat simetri dari kristal yang diwujudkan dalam kelompok ruang tersebut. Struktur kristal dan simetri berperan dalam menentukan banyak sifat fisik, seperti pembelahan, struktur pita elektronik, dan transparansi optik. Insulin kristal. Isi [Sembunyikan] 1 Unit sel 1.1 indeks Miller 1.2 Pesawat dan arah 1.2.1 struktur Cubic 2 Klasifikasi 2.1 Kisi sistem Atom 2.2 koordinasi 2.2.1 Tutup kemasan 2.3 kisi Bravais 2.4 Titik kelompok 2,5 Ruang kelompok 3 Grain batas 4 Cacat dan kotoran 5 Prediksi struktur 6 Polimorfisme 7 Sifat Fisik 8 Lihat juga 9 Referensi 10 Pranala luar [Sunting] Satuan sel Struktur kristal dari sebuah material atau susunan atom dalam suatu jenis tertentu struktur kristal dapat digambarkan dalam sel satuan tersebut. Sel unit adalah kotak kecil yang berisi satu atau lebih atom, susunan spasial atom. Sel unit ditumpuk dalam tiga dimensi ruang menjelaskan susunan atom sebagian besar kristal. Struktur kristal memiliki bentuk tiga dimensi. Sel unit diberikan oleh parameter kisi yang panjang tepi sel dan sudut antara mereka, sedangkan posisi dari atom dalam sel unit digambarkan oleh sekumpulan posisi atom (xi, yi, zi) diukur dari titik kisi. Sederhana kubik (P) Berpusat badan kubik (I) Wajah-berpusat kubik (F) [Sunting] indeks Miller Artikel utama: Indeks Miller Pesawat dengan indeks Miller berbeda dalam kristal kubik Vektor dan pesawat atom dalam kisi kristal dapat digambarkan oleh tiga notasi nilai indeks

Miller ( mn). Indeks , m dan n arah dipisahkan oleh 90 , dan dengan demikian ortogonal. Bahkan, komponen yang saling tegak lurus ke indeks m dan n. Dengan definisi, ( mn) menunjukkan pesawat yang memotong tiga poin a1 / , a2 / m, dan a3 / n, atau beberapa daripadanya beberapa. Artinya, indeks Miller sebanding dengan invers dari penyadapan dari pesawat dengan sel satuan (dalam dasar dari vektor kisi). Jika satu atau lebih dari indeks adalah nol, itu hanya berarti bahwa pesawat tidak berpotongan sumbu (yaitu mencegat adalah "di tak terhingga"). Mengingat hanya ( mn) pesawat memotong titik kisi satu atau lebih (bidang kisi), jarak tegak lurus bidang kisi d antara berdekatan berhubungan dengan vektor kisi (terpendek) timbal balik ortogonal ke pesawat dengan rumus: d = 2 \ pi / | \ mathbf {g} _ {\ ell m n} | [Sunting] Pesawat dan arah Arah kristalografi garis fiktif menghubungkan node (atom, ion atau molekul) dari kristal. Demikian pula, bidang kristalografi yang menghubungkan node pesawat fiktif. Beberapa petunjuk dan pesawat memiliki kepadatan yang lebih tinggi dari node. Pesawat ini kepadatan tinggi memiliki pengaruh pada perilaku kristal sebagai berikut: Sifat optik: Indeks bias secara langsung berhubungan dengan kerapatan (densitas atau fluktuasi periodik). Adsorpsi dan reaktivitas: Fisik dan kimia reaksi adsorpsi terjadi pada atau dekat permukaan atom atau molekul. Fenomena ini demikian sensitif terhadap kepadatan node. Tegangan permukaan: Kondensasi material berarti bahwa atom, ion atau molekul yang lebih stabil jika mereka dikelilingi oleh spesies serupa lainnya. Tegangan permukaan dari sebuah antarmuka sehingga bervariasi sesuai dengan kepadatan di permukaan. Padat kristalografi pesawat Cacat mikrostruktur: Pori-pori dan kristalit cenderung memiliki batas butir lurus berikut pesawat kepadatan lebih tinggi. Pembelahan: Ini biasanya terjadi preferentially sejajar dengan pesawat kerapatan yang lebih tinggi. Deformasi plastik: Dislokasi terjadi preferentially meluncur sejajar dengan pesawat kerapatan yang lebih tinggi. Para perturbasi dibawa oleh dislokasi (Burgers vektor) adalah sepanjang arah padat. Pergeseran dari satu simpul ke arah yang lebih padat memerlukan distorsi yang lebih rendah dari kisi kristal. Dalam sistem rombohedral, heksagonal, dan tetragonal, bidang basal adalah tegak lurus terhadap sumbu utama. [Sunting] struktur Cubic Untuk kasus khusus dari kristal kubik sederhana, vektor-vektor ortogonal kisi dan panjang yang sama (biasanya dinotasikan a); sama untuk kisi resiprokal. Jadi, dalam hal ini umum, indeks Miller ( mn) dan [ mn] baik hanya menunjukkan normals / arah dalam koordinat

