Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bersama Kimia dan Biologi, Fisika merupakan salah salu disiplin ilmu alam
sekaligus disiplin akademik yang tertua. Dalam mempelajari Fisika, semakin mengenal
semakin menumbuhkan rasa ingin kau lebih da lam lagi Dalam ilmu sains, juga
terdapat banyak istilah istilah yang jarang diketahui oleh orang awam. Salah satunya
adalah viskositas alau keken- falan yang kerap dilemui pada diskursus Fisika alau
kimia. Viskosilas akan muncul ketika molekul - mo- lekul di dalam sebuah cairan
saling bergesekan.
Viskositas menjadi alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui
air yang tenang. Ia juga merupakan jawaban dari mengapa dayung bisa bekerja. Selain
itu, kita juga bisa membandingkan la- ju kecepatan sebuah cairan melalui besaran
kekentalan
Viskosilas adalah pengukuran dari ketahanan fluIda yang diubah baik dengan
lekanan maupun sebuah Legangan. Pada kehidupan sehari-hari, viskosilas diartikan
sebagai ketebalan atau pergesekan internal. Gaya gesek hersebut melibatkan molekul-
molekul yang menyusun sualu Fluida. Fluida merupakan zat yang dapal mengalir.
Wujudnya dapat berupa zat cair maupun gas. Jadi, molekul-molekul yang bentuk
suatu fluida saling bergesekan ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, kehenlalan disebabkan karena adanya. gaya kohesi (gaya tarik -
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, kekentalan disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Oleh karena itu, air yang menipis, memiliki kekentalan
yang lebih rendah. Sedangkan oli yang tebal, memiliki kekentalan yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan
dari fluida tersebut.
Jadi, viskositas adalah kekertalan suatu fluida young disebabkan oleh adanya
gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas juga
disebut sebagai ketahanan fluida jika nerima gaya dari luar, herbagi menjadi dua jenis,
yallu absolul dan dinamis. Walaupun tidak secara langsung digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, kekentalan sangat berpengaruh pada industri perminykan,
bahan pangan, otomotif, hingga manufaktur.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menentukan koefisien kekentalan zat cair dengan mengunakan hukum stokes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas alau lebih lepalnya viskositas dinamik atau Se- viskositas absolut
adalah ukuran resistensi dari sualu fluida terhadap deformasi alau regangan karena
Regangan geser. makin besar pula viskosilas dari fluida tersebut, semakin be sar
resistensi dari suatu fluida. Simbol yang digunakan untuk menyatakan viskositas
dinamik adalah poise (p). Lebih sulitnya minyak oli di dalam suatu wadah unluk
diaduk 1/4 dibandingkan dengan air / atau lebih lambatnya minyak ali dari suatu
bejana untuk dikos- ongkan 3/4 dibandingkan dengan air 3/4 menunjukkan bahwa
minyak oli resistensi yang lebih tinggi atau laju regangan / deformasi yang lebih
rendah di- bandingkan dengan air. Artinya viskositas dari minyak oli lebih besar dari
air (Kironolo, 2018).
Kekenalan (viskosilas) merupakan sifat intrinsik fluida yang menunjukkan
resistensi fluida terhadap alirannya. karena gesekan di dalam bagian cairan yang
berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain memengaruhi pengatoman bahan
bakar dengan injeksi kepada ruang pembakaran, akibatnya terbentuk pengendapan
pada me-sin. Viskositas yang tinggi atau fluida yang masih be- bih kental akan
mengakibatkan kecepatan aliran ak- an lebih lambat sehingga proses derajat atomisasi
ba- han bakar akan terlambat pada ruang bakar. Pada umumnya viskosilas minyak
nabati jauh lebih king- gi dibandingkan viskositas solar, sehingga biodisel kurunan
minyak nabati masih mempunyai hambatan unluk dijadikan sebagai bahan bakar
pengganti solar (Hamdi, 2016).
Percobaan viskositas bertujuan untuk menentukan ho- efisien zal cair dengan
menggunakan hukum Slakes. Hu- kum slokes berbunyi "bila sebuah bola bergerak
dalam suatu fluïda yang diam terhadap bola itu akan be- kerja gaya gesekan yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak bola tersebut. Benda yang jatuh memiliki
kecepatan your makin lama makin besar. Sehingga pa- da satu titik akan didapat
kesetimbangan yang me- nyebabkan kecepatan benda tersebut akan lelap." Me-
nghitung viskositas fluida dapat dicari dengan menge- tahui kecepatan Lerminal,
ukuran dan kerapalan bola, dan densitas cairan (Susanti dan Asmoro, 2019).
Sabun cair merupakan sabun young berbentuk cairan Serla memiliki beberapa
kelebihan karena sifatnya ya- ng movable dan relatif lebih higienis karena ker- simpan
di dalam lempat yang tidak terbuka seliap saal. Pembuatan sabun cair dilakukan
dengan empat jenis konsentrasi garam NaCl. Dimulai dari konsen- trasi 0.45% hingga
2,2%. Hasil dari pembualan sa- bun ada kecenderungan peningkatan viskositas
dengan meningkatnya konsentrasi garam Hace. Adanya peng- gunaan surfaktan
anionick pada air menyebabkan senyawa surfaktan itu sendiri berubah dan mem-
bentuk misel dengan muatan negatif. Dengan ada- nya penambahan garam yang
bermuatan positif (Nat) bentuk sepherical misel ini menjadi memanjang dan berubah
bentuk menjadi bentuk misel silinder, Se- helah membentuk misel silinder panjang,
ikalannya. menjadi herjeral satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan adanya
peningkatan viskositas saat penambahan garam NaCl (Sudarman e & al., 2021).
Viskosikas di pelajari dalam fenomena yang melibat- kan interaksi anlar partikel,
seperti dalam desulfur- isasi baja, dalam perlakuan inklusi pada baja dalam lundish,
dalam konsumsi flules selama pengecoran konlinu dari baja, dalam perhitungan
konduktivitas bermal aluminosilikat, tindakan manufaktur yang ber- beda memiliki
nilai terbatas untuk praktik seperti pemurnian dan homogenisasi, serta dalam
pengetahu- an campuran silikat multikomponen dari komposisi pembentuk batuan
Viskositas dapat diukur secara eks- perimental melalui beberapa melode, dari luh,
berputar silinder, viskosimeter pemanjangan bola ja- balang unluk memeras vhemoler
film. Tetapi metode eksperimen fal memiliki sifat kesalahan tentang proses prosedur
itu sendiri, menimbulkan kesalahan yang dapat me- nyebabkan pengukuran yang
tidak tepat, mendistorsi hasil. Metode numerik dari dala eksperimen alau per-
timbangan semi- mberikan hasil ・ empiris young telah dikembangkan untuk me
memuaskan dalam kondisi yang berbeda pada komposisi kimia dan suhu yang
berbeda Telapi kebanyakan model memiliki aplikasi terbatas, dengan validasi nilai
viskosilas (Anjos, 2022).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Tabung kaca
Tabung kaca digunakan untuk menampung oli sebagai bahan untuk
pratikum.
2. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu dalam pratikum
3. Mistar
Mistar digunakan untuk mengukur jarak atau panjang pada saat
pratikum.
4. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur massa dan diameter dari bola
atau kelereng pada saat pratikum.
5. Alat penaikan bola
Alat penaikan bola digunakan untuk menaikan bola/kelereng pada saat
pratikum.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Bola/kelereng
Bola/kelereng digunakan untuk sebagai bahan pratikum
2. Oli
Oli digunakan sebagai bahan dalam pratikum
3.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja percobaan viskositas:
1. Disusun alat sesuai dengan percobaan
2. Diukur jari-jari dan massa jenis dari bola jatuh
3. Ditentukan massa jenis dari zat alir
4. Dijatuhkan bola secara perlahan-lahan di atas permukaan zat alir dalam
tabung
5. Ditekan tombol stopwatch dan setelah sampai di dasar tabung hentikan
stopwatch
6. Dicatat waktu jatuhnya dan ukur jarak yang ditempuh bola sejak penekanan
tombol stopwatch sampai ke dasar tabung
7. Dilakukan sebanyak 5 kali
8. Ditentukan v dari nomor 5
9. Diulangi percobaan 4 dan 5 beberapa kali untuk mendapatkan v
10. Digunakan persamaan di atas untuk menghitung kekentalan zat alir setiap
harga v
3.3 Skema Alat

3.3.1 Mistar
1

Ket:
1. Skala cm
2. Skala inci 2

2
7 6
3

5 4

1
Ket:
1. Rahang bawah
2. Rahang
3. Pengukur kedalaman
4. Skala utaama pada jangka sorong dalam cm
5. Skala noius ( vernier) pada jangka sorong dalam mm

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Massa bola : 29 gram
Volume bola : 0,773 cc
Massa jenis bola : 2,59 gr/cc
Jari – jari bola : 0,57 cm
Jari – jari tabung : 1,85 cm
Massa oli (10 cm) : 88,5 gram
Massa oli (15 cm) : 131 gram
Massa oli (25 cm) : 215 gram
Volume oli (100 ml) : 107,38 ml
Volume oli (150 ml) : 161,08 ml
Volume oli (250 ml) : 268,47 ml
Massa jenis oli (100 ml) : 0,825 gr/cc
Massa jenis oli (150 ml) : 0,813 gr/cc
Massa jenis oli (250 ml) : 0,800 gr/cc

Pengulangan H T(s) V= s/t 2 2


(cm/s)
r g(e− ρo)
g
n=
v
1 10 cm 0,47 21,27 - 5,9
2 10 cm 0,56 17,85 - 7,4
3 10 cm 0,66 15,15 - 8,30
Pengulangan H T(s) V= s/t 2 2
(cm/s)
r g(ρ−ρo)
g
n=
v
1 15 cm 0,75 20 - 100,26
2 15 cm 0,77 19,48 - 794, 4
3 15 cm 0,79 18,98 - 48,78

Pengulangan H T(s) V= s/t 2 2


(cm/s)
r g(ρ−ρo)
g
n=
v
1 25 cm 1,04 24,03 - 100,26
2 25 cm 1,25 20 - 794, 4
3 25 cm 1,57 103 - 48,78
4.2 Perhitungan
A. n (SAE 50)
2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 1¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100 )( 1,90−2,03 )
=9
111
= - 21,06 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc2¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100 )( 1,90−2,03 )
= 9
56,25
= 41,58 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 3¿ g
v
2 (0,9 ¿¿ 2) ( 100 )( 1,90−2,03 )
= ¿
9 56,5
=- 41,4 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 4 ¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100)( 1,90−2,03 )
= 9
56,75
= - 41, 22 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 5 ¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100)( 1,90−2,03 )
= 9
57,25
= - 7,92 poise

B. n (SAE 40)
2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 1¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100) ( 1.90−2,18 )
= 9
50.25
= - 100, 26 poise
2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 2 ¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100) ( 1.90−2,18 )
= 9
67,6
= - 794,5 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 3 ¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100) ( 1.90−2,18 )
= 9
103
= - 48,78 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 4¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100) ( 1.90−2,18 )
= 9
105,5
= - 47,7 poise

2 2
r g ( ρ− ρo )
 Perc 5¿ g
v
2
( 0,9 )2 (100) ( 1.90−2,18 )
= 9
104
= - 48,42 poise

1.3 Ralat
4.3.1 Kelereng pada minyak (SAE 50)
NO n |n−n| |n−n|❑2
1 - 21,06 - 9576 91,699
2 - 41,58 - 10.944 119,7
3 - 41,4 - 10,764 115,8
4 - 41,22 - 10.584 112,02
5 - 7.92 22,716 516,01
n=
∑ n = (−21,06 ) (−41,58 ) (−41,4 ) (−41,22 ) (−7,92)
n 5
= -30,636

√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 1 (∆ n¿ =
n( n−1)
= √¿¿¿
91,699
=
5( 4)
= 4,58

Δn
 RN perc 1 Ι 1= ×100 %
n
4,58
= × 100 %
−21,06
= -21,217%


2
 RM perc 2 (∆ n) = ∑ ( n−n )
n( n−1)
= √¿ ¿¿¿
119,7
=
5( 4)
= 5,985

Δn
 RN perc 2 Ι 2= ×100 %
n
5,985
= × 100 %
−21,06
= -21,217%

√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 3 (∆ n¿ =
n( n−1)
= √¿ ¿¿¿
119,7
=
5( 4)
= 5,985

Δn
 RN perc 3 Ι 3 = ×100 %
n
5,79
= ×100 %
−41,4
= -0,13%

√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 4 (∆ n¿ =
n(n−1)
= √¿ ¿¿¿
112,02
=
5(4 )
= 5,601

Δn
 RN perc 4 Ι 4 = ×100 %
n
5,601
= × 100 %
−41,22
= -0,13%

√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 5 (∆ n¿ =
n(n−1)
= √¿ ¿¿¿
= 25,8

Δn
 RN perc 5 Ι 5 = ×100 %
n
25,8
= ×100 %
−7,92
= -3,25%

4.3.1 Kelereng pada minyak ( SAE 40)


NO n |n−n| |n−n|❑2
1 - 100,26 107,64 11,58
2 - 794,4 -586,6 344,09
3 - 48,78 159,12 25,319
4 - 48,42 159,48 25,433
5 - 47,7 160,2 25,664

n=
∑ n = (−100,26 ) +(−794,5 ) +(−48,78 )+ (−48,42 ) (−47,7)
n 5
= -207,9
√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 1 (∆ n¿ =
n(n−1)
= √¿ ¿¿¿
= 0,579

Δn
 RN perc 1 Ι 1 = ×100 %
n
0,579
= × 100 %
−100,26
= -0,005%

√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 2 (∆ n¿ =
n(n−1)
= √¿¿¿¿
= 17,2

Δn
 RN perc 2 Ι 2 = ×100 %
n
5,985
= ×100 %
−41,58
= -0,14%

√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 3 (∆ n¿ =
n(n−1)
= √¿ ¿¿¿
= 1,26

Δn
 RN perc 3 Ι 3 = ×100 %
n
1,26
= ×100 %
−48,78
= -0,025%


2
 RM perc 4 (∆ n¿ = ∑ ( n−n )
n(n−1)
= √¿¿¿¿
= 1,27

Δn
 RN perc 4 Ι 4 = ×100 %
n
1,27
= × 100 %
−48,42
= -0,026%
√ ∑ ( n−n )
2
 RM perc 5 (∆ n¿ =
n(n−1)
= √¿ ¿¿¿
= 1,28

Δn
 RN perc 5 Ι 5 = ×100 %
n
1,28
= ×100 %
−47,7
= -0.02%
4.2 Pembahasan
Viskositas merupakan suatu zat fluida yang mendasari diberikannya sebuah
tahanan terap tegangan seser olen fluida terebut. Gesekan antara kohes dari
pertukaran sebuah momentum molekuler pada lapisan lapisan fluida pada waktu
berlangsungnya aliran disebut dengan viskositas yang sebenarnya caran yang memilik
viskositas yang tinggi akan lambat mengalir pada pipa dibandingkan dengan cairan
yang memiliki Viskositas rendah. Viskositas dapat diukur dengan mengguakan alat
yang disebut Viskometer. Viskometar adalah salah satu alat yang digunakan untuk
mengukur kekentalan suatu zat cair.
kekentalan atau viskositas dapat diartikan sebagai suatu gesekan didalam zat cair.
Viskositos aliran dapat dibandingkan satu sama lain dengan adanya koefisien suatu
viskositas koefisien merupakan gaya tangensial pasatuan luar yang dibutuhkan untuk
dapat mempertahankan perbedaan dari suatu kecepatan air. Viskositas pada zat cair
dapat disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya Tarik menarik antara molekul
sejenis). Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak memiliki viskositas yang
tinggi. Hal tersebut dibedakan karena tingkat kekentalan yang dimiliki olen air dan
minyak berbeda. Tingkat kekentalan suatu fluida zat cair. maka bergantung pada
suhu, semakin tinggi suhu zat cair maka semakin kurang kental zat cair tersebut.
Fluida yang lebih cat lebih mudah mengalir dari pada fluida yang lebih kental.
Viskositas dari suatu cairan adalah satu sifat cairan yang menentukan besarnya
suatu perlawanan terhadap gaya gesek. Viskositas terjadi karena Interaksi antara
molekul-molekul cairan. Fluida yang kental diperlukan dalam sebuah gaya untuk
menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Besarnya gesekan in bisa disebut
dengan derajat kekentalan zat cair semakin besar maka semakin susah bergerak
benda padat yang didalam zat cair tersebut...
Pada percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan pada hari Jumat 28 oktober
2022. Praktikan melakukan Pacobaan dengan Judul Vistositas dengan menggunakan
hukum stotes pada percobaan kali ini alat dan bahan yang digunakan adalah tabung
kaca yang berfungsi untuk menampung oli yang digunakan sebagai oblek percobaan
pada praktikum ini stopwatch yang berfungsi untuk menghitung waktu yang
dibutuhkan bola atau kelereng. Jatuhkan kedalam oli sampai ke dasar tabung kaca
mistar digunakan untuk mengukur panjang tabung kaca. Bahan-bahan yang
digunakan- pada percobaan kali ini adalah bola besi dan kelereng sebagai objek
Percobaan untuk mengukur kekentalan zat cair dengan cara dijatuhkan bola atau
kelereng kedalam oli.
Oli dimasukkan kedalam tabung kaca dengan massa oli 100 ml, 150ml, dan 250ml.
Setelah itu dijatuhkan kelereng ke dalam oli yang terdapat di dalam tabung kaca.
Setelah dilakuan dijatuhkan kelereng atau bola tersebut. lakukan perhitungan dengan
cara menekan tombol start ketika bola atau kelereng dijatuhkan dan memberhentikan
halk tuner ketika kelereng atau bola telah jatuh sampai kedasar tabung kaca. Lakukan
percobaan tersebut dengan tiga rali pengulangan dengan mergunakan massa oli yang
berbeda-beda pada hasi pengukuran massa oli 100 ml dengan ketinggian 10 cm
didapatkan volume 45,45 cm/s dengan waktu 0,22 s pada parcobaan kelereng yang
dengan oli 150ml dengan ketinggian air 15cm dengan ini diketahui, hasil volume cm/s.
dengan waktu 0,13s pada kelereng yang pertama pada teleters. kedua didapatkan hasil
volume 27,38cm/s dengan waktu 0,67s. Pada percobaan kelereng yang ketiga di
dapatkan volume sebesar 22,86 cm/s. Pada pengukuran oli dengan massa 250 ml
dengan ketinggian 25 cm didapatkan volume 26,59 cm/s pada kelereng pertama
dengan waktu 0.94 s pada kelereng kedua didapatkan volume 28,4 m/s dengan waktu
o,80 s. Pada percobaan ketiga volume 33,33, waktu 0,733.
Pada data tersebut, didapatkan masing- masing koefisien viskositasnya pada oli
dengan massa 100ml dengan ketinggian 10 cm didapatkan koefisien viskositasnya 2,87
g/cm.s. Untuk pengukuran yang pertama, untuk pengaturan kedua dengan massa oli
yang sama didapatkan hasil koefisien viskositasnya 3,99 g/cm.s. Untuk pengukuran
yang ketiga diperoleh koefisien viskositasnya 3,22 ms. Pada oli dengan massa 150 ml
dengan ketinggian 15cm didapatkan koefisien konstanta Viskositasnya 2,03 g/ms pada
pengukuran yang pertama. Pada pengukuran yang kedua didapatkan koefisien
viskositas 3,76 g/cm.s. Pada pengukuran ketiga didapatkan hasil koefisien viskositas
4,98 g/cm.s. Pada oli dengan massa 250ml dengan ketinggian 25cm didapatkan hasil
4,84 g/cm.s untuk koefisien viskositas pada pengukuran pertama pada pengukuran
kedua 4,13 g/cm.s. dan pada pengukuran yang ke tiga didapatkan hasil 3,86 g/cm.s.
Kesalahan kesalahan yang mungkin telah di dalam percobaan ing antara lain
adalah ketidakpastian atau ketidaktelitian dalam menggunakan dan membaca data
jangka sorong ketidakakuratan dalam penggunaan stopwatch menghitung ketika
kelereng menempuh Jarak tertentu cairan yang digunakan dalam percobaan ini
kekentelan berkurang karena adanya kemungkinan catan belum diganti.
Dari percobaan pratikum menentukan kekentalan (Viskositas ) zat cair yang telah
dilakukan didapatkkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan.
Pengaruh terhadap jari-jari, terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah semakin
besar jari-jari kelereng/bola, maka semakin cepat kelereng/bola itu jatuh. Namun hal
tersebut sangat bergantung pada massa bola itu sendiri.
Jika dua kelereng atau bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair,
maka bola yang bermassa paling besar yang akan mengalami kecepatan terbesar. Hal
itu terjadi karena berat benda akan dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi.
Sehingga benda yang memiliki massa yang besar akan memiliki berat yang besar pula
dan mengalami kecepatan yang besar.
Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental
suatu zat cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu gerakan jatuhnya
bola semakin besar. Sehingga semakin kental suatu zat cair semakin lambat
pengerakan benda yang jatuh didalamnya. Sebaliknya semakin encer suatu zat cair
atau fluida, maka semakin cepat benda yang dijatuhkan kedalamnya.
Sementara pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair atau
fluida terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa bola tersebut,
maka semakin besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut, jadi massa yang benda
dijatuhkan kedalam zat cair (fluida) berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya
bola tersebut dalam fluida (zat cair).
Fluida baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas atau kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek menggesek ketika fluida tersebutt mengalir. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi ( gaya tarik menarik antara
molekul sejenis ) , sedanngkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir. Contohnya minyak goreng, oli,
madu, dan lain-lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak
goreng diatas lantai yang permukaan miring. Pasti hasilnya air akan cepat mengalir
daripada oli atau minyak goreng. Tingkat kekentalan suatu fluida juga tergantung
pada suhu semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut.
Misalnya ketika ibu mengoreng ikan didapur, minyak goreng yang awalnya kental,
berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suatu zat
gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rilll
(ril=nyata) fluida riil/nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, seperti air sirup, oli, asap kenalpot dan lainya. Fluida rill berbeda dengan fluida
ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari, fluida ideal
hanya model untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida. ( fluida ideal ini
yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis).
Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk
melawan aliran cairan, karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk
mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar
resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas
pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam
bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul
yang sejajar satu sama lain. Lapisa terbawah tetap diam, sedangkan lapisan atasnya
bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memilki kecepatan gerak
yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbandingan
kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah
dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya persatuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan
zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas
berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan
begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel
cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurukan kekentalan.
Konsentrasi larutan, Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partiikel yang terlarut, gesekan akan partikel semakin tinggi
dan viskositas semakin tinggi pula. Berat molekul solute, viskositas berbanding lurus
dengan berat molekul solut, karena dengan adanya berat molekul yang solut akan
menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikan
viskositas. Tekanan akan bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah, semakin
tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat cair.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa faktor kesalahan yaitu alat-alat yang
kurang bersih, sehingga didapatkan hasil yang kurang maksimal, begitu juga dalam
mengunakan stopwatch yang kurang tepat, sehingga hasilnya pun kurang maksimal.
Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah:
 Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena
 Proses penggorengan ikan ( semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil
viskositas minyak goreng)
 Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir ke rumah-rumah
 Tingkat kekentalan oli pelumas.
Jika bola yang bermassa berbeda dijatuhkan dalam zat cair (minyak atau oli) maka
bola yang bermassa paling besar akan mengali kecepatan terbesar dengan waktu yang
sedikit. Hal itu terjadi karena berat benda akan dipengaruhi oleh percepatan gravitasi
bumi. Sehingga bola besi yang memiliki berat yang paling besar akan memiliki beat
yang besar dan akan mengalmi kecepatan yang besar dengan waktu yang singkat.
Berbeda dengan bola besi yang berukuran sedang dan kecil, dalam minyak akan
mengalami kecepatan yang kurang dari bola besar dalam waktu yang lama. Sedangkan
bola besi kecil akan mengalami kecepatan lebih dibawah lagi dan lebih lama waktu
yang ditempuh. Dalam oli, bola besi besar, bola besi sedang dan kecil akan mengalami
perlambatan karena perbedaan kekentalan dalam oli dan minyak.
Pengaruh kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola aitu semakin kental suatu
zat cair atau fluida, maka daya untuk memperlambat suatu gerakan jatuhnya bola besi
semakin besar. Sehingga semakin kental suatu zat cair (seperti oli), semakin lambat
pergerakan bola besi yang jatuh didalamnnya. Sebaliknya, semakin encer suatu zat
cair atau fluida, maka semakin cepat bola besi yang dijatuhkan didalamnnya.
Pengaruh massa bola besi yang dijatuhkan kedalam minyak atau oli, semakin besar
massa bola besi maka semakin cepat jatuhnya bola besi tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa massa suatu benda yang dijatuhkan ke dalam fluida berbanding lurus dengan
kecepatan jatuhnya benda kedalam fluida.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah viskositas merupakan pengukuran
fluida yang diubah dengan tekanan maupun tegangan semakin rendah viskositas
suatu fluida maka semakin besar juga pergerakan dari fluida. Hubungan viskositas
dan konsentrasi yaitu nilai viskositas dan konsentrasi akan berbanding lurus.
5.2 Saran
Untuk praktikum selajutnya praktikan harus memahami tentang materi dan
prosedur kerja yang dilakukan agar praktikum berjalan dengan lancar dan cepat
selesai serta juga praktikan lebih disiplin dalam waktu, dan juga tata krama kepada
asisten laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Anjos, P. D. 2022. "Viscosity Prediction of Multicomponent Chemical Systems"


Federal Institute of Espirito Santo. Vol. 8(1) 1-16.
Hamdi 2016 Energi Terbarukan. Jakarta: Kencana.
Kironoto, B.A. 2018. Statika Fluida. Yogyakarka: Gadjah Mada University Press.
Sudarman, R., Alisya, N dan Rony, P.S. 2021. "Pengaruh Konsentrasi Garam
Terhadap Viskositas Sabun Cair Berbasis Surfaktan Anionik
Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. Vol. 4(1): 39-44
Susanti, H dan Cahyo, P.A 2019 Rekonstruksi Set Alat Percobaan Viskositas
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika Vol. 4 (1) : 31-36.
EVALUASI

1. Hal hal apakah yang mempengaruhi viskositas?


Suhu, konsentrasi larutan, bercil molekul tekanan kekuatan antar molekul

2. Yang dimaksud SAE pada a?


Akronim of automatiul engineer, yaitu suatu tembaga yang mengatur standarisasi
terkait indeks kekentalan oli untuk mesin kendaraan.

3. Buat analisis dan kesimpulan?


Kesimpulan yang dapat diambil, fluida dapat diubah dengan tekanan maupun
dengan tegangan ruang atau wadah halus lebih besar dari ukuran bola saat
menghitung waktu jatuh bola harus teliti agar data akurat dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai