Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

UNSUR SIMETRI LIPAT

Disusun Oleh :
RIZKY EKA PUTRI
4100230039
KELAS II

YOGYAKARTA
2023
DAFTAR ISI

Halaman judul .......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

Abstrak ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Tujuan ........................................................................................................... 1


1.2 Metode .......................................................................................................... 1
1.3 Analisis Data ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 4

2.1 Unsur Simetri Kristal .................................................................................... 4


2.2 Refleksi ......................................................................................................... 4
2.3 Rotasi ............................................................................................................ 6
2.4 Roto Inversi .................................................................................................. 7
2.5 Kelas Kristal ................................................................................................. 13
2.6 Simetri Lipat Pada Bangun Datar ................................................................. 14

KESIMPULAN ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
ABSTRAK

Simetri adalah seimbang di bagian atas, bawah, kanan, dan kiri. Jadi kalau suatu
bangun datar dilipat, kedua bagiannya sama persis alias setengah bagiannya menutupi
setengah bagian yang lain. Dengan kata lain, simetri lipat bisa juga dikatakan sebagai
jumlah lipatan pada sebuah bangun datar. Sebuah Kristal memiliki struktur internal,
struktur tersebut terdiri dari susunan atom yang tersusun secara teratur dan berulang.
Konsep simetri menggambarkan pengulangan sifat struktur dari sebuah kriatal. Oleh
karena itu, Kristal memiliki kesimetrian, dan sebagian besar kristalografi berkaitan denagn
penggembaran dan pembuatan berbagai jenis kesimetrian.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Supaya mahasiswa tidak hanya mengetahui jenis – jenis Kristal yang ada
dibatuan, namun juga unsur lipatannya. Serta mengetahui dasar ilmu kristalografi
tidak ahnya bisa diidentifikasi melalui bentuk batuannya saja, namun juga ada
berbagai bentuk teori lainnya yang lebih luar yang harus dipelajari .

1.2 Metode
1. Bacalah materi pertemuan ke 2 & 3
2. Buatlah judul Elemen Simetri Lipat.
3. Sumber referensi tambahan dari buku atau publikasi ilmiah lain.
4. Sistimatika resume seperti tulisan naskah ilmiah: Judul,
Abstrak, Pendahuluan , Tujuan, Metode, Analisis Data dari hasil bacaan
materi pertemuan 2, Pembahasan, kesimpulan, Daftar pustaka (2 buku
tersebut).

1.3 Analisis Data


Sebuah Kristal memiliki struktur internal, Struktur tersebut terdiri dari
susunan atom yang tersusun secara teratur dan berulang. Simetri translasi
menggambarkan pengulangan motif secara berkala dengan cara menggeser motif
tersebut ke satu arah dengan melalui panjang atau melalui suatu area atau volume
dengan jarak yang sama. Simetri titik, di sisi lain, menggambarkan pengulangan
motif secara berkala di sekitar titik pusat Kristal. Banyaknya unsur-unsur simetri
yang terdapat pada kristal dapat untuk menentukan suatu kristal itu termasuk dalam
kelas yang mana.
Unsur-unsur simetri suatu kristal dapat dibedakan atas 3 yaitu bidang
simetri (m), sumbu simetri (n), dan titik simetri atau pusat simetri (i). Sumbu
simetri merupakan sumbu kristal dimana bila kristal diputar dengan besaran derajat
tertentu pada sumbu tersebut, maka akan memberikan bentuk yang sama. Bidang

