Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN

MINERALOGI

PRAKTIKUMKE : 3 (TIGA)
JUDULPRAKTIKUM : SISTEM KRISTAL TRIGONAL DAN
ORTHOROMBIK
HARI/TANGGAL : JUMAT/10MARET2018
LOKASIPRAKTIKUM : LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN
GEOKIMIA II
KELOMPOK : B (GENAP)

BAIHAQI NASUTION

F1D117028

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri
adalah kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi
dasarnya, untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu
tentang kristal. Kristal memiliki bermacam-macam bentuk ataupun jenis, dan agar
dapat membedakan berbagai bentuk dan macam kristal, maka dilakukanlah
pengelompokan kristal-kristal tersebut menjadi sebuah sistem yang disebut
dengan sistem kristal. Pemahaman dan penguasaan mengenai sistem-sistem kristal
sangatlah berkaitan dengan kegiatan penambangan. Oleh karena itu, dalam
mempelajari dan memahami semua tentang kristal, maka dibutuhkan ilmu
pengetahuan yang dapat menjelaskan mengenai sistem kristal. Ilmu yang
mempelajari mengenai bentuk, gambar-gambar dari kristal disebut dengan
Kristalografi.Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler
antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya
kristal tersebut. Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat
elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya
dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktu rdielektrik periodik
serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan
dalamkristal fotonik.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum adalah untuk :
1. Mengenal bentuk dari sistemKristal Trigonal danOrthorombik.
2. Dapat Menggambarkan sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik dengan
proyeksi Orthogonal.
3. Dapat Menentukan pembagian kelas simetri dari sistem Kristal Trigonal
dan Orthorombik.
4. Mengetahui contoh mineral-mineral yang termasuk dalam sistem Kristal
Trigonal dan Orthorombik.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 1


1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum, antara lain:
1. Alat tulis.
2. Jangka.
3. Busur.
4. Pensil Warna.
5. Spidol Warna.
6. Penggaris Panjang.
7. Penggaris Segitiga Siku-Siku dan Sama Kaki.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum, antara lain:
1. Maket sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik.
2. Lembar Kerja Sementara.

1.4 Prosedur Kerja


a. Sistem Kristal Trigonal
Berikut merupakan prosedur penggambaran sistem Kristal Trigonal :
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
2. Dilipat kertas menjadi dua bagian secara vertical dan horizontal untuk
memperoleh titik tengah kertas. Hal ini untuk mempermudah proses
penggambaran.
3. Ditentukan perbandingan sumbu b, c, dan d dari perbandingan 3: 6: 1
menjadi 6: 12: 2.
4. Dibuat sudut sebesar 20˚ antara sumbu a+ terhadap sumbu b-.
5. Dibuat lagi sudut sebesar 40˚ antara sumbu d- terhadap sumbu b+,
penentuan sudut didapat dari garis sumbu a.
6. Ditarik garis bantu dibawah sumbu b dengan patokan ujung sumbu d
untuk menentukan panjang sumbu a.
7. Dibuat garis yang menghubungkan titik b dan d dari ujung garis bantu
yang ada.
8. Dibuat garis dari ujung garis bantu melewati b+ hingga keujung garis
bantu.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 2


9. Ditarik garis sepanjang 12 cm dari tiap sudut yang terbentuk pada
bagian tengah secara vertikal.
10. Dikorelasikan tiap ujung dari garis yang ditarik hingga terbentuk
seperti bagian tengah, baik bagian bawah maupun atas.
11. Digambarkan garis tegas untuk garis yang tampak, dan garis putus-
putus untuk garis yang seolah-olah tampak.
12. Diwarnai gambar dengan warna berbeda pada setiap bidang yang
terbentuk.
b. Sistem Kristal Orthorombik
Berikut merupakan prosedur penggambaran sistem Kristal
Orthorombik :
1. Disiapkan semua alat dan bahan praktikum termasuk lembar kerja
sementara.
2. Dilipatkan lembar kerja sementara secara vertikal dan horizontal
hingga didapatkan titik tengah yang akan dijadikan sebagai titik pusat.
3. Ditentukan perbandingan sumbu dari sumbu a, b, dan c yang
perbandingannya 1: 4:6 dengan mengalikan skala perbandingan
menjadi 2 kali lipatnya, yaitu 2: 8: 12, sehingga a=2cm, b=8cm dan
c=12cm.
4. Dibuat sudut sebesar30˚ antara sumbu a+ terhadap sumbu b-.
5. Dibuat garis sejajar sumbu c dengan panjang 12 cm pada tiap ujung
sumbu b.
6. Dibuat lagi sudut 30˚ sepanjang 2 cm pada tiap ujung sumbu b.
7. Disatukan ujung-ujung garis yang telah dibentuk dengan menarik
garis sehingga terbentuk sebuah prisma tegak persegi.
8. Digambar garis tegas untuk garis yang tampak, dan garis putus-putus
untuk garis yang seolah-olah tampak
9. Diberi warna sesuai dengan bidangnya masing-masing dan pewarnaan
berdasarkan garis sumbu yang telah dibentuk.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 3


BAB II
DASAR TEORI

Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem


kristal. Kristalografi merupakan salah satu cabang dari mineralogi yang
mempelajari mengenai sistem-sistem kristal serta bertujuan untuk menentukan
susunan atom dalam zat padat. Kristal adalah bahan padat homogen yang
membentuk bagan polihedral yang teratur, biasanya anisotrop. Tersusun oleh komposisi
kimia tertentu yang membentuk ikatan atom tertentu yang dikelilingi oleh bidang
permukaan yang halus yang mengikuti hukum geometri tertentu. Kristal adalah
suatu benda atau zat padat yang homogen dengan permukaan terdiri dari bidang-
bidang datar yang dibentuk oleh atom-atom maupun molekul-molekul yang
tersusun secara teratur. Sifat keteraturan susunan tersebut tercermin oleh wajah
luar kristal yang terdiri dari bidang-bidang datar. Wajah kristal yang lengkap
merupakan suatu polieder, dan selalu dibatasi oleh bidang-bidang datar yang
disebut bidang-bidang kristal dengan jumlah tertentu (Graha.1987).
Kristal juga dapat didefenisikan sebagai zat padat homogen, biasanya
anisotrop dan tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga
susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan
dari bidangnya tertentu dan teratur. Keteraturannya tercermin pada permukaan
kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola
tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Dua bidang
muka kristal yang berimpit selalu membentuk sudut yang besarnya tetap pada
suatu kristal (Hukum Steno). Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis
bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal
tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter. Kristal
tebentuk melalui dua cara yakni presipitasi (pengendapan) dan kristalisasi.
Kecepatan kristalisasi akan mempengaruhi bentuk dan ukuran butir kristal.
Semakin lama proses kristalisasi berlangsung, maka ukuran butir kristal akan
semakin besar dan sebaliknya semakin cepat proses kristalisasinya maka ukuran
butir kristal semakin kecil. Contoh dari larutan yang mengalami presipitasi
(pengendapan) yakni gypsum, halit, kalsit dan belerang (Asikin. 1978).

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 4


Sistem ortorombik didasarkan pada tiga sumbu yang tidak sama semua pada
sudut kanan satu sama lain. Seperti bisa dibayangkan, sebagai salah satu
pemandangan ke setiap salah satu sumbu, dua sumbu yang tidak sama menyilang
di sudut kanan dapat dilihat. Sebuah simetri dua kemungkinan rotasi kali lipat
terlihat di sumbu serta dua pesawat cermin kemungkinan yang sejajar dengan
sumbu. Sistem ini meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak
sama panjangnya dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut dengan
sumbu c. Satu sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah depan yang
disebut sumbu a atau sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanan disebut
sumbu b atau sumbu macro. Tidak ada yang namanya sumbu pokokdalam sistem
kristal ini (Pellant. 1992).
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal
Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚) (Koyama. 1977).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak
ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ. Sistem ini dibagi menjadi
3 kelas yaitu Orthorombik Bisfenoid, Orthorombik Piramid, Orthorombik
Bipiramid. Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah
stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant. 1992).

Gambar1.Sistem Kristal Orthorombik


(sumber:Pellant. 1992).

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 5


Sistem kristal Trigonal adalah salah satu dari tujuh sistem kristal. Dimana
sistem kristal trigonal ini mempunyai 4 bidang simetri yang antara lain adalah 1
bidang simetri utama dan 3 bidang simetri tambahan. Dalam sistem kisi
rombohedral selalu dalam sistem kristal trigonal, tetapi beberapa kristal seperti
kuarsa dalam sistem kristal trigonal tapi tidak dalam sistem kisi rombohedral.
Sistem kisi rombohedral terdiridari kisi rombohedral, sedangkan sistem kristal
trigonal terdiri dari lima kelompok titik kelompok ruang tujuh dengan kisi
rombohedral. Pada sistem ini axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c ,
yang artinya panjang sumbu sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d,
tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =
90˚ ; γ =120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ (Pellant. 1992).
Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan
sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β
saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ. Pada
penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik
garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c
ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut
antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut
40˚ terhadap sumbu b+.Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas antara lain seperti
Trigonal pyramid,Trigonal Trapezohedral,Ditrigonal Piramid, Ditrigonal
Skalenohedral, Rombohedral. Beberapa contoh mineral sistem kristal Trigonal ini
adalah tourmaline,cinnabar,dan korundum (Mondadori. 1977).

