Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

Geologi dalam bahasa Yunani terbagi menjadi dua yaitu Geost yang artinya bumi
dan Logos yaitu ilmu. Jika digabung, geologi berarti ilmu yang mempelajari bumi.
Bumi memilki struktur dalam yaitu mantel, selimut atas, selimut, inti luar dan inti
dalam. Yang menjadi penyusun terbentuknya bumi adalah batuan.

Batuan adalah adalah sekumpulan satu atau lebih mineral. Mineral merupakan
bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah dan mempunyai kristal yang
kerakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya dan memiliki komposisi kimia
yang tetap pada batas volumenya. Dengan kata lain, pembentuk mineral adalah
kristal.
Dari kata “Krustallos” (bhs Yunani), diperoleh dari “kruos” & “stellein” yang
artinya beku karena mendingin, sering disebut sebagai hablur / balur. Kristal
adalah bahan padat yang secara kimia homogen dengan bentuk geometri tetap,
sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur, dibatasi oleh bidang banyak
(polyhedron), jumlah dan kedudukan dari bidang-bidang kristalnya tertentu dan
teratur. Klasifikasi kristal-kristal menurut bentuknya adalah kubik, tetragonal,
hexagonal, trigonal, ortorombik, monoklinik dan triklinik

1
BAB II SISTEM KRISTAL ORTHORHOMBIK DAN
SISTEM KRISTAL TRIGONAL

A. SISTEM KRISTAL ORTHORHOMBIK DAN SISTEM KRISTAL


TRIGONAL

1. Sistem Orthorhombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya
saling tegak lurus (90˚).

Gambar 5 Sistem Orthorhombik


Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak
ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa

2
antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.
Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:
 Bisfenoid
 Piramid
 Bipiramid
Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,
chrysoberyl, aragonite, barit, anhidrit dan witherite (Pellant, chris. 1992).

Gambar Barit

Gambar Aragonit

3
Gambar Anhidrit

2. Sistem Trigonal
Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu
Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem
kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik
sudut yang melewati satu titik sudutnya.
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a =
b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan
sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α
= β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak
lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

4
Gambar Sistem Trigonal
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a
ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu
c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk
sudut 40˚ terhadap sumbu b+.
Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:
 Trigonal piramid
 Trigonal Trapezohedral
 Ditrigonal Piramid
 Ditrigonal Skalenohedral
 Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline,
hinsdalit, korondum dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977).

5
Gambar Hinsdalit

Gambar Korondum

Gambar tourmaline

BAB III KESIMPULAN

6
DAFTAR PUSTAKA

http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/kristalografi-sistem-kristal.html
http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/praktikum-mineralogy.html

http://geology.com/minerals/chalcopyrite.shtml
http://geology.com/minerals/rutile.shtml
http://geology.com/minerals/zircon.shtml
http://geology.com/minerals/anhydrite.shtml
http://geology.com/minerals/barite.shtml
http://www.healingcrystals.com/Aragonite_-
_Aragonite_Clusters__Morocco_.html
http://geology.com/minerals/corundum.shtml
http://www.mineralatlas.eu/lexikon/index.php/MineralData?mineral=Pyrosmalit

http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.mineral-
forum.com%2Fmessage-board%2Ffiles%2Fhinsdalit_126.jpg&imgrefurl=http
%3A%2F%2Fwww.mineral-forum.com%2Fmessage-board%2Fviewtopic.php
%3Fp%3D27403&h=736&w=750&tbnid=fKag-8XiLxk3pM
%3A&zoom=1&docid=Fn7VylBSvK4uSM&ei=OQZCVP6aOoTbmgXKxoGoD
A&tbm=isch&client=firefox-
a&ved=0CCsQMygLMAs&iact=rc&uact=3&dur=1432&page=1&start=0&ndsp=

7
16

Anda mungkin juga menyukai