Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang


mempelajari segala sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah
ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-
bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam
maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi
dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari
benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan
rangkaian pegunungan. (Djauhari noor, 2009).

Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri
adalah kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi
dasarnya, untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu
tentang kristal. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk, gambar-gambar
dari kristal disebut Kristalografi.

Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih dahulu menguasai tentang
kristal sebelum mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmu Geologi. Karena itu
kristal adalah syarat untuk dapat mempelajari Geologi, sementara itu saat kita
mempelajari soal Kristal maka kita tidak akan bisa lepas dari istilah mineral.

Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air
serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya
mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan
teratur. Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air, mengandung
pengertian, Tidak termasuk didalamnya cair dan gas Tidak dapat diuraikan
menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses - proses fisika. Menuruti
hukum-hukum pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti hukum geometri,

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 1


mengandung Pengertian: Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap, Macam
bentuk dari bidang kristal tetap, Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar
dari kristal yang tetap.

Mineral adalah suatu zat berbentuk padat yang terbentuk secara alamiah
dengan komposisi kimia tertentu yang memiliki atom yang teratur, dan bersifat
anorganik. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai dengan silikat yang penulisannya sangat kompleks dengan ribuan bentuk
mineral yang di ketahui (Ansori.C,2010).

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pratikum kristalografi adalah untuk :
1. Menentukan sistem kristal dari bermacam bentuk kristal atas dasar
panjang, posisi dan jumlah sumbu simetri yang ada pada setiap bentuk
kristal.
2. Menentukan Kelas Simetri atas dasar jumlah unsur simetri setiap kristal.
3. Menggambarkan semua bentuk kristal atas dasar parameter dan parameter
rasio, jumlah dan posisi sumbu kristal dan bidang kristal yang dimiliki
oleh semua bentuk kristal dalam bentuk proyeksi orthogonal

1.3 Alat dan Bahan


a. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum:

1. Penggaris mekanik satu set lengkap

2. Pensil mekanik

3. Radiograpi / mesin ketik

4. Lks minimal 5 lembar setiap praktikum

5. Pensil warna

6. Kertas hvs A4 minimal 3 lembar

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 2


7. Clipboard

8. Modul

b. Bahan

Bahan yang digunakan:

1. Lembaran kerja

2. Modul

3. LKS

1.4 Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja untuk menggambar sistem kristal isometrik yaitu:

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Digambar sumbu utama pada LKS dengan perbandingan 3:9:9 pada


sumbu a:b:c .

3. Buatlah sebuah persegi mengelilingi sumbu yang telah dibuat.


4. Dihubungkan garis bantu satu sama lain sehingga menghasilkan bentuk
kubus.
5. Dibuat dua buah bidang diagonal pada kubus dan buatlah garis bantu
diagonal serta garis intermediet pada setiap sistem kristal isometrik.
6. Diberi lambang dengan fungsi yang berbeda.
7. Diberi warna yang berbeda pada setiap bidang dari sistem kristal
isometrik.
8. Ditebalkan atau di pertegasan sumbu yang terdapat atau yang tampak dari
depan.

9. Diberi keterangan dan jadilah gambar kristal isometrik.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 3


BAB II

DASAR TEORI

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari


kristal, terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam, dan sifat-sifat lainnya.Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya
amsostrop dan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga
susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukannya
pada bidang tertentu dan teratur. (Senecha, 1995 dalam Hibbard, 2002).

Ada 7 sistem Kristal yaitu : isometri, tetragonal, ortorombik, monoklin,


triklin, rombohedral atau trigonal, hexagonal, ketujuh system kristal ini memiliki
ciri khas masing-masing. Karna di praktikum 1 ini kita hanya mempelajari sistem
isometric maka kita akan membahas system isometric.

System isometric adalah Kristal yang paling simetri dalam ruang tiga
dimensi system ini tersusun atas tiga garis Kristal berpotongan yang sama panjang
dan sudut potong satu sama lain, system ini berbeda dari semua sudut pandang
dengan system yang lain, system ini tidak berpolar sehingga membuatnya mudah
dikenal, kata isometrik berarti berukuran sama, terlihat pada struktur tiga
dimensinya yang simetri atau dikenal dengan system kubus atau kubik. Jumlah
sumbu Kristal nya ada tiga yang saling tegak lurus satu dengan yang lain, dengan
perbandingan yang sama untuk masing-masing sumbu. (Barmawi,2012).