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 6


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Kristal Orthorombik memiliki panjang sumbu yang berbeda-beda
(a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ) yaitu sebesar 90°. Sistem
Kristal ini dikatakan ortorombik karena mempunyai 3 sumbu simetri yang saling
tegak lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini mempunyai panjang yang
berbeda-beda. Sumbu-sumbu simetri ini diberi tanda huruf a, b, dan c. Sumbu a
disebut sumbu brakia, sumbu b disebut sumbu makro, dan sumbu c disebut sumbu
vertikal. Sistem kristal ini memiliki pusat simetri yang merupakan titik pertemuan
antara bidang dan sumbu simetri yang ada pada sistem kristal tersebut. Sistem
kristal ini juga mempunyai 3 bidang simetri karena jika bangun tersebut dibagi
oleh sumbu simetri akan menghasilkan 2 bagian yang sama besarnya.
Pada praktikum kali ini kelas sistem Kristal Orthorombik yang digunakan
yaitu Orthorombik Bipiramidal yang merupakan Kelas ke-8, dengan simetrinya
2/m 2/m 2/m dan elemen Simetrinya terdiri dari 3 sumbu putar dua dengan sebuah
bidang simetri yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah
pusat. Sumbu pada kelas ini semuanya tidak sama panjang. Serta sudut antara
ketiganya 90o. Beberapa bentuk umum dari kelas ini antara lain seperti
orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang. Mineral yang umum
dijumpai pada kelas ini seperti kelompok barit, termasuk belerang, olivine,
staurolit, andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit,
anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit, danburit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.
Sistem kristal Trigonal yaitu sistem Kristal yang memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang memiliki arti panjang sumbu a sama
dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan
juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap
sumbu γ.
Pada penggambarannya digunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal
Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a
ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu
c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan), namun

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 7


pada praktikum ini perbandingan tersebut dikalikan 2 sehingga didapatkan
perbandingan 2:6:12. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ dibuat sudut dengan nilai 20˚ terhadap
sumbu bˉ dan sumbu dˉ dibuat sudut dengan nilai 40˚ terhadap sumbu b+.
Pada praktikum kali ini digunakan kelas simetri Ditrigonal Piramidal yaitu
Kelas ke 11, dengan elemen simetrinya terdiri dari 1 tiga sumbu lipatan dan
pesawat cermin 3 masing-masing sejajar. Pada kelas ini memiliki tiga sumbu,
semua dalam satu pesawat, disebut a1, a2 dan a3 sama satu sama lain, tetapi
mereka baik lebih pendek atau lebih panjang dari sumbu c. Semua sudut pada
kelas ini antara ujung positif dari suatu sumbu = 120 derajat. Sudut antara semua
yang sumbu dan sumbu c = 90 derajat. Adapun bentuk umum dari kelas ini antara
lain seperti Piramida ditrigonal, prisma heksagonal, piramida heksagonal,
piramida trigonal,prisma trigonal, prisma ditrigonal danpedion tersebut. Mineral
yang umum dijumpai antara lain seperti anggota Kelompok Tourmaline
sertapyrargyrite, jarosit, natrojarosite, nontronit,proustit dll:

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 8


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sistem Orthorombik disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3
sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Sedangkan
sistem kristal trigonal adalah salah satu dari tujuh sistem kristal. Dimana
sistem kristal trigonal ini mempunyai 4 bidang simetri yang antara lain
adalah 1 bidang simetri utama dan 3 bidang simetri tambahan.
2. Dalam penggambaran sistem Kristal ini menggunakan proyeksi
orthogonal.
3. Sistem Orthorombik dibagi menjadi 3 kelas yaitu Orthorombik Bisfenoid,
Orthorombik Piramid, Orthorombik Bipiramid. Sedangkan Sistem
Trigonal dibagi menjadi 5 kelas antara lain seperti Trigonal pyramid,
Trigonal Trapezohedral, Ditrigonal Piramid, Ditrigonal Skalenohedral,
Rombohedral.
4. Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini
adalah  tourmaline, cinnabar, dan korundum. Sedangkan beberapa contoh
mineral dengan sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,
chrysoberyl, aragonite dan witherite.
4.2 Saran
Sebaiknya waktu dalam pelaksanaan kegiatan praktikum praktikan dapat
lebih tenang dan fokus, serta alangkah baiknya jika waktu diperpanjang agar
praktikan dapat lebih memahami materi dan penjelasan mengenai sistem kristal.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 9


DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur. Departemen Teknik


Geologi ITB. Bandung.

Graha,Setia Doddy. 1987. Batuan dan mineral. Bandung : Nova.


Koyama, Takeuchi.1977. Jurnal Ilmiah MTG. Vol. 5.No:1.Hal: 216-239

Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals. Milan :
Simons & Schuster’s Inc.
Pellant, chris: 1992.Rocks and Minerals. Dorling Kinderslay. London.

Sistem Kristal Trigonal dan Orthorombik 10

Anda mungkin juga menyukai