Cartesian. Untuk kristal kubik dengan konstanta kisi, d jarak antara berdekatan ( mn) bidang kisi adalah (dari atas): d_ {\ ela mn} = \ frac {a} {\ sqrt {\ ell ^ 2 + m ^ 2 + n ^ 2}} Karena simetri kristal kubik, adalah mungkin untuk mengubah tempat dan tanda bilangan bulat dan memiliki arah yang setara dan pesawat: Koordinat dalam kurung sudut seperti <100> menunjukkan sebuah keluarga yang setara arah karena operasi simetri, seperti [100], [010], [001] atau negatif dari salah satu dari mereka arah. Koordinat dalam kurung keriting atau kawat gigi seperti {100} menunjukkan sebuah keluarga normals pesawat yang setara karena operasi simetri, banyak cara kurung sudut menunjukkan sebuah keluarga arah. Untuk kubik berpusat muka (fcc) dan berpusat badan kubik (bcc) kisi, kisi vektor primitif tidak ortogonal. Namun, dalam kasus ini indeks Miller konvensional didefinisikan relatif terhadap vektor kisi supercell kubik dan karenanya lagi hanya arah Cartesian. [Sunting] Klasifikasi Properti mendefinisikan kristal adalah simetri yang terkandung di dalamnya, dengan mana kita berarti bahwa di bawah tertentu 'operasi' kristal tetap tidak berubah. Misalnya, memutar 180 kristal sekitar sebuah sumbu tertentu dapat mengakibatkan konfigurasi atom yang identik dengan konfigurasi asli. Kristal tersebut kemudian dikatakan memiliki simetri rotasi ganda tentang sumbu ini. Selain simetri rotasi seperti ini, kristal mungkin memiliki simetri dalam bentuk pesawat cermin dan simetri translasi, dan juga yang disebut "simetri senyawa" yang merupakan kombinasi translasi dan rotasi / simetri cermin. Sebuah klasifikasi penuh kristal dicapai ketika semua ini melekat simetri dari kristal diidentifikasi. [1] [Sunting] Lattice sistem Sistem ini kisi adalah pengelompokan struktur kristal sesuai dengan sistem aksial yang digunakan untuk menggambarkan kisi mereka. Setiap sistem kisi terdiri dari satu set tiga sumbu dalam susunan geometris tertentu. Ada tujuh sistem kisi. Mereka mirip dengan tetapi tidak cukup sama dengan tujuh sistem kristal dan enam keluarga kristal. The 7 kisi sistem (Dari setidaknya untuk paling simetris) Ke-14 Bravais Lattices Contoh 1. triklinik (Tidak ada) triklinik 2. monoklinik (1 diad) sederhana dasar-berpusat Monoklinik monoklinik, sederhana, berpusat 3. ortorombik (3 diads tegak lurus) yang sederhana dasar-berpusat berpusat badan berpusat muka Ortorombik ortorombik, sederhana, basis-berpusat ortorombik, ortorombik berpusat badan, wajah-berpusat 4. rombohedral (1 triad) rombohedral 5. bersegi empat (1 tetrad) sederhana berpusat badan Tetragonal, sederhana tetragonal, berpusat badan

6. bersegi enam (1 hexad) Hexagonal 7. kubik (4 triad) sederhana (SC) berpusat badan (bcc) berpusat muka (fcc) Kubik, sederhana Cubic, berpusat badan kubik, wajah-berpusat Paling sederhana dan paling simetris kubik (atau isometrik) sistem, memiliki simetri kubus, yaitu, hal itu menunjukkan empat sumbu rotasi tiga berorientasi pada 109,5 (sudut tetrahedral) dengan menghormati satu sama lain. Tiga sumbu ini terletak di sepanjang diagonal kubus tubuh. Enam lainnya sistem kisi, adalah heksagonal, tetragonal, rombohedral (sering bingung dengan sistem kristal trigonal), ortorombik, monoklin dan triklinik. [Sunting] Atom koordinasi Dengan mempertimbangkan susunan atom relatif satu sama lain, koordinasi nomor (atau jumlah tetangga terdekat), jarak interatomik, jenis ikatan, dll, adalah mungkin untuk membentuk pandangan umum dari struktur dan cara-cara alternatif visualisasi itu. HCP kisi (kiri) dan kisi fcc (kanan). [Sunting] kemasan Tutup Prinsip-prinsip yang terlibat dapat dipahami dengan mempertimbangkan cara yang paling efisien kemasan bersama sama besar bidang dan susun dekat-dikemas pesawat atom dalam tiga dimensi. Sebagai contoh, jika pesawat A B terletak di bawah pesawat, ada dua cara yang mungkin menempatkan sebuah atom tambahan di atas lapisan B. Jika lapisan tambahan ditempatkan langsung di atas pesawat A, ini akan menimbulkan seri berikut: ... ABABABAB .... Jenis struktur kristal dikenal sebagai kemasan dekat heksagonal (HCP). Jika demikian, ketiga pesawat terhuyung relatif satu sama lain dan tidak sampai lapisan keempat adalah diposisikan tepat di atas pesawat A yang urutan diulang, maka urutan berikut muncul: ... ABCABCABC ... Jenis struktur kristal dikenal sebagai kemasan dekat kubik (PKC) Sel satuan dari susunan PKC adalah wajah-berpusat kubik (fcc) sel satuan. Ini tidak segera jelas sebagai lapisan erat dikemas sejajar dengan {111} pesawat dari sel satuan fcc. Ada empat orientasi yang berbeda dari lapisan-padat. Efisiensi kemasan bisa diselesaikan dengan menghitung total volume bola dan membagi bahwa dengan volume sel sebagai berikut: \ Frac {4 \ kali \ frac {4} {3} \ pi r ^ 3} {16 \ sqrt {2} r ^ 3} = \ frac {\ pi} {3 \ sqrt {2}} = 0,7405 Efisiensi kemasan 74% adalah densitas maksimum yang mungkin dalam sel unit dibangun dari bola hanya satu ukuran. Sebagian besar bentuk kristal dari unsur-unsur logam yang HCP, fcc, atau bcc (berpusat badan kubik). Jumlah koordinasi HCP dan fcc adalah 12 dan atom kemasan nya faktor (APF) adalah nomor yang disebutkan di atas, 0,74. Para APF dari bcc adalah 0,68 untuk perbandingan. [Sunting] kisi Bravais

Ketika sistem kristal dikombinasikan dengan berbagai kisi centerings mungkin, kita sampai pada kisi Bravais. Mereka menggambarkan susunan geometris dari titik kisi, dan dengan demikian simetri translasi kristal. Dalam tiga dimensi, ada 14 kisi Bravais unik yang berbeda dari satu sama lain dalam simetri translasi yang dikandungnya. Semua bahan kristalin yang diakui sampai sekarang (tidak termasuk quasicrystals) cocok di salah satu pengaturan. The 1403-dimensi kisi, diklasifikasikan oleh sistem kristal, ditampilkan di atas. Kisi Bravais kadang-kadang disebut sebagai kisi ruang. Struktur kristal terdiri dari kelompok yang sama atom, dasar, diposisikan di sekitar titik kisi setiap. Kelompok ini atom karena mengulangi tanpa batas dalam tiga dimensi sesuai dengan pengaturan dari salah satu dari 14 kisi Bravais. Rotasi karakteristik dan simetri cermin dari kelompok atom, atau sel unit, digambarkan oleh grup jalur kristalografi nya. [Sunting] Titik kelompok Grup jalur kristalografi atau kelas kristal adalah kelompok matematika yang terdiri dari operasi simetri yang meninggalkan setidaknya satu titik bergeming dan meninggalkan penampilan struktur kristal tidak berubah. Operasi-operasi simetri termasuk Refleksi, yang mencerminkan struktur di pesawat refleksi Rotasi, yang berputar struktur bagian tertentu lingkaran sekitar sebuah sumbu rotasi Inversi, yang mengubah tanda koordinat setiap titik terhadap titik pusat simetri atau inversi Rotasi yang tidak benar, yang terdiri dari sebuah rotasi terhadap sumbu diikuti oleh suatu inversi. Rotasi sumbu (tepat dan tidak tepat), pesawat refleksi, dan pusat simetri secara kolektif disebut unsur-unsur simetri. Ada 32 kelas kristal mungkin. Masing-masing dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tujuh sistem kristal. [Sunting] Ruang kelompok Kelompok ruang struktur kristal terdiri dari operasi simetri translasi di samping operasi grup jalur. Ini termasuk: Murni terjemahan yang memindahkan titik sepanjang vektor Screw sumbu, yang berputar di sekitar sumbu titik sementara menerjemahkan sejajar dengan sumbu Glide pesawat, yang mencerminkan sudut melalui pesawat sementara menerjemahkan itu sejajar dengan pesawat. Ada 230 kelompok ruang yang berbeda. [Sunting] batas Grain Bagian ini tidak menyebutkan referensi atau sumber apapun. Harap membantu meningkatkan bagian ini dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya. Unsourced bahan mungkin cacat dan dibuang. (Oktober 2009)

Batas butir adalah antarmuka di mana orientasi kristal yang berbeda bertemu. Sebuah batas butir adalah antarmuka fasa-tunggal, dengan kristal pada setiap sisi dari batas yang identik kecuali dalam orientasi. Para "batas kristal" istilah kadang-kadang, meskipun jarang, digunakan. Grain daerah batas mengandung atom-atom yang telah terganggu dari situs asli

mereka kisi, dislokasi, dan kotoran yang telah bermigrasi ke energi yang lebih rendah batas butir. Mengobati batas butir geometris sebagai interface dari sebuah kristal tunggal dipotong menjadi dua bagian, salah satunya diputar, kita melihat bahwa ada lima variabel yang diperlukan untuk menentukan batas butir. Dua angka pertama berasal dari vektor satuan yang menentukan sumbu rotasi. Nomor ketiga menunjuk sudut rotasi dari gandum. Dua terakhir nomor menentukan bidang batas butir (atau vektor unit yang adalah normal untuk pesawat ini). Batas butir mengganggu gerak dislokasi melalui suatu material, sehingga mengurangi ukuran kristal adalah cara yang umum untuk meningkatkan kekuatan, seperti yang dijelaskan oleh hubungan Hall-Petch. Karena batas butir yang cacat dalam struktur kristal mereka cenderung mengurangi konduktivitas listrik dan termal dari material. Energi antarmuka yang tinggi dan ikatan yang relatif lemah dalam batas butir yang paling sering membuat mereka disukai untuk situs timbulnya korosi dan pengendapan fase baru dari padat. Mereka juga penting untuk banyak mekanisme creep. Batas butir yang umumnya hanya beberapa nanometer lebar. Dalam bahan yang umum, kristalit yang cukup besar sehingga batas butir account untuk sebagian kecil dari materi. Namun, ukuran butir yang sangat kecil dapat dicapai. Dalam padatan nanokristalin, batas butir menjadi fraksi volume yang signifikan dari materi, dengan efek yang mendalam pada sifat seperti difusi dan plastisitas. Dalam batas kristalit kecil, sebagai fraksi volume batas butir mendekati 100%, materi tidak lagi memiliki karakter kristal, dan dengan demikian menjadi padatan amorf. [Sunting] Cacat dan kotoran Fitur cacat kristal yang nyata atau penyimpangan dalam pengaturan yang ideal dijelaskan di atas dan inilah cacat yang kritis banyak menentukan sifat listrik dan mekanik bahan nyata. Ketika pengganti atom satu untuk salah satu komponen utama atom dalam struktur kristal, perubahan dalam sifat listrik dan termal dari material mungkin terjadi [2]. Kotoran juga dapat bermanifestasi sebagai pengotor spin dalam bahan-bahan tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa pengotor magnetik perubahan substansial sifat tertentu seperti panas spesifik dapat dipengaruhi oleh konsentrasi kecil pengotor, seperti untuk kotoran misalnya dalam semikonduktor paduan feromagnetik dapat menyebabkan sifat yang berbeda sebagai pertama diperkirakan pada akhir tahun 1960. [3] [ 4] Dislokasi dalam kisi kristal memungkinkan geser pada stres yang lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk struktur kristal yang sempurna [5]. [Sunting] Prediksi struktur Artikel utama: Crystal prediksi struktur Struktur kristal natrium klorida (garam meja) Kesulitan memprediksi struktur kristal yang stabil berdasarkan pengetahuan hanya komposisi kimia telah lama menjadi batu sandungan dalam perjalanan untuk merancang bahan sepenuhnya komputasi. Sekarang, dengan algoritma yang lebih kuat dan komputasi kinerja tinggi, struktur kompleksitas media dapat diprediksi dengan menggunakan pendekatan seperti algoritma evolusioner, sampling acak, atau metadynamics. Struktur kristal dari padatan ionik sederhana (misalnya NaCl atau garam meja) telah lama dirasionalisasikan dalam hal aturan Pauling, pertama kali diatur pada tahun 1929 oleh Linus

Pauling, yang disebut oleh banyak karena sebagai "ayah dari ikatan kimia". [6 ] Pauling juga mempertimbangkan sifat dari kekuatan-kekuatan interatomik dalam logam, dan menyimpulkan bahwa sekitar setengah dari lima orbital d pada logam transisi yang terlibat dalam ikatan, dengan nonbonding tersisa orbital d yang bertanggung jawab atas sifat magnetik. Karena itu ia mampu untuk mengkorelasikan jumlah orbital d dalam pembentukan ikatan dengan panjang ikatan serta banyak sifat-sifat fisik suatu zat. Ia kemudian memperkenalkan orbital logam, orbital tambahan yang diperlukan untuk memungkinkan resonansi ikatan valensi tanpa hambatan antara struktur elektronik. [7] Dalam teori ikatan valensi beresonansi, faktor-faktor yang menentukan pilihan satu dari antara struktur kristal alternatif dari senyawa logam atau intermetalik berkisar pada energi resonansi dari obligasi antara posisi interatomik. Hal ini jelas bahwa beberapa mode resonansi akan membuat kontribusi yang lebih besar (lebih mekanis stabil daripada yang lain), dan bahwa khususnya rasio sederhana jumlah obligasi ke nomor posisi akan luar biasa. Prinsip yang dihasilkan adalah bahwa stabilitas khusus terkait dengan rasio sederhana atau "nomor ikatan": 1 / 2, 1 / 3, 2 / 3, 1 / 4, 3 / 4, dll pilihan struktur dan nilai rasio aksial (yang menentukan panjang ikatan relatif) demikian hasil dari upaya dari sebuah atom untuk menggunakan valensi dalam pembentukan ikatan yang stabil dengan angka yang sederhana obligasi pecahan [8]. [9] Setelah mendalilkan korelasi langsung antara konsentrasi elektron dan struktur kristal dalam fase beta-paduan, Hume-Rothery menganalisis tren di titik leleh, compressibilities dan panjang ikatan sebagai fungsi dari nomor kelompok dalam tabel periodik dalam rangka membangun suatu sistem valensi dari unsur-unsur transisi di negara metalik. Perawatan ini sehingga menekankan kekuatan ikatan meningkat sebagai fungsi dari nomor kelompok [10]. Operasi kekuatan terarah ditekankan dalam satu artikel tentang hubungan antara hibrida ikatan dan struktur logam. Korelasi yang dihasilkan antara struktur elektronik dan kristal ini diringkas dengan sebuah parameter tunggal, berat d-elektron per orbital logam hibridisasi. "D-berat" menghitung ke 0,5, 0,7 dan 0,9 untuk fcc, dan struktur bcc HCP masing-masing. Hubungan antara d-elektron dan struktur kristal demikian menjadi jelas [11]. [Sunting] Polimorfisme Quartz adalah salah satu bentuk termodinamika stabil beberapa kristal silika, SiO2. Bentuk yang paling penting dari silika meliputi: -kuarsa, kuarsa -, tridimit, kristobalit, coesite, dan stishovite. Polimorfisme mengacu pada kemampuan yang solid ada di lebih dari satu bentuk kristal atau struktur. Menurut aturan Gibbs 'kesetimbangan fase, fase-fase kristal unik akan bergantung pada variabel intensif seperti tekanan dan temperatur. Polimorfisme berpotensi dapat ditemukan dalam material kristalin termasuk polimer, mineral, dan logam, dan