1
simetri merupakan bidang pencerminan atau pengertiannya adalah bidang yang
menembus titik pusat kristal dan membagi dua bagian yang sama, dimana bagian
yang satu merupakan pencerminan dari bagian yang lain.
Bidang simetri dapat dibedakan menjadi bidang simetri pokok (aksial)
menunjukkan bidang yang melalui dua sumbu utama pada kristal, dan bidang
simetri intermedier yaitu bidang simetri yang hanya melalui sebuah sumbu utama
Kristal. Titik simetri atau pusat simetri merupakan suatu titik kristal melalui suatu
garis yang dapat digambarkan sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu pusat
dengan yang lain pada jarak yang sama terdapat gambaran yang sama. Titik ini
biasanya berimpit dengan titik pusat Kristal. Refleksi terjadi ketika kenampakan
sebuah
Kristal di satu sisi bidang dan melewati pusat kristal yang merupakan
bayangan di depan cermin yang merupakan kenampakan kristal di sisi lain. Motif
ini dipantulkan pada bidang cermin yang membelah krista. .Jika kristal memiliki
simetri inversi, maka setiap garis yang ditarik melalui pusat kristal akan
menghubungkan dua bidang/wajah kristal identik di sisi yang berlawanan
(diputarbalikan secara vertikal sebesar 180°) dan jenis simetri / pola geometri ini
dikenal dengan nama rotoinversi , yang merupakan operasi simetri gabungan yang
dihasilkan dengan melakukan rotasi yang diikuti dengan inversi.
Sumbu rotoinversi putar dua, setara dengan refleksi melalui bidang cermin
yang tegak lurus dengan sumbu rotoinversinya. Kristal yang memiliki sumbu
rotoinversi putar tiga, setara dengan kristal yang memiliki simetri rotasi putar tiga,
dan simetri inversi. Rotoinversi sumbu putar enam, setara dengan rotasi sumbu
putar tiga, dan refleksi seluruh bidang cermin yang terletak pada sudut kanan
sumbu rotasi. Satu-satunya operasi rotoinversi yang tidak dapat digantikan oleh
kombinasi rotasi, refleksi dan inversi adalah rotoinversi sumbu putar empat.
Kristal sistem isometrik memiliki tiga sumbu simetri putar empat ,empat
sumbu simetri putar 3, yang masing-masing bergerak secara diagonal dari sudut ke
sudut. melalui pusat sel unit kristal. Kristal dari sistem isometrik juga memiliki
enam sumbu simetri putar dua yang membentang dari bagian tengah setiap tepi
kristal melalui titik pusat ke bagian tengah pada tepi kristal yang berlawanan.
Mineral dari sistem ini memiliki sembilan bidang simetri yang berbeda. Sedangkan
mineral dari sistem tetragonal memiliki satu sumbu simetri putar 4, juga memiliki

2
empat sumbu simetri putar 2, pusat inversi, dan hingga memiliki lima bidang
simetri.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Unsur Simetri Kristal


Banyaknya unsur-unsur simetri yang terdapat pada kristal dapat untuk
menentukan suatu kristal itu termasuk dalam kelas yang mana. Unsur-unsur simetri
suatu kristal dapat dibedakan atas 3 yaitu bidang simetri (m), sumbu simetri (n),
dan titik simetri atau pusat simetri (i). Sumbu simetri merupakan sumbu kristal
dimana bila kristal diputar dengan besaran derajat tertentu pada sumbu tersebut,
maka akan memberikan bentuk yang sama.

Sebelum dilakukan pemutaran. Selain bisa diputar dengan sudut 360º kristal
juga bisa diputar dengan sudut 180º, 120º, 90º, dan 60º. Bidang simetri merupakan
bidang pencerminan atau pengertiannya adalah bidang yang menembus titik pusat
kristal dan membagi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan
pencerminan dari bagian yang lain. Bidang simetri dapat dibedakan menjadi bidang
simetri pokok (axial) menunjukkan bidang yang melalui dua sumbu utama pada
kristal, dan bidang simetri intermedier yaitu bidang simetri yang hanya melalui
sebuah sumbu utama kristal. Titik simetri atau pusat simetri merupakan suatu titik
pusat kristal melalui suatu garis yang dapat digambarkan sedemikian rupa sehingga
pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak yang sama terdapat gambaran yang
sama. Titik ini biasanya berimpit dengan titik pusat kristal.