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio


(perbandingan sumbu a1 = a2 = a3, yang artinya panjang sumbu a1 sama dengan
sumbu a2 dan sama dengan sumbu a3. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β
= γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ )
tegak lurus satu sama lain (90˚).

Sistem Isometrik memiliki perbandingan sumbu a1 : a2 : a3 = 1 : 3 : 3.


Artinya, pada sumbu a1 ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu a2 ditarik garis
dengan nilai 3, dan sumbu a3 juga ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan
patokan, hanya perbandingan). Sudut antara a1 dengan a2 = 90 o, sudut antara a2
dengan a3 = 90o, sudut antara a3 dengan a1 = 90o, sedangan sudut antara a1

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 4


dengan –a2 = 30o. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a1 memiliki nilai 30˚
terhadap sumbu –a2. Type Kristal ini memeiliki tiga sumbu yang saling
berpotongan membentuk sudut siku – siku, dan ketiganya memiliki panjang yang
sama. Pirit (Fe2S3, salah satu mineral besi) dan Kristal Halit (NaCl, garam)
merupakan contoh dari Kristal yang berbentuk isometri, contoh lain dari sistem
kristal isometrik adalah seperti; Gold, Diamond, Sphalerite, Galena, Halite,
Flourite, Cuprite, Magnetite, Cromite, dan lain-lain. (Turmada, 2002).

Sistem Isometrik dibagi menjadi 5 Kelas, yaitu : kelas tetartoidal,


hexoctahedral, hextetrahedral, diploidal, giloid. Dalam lima kelas ini mempunyai
kesamaan antara lain, Elemen Simetri : Terdapat empat sumbu putar tiga, dan
tiga sumbu putar dua., Garis Sumbu Kristal : Tiga garis yang sama disimbolkan
dengan a1, a2, dan a3 , dan Sudut : Ketiga-tiganya 900

Namun juga memiliki beberapa perbedaan antara lain bentuk umum dan
contoh mineralnya,contohnya bentuk umum kelas tetartoidal yaitu, Tetartoidal
yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal dodecahedron, pentagonal
dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron. Dan mineral umumnya
yaitu, Changcengit, Korderoit, Gersdorffit, Langbeinit, Maghemit, Micherenit,
Pharmacosiderit, Ullmanit, dan lain-lain. Dan dengan kelas hexoctahedral Bentuk
Umum : Kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-
kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron. Mineral yang
Umum : Flurit, Galena, Intan, Tembaga, Besi, Timah, Platina, Perak, Emas,
Halit, Bromargyrit, Kllorargirit, Murdosit, Piroklor, kelompok Garnet, sebagian
besar kelompok Spinel, Uraninit dan lain-lain. Dan juga kelas-kelas lainnya.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 5


3.2 Pembahasan

Pratikum pertama Kristalografi dan Mineralogi berjudul sistem kristal


isometrik. Dimana, pratikan diberikan pemahaman mengenai apa itu Kristalografi,
kristal, sumbu kristal, sudut kristal, dan bagaimana membuat sistem isometrik
dengan menggunakan analisa dan penerapan pemahaman mengenai tujuh sistem
kristal, pratikan menentukan sistem kristal dari bermacam bentuk kristal atas
dasar panjang, posisi dan jumlah sumbu simetri kristal yang ada pada setiap
sumbu kristal. Dalam pratikum ini difokuskan kepada sistem kristal isometrik.
4 2
Menggunakan sistem herman maugin ditentukan indeks Kristal, yaitu , 3̅, 𝑚 .
𝑚

Pada sistem herman maugin terdapat tiga bagian ketentuan, yaitu bagian
pertama yang menerangkan bahwa sistem isometrik memiliki 4 sumbu utama dan
memiliki bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Bagian kedua,
menjelaskan bahwa sistem ini memiliki -3 pada sumbu b dan tidak memiliki
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut. Bagian ketiga,
menunjukkan bahwa sistem kristal ini memiliki nilai 2 pada sumbu c dan
memiliki bidang simetri tegak lurus terhadap sumbu tersebut.