berkaitan dengan allotropy, yang mengacu pada unsur padatan. Morfologi lengkap material digambarkan oleh polimorfisme dan variabel lain seperti kebiasaan kristal, fraksi amorf atau cacat kristalografi. Polimorf memiliki kestabilan yang berbeda dan secara spontan dapat mengkonversi dari bentuk metastabil (atau bentuk termodinamika tidak stabil) ke bentuk stabil pada suhu tertentu. Mereka juga menunjukkan titik leleh berbeda, kelarutan, dan X-ray pola difraksi. Salah satu contoh yang baik dari ini adalah bentuk dari silikon dioksida kuarsa, atau SiO2. Dalam sebagian besar silikat, atom Si menunjukkan koordinasi tetrahedral oleh 4 oksigen. Semua kecuali satu dari bentuk kristal tetrahedral SiO4 melibatkan unit dihubungkan oleh simpul dibagi dalam susunan yang berbeda. Dalam mineral yang berbeda dengan tetrahedral

menunjukkan derajat yang berbeda jaringan dan polimerisasi. Misalnya, mereka terjadi satu per satu, bergabung bersama dalam berpasangan, dalam kelompok terbatas yang lebih besar termasuk cincin, dalam rantai, rantai ganda, lembar, dan tiga-dimensi kerangka kerja. Mineral diklasifikasikan ke dalam kelompok berdasarkan struktur ini. Dalam setiap dari 7 nya termodinamika bentuk kristal atau polimorf stabil kuarsa kristal, hanya 2 dari 4 dari setiap tepi tetrahedra SiO4 berbagi dengan orang lain, yang menghasilkan rumus kimia bersih untuk silika: SiO2. Contoh lain adalah unsur timah (Sn), yang dibentuk dekat suhu ambien namun rapuh ketika didinginkan. Perubahan dalam sifat mekanik akibat adanya dua alotrop utama, --dan timah. Kedua alotrop yang dihadapi pada tekanan normal dan suhu, --timah dan timah, yang lebih dikenal sebagai timah putih abu-abu dan timah masing-masing. Dua alotrop lebih, dan , ada pada suhu di atas 161 C dan tekanan di atas beberapa GPa [12] timah putih metalik, dan merupakan bentuk kristal stabil pada atau di atas suhu kamar.. Bawah 13,2 C, timah ada dalam bentuk abu-abu, yang memiliki struktur kristal kubik berlian, mirip dengan berlian, silikon atau germanium. Gray timah tidak memiliki sifat logam sama sekali, adalah bahan kusam abu-abu tepung, dan memiliki beberapa kegunaan, selain beberapa aplikasi semikonduktor khusus [13] Meskipun - transformasi suhu timah nominal 13,2 C, kotoran. ( misalnya Al, Zn, dll) menurunkan suhu transisi di bawah 0 C, dan pada penambahan atau transformasi Sb Bi tidak mungkin terjadi sama sekali [14]. [Sunting] Sifat-sifat fisik Dua puluh dari 32 kelas kristal disebut piezoelektrik, dan kristal milik salah satu kelas-kelas (kelompok titik) piezoelektrik layar. Semua kelas piezoelektrik kurangnya pusat simetri. Bahan dielektrik mengembangkan polarisasi ketika sebuah medan listrik diterapkan, tetapi substansi yang memiliki pemisahan muatan seperti alami bahkan dalam ketiadaan lapangan disebut bahan polar. Apakah atau tidak material adalah kutub hanya ditentukan oleh struktur kristal. Hanya 10 dari 32 grup jalur bersifat polar. Semua kristal piroelektrik kutub, sehingga 10 kelas kristal kutub kadang-kadang disebut sebagai kelas piroelektrik. Ada beberapa struktur kristal, terutama struktur perovskit, yang menunjukkan perilaku feroelektrik. Hal ini analog dengan ferromagnetism, dalam, tanpa adanya medan listrik selama produksi, kristal feroelektrik tidak menunjukkan polarisasi. Setelah penerapan medan listrik yang cukup besarnya, kristal menjadi permanen terpolarisasi. Polarisasi ini dapat dibalik dengan biaya kontra-cukup besar, dengan cara yang sama bahwa feromagnet dapat dibalik. Namun, penting untuk dicatat bahwa, meskipun mereka disebut ferroelectrics, efek ini disebabkan oleh struktur kristal (tidak adanya logam besi).

Anda mungkin juga menyukai