Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

PRAKTIKUMKE : 3(TIGA)
JUDULPRAKTIKUM : SISTEM KRISTAL TRIGONAL ,
ORTHOROMBIK, MONOKLIN DAN
TRIKLIN
HARI/TANGGAL : SABTU/ 30 MARET 2019
LOKASIPRAKTIKUM : LABORATORIUM ENERGI DAN
REKAYASA MINERAL
KELOMPOK : 3 (GANJIL)

IMAM FERDIANSYAH

F1D118018

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan merupakan material utama dari pembentuk bumi ini, karena mantel
bumi yang berkomposisi magma keluar kepermukaan, yang pada akhirnya
membeku dan membentuk batuan. Dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari
satu atau lebih mineral yang berasal dari peluruhan magma yang membentuk satu
kesatuan berbentuk kristal-kristal. Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang
atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang
melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika
mengalami proses pemadatan.
Di alam mineral di jumpai bermacam-macam dengan bentuk yang bervariasi,
terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal dalam
rongga-rongga ataupun celah batuan, tetapi umumnya mineral di jumpai sebagai
butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan. Pada kondisi sebenarnya
ada beberapa ketentuan agar dapat disebut sebagai Kristal, diantaranya adalah
padat, tidak dapat teruraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan proses
fisika, memiliki stuktur bentuk, bidang serta sudut inklimasi pada setiap kristal
tertentu. Meskipun istilah kristal memiliki makna yang sudah ditentukan dalam
ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari kristal merujuk pada
benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu. Berbagai bentuk kristal
tersebut dapat ditemukan dialam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis
ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga
keadaan terciptanya kristal tersebut. Apabila suatu mineral mendapat
kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan
mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya
ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap
mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan
perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan
kristalnya didalam. Pemahaman dan penguasaan mengenai sistem-sistem kristal
sangatlah berkaitan dengan kegiatan penambangan.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 1


Monoklin dan Triklin
Sehingga untuk mempelajari ilmu batuan ini kita perlu mempelajari tentang
kristalografi. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk dan gambaran bentuk
dari susunan kristal, inilah yang disebut Kristalografi. Setiap jenis mineral tidak
saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi juga mempunyai bentuk tertentu yang
disebut bentuk kristal. Di alam kristal terbentuk berdasarkan penyusun molekuler
atom-atom, yang membentuk sebuah struktur dan bentuk dari kristal tersebut.
Sedangkan sistem kristal dapat diartikan sebagai pengelompokan kristal yang
memiliki bermacam macam bentuk ataupun jenis untuk mempermudah dalam
mengamati jenis-jenis kristal. Sistem kristal ini dikelompokan menjadi 7 macam ,
yaitu isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal, orthorombik , monoklin dan triklin,
semua ilmu trntang kristal dan pembentukan mineral mineral akan didapatkan pada
mata kuliah kristalografi dan mineralogi yang mempelajari tentang penjajaran
mineral-mineral penyusun yang terkandung, sifat sifat fisis dari mineral ataupun
suatu kristal dalam penelitian atau penerimaannya dengan mata telanjang, tanpa
menggunakan alat bantu seperti mikroskop polarisasi. Dan pada praktikum ini,
dilakukan praktikum tentang sistem kristal isometrik. Pada praktikum ini akan
dilakukan praktikum 4 sistem kristal sekaligus, yaitu sistem kristal trigonal,
orthorombik, monoklin dan triklin. Pada praktikum ini akan dibahas semua yang
berkaitan dengan sistem kristal trigonal, orthorombik, monoklin dan triklin ini,
diantaranya sumbu sumbu pembentuknya perbandingan dan lain-lain.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum adalah untuk :
1. Mengenal bentuk dari sistem kristal trigonal, orthorombik, monoklin dan
triklin.
2. Dapat Menggambarkan sistem kristal trigonal, orthorombik, monoklin dan
triklin dengan proyeksi orthogonal.
3. Dapat Menentukan pembagian kelas simetri dari sistem kristal trigonal,
orthorombik, monoklin dan triklin.
4. Mengetahui contoh mineral-mineral yang termasuk dalam sistem kristal
trigonal, orthorombik, monoklin dan triklin.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 2


Monoklin dan Triklin
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum, antara lain:
1. Alat tulis.
2. Jangka.
3. Busur.
4. Pensil Warna.
5. Spidol Warna.
6. Penggaris Panjang.
7. Penggaris Segitiga Siku-Siku dan Sama Kaki.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum, antara lain:
1. Maket sistem Kristal Tetragonal dan Hexagonal.
2. Lembar kerja sementara
1.4 Prosedur Kerja
A. Sistem Kristal Trigonal
Berikut merupakan prosedur penggambaran sistem Kristal Trigonal :
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
2. Dilipat kertas menjadi dua bagian secara vertical dan horizontal untuk
memperoleh titik tengah kertas. Hal ini untuk mempermudah proses
penggambaran.
3. Ditentukan perbandingan sumbu b, c, dan d dari perbandingan 3: 6: 1
menjadi 6: 12: 2.
4. Dibuat sudut sebesar 20˚ antara sumbu a+ terhadap sumbu b-.
5. Dibuat lagi sudut sebesar 40˚ antara sumbu d- terhadap sumbu b+,
penentuan sudut didapat dari garis sumbu a.
6. Ditarik garis bantu dibawah sumbu b dengan patokan ujung sumbu d
untuk menentukan panjang sumbu a.
7. Dibuat garis yang menghubungkan titik b dan d dari ujung garis bantu
yang ada.
8. Dibuat garis dari ujung garis bantu melewati b+ hingga keujung garis
bantu.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 3


Monoklin dan Triklin
9. Ditarik garis sepanjang 12 cm dari tiap sudut yang terbentuk pada bagian
tengah secara vertikal.
10. Dikorelasikan tiap ujung dari garis yang ditarik hingga terbentuk seperti
bagian tengah, baik bagian bawah maupun atas.
11. Digambarkan garis tegas untuk garis yang tampak, dan garis putus-putus
untuk garis yang seolah-olah tampak.
12. Diwarnai gambar dengan warna berbeda pada setiap bidang yang
terbentuk.
B. Sistem kristal Orthorombik
Berikut merupakan prosedur penggambaran sistem Kristal Orthorombik :
1. Disiapkan semua alat dan bahan praktikum termasuk lembar kerja
sementara.
2. Dilipatkan lembar kerja sementara secara vertikal dan horizontal hingga
didapatkan titik tengah yang akan dijadikan sebagai titik pusat.
3. Ditentukan perbandingan sumbu dari sumbu a, b, dan c yang
perbandingannya 1: 4:6 dengan mengalikan skala perbandingan menjadi
2 kali lipatnya, yaitu 2: 8: 12, sehingga a=2cm, b=8cm dan c=12cm.
4. Dibuat sudut sebesar30˚ antara sumbu a+ terhadap sumbu b-.
5. Dibuat garis sejajar sumbu c dengan panjang 12 cm pada tiap ujung
sumbu b.
6. Dibuat lagi sudut 30˚ sepanjang 2 cm pada tiap ujung sumbu b.
7. Disatukan ujung-ujung garis yang telah dibentuk dengan menarik garis
sehingga terbentuk sebuah prisma tegak persegi.
8. Digambar garis tegas untuk garis yang tampak, dan garis putus-putus
untuk garis yang seolah-olah tampak
9. Diberi warna sesuai dengan bidangnya masing-masing dan pewarnaan
berdasarkan garis sumbu yang telah dibentuk.
C. Sistem kristal Monoklin
Berikut merupakan proses penggambaran sistem kristal monoklin :
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dilipatkan kertas menjadi dua bagian secara vertikal dan horizontal
untuk medapat garis tengah.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 4


Monoklin dan Triklin
3. Ditentukan perbandingan sumbu a, b, c yaitu 2: 8: 12 cm yang didapatkan
dengan mengalikan 1: 4: 6 masing-masing 2.
4. Ditentukan sudut antara sumbu a+ dan b- yaitu sebesar 45º.
5. Ditarik garis yang menghubungkan ujung c dengan a baik didaerah
positif maupun negatif.
6. Ditarik garis yang menghubungkan ujung b positif dengan ujung a baik
didaerah positif maupun negatif.
7. Dibuat garis dari ujung sumbu c dan b. Sehingga terbentuk gambar
bangun datar belah ketupat.
8. Digambarkan garis tegas dan putus-putus sesuai garis yang ada.
9. Diwarnai gambar dengan warna berbeda setiap bidangnya.
D. Sistem kristal Triklin
Berikut merupakan proses penggambaran sistem kristal Triklin dengan
proyeksi orthogonal :
1. Ditentukan perbandingan sumbu a, b, c yaitu 2: 8: 12 cm. Dengan
perbandingan panjang awal 1: 4: 6.
2. Ditentukan sudut antara a+ dan b- sebesar 45º dan sudut antara b positif
dan c negatif sebesar 80º.
3. Dibuat garis bantu yang sejajar dengan sumbu a dengan panjang 2 cm
pada ujung sumbu b dan sumbu c.
4. Dibuat garis sejajar sumbu b dengan panjang 8 cm ditiap ujung garis
bantu yang dibuat sejajar sumbu a yang berada diujung sumbu c.
5. Dihubungkan ujung-ujung garis yang telah dibentuk dengan menarik
garis sehingga berbentuk prisma tegak.
6. Digambarkan garis tegas dan garis putus-putus sesuai garis yang ada.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 5


Monoklin dan Triklin
BAB II
DASAR TEORI

Kristalografi dapat diartikan ilmu yang mempelajari mengenai sistem-sistem


kristal, geometri, perkembangan dan pertumbuhan, kenampakan luar dan struktur
dalam serta sifat fisik lainya. Wajah kristal yang lengkap merupakan suatu polieder,
dan selalu dibatasi oleh bidang datar yang disebut bidang-bidang kristal dengan
jumlah tertentu. Dari sudut pandang kristalografi sinar-x , kristal merupakan ruang
pola tiga dimensi kerapatan elektron (electron density). Berdasarkan yang diketahui
secara umum bahwasanya kristal merupakan suatu padatan dengan susunan atom
yang berulang secara tiga dimensi yang dapat difraksikan sinar X. Secara kondisi
ideal hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatanya
terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama tapi secara umum kebanyakan
kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari hari merupakan polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia
cairanya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan dan tekanan. Proses terbentuknya
struktur kristalin disebut kristalisasi. Sedangkan (Suminta, 2003).
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat
kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran
penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama.sedangkan, jumlah
unsur simetri adalah notasi-notasi yang digunakan untuk menjelaskan nilai-nilai
yang ada dalam sebuah kristal, nilai sumbu-sumbunya, jumlah bidang
simetrinya, serta titik pusat dari kristal tersebut. Dengan menentukan nilai jumlah
unsur simetri, kita akan dapat mengetahui dimensi-dimensi yang ada dalam
kristal tersebut, yang selanjutnya akan menjadi patokan dalam penggambarannya
(Omang, 2013).
Jumlah unsur simetri adalah notasi-notasi yang digunakan untuk menjelaskan
nilai-nilai yang ada dalam sebuah kristal, nilai sumbu-sumbunya, jumlah bidang
simetrinya, serta titik pusat dari kristal tersebut. Dengan menentukan nilai jumlah
unsur simetri, kita akan dapat mengetahui dimensi-dimensi yang ada dalam kristal
tersebut, yang selanjutnya akan menjadi patokan dalam penggambarannya. Unit sel
sendiri adalah dasar untuk titik kisi kisi . Titik- titiknya sesuai dengan sudut sudut

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 6


Monoklin dan Triklin
unit sel. Dengan pendekatan konsep unit dapat menjelaskan posisi posisi atom
dalam struktur kristal dan geometri dari bentuk bentuk kristalografi serta posisi
bidang kristal yang digambarkan dengan sistem koordinat tunggal (Michel, 1998).
Berdasarkan yang telah diketahui, bahwasanya dasar pembagian sistem
kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, hal ini dikarenkan beberapa faktor-faktor
yang membuat sistem kristalografi dibagi atau dikelompokan dalam beberapa jenis
sistem kristal. Faktor tersebut antara lain, perbandingan panjang sumbu-sumbu
kristalografi, letak sumbu C atau sumbu vertikal.
Sumbu kristalografi ialah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.
Kristalmempunyai 3 bentuk dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tebal atau tinggi.
Tetapi dalam penggambarannya dibuat dimensi sehingga proyeksi orthogonal.
Sumbu yang tegak luruspada bidang kertas adalah sumbu a. Sumbu horizontal pada
bidang kertas adalah sumbu b.Sumbu yang vertikal pada bidang kertas adalah
sumbu c. Bidangsimetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri
vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada
tegak lurus terhadapsumbu c (Murdani, 2012).
Dalam sistem kisi rombohedral selalu dalam sistem kristal trigonal, tetapi
beberapa kristal seperti kuarsa dalam sistem kristal trigonal tapi tidak dalam sistem
kisi rombohedral. Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠
c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d,
tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚
; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ. Pada penggambaran dengan
menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Trigonal memiliki perbandingan
sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada
sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai
bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 20˚ ;
dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 20˚
terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap sumbu b+.Sistem
ini dibagi menjadi 5 kelas antara lain seperti Trigonal pyramid,Trigonal
Trapezohedral,Ditrigonal Piramid, Ditrigonal Skalenohedral, Rombohedral. contoh
mineral sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline,cinnabar,dan korundum.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 7


Monoklin dan Triklin
Sistem kristal Triklin memiliki perbandingan sumbu a ≠ b ≠ c , yang
memiliki arti panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain. Sistem ini juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Yang
berarti, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Pada
penggambaran dengan penggunaan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki
perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 45˚
; bˉ^c+= 80˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚
terhadap sumbu bˉ dan bˉ membentuk sudut 80˚ terhadap c+.Tipe Sistem Kristal
Triklin ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling berpotongan pada
sisi miringnya. Felspar-Albit (sebuah silikat natrium dan aluminium) merupakan
salah satu contoh dari mineral dengan sistem kristal Triklin. Sistem ini mempunyai
3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian
juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Beberapa contoh mineral dengan
ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, kaolinite, microcline
dan anortoclase, kyanit, oligoclase, thodonit, pherthite, pectolite, amblygonute
(Mondadori, 1977).
sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠
b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau
berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal
ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚). Pada
penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik
memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan
yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚.

Gambar1.Sistem Kristal Orthorombik


(sumber:https://medlinkup.files.wordpress.com).
Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu Orthorombik Bisfenoid,
Orthorombik Piramid, Orthorombik Bipiramid. Beberapa contoh mineral dengan
Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 8
Monoklin dan Triklin
sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan
witherite.
Sistem Kristal Monoklin merupakan sistem Kristal yang hanya mempunyai
satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus
terhadap sumbu n, n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus
terhadap sumbu a. Pada ketiga sumbu tersebut memiliki panjang yang tidaklah
sama, pada umumnya sumbu c merupakan sumbu yang paling panjang dan sumbu
b paling pendek. Pada Sistem Monoklin ini memiliki perbandingan sumbu a ≠ b ≠
c serta memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, sudut α dan β
saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring). Pada
penggambaran dengan penggunaan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin
ini memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Yang artinya tidak ada
patokan ukuran panjang pada sumbu-sumbu sistem ini. Dan sudut antar sumbunya
a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚
terhadap sumbu bˉ. Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas yaitu Sfenoid, Doma,
Prisma. Beberapa contoh mineral sistem kristal Monoklin ini
adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, 1992).

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 9


Monoklin dan Triklin
3.2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 30 maret 2019 ini, telah
dilakukan praktikum kristalografi, yaitu 4 sistem kristal. Sistem kristal trigonal,
orthorombik, monoklin dan triklin. Pada praktikum kali ini akan membahas tentang
sistem kristal monoklin dan triklin, trigonal, orthorombik. bagaimana bentuk dari
sistem Kristal tersebut dan bagaimana pula cara penggambarannya dengan
menggunakan proyeksi orthogonal. Dan apa saja sumbu yang terdapat pada sistem
ini serta apa saja contoh dari mineral system Kristal Monoklin dan Triklin ini.
Untuk menggambar sistem kristal ini disiapkan semua perlengkapan antara lain
Alat yang digunakan diantaranya berupa, alat tulis, jangka, busur, pensil warna,
spidol warna, penggaris panjang, serta penggaris siku-siku dan sama kaki. LKS
khusus untuk menggambar.
Pertama yaitu sistem kristal trigonal, pada sistem kristal ini memiliki berbagai
macam kelas simetri. Dan setiap kristal atau mineral yang menganut sistem kristal
ini tidak sepenuhnya menganut kelima macam kelas simetri. Dan pada praktikum
ini kelas sistem kristal trigonal digunakan kelas ditrigonal bipiramid. Gambar yang
dibuat dianggap mirip dengan kelas simetri tersebut dari sistem kristal ini karena
gambar berbentuk segitiga, dengan bidang seperti balok terbalik atau prisma tegak
segitiga dengan 3 sisi atau bidang. Sistem kristal ini memiliki 4 sumbu utama, yaitu
sumbu a, sumbu b, sumbu c dan sumbu d. Dengan kejelasan sumbu a, sumbu b, dan
sumbu d tidak sama dengan sumbu c. Pada praktikum kali ini nilai perbandingan
b:d:c berturut turut 3:1:6. Dengan skala perbesaran 2 kali dari perbandingan aslinya
yang semula perbandingan awalnya adalah 3:1:6 menjadi 6:2:12. Jumlah unsur
simetri trigonal ini yaitu 𝐿36 3𝐿2 4PC. Maksudnya adalah menerangkan bahwa
sistem krisrtal in memiliki 3 buah sudut yan membentuk 6 bidang dengan waarna
berlainan yang menyusun kristal. 3𝐿2 pada angka 3 menjelaskan tentang 3 buah
bidang yang membentuk kristal, yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Angka 2 nya
menjelaskan bahwa terdapat 2 bidang melintang yang membagi kristal. Untuk 4PC
artinya terdapat 4 bidang utama pembentuk kristal, yaitu bagian tengah yang tegak
lurus, tengah melintang dan 2 lainya membelah dari sudut kiri dan kanan. Sistem
Trigonal dibagi menjadi 5 kelas antara lain seperti Trigonal pyramid, Trigonal
Trapezohedral, Ditrigonal Piramid, Ditrigonal Skalenohedral, Rombohedral.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 10


Monoklin dan Triklin
Adapun beberapa contoh sistem kristal trigonal ini antara lain tourmaline, bismuth,
arsenic, bernitoite , calcite, cinnabar dan corundum.
Sistem kristal kedua yaitu sistem kristal orthorombik, pada sistem kristal ini
memiliki 3 buah sumbu utama yaitu sumbu a, sumbu b dan sumbu c. Dengan sumbu
a membentuk diagonal kekiri, sumbu b horizontal dan sumbu c vertikal.
Perbandingan sistem kristal ini yaitu 1:3:6 berturut turut sumbu a sampai c. Sama
hal nya dengan sistem kristal trigonal, sistem kristal orthorombik ini juga
diskalakan menjadi 2 kali lipat dari perbandingan aslinya. Yang mulanya
perbandingan 1:3:6 menjadi 2:6:12. Sistem Kristal Orthorombik memiliki panjang
sumbu yang berbeda-beda (a ≠ b≠ c), dan memiliki sudut yang sama (α = β = γ)
yaitu sebesar 90°. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,
sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya
tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa
antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ Dan pada praktikum kali ini
kelas sistem Kristal Orthorombik yang digunakan yaitu Orthorombik Bipiramidal
yang merupakan Kelas ke-8, dengan simetrinya 2/m 2/m 2/m dan elemen
Simetrinya terdiri dari 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat. Sumbu pada kelas
ini semuanya tidak sama panjang. Serta sudut antara ketiganya 90o. Beberapa
bentuk umum dari kelas ini antara lain seperti orthorombik dipiramid, prisma, dan
pinakoid silang. Mineral yang umum dijumpai pada kelas ini seperti kelompok
barit, termasuk belerang, olivine, staurolit, andalusit, kelompaok aragonite,
marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit, sillimanit, zoisit, adamit, danburit,
kordierit, wavilit, dan lain-lain.
Yang ketiga yaitu sitem kristal monoklin, sistem kristal monoklin ini
memiliki 3 sumbu utama, yaitu sumbu a, sumbu b dan sumbu c. Dengan
perbandinganya yaitu 1:4:6 berturut turut. Untuk sistem kristal monoklin hanya
terdiri dari satu kelompok yang menunjukan sifat sumbu b, yang mana sumbu b
bernilai 2. Pada sistem kristal Monoklin berdasarkan Schoenflish (Sc) dinotasikan
dengan C2h dengan arti terdapat sumbu tegak lurus dengan sumbu c yang tidak
bernilai (Cyklich) dengan nilai 2 dan mengandung bidang simetri horizontal dan

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 11


Monoklin dan Triklin
vertikal. Sedangkan pada kelas Pinakoidal pada sistem kristal Triklin yang
merupakan kelas simetri ke 2 dari 32 kelas sistem kristal. Pada kelas ini tidak
memiliki elemen simetri yang artinya tidak terdapat bidang yang nyata sehingga
tidak terjadi kenampakan. Kemudian berdasarkan Herman Maugin (Hm) yang
dinotasikan dengan /1, notasi ini menerangkan bahwa pada sistem kristal ini
memiliki titik simetri. Biasanya kelas yang memiliki titik simetri ini adalah kelas
Pinakoidal.Sedangkan berdasarkan Schoenflish (Sc) yang dinotasikan dengan
dengan C1 dengan artinya bahwa terdapat sumbu yang tegak lurus atau sumbu
lateral dengan sumbu C yang tidak bernilai (Cyklich) dan tidak mengandung bidang
simetri horizontal maupun bidang simetri vertikal. Dan Sistem Monoklin dibagi
menjadi 3 kelas: Prismatic, Sphenoidal dan Domatik. Adapun contoh dari sistem
kristal ini antara lain seperti Anortite, Albite, Kaolinite, Microcline, dan Juga
Labradorite.
Yang keempat yaitu sitem kristal triklin, sitem ini merupakan sistem kristal
terakhir melakukan praktikum kristalografi. Sistem ini tidak mimiliki bidang utama.
Sistem Kristal triklin merupakan Sistem yang mempunyai 3 sumbu simetri yang
tidak saling tegak lurus. Serta juga panjang dari masing-masing sumbu tidak sama.
Sistem kristal Triklin memiliki perbandingan sumbu a ≠ b ≠ c , yang memiliki arti
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Sistem ini juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Yang berarti, sudut
α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Pada penggambaran
dengan penggunaan proyeksi orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a :
b : c = sembarang. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 45˚ ; bˉ^c+= 80˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ dan bˉ
membentuk sudut 80˚ terhadap c+. Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas yaitu Pedial,
Pinakoidal. Beberapa contoh mineral kristal Triklin ini adalah albite, anorthite,
labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase, kyanit, oligoclase, thodonit,
pherthite, pectolite, amblygonute.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 12


Monoklin dan Triklin
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kristalografi sistem kristal trigonal,
orthorombik, monoklin dan triklin ini adalah sebagai berikut.
1. Sistem kristal trigonal ini mempunyai 4 bidang simetri yang antara lain
adalah 1 bidang simetri utama dan 3 bidang simetri tambahan.
Sedangkan sistem Orthorombik disebut juga sistem Rhombis dan
mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
Dan sistem Kristal Triklin merupakan Sistem yang mempunyai 3 sumbu
simetri yang tidak saling tegak lurus. Serta juga panjang dari masing-
masing sumbu tidak sama.
2. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
kristal Trigonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.
Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik
garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai
bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ
= 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut
40˚ terhadap sumbu b+.
3. Sistem Orthorombik dibagi menjadi 3 kelas yaitu Orthorombik
Bisfenoid, Orthorombik Piramid, Orthorombik Bipiramid. Sedangkan
Sistem Trigonal dibagi menjadi 5 kelas antara lain seperti Trigonal
pyramid, Trigonal Trapezohedral, Ditrigonal Piramid, Ditrigonal
Skalenohedral, Rombohedral. Dan Sistem Monoklin dibagi menjadi 3
kelas: Prismatic, Sphenoidal dan Domatik. Sistem Triklin juga dibagi
menjadi 2 kelas : Pedial dan Pinakoidal.
4. Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini
adalah tourmaline, cinnabar, dan korundum. Sedangkan beberapa
contoh mineral dengan sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,
chrysoberyl, aragonite dan witherite.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 13


Monoklin dan Triklin
4.2 Saran
Sebaiknya waktu dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dapat diperpanjang
waktunya agar praktikan dapat lebih memahami materi dan penjelasan mengenai
sistem kristal yang dipraktikumkan.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 14


Monoklin dan Triklin
DAFTAR PUSTAKA
Michel,J. 1998 . Jurnal ilmiah.Vol.5. No.1. Hal:162-175
Murdani. 2012. Penuntun kristalografi dan mineralogi. Kalimantan Tengah :
Universitas Palangkaraya
Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schuster’s Guide to Rocks and Minerals.
Milan : Simons & Schuster’s Inc.
Omang,Shariff.A.K. 2013. Asas Kristalografi dan mineralogi. Malaysa : Universiti
Malaysia Sabah
Pellant, Chris. 1992.Rocks and Minerals. Dorling Kinderslay. London.
Suminta, Supandi.2003.Simulasi Pola Difraksi Sinar-X Berbagai Jenis Mineral
Zeolit Alamdengan Program Rietan.Jurnal zeolit Indonesia. Vol. 2 No.1 : 45-
54.

Sistem Kristal Trigonal, Orthorombik, 15


Monoklin dan Triklin

Anda mungkin juga menyukai