Anda di halaman 1dari 8

I.

DASAR TEORI
Secara kristalografi kuarsa dicirikan oleh sistem kristal trigonal trapezohedral
dan heksagonal trapezohedral, dimana kuarsa trigonal trapezohedral berbentuk
trapezium tertutup dengan enam bidang secara horizontal sumbu a1, a2, a3
membentuk sudut 120° tegak lurus sumbu c membentuk sudut 90°. Simetri
kristal bersimbol Herman Maugin 3 2 yaitu kuarsa mempunyai satu sumbu kristal
dengan 3 putaran simetri, 3 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak
mempunyai bidang cermin dan pusat simetri. Kuarsa heksagonal trapezohedral
berbentuk trapezium dengan 12 bidang secara horizontal sumbu a1, a2, a3,
membentuk sudut 60° tegak lurus sumbu c pada sudut 90°. Simetri kristal
Herman Maugin bersimbol 6 2 2 menandakan kuarsa memiliki satu sumbu kristal
dengan 6 putaran simetri, 6 sumbu horizontal dengan 2 putaran simetri, tidak
mempunyai pusat simetri dan bidang cermin. Hal itu juga tercermin dalam sifat
mineraloginya. Sifat optis mineral kuarsa yaitu umumnya tidak berwarna atau
putih jika murni sering pula berwarna karena pengotoran-pengotoran atau inklusi
mineral lain. Corak putih dan kilap kaca serta transparan. Kuarsa mempunyai
indeks bias no = 1.55 dan ne = 1.54 sehingga bias gandanya bernilai positif dan
lemah. Sifat dikroisme terlihat pada variasi kuarsa kripto dan fluoreskens tidak
berwarna jika murni ( Barmawi, 2012 ).
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta
menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya
mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan
teratur. Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air, mengandung
pengertian:
o Tidak termasuk didalamnya cair dan gas
o Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh
proses-proses fisika.
o Menuruti hukum-hukum pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti
hukum geometri, mengandung Pengertian:
 Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap.
 Macam bentuk dari bidang kristal tetap.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 1


 Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang
tetap.

Keterangan sumbu dan sudut:


 Sumbu a : sumbu yang tegak lurus pada bidang kertas.
 Sumbu b : sumbu yang horisontal pada bidang kertas.
 Sumbu c : sumbu yang vertikal pada bidang kertas.
 α ialah sudut yang dibentuk antara Sb b dan Sb c.
 β ialah sudut yang dibentuk antara Sb a dan Sb c.
 γ ialah sudut yang dibentuk antara Sb a dan Sb b.

Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari


kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua
atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang
sama, tetapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin
Sumbu Kristalografi ialah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.
Kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan tebal atau tinggi.
Tetapi dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan Proyeksi
Orthogonal.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 2


Sudut kristalografi ialah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-sumbu
Kristalografi pada titik potong (pusat kristal) ( Rusyanto, S. 1991 ).
Sistem isometrik adalah sistem yang paling simetris mungkin dalam ruang tiga
dimensi. Hal ini terdiri dari tiga sumbu kristalografi panjang yang sama dan di
sudut kanan satu sama lain.ini berbeda dari sistem lain dalam banyak hal.
kristal isometrik tidak polarisasi cahaya saat melewati mereka, membuat
mereka lebih mirip, dalam hal ini, zat amorf seperti kaca. Selain itu, sumbu
kristalografi, sementara mereka menjadi beberapa elemen simetri,
bukan sumbu prinsip simetri, seperti halnya dalam sistem lain. Semua bentuk
kristal isometrik adalah bentuk tertutup dan eksklusif untuk sistem ini. Tidak
ada kristal isometrik akan memiliki wajah yang dimiliki piramida, prisma,
rhombohedrons, scalahedrons, kubah, sphenoids, pinacoids atau pedions. Sistem
ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal k u b u s a t a u k u b i k . J u m l a h s u m b u k r i s t a l n ya a d a 3 d a n
s a l i n g t e g a k l u r u s s a t u d e n g a n ya n g lainnya. Dengan perbandingan
panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya ( Turmada,2002 ).

II. TUJUAN
Dalam praktikum ini, tujuan yang hendak dicapai adalah
1. Mengetahui pengertian kristalografi, dan kristal
2. Mengetahui 7 sistem kristal beserta ciri - cirinya.
3. Menggambarkan bentuk kristal isometrik dengan ciri - ciri yang ada.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Alat tulis
2. Jangka
3. Busur
4. Pensil warna
5. Spidol warna
6. Lembar sementara
7. Penggaris panjang

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 3


8. Penggaris segitiga siku – siku dan sama kaki
Bahan
1. Kertas HVS
2. Modul
3. LKS
4. Papan clipboard

IV. PROSEDUR KERJA


Adapun prosedur kerja yang dilakukan yaitu :
1. Disiapkan peralatan yang dibutuhkan
2. Dibuat garis yang tegak lurus, horisontal, dan vertikal pada bidang kertas.
3. Ditulis huruf a+ disebelah kanan garis yang tegak lurus pada bidang kertas,
huruf a- disebelah kiri garis yang tegak lurus pada bidang kertas,
huruf b+ disebelah kanan garis horisontal, huruf b-disebelah kiri
garis horisontal, huruf c+ di sebelah atas garis vertikal, dan huruf c-
disebelah bawah garis vertikal
4. Dibuat jarak persentimeter untuk garis horizontal dan vertikal masing-
masing 9 cm, garis yang tegak lurus pada bidang kertas 9 cm
5. Dibuat garis tegak lurus pada bidang kertas sepanjang 9 cm pada masing-
masing ujung b+, b-, c+, dan c-.
6. Dibuat bayangan garis vertikal pada masing-masing ujung b+dan b-.
Kemudian buat bayangan garis horizontal pada masing-masing ujung
c+ dan c-. Buat bayangan garisnya mengikuti garis yang pertamakali dibuat
7. Dibuat lagi garis tegak lurus pada bidang kertas sepanjang 3 cm pada
masing-masing ujung garis bayangan b+, b-, c+, dan c-.
8. Diperjelas gambar kubusnya dengan menarik 2 garis pada setiap ujung
garis yang tegak lurus pada bidang kertas
9. Diwarnai

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 4


V. ANALISIS
Praktikum pertama kristalografi dan mineralogi kali ini, membahas tentang
sistem kristal reguler atau isometrik. Mengenai sifat-sifat geometri dan bagaimana
cara penggambaran sistem kristal dalam sebuah proyeksi ortogonal. Sifat-sifat
geometri pada sistem kristal isometrik itu meliputi jumlah, panjang, posisi sumbu
dan bidang-bidang yang ada pada sistem kristal isometrik serta kelas simetri dari
sistem tersebut. Sebelum praktikum akan dimulai, praktikan harus mengetahui apa
itu kristal. Kristal adalah material padat dimana atom-atomnya tersusun dalam
susunan yang berulang dan periodik pada dimensi yang besar.
Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik.
Sistem kristal isometric adalah sistem kristal dimana setiap unit sel-nya
berbentuk kubus. Sistem kristal ini merupakan sistem kristal yang paling
sederhana yang dapat ditemukan dalam kristal dan mineral. Sistem kristal ini
mempunyai 5 buah kelas dan ada tiga buah bravais lattice dari jenis kristal ini
yaitu simple cubic, body centered cubic, face centered cubic.
Semua kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang identik dan saling
tegak lurus termasuk ke dalam golongan sistem kristal cubic. Sumbu pertama
terletak vertikal, sumbu kedua memanjang dari depan ke belakang dan sumbu
ketiga bergerak dari kiri ke kanan. Ketiga sumbu tersebut dapat saling bertukar
dan masing – masing sumbu dinamai dengan huruf a. Kelas – kelas dalam sistem
kristal ini yaitu hexoctahedral calss, pentagonal icostetrahedral class,
hextetrahedral class, dyakisdodecahedral class, tetrahedral pentagonal
dodecahedral class.
Praktikum kristalografi dan mineralogi kali ini, praktikum dilakukan
dengan menggambar proyeksi orthogonal dengan sistem kristal isometrik dengan
sumbu simetri a : b : c – 3 : 9 : 9. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak
lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya.Hasil
yang didapatkan dari proyeksi orthogonal sistem kristal isometrik ini adalah
bentuk kubus dua dimensi. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthonal ini dengan sistem isometrik memiliki perbandingan sumbu 3 : 9 : 9.
Artinya pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 3, pada sumbu ditarik garis

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 5


dengan nilai 9 dan sumbu c juga ditarik garis dengan nilai 9. Sudut antara a+ dan
b- adalah 30°.Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30°
terhadap sumbu b-. Hasil yang praktikan dapatkan yaitu proyeksi orthogonal
sistem kristal isometrik dua dimensi. Namun, dari proyeksi dua dimensi ini juga
dapat dijadikan proyeksi tiga dimensi dan diwarnai.
Selanjutnya sistem kristal isometrik mempunyai jumlah unsur simetri yang
membedakannya dengan sistem kristal yang lain yaitu 3L4 4L36 6L2 9PC. Semua
itu merupakan penyimbolan jumlah unsur simetri yang terdapat pada sistem
kristal isometrik. 3L4 artinya jika ketiga sumbu utama dijadikan poros maka
ketika kristal diputar sejauh 360° maka akan menghasilkan 4 kenampakan yang
berbeda. 4L36 artinya sistem kristal isometrik mempunyai bidang yang memotong
/ menyinggung ke tiga sumbu utama, mempunyai 4 bidang simerti utama vertikal
dan mempunyai 6 sumbu bantu intermediet. 6L2 artinya mempunyai 6 bidang
simerti utama yang menyinggung sumbu utama dan terdapat bidang yang
menyinggung satu atau dua sumbu utama. 9PC artinya terdapat 9 bidang yang
menyusun sistem kristal isometrik.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 6


VI. KESIMPULAN
Berikut adalah kesimpulan dari praktikum yang dapat kami ambil :
1. Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat sifat geometri
dari kristal. Kristal adalah bahan padat homogen biasanya anisotrop dan
tembus air.
2. 7 sistem yaitu sistem isometrik, sistem tetragonal, sistem hexagonal,
sistem trigonal, sistem orthorombik, sistem triklin, sistem monoklin.
3. Menggambar bentuk kristal dalam proyeksi orthogonal harus sesuai
dengan ketentuan jumlah, posisi, dan perbandingan panjang sumbu utama
pada kristal dan sudut kristal yang dibentuk.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 7


DAFTAR PUSTAKA

Rusyanto, S. 1991. Kristalografi dan Mineralogi. Proyek Operasi dan Perawatan


Fasilitas IKIP Malang : Malang.
Turmada.2002.http://www.academia.edu/11224308/SISTEM_KRISTAL_ISOME
TRIK_DAN_TETRAGONAL_by_at_tumada.awal. (Diakses tanggal 18
September 2017. Pukul 23.08 WIB).
Barmawi, T. 2012. KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI KUARSA. “Jurnal
Ilmiah MTG”. Vol 5. No 1.

SISTEM KRISTAL ISOMETRIK 8

Anda mungkin juga menyukai