Anda di halaman 1dari 46

TRIGONAL DAN HEXAGONAL

1
Sulis Rianny Hamnur, 2M. Zidane A.Hasan
1
Praktikan, Laboratorium Mineralogi dan Kristalografi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin.
2
Asisten, Laboratorium Mineralogi dan Kristalografi, Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin.

ABSTRAK

Kristalografi merupakan ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari


pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu,
Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal
cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan
bersifat tetap untuk tiap mineral. Praktikum ini bermaksud untuk menenal dan memahami
sistem kristal yaitu Trigonal dan Hexagonal. Adapun metode yang percobaan pada
praktikum ini adalah tahap persiapan, tahap analisis data, tahap pengerjaan jurnal, dan
jurnal. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah 4 sumbu yaitu a, b, c, dan d. Pada
sistem kristal Trigonal mempunyai sifat kristal a:b:c:d adalah a = b = d ≠ c, α = β = 900, γ
= 120˚. Pada sistem kristal Hexagonal mempunyai sifat kristal a:b:c adalah 1 : 3 :
6.Bentuk kristal Trigonsl pada sampel 1 yaitu berbentuk Prisma and dypiramid dengan
klas Ditrigonsl dypiramid; sampel 2 berbentuk hexagonal pyramid dengan klas
dyhexagonal dypiramid; untuk sistem trigonal sampel 3 bentuk pyramid pyramidal
dengan klas Trigonal dypiramid; dan sampel 4 berbentuk schalenohedron,dengan klas
kristal hexagonal scalenohedral

Kata kunci : Trigonal, Hexagonal

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kristalografi merupakan ilmu tidak saja terdiri dari unsur-

yang mempelajari tentang unsur tertentu,tetapi juga

gambaran-gambarandari mempunyai

kristal. Setiap jenis mineral


bentuk tertentu yang disebut kristal akan tetapi dinamakan

bentuk kristal. Mineralogi kristal; sebab susunan

adalah salah satu cabang ilmu atomnya teratur. Apabila

geologi yang mempelajari gambaran tersebut teratur

tentang mineral, baik dalam dan simetris maka mineral

bentuk individu maupun dalam tersebut berbentuk kristal,

bentuk kesatuan, antaralain tetapi apabila tidak demikian

mempelajari tentang sifat-sifat dikatakan bukan kristal.

fisik, sifat-sifat kimia, cara Mata kuliah mineralogi dan

terdapatnya, cara terjadinya kristalografi mempelajari

dan kegunaannya. Minerologi tentang penjajaran mineral-

terdiri dari kata mineral dan mineral penyusun yang

logos, dimana mengenai arti terkandung dalam penelitian

mineral mempunyai pengertian atau penerimaannya dengan

berlainan dan bahkan mata telanjang, tanpa

dikacaukan dikalangan awam. menggunakan alat bantu

Sering diartikan sebagai bahan seperti mikroskop polarisasi.

bukan organik (anorganik). Oleh karena itu melalui

Di alam jarang dijumpai praktikum ini, praktikum ini

mineral yang berbentuk bertujuan untuk memberikan

kristal ideal, kemungkinan pemahaman kepada

dijumpa tidak dalam bentuk praktikan mengenai sistem


kristal, pola-pola kristal dan 2. Untuk mengetahui cara

hubungan antara parameter menggambarkan sistem kristal

kristal dengan sifat-sifat dan mendeskripsikan sistem

mineral. (Berhitu,2018) kristal Trigonal dan Hexagonal.

1.2 Maksud dan Tujuan 3. Mengetahui penentuan klas

Adapun maksud dan tujuan kristal sistem trigonal dan

tersendiri dalam melakukan sistem hexagonal

praktikum ini ialah praktikan 1.3 Alat dan Bahan

dapat mendeskripsikan dan Adapun alat dan bahan yang

mengenali sifat-sifat kristal. digunakan dalam praktikum ini

Adapun tujuan dari praktikum ialah:

ini yaitu : 1. LKP (Lembar deskripsi

1. Praktikan diharapkan bisa Proyeksi Kubus, Stereografi)

menggambarkan sistem 2. Pensil

kristalografi yang dapat 3. Pensil Warna

membantu praktikan 4. ATK (Alat Tulis Kertas)

