Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan
untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk,
struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian
dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk
tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap untuk
tiap mineral yang dibentuknya., maka pada akhir abad XIX, Kristalografi
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri.Pada bidang Geologi,
mempelajari kristalografi sangatlah penting. Karena untuk mempelajari ilmu
Geologi, kite tentunya juga harus mengetahui komposisi dasar dari Bumi ini, yaitu
batuan. Dan batuan sendiri terbentuk dari susunan mineral-mineral yang tebentuk
oleh proses alam.
Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai
macam bahan-bahan dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita
hingga jauh didasar Bumi. Ilmu kristalografi juga dapat digunakan untuk
mempelajari sifat-sifat berbagai macam mineral yang paling dicari oleh manusia.
Dengan alasan untuk digunakan sebagai perhiasan karena nilai estetikanya
maupun nilai guna dari mineral itu sendiri. Jadi, pada dasarnya, kristalografi
digunakan sebagai dasar untuk mempelajari ilmu Geologi itu sendiri. Dengan
alasan utama kristal adalah sebagai pembentuk Bumi yang akan dipelajari. Batuan
adalah kumpulan satu atau lebih mineral, yang dimaksud dengan Mineral sendiri
adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi
kimia yang tetap pada batas volumenya dan mempunyai kristal kerakteristik yang
tercermin dalam bentuk fisiknya. Jadi, untuk mengamati proses Geologi dan
sebagai unit terkecil dalam Geologi adalah dengan mempelajari Kristal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji
masalah - masalah sebagai berikut:
1. Apa itu kristal?
2. Apa itu sistem kristal triklin?
3. Apa itu sistem kristal trigonal ?
4. Apa itu sistem kristal monoklin?
C. TUJUAN
Makalah ini di buat, bertujuan agar mahasiswa :
1. Memahami sistem Kristal, secara khusus sistem kristal triklin, trigonal dan
monoklin.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kristalografi (Sistem Kristal)
Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral, yang dimaksud dengan
Mineral sendiri adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya dan mempunyai kristal
kerakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya. Jadi, untuk mengamati proses
Geologi dan sebagai unit terkecil dalam Geologi adalah dengan mempelajari
kristal.
Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk
mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur
dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari
Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut
merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap
mineral yang dibentuknya., maka pada akhir abad XIX, Kristalografi
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri.
B. Pengertian Kristal
Kata kristal berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan
yang dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk
menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen,
biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti
sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri; Jumlah dan
kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur.
C. Sistem Kristalografi

Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara mendetail, perlu


diadakan pengelompokkan yang sistematis. Pengelompokkan itu didasarkan pada
perbangdingan panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya.
Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya (bidang simetri
dan sumbu simetri) dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik, Tetragonal,
Hexagonal, Trigonal, Orthorhombik, Monoklin dan Triklin.
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal.
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem Isometrik terdiri dari lima kelas, sistem Tetragonal
mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik memiliki tiga kelas, Hexagonal
tujuh kelas dan Trigonal lima kelas. Selanjutnya Monoklin mempunyai tiga kelas
dan Triklin dua kelas.
Pada makalah ini penulis hanya akan membahas tiga sistem kristal yaitu
sistem kristal triklin, trigonal dan monoklin.
1. Sistem Kristal Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang
lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing
sumbu tidak sama.

Axial Configuration

Paper Model

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga
memiliki sudut kristalografi 90. Hal ini berarti, pada system
ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak
ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya
pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal
ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap
sumbu b dan b membentuk sudut 80 terhadap c+.
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:
1.1.

Kelas Pinakoid
Axial Configuration

Paper Model

Kelas : ke-2,

Simetri : 1bar
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
Bentuk Umum : pinakoid.
Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine,
babingtonit, bustamit, colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit,
dan lain-lain.

1.2.

Kelas Pedial
Axial

Paper Model

Configuration

Kelas : ke-1,
Simetri : 1
Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
Bentuk Umum : pedion.
Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan
lain-lain.

2. Sistem Kristal Trigonal.


Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai
nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan
sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara
penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal
setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian

dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati


satu titik sudutnya.

Axial Configuration

Paper Model

Pada

Trigonal

kondisi

sebenarnya,

memiliki

axial

ratio

(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama


dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu
c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini
berarti, pada sistem ini, sudut dan saling tegak lurus dan membentuk
sudut 120 terhadap sumbu .
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik
garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^b = 20 ;
d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai
20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40 terhadap
sumbu b+.

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:


2.1. Hexagonal Scalenohedral
Axial Configuration

Paper Model

Kelas : ke-13,

Simetri : 3bar 2/m

Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3


bidang simetri.

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara


sumbu a dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism,


hexagonal prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum,


hematit, bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter,
chabazit, dan millerit.

2.2.

Trigonal Trapezohedral

Axial Configuration

Paper Model

Kelas : ke-12,

Simetri : 3 2

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2,
dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih
pendek ata lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara


sumbu a dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal


prism, ditrigonal prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.

2.3.

Ditrigonal Pyramidal

Axial Configuration

Paper Model

Kelas : ke-11,

Simetri : 3m

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1,
a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat
lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara


sumbu a dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal


pyramid, trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk


didalamnya pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.

2.4.

Kelas Rhombohedral
Axial

Paper Model

Configuration

Kelas : ke-10,

Simetri : 3bar

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1,
a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat
lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara


sumbu a dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal


pinakoid.

10

Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit,


ilmenit, dioptase, willemit, dan phenakit.

2.5.

Kelas Trigonal Pyramidal


Axial

Paper Model

Configuration

Kelas : ke-9,

Simetri : 3

Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga

Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1,
a2, dan a3 sama satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat
lebih pendek ata lebih panjang dari sumbu c.

Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara


sumbu a dan sumbu c = 90o.

Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal


dalam kelas ini.

3. Sistem Kristal Monoklin


Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n

11

tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.

Axial

Paper Model

Configuration

Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya
tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini,
sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus
(miring).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c =
sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang
pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^b =
30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45
terhadap sumbu b.

12

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:


3.1.

Prismatic
Axial

Paper Model

Configuration

Kelas : ke-5,
Simetri : 2/m,
Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri

yang berpotongan tegak lurus,


Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.
Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit,
annabergit,

arsenopyrit,

biotit,

borak,

boulangerit,

brazilianit,

brochantit, butlerit, calaverit, carnotit, catapleit, caledonit, celsian,


klinoklas, kriolit, datolit, diopside, gypsum, manganit, olivenit,
psilomelan, rosasit, talc, wolframit, titanit, dan lain-lain.

3.2.

Kelas Sphenoidal
Axial

Paper Model

Configuration

13

Kelas : ke-4,
Simetri : 2,
Elemen Simetri : 1 sumbu putar.
Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit,
goosekrecit, mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.

3.3.

Kelas Domatik
Axial

Paper Model

Configuration

Kelas : ke-3,
Simetri : m,
Elemen Simetri : 1 bidang simetri.
Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.
Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit,
natron, neptunit, skolosit, dan lain-lain.

14

BAB III
KESIMPULAN
1. Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral, yang dimaksud dengan
Mineral sendiri adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya dan mempunyai
kristal kerakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya

15

2. Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan


untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk
bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya
3. Kata kristal berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan
yang dingin atau beku.
4. Sistem kristal adalah pengelompokkan kristal yang didasarkan pada
perbangdingan panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu
tegaknya.
5. Sistem Triclinic memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c, dan
memiliki sudut kristalografi 90
System Kristal Triclinic dibagi menjadi 2 kelas yaitu Pedial dan Pinakoidal.
6. Sistem Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d c ,
memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Sistem ini dibagi menjadi
5 kelas Hexagonal Scalenohedral, Trigonal Trapezohedral, Ditrigonal
Pyramidal, Kelas Rhombohedral, dan Kelas Trigonal Pyramidal
7. Kristal Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c ,
memiliki sudut kristalografi = = 90 . Sistem Monoklin dibagi menjadi
3 kelas: Prismatic,Kelas Sphenoidal dan Kelas Domatik.

16

Daftar Pustaka

http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/04/sistem-kristal_8844.html
http://webmineral.com/crystal/Monoclinic.shtml#.V_KSV61hlg4
http://webmineral.com/crystal/Trigonal.shtml#.V_KSXa1hlg4
http://webmineral.com/crystal/Triclinic.shtml#.V_KR4K1hlg4
http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2013/01/sistem-triklin.html
http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2013/01/sistem-monoklin.html
http://deboratresiasinaga.blogspot.co.id/2013/01/sistem-trigonal.html
https://www.academia.edu/9184637/sistem_kristal_heksagonal_dan_monoklin
http://documents.tips/engineering/sistem-trigonal.html
https://www.scribd.com/doc/230867047/MAKALAH-SISTEM-KRISTAL

17

Anda mungkin juga menyukai