Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah bidang Ilmu Kebumian yang mempelajari tentang planet Bumi
dan isinya yang pernah terjadi. Geologi ini merupakan sekelompok ilmu
pengetahuan yang membahas tentang sifat dan bahan struktur bumi, penyusun
bumi, proses yang bekerja di dalam permukaan bumi maupun di atas permukaan
bumi, kedudukannya di alam dan sejarah perkembangannya sejak bumi itu lahir
pada tahun alam semesta sampai sekarang ini. Kristal adalah bahan padat yang
secara kimia homogen dengan bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari
susunan atom yang teratur, dibatasi oleh bidang banyak (polyhedron), dengan
jumlah dan kedudukan bidang-bidang kristalnya tertentu dan teratur.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristalterutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Kristal merupakan susunan kimia
antara dua atomakan terbentuk bilamana terjadi penurunan suatu energi potensial
dari sistem ion ataumolekul yang akan dihasilkan dengan penyusunan ulang
elektron pada tingkat yang lebihrendah. Kata kristal berasal dari bahasa Yunani
crystallon yang berarti tetesan yangdingin atau beku. kristalografi dapat diartikan
sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia,fisika yang mempelajari bentuk luar
kristal serta cara penggambarannya. Mineral sendiri adalah bahan anorganik,
terbentuk secara alamiah, seragamdengan komposisi kimia yang tetap pada batas
volumenya dan mempunyai kristalkerakteristik yang tercermin dalam bentuk
fisiknya. Jadi, untuk mengamati prosesgeologi dan sebagai unit terkecil dalam
geologi adalah dengan mempelajari kristal. Mineralogi adalah sebuah cabang ilmu
geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun
dalam bentuk kesatuan. antara lain mempelajari tentang sifat-sifat fisis, sifat-sifat
kimia, dan kegunaanya. Minerologi berasal dari kata mineral dan logos, yang
berarti arti mineral .

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 1


1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Dapat mempelajari apa itu kristalografi.
2. Dapat mengetahui kelas simetri dari setiap sistem kristal triklin dan monoklin.
3. Dapat mengetahui contoh mineral dan sistem triklin dan sistem monoklin.
1.3 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. Alat tulis lengkap
2. Pensil mekanik
3. Pensil warna
4. Penggaris lengkap
5. Clipboard
B. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. LKS
2. Maket sistem kristal triklin
3. Modul praktikum
1.4 Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah menggambar sistem kristal monoklin triklin adalah:
a. Sistem kristal Monoklin
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buat tiga sumbu utama a:b:c yang perbandingan sumbunya 1 : 4 : 6
3. Buat sumbu vertikal dengan Panjang 12 cm sebagai sumbu c
4. Buatlah sumbu horizontal dengan panjang 8 cm sebagai sumbu b
5. Buat sumbu diagonal dengan panjang 2 cm sebagai sumbu a dengan sudut 45°
6. Dihubungkan tiap garis sumbu bantu sehingga membentuk sebuah prisma.
7. Selanjutnya menentukan dan membuat garis sumbu diagonal.
8. Mengamati gambar yang telah di buat apakah sudah benar atau salah yang di
dampingi asisten laboratorium.
9. Selanjutnya mewarnai semua bidang sistem monoklin dengan warna yang telah
di tentukan.
b. Sistem kristal Triklin

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 2


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buat tiga sumbu utama a:b:c yang perbandingan sumbunya 1 : 4 : 6.
3. Buat sumbu vertikal dengan Panjang 12 cm sebagai sumbu c
4. Buatlah sumbu horizontal dengan Panjang 8 cm sebagai sumbu b dengan sudut
80°.
5. Buat sumbu diagonal dengan Panjang 2 cm sebagai sumbu a dengan sudut 45°.
6. Dihubungkan tiap garis sumbu bantu sehingga membentuk sebuah segi empat.
7. Mengamtai gambar yang telah di buat apakah sudah benar atau salah yang di
dampingi asisten laboratorium.
8. Selanjutnya mewarnai semua bidang sistem hexagonanl dengan warna yang
telah di tentukan.

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 3


BAB II
DASAR TEORI
Kristal adalah bahan yang keras padat. Kimia homogen dengan geometri
tetap, sebagai gambaran susunan atom, dibatasi oleh berbagai bidang, jumlah dan
posisi bidang-bidang kristalnya tertentu dan teratur, Mineral berbentuk kristal dan
memiliki bentuk tertentu. Ada ribuan bentuk kristal di alam, termasuk piramid,
prismatik, kubus, skalenoid dan seterusnya. Namun, semua bentuk kristal ini.
Memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat diklasifikasikan ke dalam sistem kristal.
Sistem kristal dapat diklasifikasikan berdasarkan (a) jumlah sumbu kristal (b)
posisi satu sumbu kristal dengan sumbu yang lain dan sudut yang terbentuk
melalui sumbu-sumbu kristal (c) Parameter yang digunakan untuk setiap sumbu.
Sumbu kristal adalah garis gambar lurus yang menghubungkan bidang kristal
melewati pusat kristal. Sistem kristal beberapa memiliki 3 sumbu kristal dan
beberapa memiliki 4 sumbu kristal (Mulyaningsih, 2018).
Sistem ini meliputi sistem kristal isometrik, heksagonal, tetragonal,
ortorombik, monoklinik, dan triklinik. Setiap kelas kristal yang termasuk dalam
sistem kristal tertentu akan berbagi unsur simetri karakteristik dengan anggota
sistemnya yang lain. Dasar lain untuk membedakan sistem kristal yang satu
dengan yang lainnya selain dengan unsur simetrinya adalah dengan melihat sistim
sumbunya, dikarenakan kristal adalah bangun tiga dimensi maka akan memiliki
beberapa garis simetri sejajar (Meirawaty,2021).
Kristal adalah polihedral untuk padatan geometris dengan permukaan set,
tepidan sudut tertentu yang sesuai dengan kemasan geometris atom di dalam
kristal. Karena jumlah susunan unik atom yang mungkin ada dalam kristal tidak
terbatas, dan karena variasi bentuk tiga dimensi biasa yang dapat ditumpuk
menjadi volume yanglebih besar terbatas, jenis kristal yang mungkin ada di dunia
mineral cukup banyak. beberapa bentuk dasar digabungkan dalam berbagai cara
menjadi bentuk yang berbeda dan tidak beraturan, sehingga sulit untuk mengenali
yang primer (Simon dan Schuster's, 1978).

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 4


Sistem monoklin merupakan sistem simetris terbesar dengan hampir satu
bandeng tiga dari seluruh mineral termasuk ke dalam salah satu kelas dalam
sistem ini. Sistem ini terdiri dari doa sumbu tidak sama panjang (A dan B) yang
saling berpotongan tegak lurus dan sebuah sumbu C yang condong terhadap
sumbu A.Sumbu A dan C melintang pada satu bidang (Mulyo, 2008).
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbuyang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus
terhadapsumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
sumbu tersebutmempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang
paling panjang dansumbu b paling pendek.Pada kondisi sebenarnya, sistem
monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c, yang artinya
panjang sumbu- sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada
ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚) (Wayan dan Anatasia, 2004).
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a ≠ b ≠ c, yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama
panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β
≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi
orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a: b: c = sembarang. Artinya
tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 45˚; bˉ^c+= 80˚. Hal ini
menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ dan bˉ
membentuk sudut 80˚ terhadap c+. Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas: Pedial,
Pinakoidal. Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah
albite, anorthite, labradorite, kaolinite dan microcline (Pellant, 1992).
Dari sudut pandang kristalografi sinar-X, kristal merupakan ruang pola tiga-
dimensi kerapatan elektron (electron density). Susunan internal elektron dalam
kisikristal ini dapat menentukan kedudukan arah dan intensitas hamburan sinar-X.
Terjadinya pengumpulan atom-atom dalam kristal dapat menghasilkan simetri

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 5


distribusi kerapatan elektron dan bentuk serta ukuran pengulangan bagian terkecil
dari ruang tiga-dimensi suatu kristal (Supandi, 2003).

3.2 Pembahasan
Praktikum Pada kegiatan praktikum kali ini, kita mempelajari dan
menggambar sistem kristal Monoklin dan sistem kristal Triklin. Sama dengan
sistem Isometrik, Orthorombik dan Tetragonal sistem kristal Monoklin dan
Triklin mempunyai 3 sumbu utama kristal, dimana untuk tidak ada sumbu utama
yang sama panjang dan pada sistem kristal Monoklin memiliki sudut α= γ= 90°
β≠ 90°, sedangkan sudut yang dibentuk oleh sistem kristal Triklin adalah α≠ 𝛽 ≠
γ≠ 90°. Sumbu a, b dan c pada umumnya di sistem kristal Monoklin dan Triklin
mempunyai panjang sumbu yang tidak sama satu sama lain. Sistem Kristal Triklin
mempunyai 3 sumbu kristal, dimana sumbu c adalah sumbu yang ditulisakan
dalam bentukkan vertial. Sumbu a, b, dan c masing- masing tidak memiliki
Panjang yang sama satu sama lainnya. Pada kondisi sebenarnya, Monoklin
memiliki perbandingan sumbu a
≠ b ≠c, yang artinya panjang sumbu a tidak sama dengan sumbu b dan tidak sama
dengan sumbu c. Sudut pada sistem monoklin adalah α= γ= 90° β≠ 90°.
Sedangkan, pada Triklin memiliki perbandingan sumbu a ≠ b ≠c, artinya dalam
persoalan sumbu utama dalam sistem kristal Triklin memiliki sumbu yang hampir
sama dengan Monoklin yang membedakannya adalah dari segi sudut yang
terbentuk dimana memiliki sudut kristalografi α≠ β≠ γ≠ 90°. Pada
penggambaranya, sistem kristal Triklin memiliki perbandingan sumbu a: b: c: 1:
4: 6 dan pada penggambaran kali ini menggunakan perbandingan perkalian dua
sehingga bernilai 2: 8 ∶ 12. Artinya, pada sumbu a ditarik garis sesuai dengan
ketentuan yang telah ada yaitu 2 cm, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 8
cm, sumbu c ditarik garis 12 cm (nilai bukan patokan,hanya perbandingan). Sudut
antar sumbunya a+/c- = 45° b+/c-= 80°. Hal ini menjelaskan bahwa antara
sumbu a+ memiliki nilai 45° terhadap sumbu b- dan d- membentuk sudut 80
derajat terhadap c+. Semua Sb a,b,c saling berpotongan dan membuat sudut
miring tidak sama besar. Pada penggambaran Triklin kali ini menggunakan kelas
kristal pinacoidal. Sedangkan Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 6


orthogonal, sistem Monoklin memiliki perbandingan sumbu a: b: c= 1:4:6 dan
yang digunakan dalam pratikum

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 7


adalah 2:8:12. Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 2. pada sumbu b
ditarik garis dengan nilai 8, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 12. Dan sudut
antar sumbunya a+/b-=45°. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ b-
memiliki nilai 45°. Sb c merupakan sumbu trepanjang dan Sb a adalah sumbu
terpendek. Sedangkan, kelas kristal yang digunakan adalah prismatic. Sistem
kristal triklin sendiri terbagi lagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas penacoidal dan
pedial. Kelas simetri pada sistem kristal Monoklin terbagi atas 3 kelas kristal
yaitu, sfenoid, doma, prismatic. Contoh mineral yang ada pada sistem kristal
triklin ada banyak yaitu albite, anorhite, labradorite, kaolinite, microcline,
anortoclase, oliglacase, rhodonite. Sedangkan, contoh minral umtuk sistem kristal
monoklin yaitu, azurite, malachite, colemanite, gypsum, epidot, argentite,
actonolite, artinite, augite, chlorite.
Pada saat pratikum dijelaskan bahwa sistem kristal monoklin memiliki
unsur simetri L, 2PC. Dimana L menjelaskan hanya ada satu putaran dalam sistem
kristal monoklin di kelas prismatic dan 2PC menjelaskan bahwa adannya dua
bidang yang ada dalam sistem kristal tersebut dan bidang bidang tersebut
merupakan bidang utama pada sistem kristal monoklin. Menurut Herman mauguin
hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan sumbu b dan ada tidak nya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut. Dan Hm di monoklin adalah 2/m
dimana. Dan Schoenflish di dalam sistem kristal monoklin bernilai C2h dimana
dijelaskan dalam bagian pertama yaitu C menerangkan tidak bernilainya
dinotasikan dengan c. h menerangkan bidang-bidang yang ada di monoklin dan
terdapat 3 bidang simetri yaitu vertikal, horizontal dan diagonal.
Sistem kristal triklin memiliki unsur simetri Pada sistem Triklin memiliki
tiga sumbu simetri yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Begitu pula
panjang masing-masing sumbu tidak sama. Dikaitkan dengan literature, pada
kondisi sebenarnya sistem kristal triklin memiliki axial ratio a ≠ b ≠ c, yang
artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu
sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α ≠ β ≠ γ ≠ 90o. Hal ini berarti
pada sistem ini ketiga sudut tersebut tidak saling tegak lurus dengan yang lainnya.
Penamaan pada setiap sumbu yaitu pada sumbu a disebut brachy, sumbu b disebut
macro, dan sumbu c disebut basal. Pada penggambaran dengan menggunakan
proyeksi orthogonal, triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c. Artinya tidak

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 8


ada potakan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Sudut antar sumbunya a+ / b- = 45o ; b- / c+ = 80o. Dari penggambaran
yang dilakukan praktikan menggunakan perbandingan sumbu a : b : c = 2 : 8 : 12.
Kelas simetri yang digunakan adalah Pinokoidal dengan jumlah unsur simetri C.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Kristalografi adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air
serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya
mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan
teratur.
2. Terdapat kelas simetri pada sistem kristal triklin yaitu, penacoidal dan pedial.
Kelas simetri pada sistem kristal orthorombik yaitu, sfenoid, prismatik, doma.
3. Contoh mineral yang ada pada sistem kristal triklin ada banyak yaitu albite,
anorhite, labradorite, kaolinite, microcline, anortoclase, oliglacase, rhodonite.
Sedangkan, contoh minral umtuk sistem kristal monoklin yaitu, azurite, malachite,
colemanite, gypsum, epidot, argentite, actonolite, artinite, augite, chlorite..
4.2 Saran
Semakin semangat dan tetap menjalin hubungan baik dengan praktikan serta berusaha
untuk membuka pikiran praktikan agar lebih bisa mengelola seusatu dengan kata kata
sendiri sesuai pemahama. Penjelasan menyenangkan karena para praktikan saling menjalin
keakraban dan materi yang disampaikan sesuai dengan pemahaman dan bahasa praktikan
yang telah dilakukan.

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 9


DAFTAR PUSTAKA
Mulyaningsih, S. 2018. Kristalografi dan mineralogi edisi 1. Yogyakarta:
AKPRIND PRESS.
Meirawaty, M, 2021. mineralogi. Purwokerto: Zahira Media Publisher.
Mulyo, Agung. 2008. Pengantar Ilmu Kebumian Edisi Revisi. Bandung : Pustaka.
Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley.
Simon & Schuster’s. 1978. Rocks and Minerals. New York: A Fire Book
Suminta, Supandi. 2003.” Simulasi Pola Difraksi Sinar-X Berbagai Jenis Mineral
Zeolit Alam dengan program Rietan”.Jurnal Zeolit Indonesia. Vol.2
No.1:45-54.
Titirasi, Anatasya Dewi dan I Wayan Wardana. 2004. Agromineralogi.
Yogyakarta: UGM.

Sistem Kristal Triklin dan Monoklin 1


0

Anda mungkin juga menyukai