Anda di halaman 1dari 19

JURNAL

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


ACARA I : SISTEM KRISTAL ISOMETRIK DAN TETRAGONAL

OLEH :
BILL JHON KURNIAWAN SAMUDA
D061231055

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
PENGENALAN ISOMETRIK DAN TETRAGONAL

Bill jhon kurniawan samuda1, Rendra Satria Raharja2


1
Praktikkan Kristalografi dan Mineralogi, Laboratorium Petrografi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
2
Asisten Kristalografi dan Mineralogi, Laboratorium Petrografi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat sifat geometri dari kristal terutama
perkembangan, pertumbuhan, bentuk-bentuk mineral, struktur dan susunan kristal dalam
mineral serta sistem simetri pada mineral. Kristalografi adalah suatu cabang ilmu dari ilmu
geologi, kimia, fisika yang mempelajari bentuk luar kristal dan cara penggambarannya.
Kristal adalah suatu padatan yang homogen dengan struktur atom atau molekul yang
berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Mineral adalah bahan
organik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas
volumenya dan mempunyai karakteristik kristal yang tercermin dalam bentuk fisiknya.
Praktikum ini bermaksud untuk mengenal dan memahami sistem kristal yaitu Isometrik dan
Tetragonal. Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini adalah tahap persiapan,
tahap analisis data, tahap pengerjaan jurnal. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah
3 sumbu kristal yaitu a,b, dan c. Pada sistem kristal Isometrik mempunyai sifat kristal a:b:c,
adalah a = b = c, α = β = γ = 90 0. Pada sistem kristal Tetragonal mempunyai sifat kristal
a:b:c adalah a = b ≠ c, a+ +b- = 300.

Kata kunci : Isometrik & Tetragonal, Elemen Kristal

I. Pendahuluan memiliki peran penting dalam

1.1 Latar Belakang berbagai aplikasi ilmiah dan teknologi.

Kristalografi merupakan Dalam konteks ini, sistem kristal

bidang ilmu yang mempelajari struktur adalah salah satu aspek kunci yang

kristal dan sifat-sifatnya, serta memengaruhi sifat-sifat materi. Dua


sistem kristal yang memiliki sifat-sifat yang berbeda dari sistem

signifikansi besar dalam penelitian isometrik dan memiliki aplikasi yang

ilmiah dan teknologi adalah sistem unik dalam penelitian struktur bahan

isometrik dan sistem tetragonal. dan pengembangan material.

Sistem isometrik adalah salah satu dari oleh karena itu praktikum ini

tujuh sistem kristal yang memiliki tiga bertujuan untuk memberikan

sumbu berpotongan pada sudut 90 pemahaman kepada praktikan terkait

derajat satu sama lain. Sistem ini sistem kristal akan lebih lanjut dibahas

memiliki sifat-sifat khusus yang terutama sistem kristal isometrik dan

membuatnya penting dalam berbagai sistem kristal tetragonal.

bidang, termasuk ilmu bahan, geologi, 1.2 Maksud dan Tujuan

dan teknologi informasi. Kristal yang Adapun maksud dan tujuan

mengikuti sistem isometrik seringkali diadakannya praktikum ini ialah aar

memiliki sifat isotropik yang unik, praktikan dapat mendeskripsi serta

yang menjadikannya berharga dalam mengetahui sifat-sifat kristalnya.

aplikasi optik dan elektronik. Adapun tujuan dari praktikum

ini ialah:
Sementara itu, sistem
1. Untuk mengetahui cara
tetragonal adalah sistem kristal yang
mendeskripsikan sistem kristal
juga memiliki tiga sumbu
Isometrik dan Tetragonal.
berpotongan, tetapi hanya dua dari
2. Untuk menetahui bentuk, klas
sumbu tersebut memiliki panjang yang
serta sifat-sifat dari sistem
sama, sedangkan sumbu ketiga

berbeda. Sistem ini menunjukkan


kristal Isometrik dan Namun demikian tidak semua zat

Tetragonal. padat adalah kristal, karena pada

1.3 Alat dan Bahan beberapa zat padat atom-atomnya ada

Adapun alat dan bahan yang yang tersebar secara acak dengan kata

digunakan dalam praktikum ini ialah: lain dikatakan kristal tak berstruktur.

1. LKP (Lembar deskripsi Salah satu dari ini adalah gelas, yang

Proyeksi Kubus, Stereografi) mempunyai sedikit ketidakteraturan

2. Pensil Warna susunan atom di bagian dalamya.

3. ATK (Alat Tulis & Kertas) Dalam kenyataannya tidak ada

4. Sampel peraga perbedaan yang mendasar antara

5. Busur 1800, 3600 benda-benda ini dengan zat cair, dan

6. Penggaris 30 cm yang pertama dia sering berkelakuan

II. Tinjauan Pustaka seperti zat cair dalam keadaan

2.1 Pengertian Kristal membeku Stuktur kristal mempunyai

kristal dapat didefinisikan beberapa tipe yang tergantung pada

sebagai susunan yang padat dari atom- geometri dari susunan atomnya,

atom, yang tersusun dalam pola yang pengetahuan tentang geometri dari

berulang (periodik) dalam ruang tiga susunan atom ini sangat penting dalam

dimensi. Perbedaan yang mendasari fisika zat padat, sebab struktur ini

kristal dengan gas dan zat cair, adalah biasanya mempengaruhi sifat-sifat zat

disebabkan oleh susunan atom-atom padat. Bagian pertama-bab ini akan

dalam gas dan cairan tidak memiliki memaparkan arti dari stnrktur kristal,

persyaratan teniang kepriodikkannya. dan dimulai dengan beberapa difinisi


pokok mengenai matematik dasar yang menjadi mineral Silikat dan Non-

berguna untuk menjelaskannya. (Suud, silikat. Dari 2000 jenis mineral yang

1998) dikenal, hanya beberapa yang terlibat

2.2 Sistem Kristal mineral dalam pembentukan batuan. Mineral-

Mineral adalah suatu (fasa) mineral tersebut dinamakan Mineral

padat dari unsur (kimia atau Pembentuk Batuan atau Rock Forming

persenyawaan kimia) yang dibentuk Minerals, yang merupakan penyusun

oleh proses-proses anorganik dan utama batuan kerak dan mantel Bumi.

mempunyai susunan kimia tertentu Mineral pembentuk batuan

dari suatu penempatan atom-atom dikelompokkan menjadi empat yaitu

secara beraturan didalamnya atau yang Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan

dikenal sebagai struktur kristal. Sulfat. (Suud, 1998)

Pengetahuan tentang mineral Mineral dengan sistem kristal

merupakan syarat mutlak untuk dapat isometri yaitu gold, pyrite, galena,

mempelajari bagian yang padat dari halite, Fluorite dan mineral fluorit

bumi ini, yang terdiri dari batuan. Mineral dengan sistem kristal

Bagian luar yang padat dari bumi ini tetragonal yaitu rutil, autunite,

disebut litosfir, yang berarti selaput pyrolusite, Leucite, scapolite.(suud,

yang terdiri dari batuan, dengan 1998)

mengambil lithos dari bahasa latin 2.3 Sumbu Simetri

yang berarti batu , dan sphere yang Sumbu simetri adalah garis

berarti selaput. Berdasarkan senyawa bayangan yang dibuat menembus

kimianya, mineral dikelompokkan pusat kristal, dan bila kristal diputar


dengan poros sumbu tersebut sejauh kristal pada porosnya dan

satu putaran penuh akan didapatkan mencerminkannya melalui pusat

beberapa kali kenampakan yang sama. kristal. (Brawi, 2012)

Sumbu simetri dibedakan menjadi 2.4 Bidang Simteri

tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu Bidang simetri adalah bidang

inversi putar. Ketiganya dibedakan bayangan yang dapat membelah kristal

berdasarkan cara mendapatkan nilai menjadi dua bagian yang sama,

simetrinya. Gire, atau sumbu simetri dimana bagian yang satu merupakan

biasa, cara mendapatkan nilai pencerminan dari yang lain. Bidang

simetrinya adalah dengan memutar simetri ini dapat dibedakan menjadi

kristal pada porosnya dalam satu dua, yaitu bidang simetri aksial dan

putaran penuh. Bila terdapat dua kali bidang simetri menengah. Bidang

kenampakan yang sama dinamakan simetri aksial bila bidang tersebut

digire, bila tiga trigire (4), empat membagi kristal melalui dua sumbu

tetragire (3), heksagire (9) dan utama (sumbu kristal). Bidang simetri

seterusnya. Giroide adalah sumbu aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu

simetri yang cara mendapatkan nilai bidang simetri vertikal, yang melalui

simetrinya dengan memutar kristal sumbu vertikal dan bidang simetri

pada porosnya dan horisontal, yang berada tegak lurus

memproyeksikannya pada bidang terhadap sumbu c. Bidang simetri

horisontal. Sumbu inversi putar adalah menengah adalah bidang simetri yang

sumbu simetri yang cara mendapatkan hanya melalui satu sumbu kristal.

nilai simetrinya dengan memutar Bidang simetri ini sering pula


dikatakan sebagai bidang siemetri 2.6 Herman Manguin dan

diagonal. (Brawi, 2012) Schoenfish

2.5 Pusat Simetri Simbolisasi Hermann-Mauguin

Suatu kristal dikatakan ini berfungsi untuk mengidentikfikasi

mempunyai pusat simetri bila kita lebih detail mengenai sistem Kristal

dapat membuat garis bayangan tiap- atau sebagai penciri sistem Kristal,

tiap titik pada permukaan kristal dilihat dari sudut pandang nilai sumbu

menembus pusat Kristal dan akan dan ada tidaknya pusat simetri

menjumpai titik yang lain pada tergantung aturan-aturan pada

permukaan di sisi yang lain dengan simbolisasi ini. Aturan-aturan tesebut

jarak yang sama terhadap pusat kristal terbagi dalam 3 bagian

pada garis bayangan tersebut. Atau Simbolisasi Scoenflish

dengan kata lain, kristal mempunyai digunakan untuk menandai atau

pusat simetri bila tiap bidang muka memberi simbol pada unsur-unsur

kristal tersebut mempunyai pasangan simetri suatu kristal. Seperti sumbu-

dengan kriteria bahwa bidang yang sumbu dan bidang-bidang simetri.

berpasangan tersebut berjarak sama Simbolisasi ini akan menerangkan

dari pusat kristal, dan bidang yang satu unsur-unsur dengan menggunakan

merupakan hasil inversi melalui pusat huruf-huruf

kristal dari bidang pasangannya. pada Schoenflish yang berbeda hanya

(Brawi, 2012) pada sistem Isometrik. Lain dengan

Herman-Mauguin yang pemberian

simbulnya berbeda-beda pada masing-


masing sistemnya, Sedangkan system- · Bagian III : Menunjukkan ada atau

sistem yang lainnya sama cara tidaknya sumbu simetri

penentuan simbolnya. diagonal/intermediet bernilai 2 dan ada

atau tidaknya bidang smetri

2.6.1 Herman Manguin dan diagonal/intermediet yang tegak lurus

Schoenflies pada Sistem Isometrik sumbu diagonal tersebut. Bagian ini

1. Herman Manguin dinotasikan dengan: 2/m 2, m. Angka

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk menunjukkan nilai dan huruf m

sistem ini terbagi menjadi 3 bagian, menunjukkan adanya bidang simetri

yaitu : yang tegak lurus sumbu tersebut..

· Bagian I : menunjukan nilai sumbu


2. Schoenfies
a, mungkin bernilai 4 atau 2 dan ada

tidaknya bidang simetri yang tegak a. Dipandang dari sumbu c, maka ada

lurus sumbu a tersebut. Bagian ini di dus kemungkinan yaitu bernilai 4

notasikan dengan: 4/m, 4, ͞ 4 , 2/m, atau bernilai 2.Kalau sumbru e

2. bernilai 4, termasuk klas O

Angka menunjukan nilai dan huruf m (oktaeder).Kalau sumbu e bernilai

menunjukkan adanya bidang simetri 2, termasuk klas T (tetraeder)

yang tegak lurus sumbu tersbut


b. Dipandang bidang simetrinya :

· Bagian II : Menunjukkan sumbu Kalau mempunyai :

simetri berilai 3. bagian ini selalu 3


- Bidang simetri horizontal bidang
atau 3.
simetri vertical dan bidang
simetri diagonal maka - Bagian I : menunjukan nilai sumbu

dinotasikan dengan h a, mungkin bernilai 4 atau 2 dan ada

tidaknya bidang simetri yang tegak


- Bidang simetri horizontal dan
lurus sumbu a tersebut
bidang simetri vertical maka

dinotasikan dengan h - Bagian II : Menunjukkan ada atau

tidaknya sumbua yang bernilai 2 dan


- Bidang simetri vertical dan bidang
ada atau tidaknya bidang simetri
simetri diagonal maka dinotasikan
vertikal yang tegak lurus dengan
dengan v
sumbua a tersebut.

- Bidang simetridiagonal saja maka


- Bagian 3 : Menunjukkan ada atau
dinotasikan d
tidaknya sumbu simetri
c.. Notasi b, vatau d dituliskan di kanan
diagonal/intermediet bernilai 2 dan ada
agak kebawah dari notasi huruf O
atau tidaknya bidang smetri
atau T.
diagonal/intermediet yang tegak lurus

sumbu diagonal tersebut.


2.6.2. Herman Manguin dan
2. Shoenflies
Schoenflies pada Sistem Tetragonal

1. Herman Manguin a. Dipandang nilai dari sumbu yang

Simbolisasi Hermann-Mauguin untuk tegak lurus dengan sumbu c maka ada

sistem ini terbagi menjadi 3 bagian, dua kemungkinan yaitu bernilai 2 atau

yaitu : tidak bernilai Kalau sumbu e bernilai

2, termasuk klas D (Diedrick) Kalau


sumbu tersebut tidak bernilai termasuk 2.7 Sistem Kristal IsometriK

klas C (Cyclick) Sistem Isometrik adalah

sistem kristal yang paling simetri


b. Ke kanan agak ke bawah notasi D
dalam ruang tiga dimensi. Sistem ini
atau C dituliskan nilai sumbu c nya.
tersusun atas tiga garis kristal

c. Dipandang bidang simetrinya : berpotongan yang sama panjang dan

Kalau mempunyai : sama sudut potong satu sama lain,

sistem ini berbeda dengan sistem


- Bidang simetri horizontal,bidang
lain dari berbagai sudut pandang.
simetri vertical dan bidang simetri
Sistem ini tidak berpolarseperti yang
diagonal maka dinotasikan dengan
lain, yang membuatnya lebih mudah
h
dikenal. Kata isometrikberarti

- Bidang simetri horizontal dan berukuran sama, terlihat pada

bidang simetri vertical maka struktur tiga dimensinya yang

dinotasikan dengan h samasimetri, atau dikenal pula

dengan sistem kristal kubus atau


- Bidang simetri vertical dan bidang
kubik. Jumlahsumbu kristalnya ada
simetri diagonal maka dinotasikan
tiga dan saling tegak lurus satu
dengan v.
dengan yanglainnya. Dengan

- Bidang simetridiagonal saja maka perbandingan panjang yang sama

dinotasikan d untuk masing-masing sumbunya.

(Sukandarmumidi, 2015)
yang artinya panjang sumbu a1 sama

dengan sumbu a2 tapi tidak sama

dengan sumbu c, dan juga memiliki

sudut kristalografi α = β = γ = 90˚.

(Sukandarmumidi, 2015)

Gambar 2.1 Sistem Kristal


Isometrik

2.8 Sistem kristal Tetragonal

Sistem Tetragonal sama

dengan sistem Isometrik, karena

sistem kristal ini mempunyai tiga Gambar 2.2 Sistem Kristal


Tertagonal
sumbu kristal yang masing-masing

saling tegak lurus. Sumbu a1


2.9 Proyeksi Stereografis
dan a2 mempunyai satuan panjang
Proyeksi stereografi merupakan
sama, sedangkan sumbu c berlainan,
proyeksi yang didasarkan pada
dapat lebih panjang atau lebih
perpotongan bidang atau garisdengan
pendek. Tapi pada umumnya lebih
suatu bidang proyeksi yang berupa
panjang. Pada kondisi sebenarnya,
bidang horizontal yang melalui sebuah
Tetragonal memiliki axial ratio
bola. Bidang iniakan berbentuk
(perbandingan sumbu) a1 = a2 ≠ c ,
lingkaran, disebut lingkaran primitive.

Lingkaran primitif merupakan


proyeksi yang kedudukannya (dip = Dalam proyeksi ini, setiap bidang

0). Oleh sebab itu, penentuanproyeksi kristal direpresentasikan sebagai

dip untuk bidang dimulai pada titik pada bola stereografik. Ini

lingkaran luar, dan dip 90o terletak memungkinkan untuk melihat

pada pusat lingkaran. distribusi bidang-bidang dalam

(Sukandarmumidi, 2015). kristal dan membantu dalam

Dengan proyeksi stereografik, pemahaman struktur kristal.

informasi penting tentang struktur 3. Proyeksi Stereografik Goniometrik:

kristal dapat dianalisis dengan lebih Proyeksi ini digunakan untuk

baik. Berikut adalah beberapa cara memvisualisasikan orientasi sudut

yang dapat digunakan dalam proyeksi kristal atau orientasi sudut di antara

stereografik kristal: bidang-bidang kristal. Ini sering

1. Proyeksi Stereografik Wulff : digunakan dalam pemetaan

Proyeksi ini digunakan untuk hubungan antara bidang-bidang

memvisualisasikan permukaan kristal dalam tumpukan kristal.

Wulff dari kristal, yang 4. Proyeksi Stereografik Pola

merupakan permukaan teoretis Difraksi:

yang mencerminkan pertumbuhan Ini digunakan untuk

kristal. Ini membantu memahami memvisualisasikan pola difraksi

struktur permukaan kristal dan dari kristal pada permukaan bola

sifat-sifatnya. stereografik. Ini membantu dalam

2. Proyeksi Stereografik Peta Pole: menganalisis pola difraksi untuk

menentukan orientasi dari kristal


dan mengidentifikasi bidang-bidang Kadang-kadang, proyeksi

kristal yang berkontribusi pada pola stereografik dapat menggabungkan

difraksi tersebut. beberapa teknik proyeksi untuk

5. Proyeksi Stereografik Garam : menyediakan pemahaman yang

Dalam proyeksi ini, Anda dapat lebih komprehensif tentang kristal.

memvisualisasikan orientasi dari

garam dengan menggabungkan Pemilihan metode proyeksi

orientasi dari masing-masing ion stereografik tergantung pada jenis

dalam garam tersebut. Ini analisis yang ingin dilakukan dan

membantu dalam pemahaman sifat-sifat kristal yang sedang

bagaimana ion-berat berorientasi dipelajari. Proyeksi stereografik adalah

dalam kristal garam. alat yang kuat dalam ilmu kristalografi

6. Proyeksi Stereografik Mosaik : untuk memvisualisasikan informasi

Digunakan untuk tentang struktur dan orientasi kristal

memvisualisasikan deformasi atau dalam tiga dimensi.

variasi dalam orientasi kristal, III. Metode Praktikum

seperti dalam kristal yang Pada praktikum ini menggunakan

mengalami penyimpangan kristal. 4 sampe peraga dalam pelaksanaan

7. Proyeksi Stereografik Kombinasi : praktikum. Tahapan yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut:

3.1 Tahap Pendahuluan Praktikum

Adapun tahapan-tahapan yang

dilakukan sebelum praktikum adalah


1. Asistensi acara 4. Mencetak jurnal

2. Membuat proyeksi

3. Mempersiapkan LKP

3.2 Tahap Praktikum


Asistensi acara

Adapun tahapan yang dilakukan TAHAP


Membuat proyeksi
PENDAHULUAN
sebelum praktikum sebagai berikut: Mempersiapkan LKP

1. Cek alat
Cek alat

2. Responsi umum TAHAP PRATIKUM Responsi umum

3. Melengkapi LKP Melengkapi LKP

Laporan sementara
4. Laporan sementara

3.3 Tahap Asistensi TAHAP


Melakukan perbaikan

ASISTENSI LKP
Adapun kegiatan yang dilakukan pada Merevisi jurnal

tahap asistensi sebagai berikut:


Tahap penyusunan
1. Melakukan perbaikan LKP
Asistensi jurnal
2. Merevisi jurnal TAHAP PEMBUATAN
JURNAL
Revisi jurnal
3.4 Tahap Pembuatan jurnal
Mencetak jurnal
Pada tahap ini yang dilakukan sebagai

berikut:
PENGUMPULAN JURNAL
1. Tahap penyusunan

2. Asistensi jurnal Gambar 3.1 Diagram alir

3. Revisi jurnal
0, 1, 1 1, 1, 1

0, 1, -1 1, 0, -1

1, 0, 0 1, -1, -1

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Sampel 1

Pada sampel pertama ini

dengan nomor peraga Tetra10

memiliki sistem kristal tertragonal

dengan sifat a=b ≠ c yang dimana

∝=β=γ =90 ° dan ∠a b=30 °.

Dengan elemen kristal 1 A 4 , 2 A 2,

Herman Manguin dari iso18 adalah

4/m, 2/m, 2 dan Schonflies Dh

Memiliki kelas kristal Tetragonal

Pyramidal, bentuk kristal Prisma, Dan

memilki rincian indeks bidang sebagai

berikut:

1, 0, 1 1, 1, 0

1, 1, 1 0, 1, 1

1, -1, 1 1, -1, 0
(1) (2)
1, 1, 1 0, 1, -1
Gambar 4.1.(1) Model Sampel 1

Gambar 4.1.(2) Proyeksi Sampel 1

4.2 Sampel 2

Pada sampel kedua ini

dengan nomor peraga Iso19

memiliki sistem kristal isometrik

dengan sifat a=b=c yang dimana

∝=β=γ =90 ° dan

∠ a b=30 °. Dengan elemen kristal ,


(1) (2)
3 A 4, 4 A 3, 6 A2 , 9PC. Herman
Gambar 4.2.(1) Model Sampel 2
Manguin dari iso adalah 4/m, 3, 2/m
Gambar 4.2.(2) Proyeksi Sampel 2
dan Schonflies O h Memiliki kelas

kristal Hexoctahedral, bentuk kristal

tetraheksadon, Dan memilki rincian


4.3 Sampel 3
indeks bidang sebagai berikut:
Pada sampel ketiga ini dengan

nomor peraga 29 memiliki sistem


0, 0, 1 1, 1 , -1
kristal isometrik dengan sifat a=b ≠ c

1, 0, 1 1, 1, 0 yang dimana ∝=β=γ =90 ° dan

1, 0, 0 0, 1, 0 ∠a b=30 ° dan perbandingan sumbu

a=b=c=1=3=6 (nilai bukan nilai


1, 0, -1 0, 1, 1
patokan, hanya perbandingan).

Dengan elemen kristal 1 A 4 , 2 A 2

Herman Manguin dari model ini

adalah 4/m, 2/m, 2 dan Schonflies C h 4.4 Sampel 4

Memiliki kelas kristal Dytetragonal Pada sampel terakhir dengan

Pyramidal, bentuk kristal Tetragonal nomor peraga Tetra8 memiliki sistem

kristal isometrik dengan sifat a=b ≠ c


Prisma, Dan memilki rincian indeks
yang dimana ∝=β=γ =90 ° dan
bidang sebagai berikut:
∠a b=30 ° dan perbandingan sumbu

a=b=c=1=3=6 (nilai bukan nilai


0, 0, 1 1, 1, 0
patokan, hanya perbandingan). Dengan
1, 0, 1 0, 1, 1
elemen kristal 4 A 3, 3 A 2. Herman

1, 0, 0 1, -1, 0 Manguin dari model ini 4/m, 3, 2/m dan

Schonflies T h. Memiliki kelas kristal


1, 0, 1 1, 1, 0
Hextetrahedral, bentuk kristal

Dodchahedron dan Tristetrahedron,

Dan memilki rincian indeks bidang

sebagai berikut:

1, 1, 1 0, 1, 1

1, -1, 1 1, -1, 0

0, 1, 1 1, 1, 1
(1) (2)
0, 1, -1 1, 0, -1
Gambar 4.3.(1) Model Sampel 3

Gambar 4.3.(2) Proyeksi Sampel 3


dimana kedua system memiliki

perbandingan sumbu isometrik


0, 0, 1 1, 1 , -1
a : b : c = 1: 3 : 6, untuk sumbu

tetragonal a : b : c = 1 : 3 : 3.

2. Bentuk kristal isometric pada

sampel1 yaitu berbentuk

hextetrahedral dengan klas

tetragonal pyramidal, sampel 2

berbentuk tetraheksadon klas

hexoctahedral, untuk sistem

tetragonal sampel 3 bentuk

pyramid dengan klas


(1) (2)
dytetragonal dan sampel 4
Gambar 4.4.(1) Model Sampel 4

Gambar 4.4.(2) Proyeksi Sampel 4 berbentuk prism dan dypiramid

dengan klas tetragonal

V. Kesimpulan pyramidal.

Adapun kesimpulan pada


praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Cara pendeskripsian sistem Daftar Pustaka

Isometrik dan tetragonal yaitu, Brawi, Desi Trisnawati. 2012.

harus memperhatikan terlebih Kristalografi dan Mineralogi kuarsa.

dahulu perbandingan sumbu, Yogyakarta: UPN


Yogyakarta Sukanndarrumidi, dkk 2015. Mengenal

Suud, Ibnu. 1998. Struktur dan ikatan Mineral Secara Megaskopis.

Yogyakarta: Gajah Mada


kristal. Padang: Perpustakaan Ikip
University Press
Padang.

Anda mungkin juga menyukai