ABSTRAK
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari sifat geometris dari kristal terutama
perkembangan pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam dan hubungannya
dengan sifat fisik dari suatu mineral. Praktikum kristalografi dan mineralogi ini memiliki
maksud dapat mengetahui sifat-sifat dari kristal dan tujuan yaitu mengidentifikasi bentuk
kristal dari kenampakan bidang kristal dan mendeskripsikan kristal yang terdiri dari sifat
kristal, elemen kristal, nilai kristal, indeks bidang, kelas kristal, bentuk kristal dan proyeksi
stereografik. Metode yang digunakan yaitu pengamatan langsung kenampakan bidang kristal.
Hasil yang didapatkan yaitu peraga 1 nomor urut 1 dan nomor peraga Iso19memiliki bentuk
Hexoctahderal.dan peraga 2 nomor urut 2 dan nomor peraga Tetra7 memiliki bentuk
DYTETRAGONAL DYPIRAMIDAL.
Siste
sebagai bidang muka Kristal. Bidang
muka Kristal itu baik letak maupun
arahnya di tentukan oleh
perpotongannya dengan sumbu-sumbu
m
Kristal. Dalam sebuah Kristal, sumbu
Kristal berupa garis bayangan yang
lurus yang menembus Kristal melalui
Isome
pusat Kristal. sumbu Kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang
disebut sebagai parameter (Isbandi
joko, 1986).
khas,
Masing- masing Kristal hanya
memiliki satu bentuk Kristal yang
tetapi Kristal dari beberapa
trik
Sistem Isometrik adalah sistem
mineral dapat mempunyai bentuk yang
kristal yang paling simetri dalam
bermacam-macam sebagai hasil dari
ruang tiga dimensi. Sistem ini yang artinya panjang sumbu a1 sama
tersusun atas tiga garis kristal dengan sumbu a2 dan sama dengan
berpotongan yang sama panjang dan sumbu a3. Dan juga memiliki sudut
sama sudut potong satu sama lain, kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini
sistem ini berbeda dengan sistem lain berarti, pada sistem ini, semua sudut
dari berbagai sudut pandang. Sistem kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus
ini tidak berpolar seperti yang lain, satu sama lain (90˚).
yang membuatnya lebih Sistem Isometrik memiliki
perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 :
mudah dikenal. Kata isometrik
3 : 3. Artinya, pada sumbu a1 ditarik
berarti berukuran sama, terlihat
garis dengan nilai 1, pada sumbu a2
pada struktur tigadimensinya yang
ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu
sama simetri, atau dikenal pula dengan
a3 juga ditarik garis dengan nilai 3
sistem kristal kubus atau kubik.
(nilai bukan patokan, hanya
Jumlah sumbu kristalnya ada tiga dan
perbandingan). Sudut antara a1 dengan
saling tegak lurus satu dengan yang
a2 = 90o, sudut antara a2 dengan a3 =
lainnya. Dengan perbandingan panjang
90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o,
yang sama untuk masing-masing
sedangan sudut antara a1 dengan –a2 =
sumbunya
30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara
Sistem Kristal Isometrik in
sumbu a1 memiliki nilai 30˚ terhadap
dibagi menjadi 5 kelas yaitu:
sumbu –a2.
1. Tetaoidal
2. Sistem Tetragonal
2. Gyroida
Sama dengan sistem isometrik,
3. Diploida
sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal
4. Hextetrahedral
yang masing-masing saling tegak
5. Hexoctahedral
lurus. Dalam kristalografi, tetragonal
Pada kondisi sebenarnya, sistem
merupakan satu dari tujuh sistem
kristal Isometrik memiliki axial ratio
kristal dan mempunyai tujuh buah
(perbandingan sumbu a1 = a2 = a3,
kelas. Tetragonal merupakan hasil dari
pemanjangan bentuk dasar cubic 4. Tetragonal Scalahedra
sehingga bentuk dasar cubic tersebut 5. etragonal Dipyramidal
menjadi prism. Tetragonal mempunyai 6. Tetragonal Disphenoidal
dua buah bentuk bravais lattice yaitu 7. Tetragonal Pyramidal
simple tetragonal dan centered III. Metode Praktikum
tetragonal.
Adapun rangkaian metode paktikum
Sistem kristal tetragonal meliputi
dapat dilihat dalam diagram yang ada
semua kristal yang mempunyai 3 buah
disamping.
sumbu yang tegak lurus, dua di
antaranya sama panjang dan terletak di
bidang horizontal yang dinamakan
dengan sumbu lateral dan diberi tanda
dengan huruf a. sumbu yang ketiga
tegak lurus dengan bidang yang
terbentuk dari sumbu lateral dan
disebut dengan sumbu c yang
Persiapan alat
panjangnya bisa lebih panjang atau dan bahan
lebih pendek daripada sumbu lateral.
Sedangkan sumbu yang membagi dua
sama rata sumbu yang terbentuk dari Mengambil
sampel
perpotongan sumbu a adalh sumbu
intermediate yang ditukis dengan huruf
b.
Praktiku
Sistem Kristal Teteragonal m
ini dibagi menjadi 7 kelas
yaitu:
Pembuatan
1. Ditetragonal Dipyramidal Gambar 3.1jurnal
Diagram air
2. Tetragonal Trapezohedra Adapun prosedur percoban dalam
3. Ditetragonal Pyramidal praktikum ini dimulai dengan
menyiapkan alat dan bahan, adapun sistem kristal isomeri yang
alat dan bahan yang diperlukan mempunyai sifat kristal a : b : c
praktikum ini adalah penggaris, ATK, = 1 : 3 : 3 , α = β = γ = 90º.
pensil warna, LKP, peraga kristal, Peraga ini memiliki elemen
busur derajat, jangka , lap kasar dan kristal 3A4, 4A3, 6A2, 9P dan
lap halus. Setelah itu mengambil nilai kristal (1) Herman
sampel kristal Isometrik dan Manguin = 4/m , 3 , 2/m. (2)
Tetragonall, lalu dilanjutkan dengan schoenflies = Oh. Kelas kristal
praktikum yaitu gambar peraga kristal Hextetrahedral dan bentuk
hexagonal dan trigonal pada proyeksi kristal Hexoctahedral.
kubus dan proyeksi stereografis serta Proyeksi stereografis pada peraga
mendeskripsinya pada lembar ini dapat dilihat pada gambar 4.2
deskripsi yang ada pada lembar LKP.
Lalu jika praktikum telah selesai
lanjut ke pengerjaan jurnal yang akan
di asistensikan ke asisten masing-
masing.
IV. Pembahasan
a. Peraga 1
b.Peraga 2
peraga ini dapat diliha pada schoenflies adalah Oh. Kelas kristal
Hextetrahedral dan bentuk kristal
Hextetrahedral . Pada peraga 2 nomor
urut 2 dan nomor peraga Tetra7,
sistem kristal peraga 2 yaitu sistem
krista tetragonal yang mempunyai sifat
kristal α = β = γ= 90˚ dan a = b ≠ c,
gambar 4.4
elemen kristal A4, 2A2, 4A2, 4A2,
Gambar 4.4 proyeksi stereografis peraga 2 3Pc nilai kristal berdasarkan Herman
V. Kesimpulan
Manguin = 4/m, 2/m, 2/m Berdasarkan
schoenflies = D4h. Kelas kristal
Ditetragonal Pyramidal.
Daftar Pustaka
M
Isbandi, Joko. 1986.
Yogyakarta: Nur Cahaya
Sukandarrumidi,
Mineralogi.
dkk..2015.
P
I
Mengenal
Mineral Secara Megaskopis.
Yogyakarta : Gadjah Mada
R
University
Irfan, Ulva Ria. 2013. Kristalografi
dan
Mineralogi. Makassar : Universitas
Hasanuddin.
A
N
L
A
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGI
HARI NAMA:
: 24 FEBRUARI 2020
DIVA AULIAREZKY F.H
01
NO PERAGA : ISO 19
SIFAT KRISTAL :
1. a=b=c
2. :: = 90
ELEMEN KRISTAL :3A4,4A3,6A2,9P
NILAI KRISTAL
SCHONFLIES :Oh
INDEKS BIDANG :
1. ( (1,-1,-1)
2. ( (0,0,1)
3. (0,0,1)
4. (0,0,0)
5. (0,1,0)
6. (0,0,0)
KELAS KRISTAL :HEXOCTAHEDRAL
MINERAL :
1. FLURIT
2. GALENA
3. INTAN
4. TEMBAGA
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGI
Proyeksi Stereografis
Ket
1. :4
2. :1
MINERAL FLURIT
Ciri Fisik
Genesis
Terbentuk melalui proses hidrotermal, dan dijumpai dalam urat-urat, baik sebagi
mineral utama maupun sebagai mineral geng bersama mineral-mineral bijih metalik,
khususnya timbal dan perak. Umumnya dalam dolomit dan batugamping ; dan dapat pula
terbentuk pada lingkungan batuan beku dan pegmatit. Berasosiasi dengan beberapa mineral
ntara lain kalsit, dolomit, gipsum, selestit, barit, kuarsa, galena, sfalerit, kasiterit, topas,
Asosiasi
Fluorit biasanya berasosiasi dengan beberapa mineral seperti kalsit, dolomite,
gypsum, selestit, barit, dan apatit.
Kegunaan
kegunaan. Penggunaan utama adalah dalam metalurgi, keramik dan industri kimia;
Namun, optik, lapidary dan kegunaan lain juga penting. Fluorspar, nama yang
digunakan untuk fluorit ketika dijual sebagai bahan massal atau dalam bentuk olahan,
dijual dalam tiga kelas yang berbeda (asam, keramik dan metalurgi).
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGI
NO URUT : 02
NO PERAGA : TETRA7
SIFAT KRISTAL :
1. a=b≠c
2. :: = 90
ELEMEN KRISTAL : A4 2A2,4A2,4A2,3Pc
NILAI KRISTAL
SCHONFLIES : D4h
INDEKS BIDANG
1. (-1,1,0)
2. (0,0,-1)
3. (1,-1,-1)
4. (0,0,1)
5. (0,0,0)
KELAS KRISTAL : DYTETRAGONAL DYPIRAMIDAL
MINERAL :
1. AUTUNIT
2. ZIRKON
3. META-AUTINIT
4. TORBERNIT
PRAKTIKUM MINERALOGI DAN KRISTALOGI
Proyeksi Stereografis
Ket
1. :4
2. :1
MINERAL ZIRKON
Ciri Fisik
tembus pandang
4. Kenampakan Kristal : pyramidal kembar dan prisma seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya
feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya dapat berupa endapan
primer atau endapan sekunder.Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit,
yang dikenal dengan nama tin belt. Penghasil zirkon terbesar adalah Thailand, Srilanka dan
Kamboja. Namun zirkon juga ditemukan di Myanmar, Vietnam, Tanzania, Perancis dan
Australia. Bangkok merupakan pusat pengasahan dan pemasaran zirkon terbesar di dunia.
Kegunaan
untuk berbagai penyembuhan. Zirkon membantu seseorang untuk berdamai dengan dirinya
sendiri dan mengatasi perasaan negatif atau rasa frustasi serta meningkatkan perilaku positif.
Juga membuat pemakainya lebih bijaksana, terhormat dan kaya. Hilangnya cahaya/kilau dari
sebuah zirkon dikatakan memperingatkan akan adanya bahaya bagi pemiliknya. mineral
zirkon dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain membuat hati tetap tenang,
menyembuhkan insomnia, mencegah iri hati, mengusir ilmu hitam dan memberi
rasa kepuasan hati. Dalam dunia astrologi atau perbintangan zirkon adalah batu untuk orang
yang lahir di bulan Desember (selain batu turquoise dan batu lapis lazuli) dan mineral ini
dll