2.2 Refleksi
Refleksi terjadi ketika kenampakan sebuah Kristal di satu sisi bidang dan
melewati pusat kristal yang merupakan bayangan di depan cermin yang
merupakan kenampakan kristal di sisi lain. Bidang di mana refleksi terjadi

4
kemudian disebut bidang cermin/mirror. Motif ini dipantulkan pada bidang cermin
yang membelah kristal.

5
2.3 Rotasi
Simetri rotasi muncul ketika elemen struktur diputar dalam besaran derajat tertentu
di sekitar titik pusat sebelum pola geometrinya berulang. Sebuah bujur sangkar,
misalnya, memiliki sumbu simetri putar 4 karena kristal tersebut dapat diputar
empat kali dengan sudut sebesar 90 °, setiap kali diputar 90 °, maka akan
menghasilkan bidang permukaan berupa persegi yang sama sebanyak empat kali.
Harga sumbu simetri dimulai dari 1, 2, 3, 4 dan 6. Simbol untuk harga simetri satu
adalah titik/lingkaran. Harga simetri dua adalah bulat lonjong. Tiga berupa segitiga,
empat berupa segi empat dan enam berupa segienam.

6
2.4 Roto Inversi
Jika kristal memiliki simetri inversi, maka setiap garis yang ditarik melalui
pusat kristal akan menghubungkan dua bidang/wajah kristal identik di sisi yang
berlawanan (diputarbalikan secara vertikal sebesar 180°) dan jenis simetri / pola
geometri ini dikenal dengan nama rotoinversi , yang merupakan operasi simetri
gabungan yang dihasilkan dengan melakukan rotasi diikuti dengan inversi.

Sebuah motif atau pola geometri tertentu yang diterapkan secara linier dan
dilakukan perulangan maka

7
akan menghasilkan sebuah lattice atau kisi. Ada lima jenis operasi rotoinversi yaitu
simetri rotoinversi sumbu putar.
Sebagian besar dari rotoinversi ini dapat dijelaskan secara bergantian oleh
serangkaian operasi rotasi, refleksi dan inversi yang ditentukan. Rotoinversi sumbu
putar 1, setara dengan rotasi 360° diikuti dengan inversi. Prosedur ini pada akhirnya
setara dengan satu inversi. Sumbu rotoinversi putar dua, setara dengan refleksi
melalui bidang cermin yang tegak lurus dengan sumbu rotoinversinya. Kristal yang
memiliki sumbu rotoinversi putar tiga, setara dengan kristal yang memiliki simetri
rotasi putar tiga, dan simetri inversi. Rotoinversi sumbu putar enam, setara dengan
rotasi sumbu putar tiga, dan refleksi melintasi bidang cermin yang terletak pada
sudut kanan sumbu rotasi. Satu-satunya operasi rotoinversi yang tidak dapat
digantikan oleh kombinasi rotasi, refleksi dan inversi adalah rotoinversi sumbu
putar empat.

Semua sistem kristal juga memiliki unsur simetrinya masing-masing.


Kristal sistem isometrik memiliki tiga sumbu simetri putar empat ,empat sumbu
simetri putar 3, yang masing- masing bergerak secara diagonal dari sudut ke
sudut. melalui pusat sel unit kristal. Kristal dari sistem isometrik juga memiliki
memiliki enam sumbu simetri putar dua yang membentang dari bagian tengah
setiap tepi kristal melalui titik pusat ke bagian tengah pada tepi kristal yang
berlawanan. Mineral dari sistem ini memiliki sembilan bidang simetri yang
berbeda.

8
Sedangkan mineral dari sistem tetragonal memiliki satu sumbu simetri putar 4, juga
memiliki empat sumbu simetri putar 2, pusat inversi, dan hingga memiliki lima
bidang simetri.

9
Sistem kristal heksagonal dibagi menjadi divisi heksagonal dan trigonal.
Semua kristal dari divisi heksagonal memiliki satu sumbu simetri putar 6 dan
memiliki hingga enam sumbu simetri putar 2. Sistem ini juga menunjukkan pusat
simetri inversi dan memiliki tujuh bidang simetri. Kristal dari divisi trigonal
semuanya memiliki satu sumbu simetri putar 3 dan memiliki hingga tiga sumbu
simetri putar 2 dan dapat menunjukkan pusat inversi dan hingga tiga bidang
simetri.

Kristal sistem ortorombik secara umum memiliki tiga sumbu simetri putar 2 dan
atau tiga bidang cermin. Kelas holomorfik menunjukkan tiga sumbu simetri putar 2

10
dan tiga bidang cermin serta pusat inversi. Kelas lain mungkin menunjukkan dua
sumbu simetri putar dua atau satu sumbu simetri putar 2 dan dua bidang simetri.
Spesies yang termasuk dalam sistem ortorombik adalah olivin dan barit. Kristal dari
sistem ini cenderung berbentuk prismatik, tabular, atau acicular.

11
Mineral dengan sistem kristal monoklinik memiliki satu sumbu simetri putar 2
(Gambar III.11A) dan / atau satu bidang simetri (Gambar III.11B). Kelas
holomorfik memiliki satu sumbu simetri putar 2, bidang simetri, dan pusat simetri.
Kelas lain hanya menampilkan sumbu simetri putar 2 atau hanya memiliki bidang
simetri.

12
Kristal dengan sistem triklinik dapat dikatakan hanya memiliki satu sumbu simetri putar 1,
yang setara dengan tidak memiliki simetri sama sekali. Kristal sistem ini tidak memiliki
bidang simetri. Kelas holomorfik menunjukkan pusat simetri inversi .

2.5 Kelas Kristal

Sistem Kristal Kelas Kristal Simetri Jenis Kelas

1 - Pedial
Triklinik
i Pinakoidal
2 1A2 Sphenoidal
Monoklinik m 1m Domatik
2/m i, 1A2, 1m Prismatik

13
222 3A2 Rhombik-disphenoidal
Orthorhombik mm2 (2mm) 1A2, 2m Rhombik-piramidal
2/m 2/m 2/m i, 3A2, 3m Rhombik-dipiramidal
4 1A4 Tetragonal- Piramidal

4 Tetragonal-disphenoidal
4/m i, 1A4, 1m Tetragonal-dipiramidal
Tetragonal 422 1A4, 4A2 Tetragonal-trapezohedral
4mm 1A4, 4m Ditetragonal-piramidal
2m 14, 2A2, 2m Tetragonal-scalenohedral
4/m 2/m 2/m i, 1A4, 4A2, 5m Ditetragonal-dipiramidal
3 1A3 Trigonal-piramidal
13 Rhombohedral
32 1A3, 3A2 Trigonal-trapezohedral
3m 1A3, 3m Ditrigonal-piramidal
2/m 13, 3A2, 3m Hexagonal-skalenohedral
Trigonal -
6 1A6 Hexagonal-piramidal
6 16 Trigonal-dipiramidal
Heksagonal
6/m i, 1A6, 1m Hexagonal-dipiramidal
622 1A6, 6A2 Hexagonal-trapezohedral
6mm 1A6, 6m Dihexagonal-piramidal
m2 16, 3A2, 3m Ditrigonal-dipiramidal
6/m 2/m 2/m i, 1A6, 6A2, 7m Dihexagonal-dipiramidal
23 3A2, 4A3 Tetaroidal
2/m 3A2, 3m, 43 Diploidal
Isometrik 432 3A4, 4A3, 6A2 Giroidal
3m 34, 4A3, 6m Hekstetrahedral
4/m 2/m 3A4, 43, 6A2, 9m Heksoktahedral

2.6 Simetri Lipat Pada Bangun Datar


1. Simetri Lipat Persegi
Persegi memiliki 4 simetri lipat, Persegi mempunyai 4 simetri lipat. Simetri
lipat yang pertama, A akan bertemu dengan D dan B bertemu dengan C atau
seperti ini:

14
Simetri lipat yang kedua, A akan bertemu dengan B dan C akan bertemu
dengan D . Simetri lipat yang ketiga, A akan bertemu dengan C. Dengan
demikian, BD merupakan sumbu simetri yang membagi persegi di atas
menjadi dua bagian yang sama besar. Simetri lipat yang keempat, membagi
persegi di atas menjadi dua bagian yang sama besar di mana B akan bertemu
dengan D dan AC menjadi sumbu simetrinya. Untuk simetri lipat yang pertama
dan kedua, sumbu simetri bisa juga berperan menjadi cermin yang
mencerminkan persegi panjang dengan panjang sisi lebar setengah dari
panjang sisi panjangnya, sehingga terbentuklah sebuah persegi. Sementara
untuk simetri lipat ketiga dan keempat, bisa menjadi cermin yang
mencerminkan segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi miring yang menempel
pada cermin dan terbentuklah sebuah persegi.

2. Simetri Lipat Persegi Panjang

Persegi panjang memiliki 2 simetri lipat. Simetri lipat yang pertama A akan
bertemu dengan D dan B bertemu dengan C . Sedangkan simetri lipat yang
kedua akan membuat A bertemu dengan B dan D bertemu dengan C Dalam
persegi panjang, simetri lipat yang pertama dan kedua, sumbu simetrinya bisa
menjadi cermin yang mencerminkan sebuah persegi panjang dan terbentuklah
persegi panjang yang lebih besar.

3. Simetri Lipat Lingkaran


Lingkaran adalah bangun datar yang memiliki simetri lipat dengan jumlah tak
terhingga. Pasalnya, lingkaran bisa dibagi dua dengan jumlah tak terhingga,
artinya sumbu simetrinya sangat banyak. Tak hanya itu, simetri lipat lingkaran
bisa berperan menjadi sebagai cermin yang mencerminkan setengah lingkaran
dengan diameternya menempel pada cermin dan membentuk lingkaran penuh.

15
KESIMPULAN

Simetri adalah seimbang di bagian atas, bawah, kanan, dan kiri. Jadi kalau
suatu bangun datar dilipat, kedua bagiannya sama persis alias setengah bagiannya
menutupi setengah bagian yang lain. Dengan kata lain, simetri lipat bisa juga
dikatakan sebagai jumlah lipatan pada sebuah bangun datar.
Konsep pola geometri adalah menggambarkan pengulangan sebuah pola
struktural kristal secara berkala. Keteraturan dari bidang batas kristal dapat
membentuk sebuah pola geometri. Secara garis besar terdapat dua pola
geometri/jenis simetri yang umum, yaitu simetri translasi dan simetri titik.
Simetri translasi menggambarkan pengulangan motif secara berkala dengan cara
menggeser motif tersebut kesatu arah dengan melalui panjang atau melalui suatu
area atau volume dengan jarak yang sama .
Banyaknya unsur-unsur simetri yang terdapat pada kristal dapat untuk
menentukan suatu kristal itu termasuk dalam kelas yang mana. Unsur-unsur
simetri suatu kristal dapat dibedakan atas 3 yaitu bidang simetri (m), sumbu
simetri (n), dan titik simetri atau pusat simetri (i). Sumbu simetri merupakan
sumbu kristal dimana bila kristal diputar dengan besaran derajat tertentu pada
sumbu tersebut, maka akan memberikan bentuk yang sama.
Refleksi terjadi ketika kenampakan sebuah Kristal di satu sisi bidang dan
melewati pusat kristal yang merupakan bayangan di depan cermin yang
merupakan kenampakan kristal di sisi lain. Bidang di mana refleksi terjadi
kemudian disebut bidang cermin/mirror. Motif ini dipantulkan pada bidang
cermin yang membelah kristal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mira Meirawaty, Rosmalia Dita Nugraheni, Cahyaningratri Prima Riyandhani.


2021 “Mineralogi”. Banyumas, Jawa Tengah.
File Materi Pertemuan ke 2 dan 3

Anda mungkin juga menyukai