Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi merupakan tujuan ilmu yang mempelajari tentang bumi, meliputi
komposisinya, struktur, sisfat-sifat fisik. Sejarah dan proses pembentukannya.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta
hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal dan
bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sudut simetri adalah sudut
antar sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah kristal. Sumbu kristal berupa garis
bayangan yang lurus yang menembus kristal memalalui pusat kristal.
Sistem trigonal, sistem kristal ini mempunyai 4 sumbu kristal yang masing-
masing saling tegak lurus, yaitu sumbu a, b, c, d. Perbandingan antara 4 sumbu
trigonal adalah a = b = d ≠ c. Sistem ini sendiri mempunyai sudut 20° dan 40°.
Dan setelah itu sistem orthorombik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal, yaitu
sumbu a, b, c. Dalam penggambarananya sumbu a, b dan c membentuk sudut 30°
terhadap satu sama lain. Sumbu a, b dan c memiliki panjang yang sama.
Perbandingan ketiga sumbu tersebut adalah a= b= c. Sumbu c adalah sumbu
terpanjang, sedangkan sumbu a adalah sumbu terpendek. Sudut orthorombik
mempunyai perbandingan α: β: γ = 90°.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Dapat mengetahui perbandingan panjang sumbu dan sudut dari sistem trigonal
dan orthorombik dalam penggambarannya.
2. Dapat mengetahui apa itu sumbu simetri dan sudut simetri.
3. Dapat mengetahui perbandingan sumbu sistem orthorombik dalam
penggambarannya.

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 1


1.3 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun peralatan yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. Alat tulis.
2. Pensil mekanik.
3. Pensil warna.
4. Penggaris panjang lengkap.
5. Clipboard.
B. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. LKS.
2. Maket sistem trigonal dan orthorombik.
3. Modul.
1.4 Prosedur Kerja
A. Sistem kristal trigonal
Adapun langkah-langkah menggambar sistem kristal trigonal adalah:
1. Ambil LKS dan tentukan titik tengah tersebut.
2. Siapkan peralatan untuk menggambarkan sistem kristal trigonal.
3. Tentukan garis pada trigonal dengan perbandingan a : b : c : d = ∞ : 3 : 6 : 1
diperbesar menjadi ∞ : 6 : 12 : 2.
4. Dihubungkan garis membuat sumbu utama yang pertama.
5. Di tarik garis lurus terhadap semua titik pada bidang utama pertama untuk
membuat sebuah bidang kristal.
6. Di beri warna pada setiap bidang yang ada pada sistem kristal trigonal
tersebut.
B. Sistem kristal orthorombik
Adapun langkah-langkah menggambar sistem kristal orthorombik adalah:
1. Di buat perbandigan sumbu a : b :c = 1 : 4 : 6 (di perbesar menjadi 2 : 8 : 12)
dan sumbu a sembarang atau tak hingga.
2. Dibuat garis a- b+ =30° Hubungkan setiap garis-garis sesuai sumbu sumbu
tersebut.

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 2


3. Diberi keterangan pada garis-garisnya seperti tanda a+, a-, b+, b-Dihubungan
sumbu - sumbunya sesuai dengan ukuran yang telah di buat hingga terbentuk
persegi pajang.
4. Dihubungkan setiap titik-titik pada garis tersebut sehingga membentuk
5. Dibuat proyesi garis yang merupakan proyeksi dari sumbu a hingga terbentuk
bangunan ruang persegi panjang.
6. Garis yang sama panjang di satukan.

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 3


BAB II
DASAR TEORI
Trigonal memiliki 4 titik perpotongan sumbu, dengan 4 sumbu kristal,
sumbu-sumbu yang menghubungkan bidang-bidang vertikal disebut sebagai a1,
a2 dan a3, terletak secara horizonal yang memiliki panjang dan sudut yang sama.
Sumbu panjangnya secara vertikal kita sebut sebagai sumbu c. Perpotongan
simetri antara sumbu a1, a2 dan a3 membentuk sudut 120°, sedangkan
perpotongan antara sumbu horizontal dengan sumbu vertikalnya membentuk
sudut 90°. Turunan sistem kristal trigonal bahkan termasuk ke dalam sistem
kristal heksagonal. Dalam pengambarannya, sistem kristal trigonal harus
digambarkan dengan perbandingan sumbu a1:a2:a3:c. Artinya pada sumbu
a1=a2= ditarik garis dengan nilai 1,5, pada sumbu a3 ditarik garis dengan nilai 2,
dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 3 (nilai bukan patokan) Sudut antara a1
dengan -a3 = 15°, sudut antara a2 dengan a3 = 15°, sudut antara sumbu a3 dengan
c = 90°, sudut antara c dengan a1 dan c dengan a2 = 105°. Sistem kristal ini
terbagi dalam 5 kelas, yaitu piramidal, rhombohedral, ditrigonal piramidal,
trapezohedral dan hexagonal scalenohedral (Mulyaningsih, 2018).
Dalam the dictionarry of geology, kristal adalah bahan padat yang secara
kimia homogen dengan bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari susunan
atom yang teratur, dibatasi oleh bidang banyak (polyhedron), dengan jumlah dan
kedudukan bidang-bidang kristalnya tertentu dan teratur. Mineral memiliki sifat
selalu kristalin, karena mineral memiliki bentuk tertentu (Berry, 2018).
Sudut simetri adalah sudut antar sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah
kristal Sudut-sudut ini berpangkal pada titik persilangan sumbu sumbu utama
pada kristal yang akan sangat berpengaruh pada bentuk dari sistem kristal itu
sendiri. Sebuah kristal terdiri dari atom-atom yang tersusun dalam suatu pola yang
berulang secara periodik dalam tiga dimensi dalam bentuk yang khas. Pada
umumnya merupakan senyawa multi komponen yang memiliki sejumlah fase
struktur berbeda dan memiliki struktur kristal yang rumit (Rahardjo, 2012)
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal
tersebut, dan bila kristal tersebut diputar dengan poros sumbu sejauh satu
putaran penuh maka akan didapatkan beberapa kenampakan yang sama. Garis ini

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 4


membagi benda menjadi 2 bagian, 4 bagian, dan seterusnya lagi (Justiana, 2009).
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal
menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan
(refleksi) dari bagian yang lainnya. Bidang simetri ini dapat dibagi menjadi 2,
yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial
bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama. Bidang simetri
aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal. Yang melalui
sumbu vertikal dan bidang simetri horizontal, yang berada tegak lurus terhadap
sumbu c. Bidang simetri merupakan bidang bayangan yang membelah kristal
menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan
dari bagian yang lainnya. Bidang simetri ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
bidang isometrik aksial dan bidang simetri menengah. Bidang aksial dibedakan
menjadi dua, yaitu simetri vertikal dan simetri horizontal (Pellant, 1922).
Sistem heksagonal adalah uniaksial, yang berarti itu didasarkan pada satu
sumbu utama, dalam hal ini sumbu rotasi enam kali lipat, yang unik untuk sumbu
lainnya. Sistem heksagonal adalah analog dengan sistem tetragonal. Sistem
hexagonal mengandung kelas yang mencerminkan kelas sistem tetragonal dengan
perbedaan yang jelas menjadi sumbu lipatan 6 bukan sumbu lipat 4, dimana
sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya (Barmawi, 2012).
Dikatakan ortorombik karena sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang
saling tegak lurus satu sama lain. Tetapi ketiga sumbu ini memiliki panjang yang
berbeda-beda. Sumbu- sumbu simetri ini diberi ciri huruf a, b, serta c dengan
parameter sumbu a<b<c. Sumbu a diucap sumbu brakia, sumbu b diucap sumbu
makro, serta sumbu c diucap sumbu vertikal. Sistem kristal ini pula memiliki 3
bidang simetri sebab bila bangun tersebut dipecah oleh sumbu simetri hendak
menciptakan 2 bagian yang sama besarnya. pada ketiga sumbunya ialah apabila
diputar berdasar sumbu a, b, c hendak menampilkan 2 kenampakan yang sama.
Berdasarkan contoh di atas, hingga sistem kristal ini digolongkan dalam kelas
dypiramidal dengan Herman maugin Symbol 2/ meter 2/ meter 2/ meter. Sebagian
contoh mineral yang memiliki sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal
merupakan phurcalite, chesterite (Rusyanto, 1991).

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 5


3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 27 september 2022,
kita akan membahas 2 sistem kristal sekaligus yaitu, tentang sistem kristal trigonal
dan orthorombik. Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan
tembus air serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-
bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidnagnya
tertentu dan teratur. Sistem kristal trigonal sendiri mempunyai 4 sumbu utama,
yaitu sumbu a, b, c, d. Perbandingan sumbunya adalah a = b = d ≠ c yang
mempunyai besar sudut β1 = β2 = β3 = 90° dan γ1 = γ2 = γ3 =120°. Dalam
penggambarannya sisitem trigonal hampir sama dengan sistem hexagonal,
perbedaannya hanya pada sumbu c bernilai 3, penarikan sumbu a dengan pada
sistem trigonal. Perbandingan panjang sumbu b : d : c = 3 : 1 : 6 dan sumbu a
mempunyai panjang tak hingga.
Sistem trigonal sendiri mempunyai 3 bidang diagonal dan mempunyai 4
bidang utama yaitu bidang a, b, c, dan d. Menurut herman mauguin, bagian
pertama menerangkan nilai sumbu c, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak
lurus dengan sumbu c. Bagian kedua menerangkan sumbu lateral (sumbu a, b, d)
dan ada tidaknya bidnag simetri vertikal yang tegak lurus.. Bagian ketiga
menerangkan ada tidaknya sumbu simetri inermediet dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet.
Dan menurut schoenflish, pertama menerangkan nilai sumbu yang tegak
lurus dengan sumbu c yang tegak lurus dengan sumbu c, notasi D bila sumbu
bernilai 2 dan c bila tidak bernilai. Kedua menerangkan nilai sumbu c dinotasikan
dituliskan sebelah kana nagak bawah dari notasi D atau C. Ketiga menereangkan
kandungan bidang simetrinya dinotasikan dengan h bila mengandung horizontal, v
bila mengandung bidang vertikal atau diagonal.
Sistem kristal trigonal ini dibagi menjadi 5 kelas, yaitu ditrigonal pyramidal,
ditrigonal scalenohedal, trigonal pyramidal, trigonal trapezohedral, rhombohedral.
Mineral dengan sistem kristal trigonal, yaitu amethyst, arsenic, bismuth, calcite,
cinabar, corundum, dolomite, hematite, ilmenite, jarosite, magnesite,
rhodochrocite, ruby, sapphire, siderite.

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 6


Dan setelah itu kita mempelajari tentang sistem kristal orthorombik. Sistem
kristal ini mempunyai 3 sumbu yaitu sumbu a, b, c sumbu c adalah sumbu
terpanjang, sumbu a adalah sumbu terpendek. Perbandingan sudutnya adalah
α=β=γ= 90°. Dalam penggambarananya perbandinagn sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6.
Dengan sudut 30° dan yang digunakan dalam praktikum adalah 2 : 8 : 12. Artinya
pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1. Pada sumbu b ditarik garis dengan nilai
8 dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 12. Menurut herman mauguin bagian
pertama menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak lurus
terhadap sumbu a tersebut. Bagian ini dinotasikan dengan 2/m, 2, m. Bagian
kedua menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b tersebut. Bagian ini dinotasikan
dengan 2/m, 2, m. Bagian ketiga menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Bagian ketiga
dinotasikan dengan 2/m, 2.
Selanjutnya menurut schoenflish pertama menerangkan nilai sumbu yang
tegak (sumbu lateral) dengan sumbu c, dinotasikan D bila sumbu bernilai 2, C bila
tidak bernilai. Kedua menerangkan nilai sumbu c dinotasikan ditulis sebelah kana
nagak kebawah dari notasi D atau C. Ketiga menerangkan kandungan bidang
simetrinya dinotasikan dengan h bila mengandung horizontal, v bila mengandung
bidang vertikal tau diagonal, d bila mengandung bidang diagonal.
Mineral adamite, andalusite, aragonite, arsenopyrite, barite, cordierite,
forsterite, geothite, hypersthene, natrolite, peridot, sillimanite, stibnite, sulfur.
Kelas simetri pada sistem kristal orthorombik terbagi atas 3 kelas kristal yaitu,
bisfenoid, pyramid, bypiramid.
Jumlah unsur simetri pada sistem kristal trigonal adalah L², 3L² dan 4 PC.
Yang artinya L yaitu mempunyai 4 kali putaran bidang, tetapi hanya satu
penampakan bidang yang sama. 3L² artinya 3 bidang diagonal kalau dibagi 2
mempunyai dua bidang yang sama persis. Dan 4 PC itu artinya jumlah seluruh
bidang sistem kristal trigonal ada 4 bidang Klas simetri (Hm), yaitu /6 m 2. Untuk
(Sc)nya D2h. Mineral sistem kristal trigonal ini antara lain dolomite, amethyst
bismuth, jarosite, arsenic, corundum, hematite, cinabar, calcite, ilmenite, sapphire,
ruby, rhodochrocite dan lainnya

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 7


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Perbandingan sumbu sistem trigonal adalah ∞ ∶ 3 : 1 : 6 dan orthorombik
adalah 2 : 8 : 12 serta sudut trigonal adalah 20°, 40° dan sudut orthorombik
30°.
2. Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal
dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran
penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sudut simetri
adalah sudut antar sumbu-sumbu yang berada dalam sebuah kristal. Sumbu
kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal memalalui
pusat kristal.
3. Amethyst, arsenic, bismuth, calcite, cinabar, corundum, dolomite, hematite,
ilmenite, jarosite, magnesite, rhodocchrocite, ruby, sapphire, siderite.
4.2 Saran
Semoga kedepanya pratikum kita berjalan dengan baik dan benar dan kita
semua dapat memahami ilmu yang kita pelajari selama pratikum ini. Dan kita
dapat menjalin hubungan lebih baik. Saya sebagai praktikan agar dapat tepat
waktu melaksanakan praktikum sesuai jadwal yang ditentukan.

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 8


DAFTAR PUSTAKA
Berry, L. G. Dkk. 1983. Mineralogy, concepts, descriptions, san Francisco: W.F.
Freeman.
Justiana, 2009. Chemistery 3. Jakarta: Yudistira.
Mulyaningsih, S. 2018. Kristalografi dan mineralogi. AKPRIND PRESS.
Pellant, Christ. 1992. Rocks and minerals. London: Dorling kinderslay.
Rahardjo, D. W. 2012. Refinement struktur kristal superkonduktoer BSCCO-2212
dengan substitusi Pb. Jurnal materi dan pembelajaran fisika. Vol.1
Rusyanto, S. 1991. Kristalografi dan mineralogi. Proyek operasi dan perawatan
fasilitas IKIP Malang: Malang.

Sistem Kristal Trigonal Dan Orthorombik 9

Anda mungkin juga menyukai