Sedangkan menurut schoenflish memiliki lambang Oh, terdapat dua bagian


pada sistem ini. Bagian pertama, O (Octaheder) melambangkan bahwa sistem
isometrik memiliki 1 buah nilai sumbu c. Bagian kedua, h menunjukkan bahwa
sistem isometrik ini mempunyai bidang simetri horizontal, vertical, dan
diagonal.Setelah itu, dilakukan penggambaran sistem kristal isometrik.
Menggunakan alat tulis dan alat menggambar yang telah disediakan, pratikan
mulai menggambar sistem kristal isometrik. Dimulai dengan menggambar tiga
buah sumbu utama dengan mengubah perbandingan dari 1 : 3 : 3 menjadi 3 : 9 : 9,
hal ini dilakukan untuk mempermudah pratikan dalam menggambar jika
menggunakan skala yang lebih besar, harus diperhatikan bahwa pada sumbu a+ a-
dibentuk sumbu dengan sudut 30o terhadap sumbu b.

Dibuat sebuah persegi yang mengelilingi sumbu utama, sehingga


perpotongan sumbu menjadi titik tengah pada bangunan ini. Kemudian, setiap
sudut pada bangunan persegi itu digambar sebuah garis dengan panjang 3 cm dan

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 6


sudut 30o. setiap sudut dan panjangnyanya harus tepat sesuai aturan yang
ditetapkan. Karena, jika tidak sama akan sangat memengaruhi bentuk akhir dari
sebuah sistem kristal isometrik. Karena, jika menggunakan busur akan memakan
waktu yang lebih lama, pratikan memanfaatkan segitiga sama sisi dan segitiga
sama kaki dengan memposisikan sisi dari segitiga sama sisi sejajar dengan
kemiringan sumbu a, setelah itu penggaris segitiga sama sisinya dapat di geser
dan digunakan untuk sudut lain.

Kemudian, menyatukan ujung sumbu satu sama lain sesuai barisannya


sehingga terbentuk suatu sistem isometrik (kubus). Dibuat bidang diagonal dan
garis bantu diagonal, garis bantu intermediet pada setiap bidang sistem isometrik,
dengan aturan garis yang tegas adalah yang tampak luar, sedangkan untuk tampak
dalam digunakan garis putus-putus.

Jumlah unsur simetri pada sistem kristal isometrik dilambangkan dengan


3L4, 4L36, 6L2, 9PC. Masing-masing lambang memiliki arti dan cara mendapatkan
yang berbeda-beda.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 7


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pratikum mengenai sistem kristal isometrik maka dapat


disimpulkan bahwa :

1. Sistem Isometrik adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang
tiga dimensi. Contoh mineralnya adalahAlmandine (Fe3Al2(SiO4)3),
Aluminium (Al), Bornite (Cu5FeS4), Chromite (FeCr2O4), Chromium (Cr),
Cobalt (Co), Copper (Cu), Galena (Pbs), sodalite (Na4Al3(SiO4)3Cl),
Halite (NaCl), Iron-Nickel (Fe-Ni), Leucite (KAlSi2O6), Magnetite
(Fe3O4), Manganese (Mn), Platinum (Pt), Pyrite (FeS2), Pyrope
(Mg3Al2(SiO4)3), Silicone (Si), native Silver (Ag), Sodalite
(Na4Al3(SiO4)3Cl), Sphalerite ((Zn, Fe)S), Spinel (MgAl2O4, Magnesium
Aluminum Oxide), Uraninite (UO2, Uranium Oxide).
2. Perbandingan sumbu : a = b= c (1 : 3 : 3), Dan Perbandingan sudut: α = β
= γ = 90o
3. Sistem kristal isometrik dapat digambar dengan dasar parameter dan
parameter rasio, jumlah dan posisi sumbu kristal dan bidang kristal yang
dimiliki oleh bentuk kristal isometrik.

4.2 SARAN

Pada praktikum kali ini diharapkan praktikan dapat mengerti tentang dasar-
dasar geologi dan ilmu cabangnya. Dan juga praktikan dapat menjelaskan tentang
Kristal dan Mineral. Apalagi system kristal isometric yang telah dibahas dengan
jenis-jenisnya. Dan penanggung jawab juga harus semakin semangat dan tetap
menajalin hubungan baik dengan pratikan serta berusaha untuk membuka pikiran
pratikan agar lebih mengelolah sesuatu dengan kata-kata sendiri sesuai
pemahamanya.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 8


DAFTAR PUSTAKA

Noor,D. 2009 Pengantar Geologi, CV Graha Ilmu : Bogor

C. Ansori ,2010 , Model Mineralisasi Pembentukan Opral Banten, Jurnal Geologi


Indonesia Vol 5 (3):151-170

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 9

Anda mungkin juga menyukai