memahami klasifikasi mineral 5. Sampel peraga

berdasarkan bentuk dan 6. Busur 1800 dan busur 3600

struktur kristalnya. Sebagai 7. Penggaris 30 cm

contoh, beberapa mineral 8. Clipboard

memiliki bentuk kristal yang II. TINJAUN PUSTAKA

khas seperti kristal kubus dan 2.1 Pengertian Kristalografi dan

kristal prisma berlian. Mineralogi


Kristal berasal dari bahasa Yunani adalah bahan padat yang secara

yaitu Krustallos, terdiri atas kruos kimia homogen dengan bentuk

yang artinya beku dan stellein geometri tetap, sebagai

yang artinya dingin. Jadi kristal gambaran dari susunan atom

mengacu pada kedua kata tersebut yang teratur, dibatasi oleh

berarti membeku karena proses bidang banyak (polyhedron),

pendinginan. Kristal juga sering dengan jumlah dan kedudukan

disebut sebagai hablur / balur, bidang-bidang kristalnya

mengacu pada sifat fisik yang tertentu dan teratur. Mineral

menandainya, karena kristal memiliki sifat selalu kristalin,

bersifat hablur. Ilmu yang karena mineral memiliki

mempelajari tentang sistem bentuk tertentu. Mineral

penggambaran dan sifat simetri didefinisikan sebagai suatu

kristal biasanya disebut bahan padat, anorganik,

“KRISTALOGRAFI”. terbentuk di alam secara

Kristalografi sangat penting di alamiah dan kristalin. Jadi,

dalam ilmu pembelajaran kristalin artinya tersusun atas

“MINERALOGI”, karena mineral unsurunsur kimia yang

selalu memiliki bentuk kristal homogen dengan bentuk

yang dikenal dengan sifat geometri tetap sebagai

KRISTALIN. gambaran dari susunan atom

Dalam the dictionarry of yang teratur, jumlah dan

geology (Berry, 1983), kristal


kedudukan bidang-bidang membelah kristal menjadi dua

kristalnya tertentu dan teratur. bagian yang sama, dimana

Mineralogi adalah salah bagian yang satu merupakan

satu cabang ilmu geologi yang pencerminan dari yang lain.

mempelajari tentang mineral, Bidang simetri ini dapat

baik dalam bentuk individu dibedakan menjadi dua, yaitu

maupun dalam bentuk satu bidang simetri aksial dan

kesatuan, antara lain bidang simetri menengah.

mempelajari sifat-sifat fisik, 2. Sumbu simetri

sifat-sifat kimia, cara Sumbu simetri adalah garis

terdapatnya, cara terjadinya bayangan yang dibuat

dan kegunaannya. menembus pusat kristal, dan

(Mulyaningsih,2018) bila kristal diputar dengan

2.2 Unsur-unsur Simetri Kristal poros sumbu tersebut sejauh

Dalam penentuan klas-kls satu putaran penuh akan

kristal tergantung dari didapatkan beberapa kali

banyaknya unsur-unsur simetri kenampakan yang sama.

yang terkandung di dalamnya. 3. Pusat simetri

Unsur-unsur simetri tersebut Suatu kristal dikatakan

meliputi: mempunyai pusat simetri bila

1. Bidang simetri kita dapat membuat garis

Bidang simetri adalah bidang bayangan tiap-tiap titik pada

bayangan yang dapat permukaan kristal menembus


pusat Kristal dan akan dibentuk olehh bidang- bidang

menjumpai titik yang lain pada datar yang terlihat dari luar dan

permukaan di sisi yang lain bidang tersebut ditentukan

dengan jarak yang sama oleh barisan atom-atom bagian

terhadap pusat kristal pada dalam. Semua kristal

garis bayangan tersebut. Atau memperlihatkan perbedaan

dengan kata lain, kristal sudut dari simetri dan juga

mempunyai pusat simetri bila jumlah unsur-unsur simetrinya.

tiap bidang muka kristal Terdapat 7 sistem kristal yaitu

tersebut mempunyai pasangan sistem kristal trigonal, sistem

dengan kriteria bahwa bidang kristal hexagonal, sistem

yang berpasangan tersebut kristal hexsagonal, sistem

berjarak sama dari pusat kristal trigonal, sistem kristal

kristal, dan bidang yang satu orthorombik, sistem kristal

merupakan hasil inversi monoklin dan sistem kristal

melalui pusat kristal dari triklin. Namun, yang akan di

bidang pasangannya. bahas disini hanyalah sistem

(Gitasari,2013) kristal trigonal dan sistem

2.3 Sistem Kristal kristal Trigonal.Bentuk kristal

Terbentuknya sebuah kristal yang terdapat di bumi sangat

yang mana setiap bagian banyak sekali ragamnya, dari

merupakan yang serba sama, bentuk yang paling sederhana

bentuk tiga dimensi dari kristal sampai yang sangat rumit.


2.3.1 Proses pembentukan kristal lingkungan. Umumnya gas-

1. Fase cair ke padat gas tersebut adalah hasil dari

Kristalisasi suatu lelehan atau aktifitas vulkanis atau dari

cairan sering terjadi pada gunung api dan membeku

skala luas dibawah kondisi karena adanya perubahan

alam maupun industri. Pada temperature.

dan fase ini cairan ataulelehan

dasar pembentuk kristal akan

membeku atau memadat dan 3. Fase padat ke padat

membentuk kristal. Biasanya Proses ini dapat terjadi pada

dipengaruhi oleh perubahan agregat kristal dibawah

suhu lingkungan. pengaruh tekanan dan

2. Fase gas ke padat (sublimasi) temperatur (deformasi).Yang

Kristal dibentuk langsung berubah adalah struktur

dari uap tanpa melalui dan kristalnya, sedangkan

fase cair.Bentuk kristal susunan unsur kimia tetap

biasanya berukuran kecil dan (rekristalisasi). Fase ini hanya

kadang-kadang berbentuk mengubah kristal yang sudah

rangka (skeletal form). Pada terbentuk sebelumnya karena

fase ini, kristal yang terkena tekanan dan

terbentuk adalah hasil temperatur yang berubah

sublimasi gas-gas yang secara signifikan. Sehingga

memadat karena perubahan kristal tersebut akan berubah


bentuk dan unsur-unsur

fisiknya. Namun, komposisi alami oleh


dan unsur kimianya tidak
suatu kristal
berubah karena tidak adanya

faktor lain yang terlibat akan


kecuali tekanan dan
mempengar
temperatur
uhi sifat-
Pada kristal sifat dari
ada kristal
beberapa tersebut.
proses atau Proses ini
tahapan juga
dalam bergantung
pembentuka pada bahan
n kristal. dasar serta
Proses kondisi
yang di lingkungan
tempat 1.Fase cair
dimana ke padat :
kristal kristalisasi
tersebut suatu
terbentuk. lelehan atau
Berikut ini cairan
adalah fase- sering
fase terjadi pada
pembentuka skala
n kristal luas
yang dibawah
umumnya kondisi
terjadi pada alam
pembentuka maupun
n kristal : industri.
Pada fase perubahan
ini cairan suhu
atau lelehan lingkungan.
dasar 2.Fase gas
pembentuk ke padat
kristal akan (sublimasi)
membeku : kristal
atau dibentuk
memadat langsung
dan dari uap
membentuk tanpa
kristal. melalui
Biasanya fase cair.
dipengaruhi Bentuk
oleh kristal
biasanya gas-gas
berukuran yang
kecil dan memadat
kadang- karena
kadang perubahan
berbentuk lingkungan.
rangka Umumnya
(skeletal gas-gas
form). Pada tersebut
fase ini, adalah
kristal yang hasil dari
terbentuk aktifitas
adalah hasil vulkanis
sublimasi atau dari
gunung api
dan kristal
membeku dibawah
karena pengaruh
perubahan tekanan
temperature dan
. temperatur
3.Fase (deformasi).
padat ke Yang
padat : berubah
proses ini adalah
dapat struktur
terjadi kristalnya,
pada sedangkan
agregat susunan
unsur
kimia tetap secara
(rekristalisa signifikan.
si). Fase Sehingga
ini hanya kristal
mengubah tersebut
kristal yang akan
sudah berubah
terbentuk bentuk dan
sebelumnya unsur-unsur
karena fisiknya.
terkena Namun,
tekanan dan komposisi
temperatur dan unsur
yang kimianya
berubah tidak
berubah tahapan
karena dalam
tidak pembentuka
adanya n kristal.
faktor lain Proses
yang yang di
terlibat alami oleh
kecuali suatu kristal
tekanan akan
dan mempengar
temperatur. uhi sifat-
Pada kristal sifat dari
ada kristal
beberapa tersebut.
proses atau Proses ini
juga n kristal
bergantung yang
pada bahan umumnya
dasar serta terjadi pada
kondisi pembentuka
lingkungan n kristal :
tempat 1.Fase cair
dimana ke padat :
kristal kristalisasi
tersebut suatu
terbentuk. lelehan atau
Berikut ini cairan
adalah fase- sering
fase terjadi pada
pembentuka skala
luas dan
dibawah membentuk
kondisi kristal.
alam Biasanya
maupun dipengaruhi
industri. oleh
Pada fase perubahan
ini cairan suhu
atau lelehan lingkungan.
dasar 2.Fase gas
pembentuk ke padat
kristal akan (sublimasi)
membeku : kristal
atau dibentuk
memadat langsung
dari uap fase ini,
tanpa kristal yang
melalui terbentuk
fase cair. adalah hasil
Bentuk sublimasi
kristal gas-gas
biasanya yang
berukuran memadat
kecil dan karena
kadang- perubahan
kadang lingkungan.
berbentuk Umumnya
rangka gas-gas
(skeletal tersebut
form). Pada
adalah proses ini
hasil dari dapat
aktifitas terjadi
vulkanis pada
atau dari agregat
gunung api kristal
dan dibawah
membeku pengaruh
karena tekanan
perubahan dan
temperature temperatur
. (deformasi).
3.Fase Yang
padat ke berubah
padat :
adalah karena
struktur terkena
kristalnya, tekanan dan
sedangkan temperatur
susunan yang
unsur berubah
kimia tetap secara
(rekristalisa signifikan.
si). Fase Sehingga
ini hanya kristal
mengubah tersebut
kristal yang akan
sudah berubah
terbentuk bentuk dan
sebelumnya unsur-unsur
fisiknya. tekanan
Namun, dan
komposisi temperatur.
dan unsur Pada kristal
kimianya ada
tidak beberapa
berubah proses atau
karena tahapan
tidak dalam
adanya pembentuka
faktor lain n kristal.
yang Proses
terlibat yang di
kecuali alami oleh
suatu kristal
akan kristal
mempengar tersebut
uhi sifat- terbentuk.
sifat dari Berikut ini
kristal adalah fase-
tersebut. fase
Proses ini pembentuka
juga n kristal
bergantung yang
pada bahan umumnya
dasar serta terjadi pada
kondisi pembentuka
lingkungan n kristal :
tempat 1.Fase cair
dimana ke padat :
kristalisasi atau lelehan
suatu dasar
lelehan atau pembentuk
cairan kristal akan
sering membeku
terjadi pada atau
skala memadat
luas dan
dibawah membentuk
kondisi kristal.
alam Biasanya
maupun dipengaruhi
industri. oleh
Pada fase perubahan
ini cairan
suhu berukuran
lingkungan. kecil dan
2.Fase gas kadang-
ke padat kadang
(sublimasi) berbentuk
: kristal rangka
dibentuk (skeletal
langsung form). Pada
dari uap fase ini,
tanpa kristal yang
melalui terbentuk
fase cair. adalah hasil
Bentuk sublimasi
kristal gas-gas
biasanya yang
memadat membeku
karena karena
perubahan perubahan
lingkungan. temperature
Umumnya .
gas-gas 3.Fase
tersebut padat ke
adalah padat :
hasil dari proses ini
aktifitas dapat
vulkanis terjadi
atau dari pada
gunung api agregat
dan kristal
dibawah
pengaruh si). Fase
tekanan ini hanya
dan mengubah
temperatur kristal yang
(deformasi). sudah
Yang terbentuk
berubah sebelumnya
adalah karena
struktur terkena
kristalnya, tekanan dan
sedangkan temperatur
susunan yang
unsur berubah
kimia tetap secara
(rekristalisa signifikan.
Sehingga tidak
kristal adanya
tersebut faktor lain
akan yang
berubah terlibat
bentuk dan kecuali
unsur-unsur tekanan
fisiknya. dan
Namun, temperatur.
komposisi Pada kristal
dan unsur ada
kimianya beberapa
tidak proses atau
berubah tahapan
karena dalam
pembentuka pada bahan
n kristal. dasar serta
Proses kondisi
yang di lingkungan
alami oleh tempat
suatu kristal dimana
akan kristal
mempengar tersebut
uhi sifat- terbentuk.
sifat dari Berikut ini
kristal adalah fase-
tersebut. fase
Proses ini pembentuka
juga n kristal
bergantung yang
umumnya kondisi
terjadi pada alam
pembentuka maupun
n kristal : industri.
1.Fase cair Pada fase
ke padat : ini cairan
kristalisasi atau lelehan
suatu dasar
lelehan atau pembentuk
cairan kristal akan
sering membeku
terjadi pada atau
skala memadat
luas dan
dibawah membentuk
kristal. tanpa
Biasanya melalui
dipengaruhi fase cair.
oleh Bentuk
perubahan kristal
suhu biasanya
lingkungan. berukuran
2.Fase gas kecil dan
ke padat kadang-
(sublimasi) kadang
: kristal berbentuk
dibentuk rangka
langsung (skeletal
dari uap form). Pada
fase ini,
kristal yang aktifitas
terbentuk vulkanis
adalah hasil atau dari
sublimasi gunung api
gas-gas dan
yang membeku
memadat karena
karena perubahan
perubahan temperature
lingkungan. .
Umumnya 3.Fase
gas-gas padat ke
tersebut padat :
adalah proses ini
hasil dari dapat
terjadi kristalnya,
pada sedangkan
agregat susunan
kristal unsur
dibawah kimia tetap
pengaruh (rekristalisa
tekanan si). Fase
dan ini hanya
temperatur mengubah
(deformasi). kristal yang
Yang sudah
berubah terbentuk
adalah sebelumnya
struktur karena
terkena Namun,
tekanan dan komposisi
temperatur dan unsur
yang kimianya
berubah tidak
secara berubah
signifikan. karena
Sehingga tidak
kristal adanya
tersebut faktor lain
akan yang
berubah terlibat
bentuk dan kecuali
unsur-unsur tekanan
fisiknya. dan
termasuk ke dalam sistem
temperatur. kristal hexagonal.

2.3.2 Sistem Trigonal

Trigonal memiliki 4 titik

perpotongan sumbu, dengan 4


Gambar 2.1 Bentuk dan
sumbu kristal, sumbu-sumbu penggambaran sistem kristal
trigonal
yang menghubungkan bidang-
Dalam penggambarannya,
bidang vertikal disebut sebagai
sistem kristal trigonal harus
a1, a2 dan a3, terletak secara
digambarkan dengan
horizonal; masing-masing
perbandingan sumbu
memiliki panjang dan sudut
a1:a2:a3:c adalah 1,5 : 1,5 : 2 :
yang sama. Sumbu panjangnya
3. Artinya, pada sumbu a1=a2
bersusunan secara vertikal kita
ditarik garis dengan nilai 1,5,
sebut sebagai sumbu c.
pada sumbu a3 ditarik garis
Perpotongan simetri antara
dengan nilai 2, dan sumbu c
sumbu a1, a2 dan a3
ditarik garis dengan nilai 3
o
membentuk sudut 120 ,
(nilai bukan patokan, hanya
sedangkan perpotongan antara
perbandingan). Sudut antara a1
sumbu horizontal dengan
dengan -a3 = 15o, sudut antara
sumbu vertikalnya membentuk
a2 dengan a3 = 15o, sudut
sudut 90o (tegak 40 lurus;
antara sumbu a3 dengan c =
Gambar 2.1). Turunan sistem
90o, sudut antara c dengan a1
kristal trigonal bahkan
dan c dengan a2 = 105o. Sistem
kristal ini terbagi dalam 5 dicirikan oleh bentuknya yang

kelas, yaitu piramidal, rhombis Contoh mineral

rhombohedral, ditrigonal dengan sistem kristal trigonal

piramidal, trapezohedral dan adalah tourmaline dan cinabar.

hexagonal skalenohedral. 1) (Mondadori, Arlondo. 1977)

Trigonal piramidal 2) Trigonal 2.3.3 Sistem Hexagonal

trapezohedral; dicirikan oleh Sistem hexagonal sekilas

termasuk ke dalam kelas ke 12 nampak seperti sistem kristal

dengan sistem simetri 32 trigonal sehingga dalam

memiliki 1 sumbu putar tiga beberapa buku acuan yang lain

dan 3 sumbu putar dua. 3) dijadikan satu sistem kristal

Ditrigonal piramidal; dicirikan dengan trigonal. Sistem kristal

oleh termasuk ke dalam kelas ini dibedakan dengan trigonal

kristal ke 11 dengan sifat karena memiliki 6 bidang

simetri kristal 3m memiliki 1 kristal secara vertikal,

sumbu putar tiga dan 3 bidang sedangkan trigonal memiliki 3

simetri 4) Ditrigonal bidang kristal. Dapat

skalenohedral; dicirikan pleh dideskripsikan juga, bahwa

termasuk ke dalam kelas kristal sistem kristal heksagonal

ke 13, dengan sifat simetri 3bar mencakup pula kelas-kelas

2/m memiliki 1 bidang putar yang mencerminkan kelas

tiga, 3 bidang putar dua dan 3 sistem kristal trigonal, dengan

bidang simetri 5) Rombohedral enam sisi bidang kristal. Sifat


simetri dan penggambaran ditarik garis dengan nilai 1,5,

sistem kristal heksagonal dan pada sumbu b ditarik garis

trigonal tidak sama dengan dengan nilai 2, dan sumbu c

lima sistem kristal yang lain; ditarik garis dengan nilai 3

keduanya memiliki 4 titik (nilai bukan patokan, hanya

perpotongan sumbu, sedangkan perbandingan). Sudut antara a1

yang lain memiliki tiga titik dengan -b = 15o, sudut antara

perpotongan sumbu. Sumbu- a2 dengan a3 = 15o, sudut

sumbu kristalnya dapat disebut antara sumbu a3 dengan c =

sebagai sumbu a1, a2, a3 dan c. 90o, sudut antara c dengan a1

dan c dengan a2 = 115o. Sistem

kristal hexagonal dapat dibagi

Perpotongannya simetri antar menjadi 7 kelas, yaitu: 1)

sumbu positif membentuk Hexagonal piramidal; dicirikan

sudut 120o. oleh termasuk ke dalam kelas

Gambar 2.2 Bentuk dan ke 14 dengan sifat simetri


penggambaran sistem kristal
hexagonal kristal 6, memiliki 1 sumbu

Dalam penggambarannya, putar enam. 2) Hexagonal

sistem kristal hexagonal harus bipramidal; termasuk ke dalam

digambarkan dengan kelas ke-16, dengan sifat

perbandingan sumbu simetri 6/m yang artinya

a1:a2:a3:c = 1,5 : 1,5 : 2 : 3. memiliki 1 sumbu putar enam

Artinya, pada sumbu a1=a2 dan 1 bidang simetri. 3)


Dihexagonal piramidal; enam, 3 sumbu putar dua, dan

termasuk ke dalam kelas ke-18, 4 bidang simetri 7) Hexagonal

dengan sifat simetri 6mm yang trapezohedral; termasuk ke

artinya memiliki 1 sumbu putar dalam kelas ke-19, dengan sifat

enam dan 6 bidang simetri 4) simetri 6 2 2 yang artinya

Dihexagonal dipiramidal; memiliki 1 sumbu putar enam

termasuk ke dalam kelas ke-20, dan 6 sumbu putar dua Contoh

dengan sifat simetri 6/m 2/m mineral dengan sistem kristal

2/m yang artinya memiliki 1 hexagonal adalah kuarsa,

sumbu putar enam, 6 sumbu korundum, hematit, kalsit,

putar dua, 7 bidang simetri dolomit, apatit. (Mondadori,

masing-masing berpotongan 1977).

tegak lurus terhadap salah satu Adapun cara menentukan

sumbu rotasi dan satu pusat. 5) klas simetri dai sistem kristal

Trigonal dipiramidal; masuk trigonal dan sistem kristal

dalam kelas ke-1, sifat simetri hexagonal

6bar (ekuivalen dengan 6/m), a) Herman Manguin

artinya memiliki 1 sumbu putar Pada sistem ini biasanya

enam dan 1 bidang simetri 6) terdpat tiga bagian

Ditrigonal dipiramidal; i. Bagian 1

termasuk dalam kelas ke-17, Menunjukkan nilai

dengan sifat simetri 6bar 2m, sumbu c, mungkin

artinya memiliki 1 sumbu putar bernilai 6, 3 atau 3 dan


ada atau tidaknya bidang i. Dipandang nilai dari

simetri yang tegak lurus sumbu yang tegak lurus

sumbu c tersebut. dengan sumbu c, maka ada

dua kemungkinan yaitu

bernilai 2 atau tidak

ii. Bagian 2 bernilai. Kalau sumbu c

Menunjukkan ada atau bernilai 2, termasuk klas D

tidaknya sumbu a ( Diedrick ). Kalau sumbu

bernilai 2 dan ada atau tersebut tidak bernilai

tidaknya bidang simetri termasuk klas C

vertical yang tegak lurus ( Cyclick ).

dengan sumbu tersebut. ii. Ke kanan agak ke bawah

i. Bagian 3 notasi D atau C dituliskan

Menunjukkan ada atau nilai sumbu c nya.

tidaknya sumbu simetri iii. Dipandang bidang

diagonal / intermediet simetrinya:.Kalau

bernilai 2 dan ada atau mempunyai :

tidaknya bidang simetri - Bidang simetri horizontal,

diagonal/intermediet bidang simetri vertical

yang tegak lurus sumbu dan bidang simetri

diagonal tersebut. diagonal maka

dinotasikan dengan h
b) Schoenflies
- Bidang simetri horizontal pendahuluan yang diberikan

dan bidang simetri oleh pembawa acara kepada

vertical maka dinotasikan praktikan, pembuatan

dengan h proyeksi,mengikuti responsi

- Bidang simetri vertical dan umum, serta pengecekan alat.

bidang simetri diagonal 2. Tahap praktikum

maka dinotasikan dengan v Pada tahap ini diadakan proses

- Bidang simetri diagonal pengambilan data dengan cara

saja maka bernilai d. menggambarkan dan

III. METODE PRAKTIKUM mendeskripsikan kristal tersebut

Pada praktikum kali ini, kita dari sifat kristal, cara

menggunakan empat sampel peraga penggambaran, elemen kristal,

dalam pelaksanaan praktikum. nilai kristal menurut herman

Tahapan yang harus diperhatikan manguin dan schonfiles, bentuk

dalm pelaksanaan praktikum kali ini kristal dan kelas kristal.

adalah : 3. Tahap Asistensi

1. Tahap pendahuluan Pada tahap ini praktikan

Tahap ini dimulai dengan melakukan asistensi kepada

mengikuti asistensi acara, yaitu asisten laboratorium yang telah

pemaparan materi yang ditunjuk untuk mengolah data-

diberikan kepada praktikan data yang diperoleh dari hasil

sebelum memulai pengamatan dan tahap

praktikum,pengerjaan tugas pengambilan data yang akan


dibuatkan dalam bentuk jurnal
Asistensi acara
Tahap Pengerjaan tugas
berdasarkan hasil praktikum Pendahuluan pendahuluan

Responsi umum
yang telah dilalui, serta
Pengecekan alat

melakukan revisi jurnal jika Pengambilan sampel


Tahap
Pendeskripsian sampel
Praktikum
terjadi kesalahan. Pembuatan laporan
sementara
4. Tahap pembuatan jurnal
Pengolahan data
Tahap
Pada tahap ini peyusunan jurnal Asistensi Asistensi jurnal
Revisi jurnal
dapat dikatakan benar dan
Mencetak jurnal
mendapatkan tanda ACC oleh Tahap pembuatan Pengumpulan jurnal
jurnal
Penilaian
asistens laboratorium, dicetak

kemudian dikumpulkan untuk


Gambar 3.1 Diagram alir
dinilai
IV. HASIL DAN

PEMBAHASAN

Adapun hasil yang diperoleh

dari praktikum kristalografi

dan mineralogi :

4.1 Sampel 1

Pada sampel pertama yaitu

sistem kristal trigonal dengan

nomor paraga Trig3 yang

termasuk kedalam sistem

kristal trigonal dengan sifat

kristal a = b = d ≠ c , α = β =
γ = 120o. Sudut antara sumbu 1,0,-1,1

a+ dan b- = 40◦. Sudut antara 0,1,-1,1


4.2 Sampel 2
sumbu b+ dan d+ =20o. Pada
Pada sampel kedua yaitu
sampel kristal ini memilki
sistem kristal trigonal dengan
elemen kristal A6 , 6A2 , 7PC.
nomor paraga Trig1 yang
Dan memiliki nilai kristal
termasuk kedalam sistem
Herman Maugine yaitu 6/m,
kristal trigonal dengan sifat
2/m, 2/m, dan nilai
kristal a = b = d ≠ c , α = β =
Schonfliesnya adalah D6h.
γ = 120o. Sudut antara sumbu
Termasuk kelas kristal
a+ dan b- = 20◦. Sudut antara
trigonal dipiramidal dengan
sumbu b+ dan d- = 40o. Pada
bentuk prisma .
sampel kristal ini memilki

elemen kristal A3, 3A2, 4PC.

Yang nilai kristal Herman

Maugine yaitu 3/m, 2/m,

2/m, dan nilai Schonfliesnya

(1) (2) adalah D3h.Termasuk kelas


Gambar 4.1 (1) Sampel Trig 3
(2) Proyeksi Trig 3 kristal trigonal dypiramid
1,-1,1,-1 dengan bentuk kristal
1,-1,1,-1
trigonal dypiramid.
1,-1,1,0
1,0,1,0
1,0,0,1
0,1,0,1
1,-1,-1,-1
bentuk kristal hexagonal

pyramid.

(1) (2)
Gambar 4.3 (1) Sampel heksa 3
(2)Proyeksi heksa 3
(1) (2) 1,-1,1,0
Gambar 4.2 (1) Sampel Trig 1
(2)Proyeksi Trig 1
1,-1,1,0
1,-1,1,0
1,-1,1,1 1,-1,-1,1
0,1,1,-1
-1,1,1,1 1,1,1,1
0,1,1,0
4.3 Sampel 3 -1,1,1,-1
Pada sampel pertama yaitu sistem 1,1,1,-1

kristal heksagonal dengan nomor 1,-1,-1,0


1,-1,-1,0
paraga heksa3 yang termasuk

kedalam sistem kristal heksa

dengan sifat kristal a = b = d ≠ c ,

α = β = 90O ,γ = 120o. Sudut

antara sumbu a+ dan b- = 20◦.


1,-1,-1,0
Sudut antara sumbu b+ dan d-
0,1,-1,-1
=40o. Pada sampel kristal ini
-1,1,-1,-1
memilki elemen kristal 5A4, 6A3,
4.4 Sampel 4
8A2, 13 PC. Yang nilai kristal Pada sampel pertama yaitu

Herman Maugine yaitu 6/m, 2/m, sistem kristal heksagonal

2/m, dan nilai schonfliesnya dengan nomor paraga heksa6

adalah D2h. Termasuk yang termasuk kedalam

dyhexagonal dypiramid dengan sistem kristal trigonal dengan


sifat kristal a = b = d ≠ c , α yang dimana sumbu c tegak

= β = γ = 120o. Sudut antara lurus terhadap ketiga sumbu

sumbu a+ dan b- = 40◦. Sudut lainnya. Pada kondisi

antara sumbu b+ dan d+ =20o. sebenarnya, sistem kristal

Pada sampel kristal ini Hexagonal memiliki axial

memilki elemen kristal 12A3, ratio (perbandingan sumbu) a

6A2.Yang nilai kristal = b = d ≠ c , yang artinya

Herman Maugine yaitu 3/m, panjang sumbu a sama

2/m, 2/m, dan nilai dengan sumbu b dan sama

Schonfliesnya adalah D3d. dengan sumbu d, tapi tidak

Termasuk kelas kristal sama dengan sumbu c. Dan

hexagonal scalenohedral juga memiliki sudut

dengan bentuk kristal kristalografi α = β = 90˚ ; γ =

scalenohedral. 120˚. Hal ini berarti, pada

(1) (2) sistem ini, sudut α dan β


Gambar 4.4 (1) Sampel Heksa 6
(2) Proyeksi Heksa 6 saling tegak lurus dan
1,1,1,-1 - membentuk sudut 120˚. Pada
1,1,1,-1
1,-1,-1,1 sistemvkristal trigonal

V. KESIMPULAN memiliki penggambaran yang

Adapun kesimpulan dari sama dengan sistem kristal

hasil praktikum : heksagonal. Perbedaannya,

1. Pada sistem heksagonal bila pada sistem Trigonal

mempunyai 4 sumbu kristal, setelah terbentuk bidang


dasar, yang terbentuk hasil pada sampel 1 dimana

segienam, kemudian nilai Kristal Herman

dibentuk menjadi segitiga Mauguinnya yaitu 6/m, 6/m,

dengan menghubungkan dua 2/m, dan nilai Schonflies D6h

titik sudut yang melewati serta elemen kristalnya

satu titik sudutnya. Pada adalah A6,6A2,7PC. Pada

kondisi sebenarnya,sistem sampel 2 memiliki nilai

trigonal memiliki axial ratio kristal Herman Maunguin

(perbandingan sumbu) a = b yaitu 3/m, 2/m, 2/m, dan nilai

= d ≠ c , yang artinya schonfliesnya adalah D3h,

panjang sumbu a sama dengan elemen kristal

dengan sumbu b dan sama A3,3A4,4PC. Pada sampel 3

dengan sumbu d, tapi tidak memiliki nlai kristal Herman

sama dengan sumbu c. Dan Maungin 6/m, 2/m, 2/m, dan

juga memiliki sudut nilai Schonfliesnya yaitu

kristalografi α = β = 90˚ ; γ = D2h, dengan elemen kristal

120˚. 5A4, 6A3, 8A2,13PC. Dan

2. Berdasarkan data yang pada sampel 4 memiliki nilai

diperoleh dari praktikum Herman Mungin

dalam menentukan nilai dan 3/m,2/m,2/m, dengan nilai

elemen kristal dapat Schonflies D3h, dan memiliki

ditentukan dengan bantuan elemen kristal 12A3,6A2.

proyeksi stereografis. Seperti


3. Terakhir untuk menentukan dipiramidal . Pada sampel

kelas dan bentuk, dapat ketiga memiliki kelas kristal

ditentukan menggunakan Dyhexagonal Dypiramid dan

nilai dan elemen yang sudah bentuk kristal Hexagonal

didapatkan sebelumnya. Pada Pyramid dengan bentuk

sampel pertama memiliki kristal Hexagonal

kelas kristal trigonal Pyramidal. Pada sampel

dipiramidal dan bentuk keempat termasuk kedalam

kristal prisma. Pada sampel sistem kelas kristal

kedua memiliki kelas kristal Hexagonal Scalenohedra

trigonal dipiramidal dan dengan bentuk kristal

bentuk kristal trigonal Scalenohedral

VI. DAFTAR PUSTAKA Darrell Henry, Barbara Dutrow

(2021).
Sands, Donald E. (1969).
Tourmaline
Introduction to
crystallography, crystal
Crystalography. New
chemistry and
York: Universitas of
nomenclature: current
Kentucky
status
Deasy Gitasari (2013)
Reza Tambang (2014)
Laporan Kristalografi :
Laporan Kritalografi dan
Universitas Diponegoro
Mineralogi : Institut
Teknologi Adhitama Sands, Donald E. (1969).

Surabaya Introduction to

Sri Mulyaningsih (2018) Crystalography. New

Kristalografi dan York: Universitas of

mineralogi edisi 1 : Institut Kentuck

Sains dan Teknologi

AKPRIND Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai