Viskositas memiliki alat ukur yang disebut viskometer yang berfungsi untuk
mengukur koefisien gliserin, oli atau minyak. Viskositas banyak terdapat dalam
kehidupan sehari-hari seperti sirup, minyak goreng dan oli. Viskositas berguna
untuk kehidupan seperti sirup yang dikentalkan agar tetap awet.
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan kedalam cairan yang akan dihitung
angka kekentalanya. Bila bola tersebut mula-mula akan mengalami percepatan
dikarenakan gaya beratnya, tetapi karena sifat kekentalan cairan, maka besar
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut
kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hubungan antara kecepatan
terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari Hukum Stokes.
I.2. TUJUAN
Tujuan praktikum kali ini adalah :
a. Mahasiswa mampu menentukan viskositas dinamis suatu zat.
b. Mahasiswa mampu menentukan hubungan antara vikositas dengan densitas
lantas dan waktu alir zat.
c. Mahasiswa mengetahui pengaruh sushu terhadap viskositas
II. METODE
II.1. Alat dan Bahan
⮚ Alat
1. Corong
2. Erlenmeyer
3. Gelas beker
4. Gelas ukur
5. Jangka sorong
6. Kompor
7. Neraca analitik
8. Panci
9. Piknometer
10. Stopwatch
11. Thermometer
12. Viskosimeter Ostwald
⮚ Bahan
1. Air
2. Bola (manik-manik)
3. Minyak
4. Susu
Percobaan (waktu/s)
Sampe Rata-rata
l 1 2 3 4 5 6
Waktu Rata-
Sampel Suhu (s) rata
Kel.1 Kel.4
III.2. Pembahasan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida
maka makin sulit sutu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak
didalam fluida tersebut (Lachman 1994).
Viskositas dalam zat cair,yang berperan adalah gaya kohesu antar
partikel zat cair. Oleh karena itu, semakin besar nilai viskositas zat cair maka
semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Akibatnya
adanya kekentalan zat car didalam pipa maka besarnya kecepatan gerak
partikekl pada penampang melintang tersebuttidak sama, hal ini disebabkan
adanya gesekan antar molekul pada cairan kental. Besaran viskositas
berbanding terbalik dengan perubahan temperatur kerena kenaikantemperatur
akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga
menurunkan nilai vikositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ostwald dan juga menggunakan piknometer
(Ahmad 2007).
Percobaan kali ini menggunakan viskometer Ostwald untuk mengukur
viskositas air yang mana pada metode ini dilakukan dengan mengukur waktu
aliran yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada konsentrasi tertentu
untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Prinsip dari penentuan
viskositas dengan metode visometer ostwald ini dilakukan dengan
memasukkan cairan kedalam alat viskometer melalui pipa A kemudian dengan
cara menghisap cairan dibawa ke pipa B sampai garis atas. Selanjutnya cairan
dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperluakan untuk mengalir dari
garis atas kebawah diukur. Masing-masing perlakuan diulangi tiga kali, hal ini
dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat
yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti (Roth 1988).
Pada praktikum kali ini yaitu pengukuran viskositas dengan
menggunakan viskometer Oswald dan juga dengan metode falling ball
dilakukan pada sampel air, minyak, dan susu. Pengerjaan tersebut dibagi-bagi
sesuai dengan kelompok. Berdasarkan data hasil praktikum dalam pengukuran
viskositas digunakan viskometer Oswald, pada tabel hasil pengukuran
menunjukkan adanya perbedaan antara vikositas zat cair tersebut, hubungan
keduanya yakni berbanding lurus, yang artinya semakin besar viskositas dari
suatu zat cair, maka akan semakin besar waktu alirnya. Sebaliknya, semakin
kecil viskositas suatu zat cair maka waktu alir dari zat cair tersebut akan
semakin kecil pula.
Hasil pengujian alat pengukur viskositas zat cair didapatkan data
lamanya waktu alir dengan variasi dari masing-masing zat cair ditunjukkan
pada tabel 1. Yang dimana bisa dilihat pada hasil pengukuran tabel 1 tidak
jauh antara perlakuan percoba pertama sampai ke empat begitu pula dengan
sampel susu. Tetapi jika kita banding kan antara hasil pengukusran viskositas
sampel air dengan susu itu cukup jauh yang dimana sama-sama suhu ruang
dan teksturnya juga cair. Kenapa demikian, karna sampel susu memiliki suatu
viskositas fluida (kekentalan) yang cukup tinggi yang dimana hasil viskositas
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan air yang dimana fluidanya tidak tinggi
bahkan tidak ada. Dari data yang telah dilihat menunjukkan bahwa air
memiliki waktu koefisiennya lebih kecil yaitu 0,9464 cp dari pada susu
memiliki nialai koefisiennya 1,3713 cp.
Selanjutnya yaitu hasil pengujian pengukuran viskositas zat cair
dengan menggunakan metode falling ball. Sampel yang diujikan yaitu air dan
minyak yang memiliki suhu yang berbeda. Pada tabel ke.2 menunjukkan
bahwa viskositas pada suhu ruang lebih besar dibandingkan pada suhu 50°C
dan 70°C. dikarnakan pada suhu ruang partikel-partikel didalam minyak tidak
Penurunan nilai viskositas oli akibat kenaikan suhu tersebut
dikarenakan molekul molekul zat cair (seperti oli) jaraknya berdekatan dengan
gaya kohesi yang kuat antara molekul, dan hambatan terhadap gerak relative
antara lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan berhubungan dengan gaya
antar molekul ini. Dengan meningkatnya temperatur, gaya kohesi ini
berkurang dan mengakibatkan berkurangnya hambatan terhadap gerakan. Hal
ini karena viskositas adalah indeks dari hambatan tersebut, maka viskositas
berkurang dengan meningkatnya temperatur (Munson, 2003)
Hubungan viskositas dan suhu adalah berbanding terbalik. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian Lubis (2007) yang menyatakan bahwa suhu
mempengarui laju hantaran kalor hidrolik. Hal inindiengaruhi oleh perubahan
viskositas zat cair. Begitu suhu menurun, viskositas meningkat sehingga laju
hantaran hisrolik ikut menurun.
Agar alat ini menjadi alat yang layak untuk mengukur viskositas zat
cair, maka harus diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
pengukuran seperti diameter dari masing-masing ujung tabung buret,
ketinggian tabung buret, panjang tabung buret, volume zat cair didalam buret,
adanya kehadiran zat lain didalam zat cair, ukuran dan berat molekul zat cair,
hubungan antar molekul zat cair serta konsentrasi zat cair.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan.
Berdasarkan metode Ostwald urutan koefisien viskositas dari yang paling
rendah hingga tertinggi adalah air dengan koefisien 0,9464, susu dengan koefisien
1,3713.
Berdasarkan metode Falling Ball urutan koefisien fiskositas dari yang paling
rendah hingga tertinggi adalah minyak dengan koefisien 1,27,sedangkan yang paling
tinggi adalah dengan koefisien 2,965.
Kekentalan suatu zat dapat ditentukan dengan melihat angka kekentalan zat
tersebut.
Hubungan antara kekentalan zat dengan angka kekentalannya adalah jika
angka kekentalan zat tersebut semakin besar, maka zat tersebut juga
semakin kental. Sebaliknya jika angka kekentalan zat tersebut kecil, maka zat
tersebut juga semakin encer.
Kekentalan suatu zat dapat ditentukan dengan melihat angka kekentalan zat
tersebut.
Hubungan antara kekentalan zat dengan angka kekentalannya adalah jika
angka kekentalan zat tersebut semakin besar, maka zat tersebut juga
semakin kental. Sebaliknya jika angka kekentalan zat tersebut kecil, maka zat
tersebut juga semakin encer.
Kekentalan suatu zat dapat ditentukan dengan melihat angka kekentalan zat
tersebut. Hubungan antara kekentalan zat dengan angka kekentalanny adalah jika
angka kekentalan zat tersebut semakin besar, maka zat tersebut juga semakin kental.
Sebaliknya jika angka kekentalan zat tersebut kecil, maka zat tersebut juga semakin
encer.
Terjadinya perbedaan hasil koefisien viskositas beberapa cairan antara metode
Ostwalddan falling ball dikarenakan terjadi beberapa kesalahan dan kekurang telitian
praktikan dalam praktikum.
SARAN
pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan cukup untuk perbandingan, dan
juga pada saat praktikum hasil perhitungannya seperti kurang teliti.
DAFTAR PUSTAKA
(Soedjono, 1999 : 45)
DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV
Dugdale, 1986, Mekanika Fluida
LAMPIRAN
TABEL 1. DATA MENTAH VISKOMETER
(VISKOMETER OSTWALD)
1 7,61 0,009475
Air Ruang
2 6,78 0,009472
3 7,12 0,009477
4 10,44 0,012664
Susu Ruang
5 10,76 0,014649
6 10,66 0,013826
Percobaan (waktu/s)
Sampel
1 2 3 4 5 6
Waktu
Sampel Suhu (s)
Kel.1 Kel.4
Kel.2 Kel.5
Minya
k 50° C 1,76 1,11
Kel.3 Kel.6