Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN SISTEM KRISTAL ISOMETRIK DAN SISTEM

KRISTAL TETRAGONAL
Andi Zarkia Nur1, Vara Soraya Malawat2
1 Praktikan Mineralogi dan Kristalografi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2 Asisten Mineralogi dan Kristalografi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Mineral tersusun oleh sebuah kristal yang mempunyai susunan atom atau molekul dalam
keadaan teratur. Kristal digolongkan menjadi 32 kelas yang dapat dikelompokkan menjadi
tujuh kelompok besar. Dalam praktikum ini kita akan mengidentifikasi bentuk kristal dari
sistem kristal isometrik dan tetragonal. Cara penggambaran bentuk kristal dilakukan
dengan bantuan proyeksi kubus. Dan untuk menentukan bidang simetri menggunakan
proyeksi streografis. Ada empat peraga yang dideskripsikan, terdiri dari dua peraga sistem
kristal isometrik dan dua peraga sistem tetragonal. Dari hasil deskripsi dapat ditentukan
bahwa bentuk peraga kristal tersebut yaitu tetrahedron, octahedron, ditetragonal
dipiramidal dan tetragonal trapezohedron.

Kata Kunci : Mineral, Kristal, Sistem Kristal Isometrik, Sistem Kristal Tetragonal

1. PENDAHULUAN yang berbeda dan memberikan


Mineral dapat kita jumpai dimana- ketampakan kristal yang tidak sama.
mana di sekitar kita, dapat berwujud Kristal digolongkan menjadi 32 kelas
sebagai batuan, tanah dan beberapa yang dapat dikelompokkan menjadi tujuh
yang diendapkan di dasar sungai. kelompok besar yang dikenal dengan
Beberapa jenis mineral mempunyai istilah sistem kristal. Sistem Kristal
bentuk kristal, sifat fisik dan juga tersebut terdiri dari isometrik, tetragonal,
komposisi kimia tertentu, baik berupa hexagonal, trigonal, orthorombik, triklin
unsur maupun senyawa kimia. Ilmu yang dan monoklin.
mempelajari tentang kristal suatu mineral Dalam praktikum mineralogi dan
disebut dengan ilmu kristalografi. kristalografi acara pertama (Sistem
Kristal merupakan zat padat yang Kristal Isometrik dan Tetragonal), tujuan
mempunyai susunan atom atau molekul yang hendak dicapai adalah peserta
dalam keadaan teratur. Hingga saat ini diharapkan dapat mengindentifikasi
ribuan mineral telah ditemukan dan bentuk kristal dari ketampakan bidang
masing – masing mempunyai bentuk kristal pada sistem kristal isometrik dan
tetragonal. Selain itu, peserta juga dapat terdiri dari senyawa dua unsur natrium
menggambar bentuk kristal dengan dan chlorit dengan simbol NaCl. Setiap
proyeksi kubus dan menentuka bidang mineral mempunyai susunan unsur-unsur
simentris menggunakan proyeksi yang tetap dengan perbandingan
stereografis. tertentu. (Djauhari Noor, 2009).
Kemampuan mengenali dan Asal mula terbentuknya kristal dan
mendeskripsikan mineral dan kristal mineral adalah sebagai akibat dari proses
sangat dibutuhkan dalam mempelajari pembentukan magma. Dengan
ilmu geologi. Hal ini karena untuk mengetahui senyawa kimia pembentuk
mengetahui jenis – jenis dan nama mineral, Anda mengetahui penggunaan
sebuah batuan, salah satu caranya yaitu mineral – mineral tersebut sebagai bahan
mengenali mineral – mineral penyusun baku industri. (Sukandarrumidi dkk, 2015)
batuan tersebut. Oleh karena itu,
2.2 Kristal
dilakukan praktikum ini agar peserta
Kristal merupakan zat padat yang
dapat mengenali dan mendeskripsi
mempunyai susunan atom atau molekul
sebuah mineral dari bentuk kristal.
dalam keadaan teratur. Keteraturan
2. TINJAUAN PUSTAKA susunan tersebut dapat Anda lihat pada
2.1 Mineral permukaannya yang terdiri dari bidang
Mineral adalah suatu benda padat datar. Kedudukan bidang datar tersebut
homogen yang terdapat di alam, pada umumnya mengikuti pola atau
terbentuk secara anorganik, dengan hukum tertentu. Semua kristal
komposisi kimia pada batas – batas mempunyai bentuk kristal, sifat fisik dan
tertentu dan mempunyai atom – atom komposisi kimia tertentu.
yang menyusun secara teratur (Sukandarrumidi dkk, 2015)
membentuk kristal. (Arief Harisa Kristal terdiri dari beberapa unsur –
Muhammad, 2016) unsur simetri , yaitu bidang simetri, poros
Pengetahuan tentang mineral simetri dan pusat simetri. Bidang simetri
merupakan syarat mutlak untuk dapat adalah bidang bayangan atau imajinasi
mempelajari bagian yang padat dari bumi yang dibuat dan dapat membelah bentuk
ini, yang terdiri dari batuan. Tidak kurang kristal menjadi dua bagian yang sama.
dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui Poros simetri adalah poros
sekarang. Beberapa daripadanya bayangan/imajinasi yang ditembuskan
merupakan benda padat dengan ikatan melalui pusat kristal. Pusat simetri
unsur yang sederhana. Contohnya terdapat apabila suatu kristal terdapat
adalah mineral intan yang hanya terdiri dua bidang kristal/bidang muka kristal
dari satu jenis unsur saja yaitu karbon, yang sama dan sejajar, sama jaraknya
garam dapur yang disebut mineral halit, dari pusat Kristal dan bidang muka Kristal
yang satu merupakan ulangan bidang lurus, yaitu sumbu yang memanjang dari
muka Kristal yang lain yang didapat belakang ke depan (a), sumbu yang
dengan cara inversi melalui pusat simetri. memanjang dari kiri ke kanan (b) dan
(Sukandarummidi dkk, 2015) sumbu yang memanjang dari atas ke
Hingga saat ini ribuan mineral telah bawah (c). (Arief Harisa Muhammad,
ditemukan dan masing – masing 2016)
mempunyai bentuk yang berbeda dan
Dalam geometri, panjang sumbu a =
memberikan ketampakan kristal yang
b = c, selain itu sumbu a,b dan c saling
tidak sama. Kristal digolongkan menjadi
tegak lurus satu sama lain. Sedangkan
32 kelas yang dapat dikelompokkan
dalam hal penggambaran sudut a+ ke b-
menjadi tujuh kelompok besar yang
adalah 300, dan panjang a : b : c = 1 : 3 :
dikenal dengan istilah sistem kristal.
3. (Arief Harisa Muhammad, 2016)
Sistem Kristal tersebut tersiri dari
Dalam sistem isometrik terdapat
isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal,
lima kelas, yaitu kelas tetrahedral (4 3 m),
orthorombik, triklin dan monoklin.
hexaoktahedral (m 3 m), gyroidal (4 3 2),
Pengelompokan ke dalam suatu kelas
tetratohedral (2 3) dan diploidal (m bar3).
kristal didasarkan dengan unsur simetri.
Contoh mineral dari sistem kristal
(Djauhari Noor, 2009).
isometrik yaitu pyrite, pentlandite, sylvite,
2.3 Sistem Kristal Isometrik analcime, cobaltite, hauyne, langbeinite,
maghemite dan zunyite. (Arief Harisa
Muhammad, 2016)
Cara menetukan kelas simetri dari
kristal isometrik dengan cara herman
mauguin yaitu dibagi ke dalam tiga bagian
yaitu :
 Bagian 1 : menunjukkan nilai sumbu
Gambar 2.1 Sistem Kristal Isometrik a, mungkin bernilai 4 atau 2 dan ada
Sistem Isometrik memiliki ciri – ciri tidaknya bidang simetri yang tegak
kenampakan luar kristalnya sama lurus sumbu a tersebut. Bagian ini
ukurannya ke segala arah, dapat juga dinotasikan : 4/m, 4. 2/m, 2. Angka
agak membulat. Jadi, bentuk kristal dari menunjukkan adanya bidang simetri
sistem isometrik titik pipih dan juga tidak yang tegak lurus sumbu tersebut.
memanjang. Sistem Kristal ini  Bagian 2 : Menunjukkan sumbu
merupakan sistem Kristal yang paling simetri bernilai 3, bagian ini selalu 3.
sederhana yang ditemukan dalam Kristal  Bagian 3 : menunjukkan ada atau
dan mineral. Sistem ini memiliki tiga buat tidaknya sumbu simetri
sumbu yang identik dan saling tegak diagonal/intermediet bernilai 2 dan
ada atau tidaknya bidang simetri 2.4 Sistem Kristal Tetragonal
diagonal tersebut. Bagian ini
dinotasikan dengan : 2/m, 2, m.
Angka menunjukkan nilai dan huruf
m menunjukkan adanya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu
tersebut.
(Ulva Ria Irfan, 2013)

Adapun cara menentukan kelas Gambar 2.2 Sistem Kristal Isometrik


simetri dari kristal ismetrik dengan cara Sistem tetragonal memiliki ciri khas
schoenflies, yaitu : kristal yang biasanya berbentuk balok
 Dipandang dari sumbu c, maka ada dengan penampang segi delapan atau
dua kemungkinan yaitu bernilai 4 bujur sangkar. Biasanya sistem
atau bernilai 2. Kalau sumbu c tetragonal berbentuk dapat agak pipih
bernilai 4, termasuk kelas O dan pada umumnya memanjang atau
(oktaraeder). Kalau sumbu c bernilai juga bisa berbentuk pyramidal. (Arief
2, termasuk kelas T (tetraeder). Harisa Muhammad, 2016)
 Dipandang bidang simetrinya, kalau Dalam geometrinya, panjang
mempunyai : sumbu a = b ≠ c, sumbu c dapat lebih
 Bidang simetri horizontal, panjang atau lebih pendek dari sumbu a
bidang simetri vertikal dan dan b, sumbu a, b dan c tegak lurus.
bidang simetri diagonal maka Sedangkan dalam penggambaran, sudut
dinotasikan dengan h. a+ dan c- adalah 300 dan panjang a : b : c
 Bidang simetri horizontal dan = 1 : 3 : 6. (Arief Harisa Muhammad,
bidang simetri vertikal, maka 2016)
dinotasikan h. Dalam sistem kristal tetragonal
 Bidang simetri vertikal dan terdiri dari tujuh kelas, yaitu ditetragonal
bidang simetri diagonal maka piramida (4 m m), ditetragonal bipiramida
dinotasikan dengan v. (4/m m m), tetragonal piramida (4),
 Bidang simetri diagonal saja tetragonal bisphenoidal (4), tetragonal
maka dinotasika dengan d. scalenohedral (4 2 m), dan tetragonal
 Notasi h, v dan d dituliskan agak ke trapezohedral (4 2 2). Contoh mineral
bawah dari notasi huruf O dan T. dari sistem Kristal tetragonal, yaitu
(Ulva Ria Irfan, 2013) apophyllite, mellite, ekanite, minium,
autunite dan scapolite. (Arief Harisa
Muhammad, 2016).
Cara menetukan kelas simetri dari  Bidang simetri horizontal dan
kristal isometrik dengan cara herman bidang simetri vertikal, maka
mauguin yaitu dibagi ke dalam tiga bagian dinotasikan h.
yaitu :  Bidang simetri vertikal dan
bidang simetri diagonal maka
 Bagian 1 : menunjukkan nilai sumbu
dinotasikan dengan v.
a, mungkin bernilai 4 dan ada
 Bidang simetri diagonal saja
tidaknya bidang simetri yang tegak
maka dinotasika dengan d.
lurus sumbu a tersebut.
 Notasi h, v dan d dituliskan agak ke
 Bagian 2 : Menunjukkan ada
bawah dari notasi huruf O dan T.
tidaknya sumbu a yang bernilai 2
(Ulva Ria Irfan, 2013)
dan ada atau tidaknya bidang
simetri vertikal yang tegak lurus 2.5 Proyeksi Stereografik
dengan sumbu a tersebut. Dalam proyeksi stereografik,
 Bagian 3 : menunjukkan ada atau sebagai bidang proyeksi adalah bola
tidaknya sumbu simetri yang disebut bola proyeksi, dimana
diagonal/intermediet bernilai 2 dan pusat bola berimpit dengan pusat kristal
ada atau tidaknya bidang simetri yang akan diproyeksikan. Proyeksi dari
diagonal tersebut. kristal terletak pada bidang proyeksi
(Ulva Ria Irfan, 2013) (Bidang ekuator), yaitu pada bidang
Adapun cara menentukan kelas horizontal yang melalui pusat bola. (Ulva
simetri dari kristal ismetrik dengan cara Ria Irfan, 2013)
schoenflies, yaitu : Cara proyeksikannya yaitu dengan
 Dipandang dari sumbu c, maka ada menarik garis yang tegak lurus dari pusat
dua kemungkinan yaitu bernilai 2 kristal ke bidang muka kristal, dimana
atau tidak bernilai. Kalau sumbu c garis akan memotong bidang bola pada
bernilai 2, termasuk kelas D suatu titik yang disebut titik kutub.
(Diedrick). Kalau sumbu c tidak Kemudian hubungkan titik kutub dengan
bernilai, termasuk kelas C (cyclick). titik nadir dari bola dan akan memotong
 Dipandang bidang simetrinya, kalau bidang ekuator/bidang proyeksi dititik –
mempunyai : titik tertentu, dimana hasilnya merupakan
 Bidang simetri horizontal, proyeksi stereografik dari Kristal
bidang simetri vertikal dan tersebut. . (Ulva Ria Irfan, 2013)
bidang simetri diagonal maka Notasi dari proyeksi streografik
dinotasikan dengan h. sebagai berikut :
 Bidang yang berada di atas ekuator
proyeksinya diberi tanda X.
 Bidang yang berada di bawah Mendeskripsi peraga kristal
ekuatur proyeksinya diberi tanda O. Sifat Kristal
 Tetap proyeksi inilah yang Elemen Kristal
selanjutnya digunakan dengan Nilai Kristal
hanya menggunakan bidang Indices Bidang
ekuatornya saja. Kemuadian diberi Kelas Kristal
notasi sesuai dengan nilai sumbu Bentuk Kristal
simetri yang ada.
4. PEMBAHASAN
3. PROSEDUR PERCOBAAN 4.1. Peraga 1
Dalam praktikum mineralogi dan Peraga dengan nomor urut 01 dan
kristalografi acara pertama, yaitu nomor peraga iso16 bersistem kristal
pengenalan sistem kristal isometrik dan isometrik yang sifatnya adalah panjang
tetragonal, hal yang pertama dilakukan semua sisinya sama (a = b = c) dan
adalah mengambil empat peraga yang terdapat empat bidang muka. Elemen
terdiri dari dua peraga sistem isometrik kristalnya yaitu 2A2A3, 3A2, 3Pc. Adapun
dan dua peraga sistem tetragonal. nilai kristal menurut Herman Mauguin
Selanjutnya, dilakukan penggambaran yaitu 2/m, 3, 2, sedangkan menurut
bentuk ketampakan peraga kristal Schoenflies, yaitu Th. Dari deskripsi
dengan bantuan proyeksi kubus dan tersebut dapat dinyatakan bahwa peraga
menentukan bidang simetri dengan tersebut termasuk kelas hexatetrahedral
bantuan proyeksi stereografis. Setelah dan berbentuk tetrahedron.
itu, dilakukan pendeskripsian untuk Adapun contoh mineral yang
menentukan kelas kristal dan bentuk kristalnya berbentuk tetrahedron yaitu
kristal dari menentukan sistem kristal, sodalite, sphalerite, domeykite, hauyne,
sifat kristal, elemen kristal, nilai kristal lazrit dan rhodizit.
dan insicies bidang.

Mengambil Peraga
2 Kristal Sistem 2 Kristal Sistem
Isometrik Tetragonal

Memproyeksikan kristal Gambar 4.1 Peraga 1


Proyeksi
Proyeksi kubus 4.2. Peraga 2
streografis
Peraga dengan nomor urut 02 dan
nomor peraga Iso8 bersistem kristal
isometrik yang sifatnya adalah panjang
semua sisinya sama (a = b = c) dan
memiliki 8 bidang muka. Elemen
kristalnya yaitu 3A4, 3A2, 2A2, 9Pc.
Adapun nilai kristal menurut Herman
Mauguin yaitu 4/m sedangkan menurut
Schoenflies, yaitu Oh. Dari deskripsi Gambar 4.3 Peraga 3

tersebut dapat dinyatakan bahwa peraga 4.4. Peraga 4


tersebut termasuk kelas hexaoctahedral Peraga dengan nomor urut 04 dan
dan berbentuk octahedral. nomor peraga tetra6 bersistem kristal
Adapun contoh mineral yang tetragonal yang sifatnya adalah a = b ≠ c.
kristalnya berbentuk octahedron, yaitu Elemen kristalnya yaitu A42A2. Adapun
flurite, galena, intan, emas, halite, dan nilai kristal menurut Herman Mauguin
timah. yaitu 2 sedangkan menurut schoenflies,
yaitu Dv. Dari deskripsi tersebut dapat
dinyatakan bahwa peraga tersebut
termasuk kelas tetragonal trapezohedral
dan berbentuk tetragonal trapezohedron.
Adapun contoh mineral yang
kristalnya berbentuk tetragonal
Gambar 4.2 Peraga 2
trapezohedron, yaitu wardit dan
4.3. Peraga 3 kristobalit.
Peraga dengan nomor urut 03 dan
nomor peraga Tetra17 bersistem kristal
tetragonal yang sifatnya adalah a = b ≠ c.
Elemen kristalnya yaitu 2A2A4, A4, 5Pc.
Adapun nilai kristal menurut Herman
Mauguin yaitu 2/m, 3, 2, sedangkan
menurut schoenflies, yaitu Dh. Dari Gambar 4.4 Peraga 4
deskripsi tersebut dapat dinyatakan
5. KESIMPULAN
bahwa peraga tersebut termasuk kelas
Dari praktikum ini dapat disimpulkan
ditetragonal dipiramidal dan berbentuk
bahwa penggambaran bentuk kristal
ditetragonal dipiramidal.
dapat dilakukan dengan bantuan
Adapun contoh mineral yang
proyeksi kubus dan menentukan bidang
kristalnya berbentuk ditetragonal
simetri dengan proyeksi streografis. Dari
dipiramidal yaitu zircon, anatase,
hasil deskripsi dapat ditentukan bahwa
anatase, autunit, apophylit dan xenotime.
bentuk peraga kristal tersebut yaitu dipiramidal dan tetragonal
tetrahedron, octahedron, ditetragonal trapezohedron.

DAFTAR PUSTAKA

Irfan, Ulva Ria. 2013. Kristalografi dan Mineralogi. Makassar : Universitas Hasanuddin

Muhammad, Arief Harisa. 2016. Sukses Menuju Olimpiade Nasional Kebumian SMA.
Jakarta : pelatihan-osn.com

Noor, Djauhari.2009. Pengantar Geologi. Bogor : PT. Graha Ilmu

Sukandarrumidi, dkk. 2015. Mengenal Mineral Secara Megaskopis. Yogyakarta : Gadjah


Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai