Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA

PRODI TEKNIK PERMINYAKAN


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2019

VISKOSITAS BOLA JATUH


PENGARUH MASSA JENIS FLUIDA
Muhammad Vieri R
17010044
Kelompok 12

Praktikum : Rabu, 4 July 2019


Pengumpulan : Sabtu, 27 July 2019
Asisten : Aditya Wibowo
Andini Wulandari
Arie Heriyama
Arimbi Cahya Camela
Assyeh Annasrul Majid
Cecep Abdul Aziz
Debi Alrse Lappung
Kevin
Mohammed Irham Wahyudi
Mohammad Rizky Setiawan
Mohammad Alfarabby Azhara
Mohammad Fahreza Dahlan
Norah Ratna Dewi
Sendi Seprian
Syifa Fatimatuzahra

Abstrak
Manometer adalah suatu alat penguku tekanan yang mengukur perbedaan tekanan suatu titik
tertentu dengan tekanan atmosfer (tekanan terukur) atau perbedaan tekanan antara dua titik, Jenis
Manometer yang paling bersejarah yaitu manometer yang memiliki kolom cairan. Manometer yang
paling sederhana yaitu manometer yang memiliki dua kolom, apabila diibaratkan manometer
tersebut berbentuk U, yaitu manometer yang memiliki kolom cairan. Prinsip Kerja Manometer
Manometer merupakan alat yang sering digunakan untuk mengukur sifat-sifat fluida seperti massa
jenis, tekanan, head tekanan yang dimilik masing-masing fluida yang bersifat homogen. Tekanan
Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas
bidang tekan pada kedalaman tertentu. Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat cair,
massa jenis dan percepatan gravitasi. Tekanan hidrostatika hanya berlaku pada zat cair yang tidak
bergerak. sifat-sifat fluida adalah:Densitas (massa jenis),Tekanan,Temperatur
(suhu),Compressibility,Viskositas,Tegangan permukaan (surface tension)Tekanan uap dan
Kapilaritas .

1 TUJUAN
a. Mengetahui definisi dari Viskositas.

1
b. Menentukan nilai kekentalan (viskositas) suatu cairan dengan menggunakan metode
Viskositas bola jatuh.
c. Mengetahui prinsip kerja Viskosimeter.
d. Membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda.
e. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Viskositas suatu fluida.

2 ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
 Jangka sorong dan Bola

Gambar 1. Jangka sorong

Di gunakan untuk mengukur dimater suatu bola atau bidang lainya.

 Kaki tiang

2
Untuk mengukur panjang suatu benda atau mengukur ketinggian fluida pada
percobaan ini.

 Mistar

Untuk mengukur panjang suatu benda.

 Neraca digital

Untuk menimbang massa benda.

 Pengait bola

Untuk mengambil bola yang jatuh.


 Stopwatch

Untuk mengukur waktu.


 Tabung , fluida ( sunlight , minyak goreng dan oli )

3
3 DASAR TEORI
Viskositas

Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar
resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula Viskositasnya.
Viskositas juga pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Viskositas juga diartikan sebagai kekentalan atau ketebalan suatu
fluida tersebut.
Viskositas merupakan karakteristik dari suatu zat cair yang disebabkan
karena adanya gesekan antara molekul –molekul zat cair dengan gaya kohesi pada
zat cair tersebut. Gesekan – gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Karakteristik ini penting pada proses industri untuk menentukan standar kualitas
maupun standar kerja produk.
Zat cair dalam kekentalannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kekentalan dinamik atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematik. Dalam
beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik dihubungkan
dengan kekentalan kinematik sebagai berikut :

.............................................................Persamaan 3.1
Keterangan :
V : Kekentalan Kinematik
μ : Kekentalan Dinamik
 : Rapat Massa

4
Dengan  adalah rapat massa zat cair (kg.m3). kekentalan kinematik
biasanya dipengaruhi oleh temperatur (T). Temperatur yang tinggi. Kekentalan
kinematik zat cair akan relatif kecil dan dapat diabaikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluida

1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka


Viskositas akan turun begitu sebaliknya. Apabila suhu turun maka Viskositas
akan naik. Hal ini disebabkan adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalanya.

2. Konsentrasi Larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan


dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume, semakin banyak partikel zat yang terlarut tiap satuan volume semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel yang semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Berat Molekul

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute karena


dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang
berat pada cairan sehingga menaikka viskositas.
4. Tekanan

Pada saat tekanan meningikat maka viskositas fluida pun naik.


5. Penambahan zat lain
Adanya penambahan bahan tambahan seperti bahan suspensi dapat
memperbesar viskositas.

Viskosimeter Bola Jatuh


Viskositas dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, salahsatunya
dengan Viskosimeter. Ada dua jenis Viskosimeter, yaitu Viskosimeter satu titik dan
Viskosimeter dua titik. Viskosimeter satu titik bekerja pada tiitk kecepatan geser,
sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram (hasil penelitian dari rheologi
yaitu ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat padat). Alat
Viskosimeter satu titik hanya dapat menentukan pada cairan Newtonian.

5
Viskosimeter banyak titik yaitu dengan alat ini pengukuran pada beberapa harga
kecepatan geser dapat dilakukan sehingga diperoleh rheogram yang sempurna.
Viskosimeter jenis ini dapat digunakan baik untuk menentukan viskositas dan
rheologi cairan Newtonian dan cairan non-Newtonian, jenis viskosimeter dari
viskosimeter banyak titik adalah viskosimeter kapiler bola jatuh, contoh dari
viskosimeter ini adalah penetrometer.
Selain itu viskositas dapat ditentuka juga dengan cara Hoppler,
berdasarkan hukum Stokes (berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair).
Pada viskosimeter jenis ini suatu bola geser atau bola jatuh ke bawah dalam suatu
tabung gelas yang hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur
konstatn. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kecepatan dan diameter teretntu
adalah kebalikan dari fungsi viskositas sampel tersebut. Waktu bagi bola tersebut
untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali
viskositas cairan dihitung dengan rumus :
.. ......................................................................Persamaan 3.2
R= 6πηrv
Keterangan :

R = Gaya Penghalang

η = Koefisient kekentalan (CP)

r = Jari-jari bola (m)

v = Kecepatan relatif bola dalam zat cair (m/s)


Pada kesetimbangan gaya ke bawah (m-mo) . g = F, sehingga :

6πηrv = ( m-mo) x g
.....................................................................Persamaan 3.3
Keterangan :
M = massa bola logam
Mo = massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum terjadi
kesetimbangan sehingga gaya gesek, gaya berat, gaya Archimides. Prinsip kerjanya
adalah menggelindingkan Bola (terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi
zat cair yang telah diselidiki kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel.

6
Gambar 13. Viskosimeter
(Sumber : http://www.google.com)
Besaran gesekan antara benda dengan zat cair disebut juga derajat
kekentalan zat cair, jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah
benda padat bergerak dalam zat cair tersebut. Pada saat percobaan mula-mula bola
akan mengalami percepatan di dalam zat cair, namun karena kekentalan cairan
percepatan Bola berkurang dan akhirnya nol. Pada saat itu kecepatan bola konstan.
Maka menurut hukum Stokes :

.....................................................................Persamaan 3.4

2 r2
Keterangan :
Vm = g (ρb
Vm 9π = Kecepatan (m.s-1)
− ρf )
 = Viskositas
r = Jari-jari bola (m)
b = Rapat massa bola (kg.m3)
o = Rapat massa cairan (kg.m3)
Pada rumus di atas diameter tabung dianggap relatif lebih besar dari
diameter bola. Bila perbandingantidak terlalu besar perlu diberikan :

F = (1 + 2,4 r/R)
.....................................................................Persamaan 3.5

Keterangan :
R = Jari-jari tabung bagian dalam

7
Jenis-jenis Fluida

Fluida memiliki jenis-jenis sebagai berikut yaitu dikelompokan


menjadi dua bagian berdasarkan :

1. Fluida Newtonian

Fluida Newtonian yaitu zat cair yang memiliki tegangan geser (  )


du
sebanding dengan gradien kecepatan normal ( ) terhadap arah aliran.
dy
Gradien kecepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan
perubahan jarak tempuh.

2. Fluida non-Newtonian

Fluida non-Newtonian yaitu jika zat diaduk akan tersisa suatu lubang.
Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalanya waktu, hal itu menunjukan
bahwa fluida atau zat akan mengalir terus-menerus karena dipengaruhi gaya-
gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Namun fluida ini dapat diklasifikasikan
lagi berdasarkan kemampuan menahan tekanan, struktur molekulnya, tegangan
gesernya yang dikenakan dan berdasarkan sifat aliranya.

Berikut penggambaran gradien kecepatan dengan fluida Newtonian dan


non-Newtonian melalui grafik sebagai berikut :

Grafik 1 Tegangan Geser terhadap Gradien Kecepatan

8
Grafik 2 Gradien Kecepatan

Sifat-sifat Fisis Fluida


Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas
molekul-molekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair.
Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas
terhadap satu sama lain. Berikut sifat-sifat fluida :
1. Rapat Massa, Berat Jenis dan Rapat Relatif
Rapat massa (ρ) adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan
dinyatakan dalam bentuk massa (m) persatuan volume (V).

.....................................................persamaan 3.6
Dimana :
ρ = Densitas (kg.m-3)
M = massa (kg)
V = volume (m3)
Rapat massa air (ρ air) pada suhu 4 oC dan pada tekanan atmosfer
(atm) adalah 1000 kg/m3. Berat jenis (g) adalah berat benda persatuan volume
pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali
antara rapat massa (ρ) dan percepatan gravitasi (g ).

...................................................persamaan 3.7
Dimana :

9
γ = berat jenis ( N/m3)
ρ = rapat massa (kg/dt2)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat (ρ)
dan rapat massa air (γ air), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat (ρ)
dan berat jenis air (γ air). Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat
massa suatu zat (ρ) dan rapat massa air (ρ air), atau perbandingan antara berat
jenis suatu zat (γ) dan berat jenis air (γ air).

..................................persamaan 3.8
Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair
sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat
dianggap tetap.

2. Kekentalan (viscocity)
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (τ)
pada waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi
antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara
molekulmolekul yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan.
Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan
dinamik (µ) atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis (ν).
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik
dihubungkan dengan kekentalan kinematik sebagai berikut :

...................................................persamaan 3.9
dengan ρ adalah rapat massa zat cair (kg/m3).

3. Kemampatan (Compressibility)
Merupakan perubahan volume karena adanya penambahan zat atau perubahan
tekanan, yang ditujukan oleh perbandingan antara perubahan tekanan dan perubahan volume
terhadap volume awal. Perbandingan tersebut dikenal dengan modulus elastisitas (k).

10
...................................................persamaan 3.10
Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid dan
incompressible fluid. Secara umum, cairan bersifat compressible sedangkan gas
bersifat incompressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi
biasanya dinyatakan dalam bulk compressibility modulus. Istilah compressible
fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah compressible flow
dan incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya
tidak berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air. Sedangkan
incompressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan
aliran, misalnya aliran udara.

4. Tegangan Permukaan (Surface Tension)


Molekul-molekul pada zat cair akan saling tarik-menarik secara seimbang diantara
sesamanya dengan gaya berbanding lurus dengan massa (m) dan berbanding trebalik dengan
kuadrat jarak (r) antara pusat massa.

................................................persamaan 3.11
Dengan :
F = Gaya Tarik-menarik (N)
5. Kapilaritas

Kapilaritas terjadi akibat adanya gaya kohesi dan adhesi antar


molekul, jika kohesi lebih kecil dari pada adhesi maka zat air akan naik
dan sebaliknya jika lebih besar maka zat cair akan turun. Kenaikan atau
penurunan zat cair di dalam suatu tabung dapat dihitung dengan menyamakan
gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat.

11
Gambar 14. Kenaikan dan Penurunan Kapilaritas (a. Kenaikan ; b.
Penurunan)
(Sumber : http://www.google.com/Kapilaritas)
Secara matematis digambarkan sebagai berikut :

................................................persamaan 3.12
Dimana :
h = Kenaikan atau penurunan zat cair (m)

6. Pressure atau Tekanan


Tekanan dibagi menjadi dua yaitu tekanan absolute dan alat ukur tekanan yaitu
pressure gauge.
7. Tegangan permukaan (surface tension )
Molekul-molekul pada zat cair akan saling tarik menarik secara
seimbang diantara sesamanya dengan gaya berbanding lurus dengan massa (m)
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara pusat massa.

..............................................persamaan 3.13
Dengan :
F = gaya tarik menarik
m = massa molekul 1 dan 2
r = jarak antar pusat massa molekul.
Jika zat cair bersentuhan dengan udara atau zat lainnya, maka gaya
tarik menarik antara molekul tidak seimbang lagi dan menyebabkan molekul-
molekul pada permukaan zat cair melakukan kerja untuk tetap membentuk
permukaan zat cair. Kerja yang dilakukan oleh molekul-molekul pada
permukaan zat cair tersebut dinamakan tegangan permukaan (s). Tegangan
permukaan hanya bekerja pada bidang permukaan dan besarnya sama di semua
titik

8. Temperatur
Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas
termal, dan koefisien ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi
panas yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan massa sebesar satu derajat.
Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida untuk menghantarkan

12
(mengkonduksikan) panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal
menghubungkan antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.

4 METODOLOGI
Pada Percobaan ini,prosedur percobaan yg di lakukan adalah :
1. Menimbang massa kelereng
2. Mengukur diameter kelereng dengan ukuran yang berbeda menggunakan
3. jangka sorong
4. Mengukur diameter tabung kaca
5. Memperhatikan kedudukan T dimana kelereng dianggap mencapai kecepatan terminal
dan beri tanda
6. Mengukur sepanjang 50 cm dari kedudukan T
7. Menjatuhkan kelereng dari permukaan dan menghitung waktu ketika mulai mencapai
titik yang sudah ditentukan sampai batas 50cm.
8. Mencatat panjang lintasan dan waktu tempuh.
9. Mengambil bola menggunakan pengait bola.
10. Melakukan percobaan yang sama untuk cairan dan kelereng yang berbeda.
11. Merapihkan alat dan bahan.

5 DATA dan PENGOLAHAN DATA


Tabel 7 Hasil Pengamatan Percobaan Viskositas dengan Fluida Minyak, Oli, dan Gel

𝛒fluida
hlintasan ttempuh
Fluida Dbola (m) mbola (kg) Dtabung (m) (kg.m-
3)
(m) (s)

Minyak 0,016 0,745 0,4 928 0,5 00,57


Oli 0,013 0,145 0,4 800 0,5 03.13
Gel 0,016 0,745 0,4 890 0,5 06.22
AIR 0,013 0,145 0,4 1000 0,5 00.85

3.6 Pengolahan Data


3.6.1 Percobaan Pertama (Minyak)
13
Diketahui :
Dbola : 0,016 m
mbola : 0,745 kg
Dtabung : 0,4 m
ρfluida : 928 kg.m-3
h : 0,5 m
ttempuh : 0,57 s

Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?

Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14 . 0,016 𝑚)
= 0,03768 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,745 kg
=
0,03768m3

= 19,771 kg.m-3
h
Vm = ttempuh

0,5m
=
00.57 s

14
= 0,877 m.s-1
F = mbola x g
= 0,745 kg x 9,81 m.s-2
= 7,308 N
ρfluida
Rprl =
ρair
928 kg.m−3
=
1000 kg.m−3

= 0,928
A = 𝜋 . (𝐷𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 )²
= 3,14 . 0,16
= 0,502

𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦

7,308
0,502
= 1,087
0,928

= 17,052 Pa.s
μ
v =
ρfluida
17,052
=
928
= 0,018 m2.s-1
1,95
μsaybolt = (0,00226t – 𝑡
) x rprl
1,95
= (0,00226 (0,57) – 0,57) x 0,928

= -3,173 centipoise
1,95
vsaybolt = (0,00226t – 𝑡
)
1,95
= (0,00226 (0,57) – 0,57)

= -3,419 centistokes
3.6.2 Percobaan Kedua (Oli)
15
Diketahui :
Dbola : 0,013 m
mbola : 0,145 kg
Dtabung : 0,4 m
ρfluida : 800 kg.m-3
h : 0,5 m
ttempuh : 5,65 s

Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?

Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14(0,0065)3
= 1,149 x 10-6 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,145
=
1,149 𝑥 10−6

= 126637,5546 kg.m-3

Vm = 𝑡𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

0,5
= 3,13

= 0,160 m.s-2
16
F = mbola x g
= 0,145 x 9,81
= 1,422 N
ρfluida
Rprl =
ρair
800
=
1000
= 0,8
A = π . (Dtabung )²
= 3,14 . (0,4 m)2
= 0,502 m2
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦

1,422 N
0,502
= 0,142 m.s−1
0,8m

= 0,502 Pa.s
μ
V =
ρfluida
0,502 Pa.s
=
800kg.m−3

= 6,275 m2.s-1
1,35
μsaybolt = (0,00226t – t
) x rprl
1,35
= (0,00226 . (3.13) – 3.13) x 0,8

= -0,340 centipoise
1,35
vsaybolt = (0,0020t – t
)
1,35
= (0,0020 . (3,13) – 3.13)

= -0,425 centistokes

3.6.3 Percobaan Ketiga (Gel)


Diketahui :

17
Dbola : 0,016 m
mbola : 0,745 kg
Dtabung : 0,4 m
ρfluida : 890 kg.m-3
h : 0,5 m
ttempuh : 6.22 s

Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?

Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14( 0,008𝑚)3
= 2,143 x 10-6 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,745 𝑘𝑔
=
2,143 𝑥 10−6 𝑚3

= 347643,4904 kg.m-3

Vm = 𝑡𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

0,5𝑚
= 6,22 𝑠

= 0,080 m.s-1
F = mbola x g
18
= 0,745 kg x 9,81 m.s-2
= 7,308 N
ρfluida
Rprl =
ρair

890 𝑘𝑔.𝑚−3
=
1000 𝑘𝑔.𝑚−3

= 0,89
A = π . (Dtabung )²
= 3,14 . (0,4)2
= 0,502 m2
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦

7,308 𝑁
2
0,502 𝑚
=
0,25

= 3,639 Pa.s
μ
V =
ρfluida
3,639 Pa.s
=
890 kg.m−3

= 4,088 m2.s-1
1,95
μsaybolt = (0,00226t – 𝑡
) x rprl
1,95
= (0,00226 . 6.22s – 6.22 𝑠) x 890

= -266,508 centipoise
1,95
vsaybolt = (0,00226t – 𝑡
)
1,95
= (0,00226 . 2 s– 2𝑠
)
= -0,299 centistokes

3.6.4 Percobaan Ketiga (Air)


Diketahui :
19
Dbola : 0,013 m
mbola : 0,145 kg
Dtabung : 0,4 m
ρfluida : 1000 kg.m-3
h : 0,5 m
ttempuh : 0,85 s

Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?

Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14( 0,0065𝑚)3
= 0,027 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,145 𝑘𝑔
=
0,027𝑚3

= 5,370 kg.m-3

Vm = 𝑡𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ

0,5𝑚
= 0,85 𝑠

= 0,588 m.s-1
F = mbola x g
20
= 0,145 kg x 9,81 m.s-2
= 1,422 N
ρfluida
Rprl =
ρair

1000 𝑘𝑔.𝑚−3
=
1000 𝑘𝑔.𝑚−3

= 1
A = π . (Dtabung )²
= 3,14 . (0,4)2
= 0,502 m2
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦

1,422 𝑁
2
0,502 𝑚
=
0,25

= 0,708 Pa.s
μ
V =
ρfluida
0,708 Pa.s
=
1 kg.m−3

= 0,708 m2.s-1
1,95
μsaybolt = (0,00226t – 𝑡
) x rprl
1,95
= (0,00226 . 0,85s – 0.85 𝑠) x 1000

= -2292,196 centipoise
1,95
vsaybolt = (0,00226t – 𝑡
)
1,95
= (0,00226 . 2 s– 2𝑠
)
= -0,292 centistokes

3.6.5 Data Terbaik (Viskositas Dinamik)


μ1 + μ2 + μ3+ μ2
μ
̅ =
4

21
17,052 Pa.s + 0,502 Pa.s +3,639 ps.s+0,708
= 4

= 5,475 Pa.s


̅)² = (5,475)²
= 29,978 Pa.s²

∑μ² = μ1 ² + μ2 ² + μ3 ² + μ4 ²
= (290,772 Pa. s)2 + (0,252 Pa. s)2 + (11.350 Pa. s)2 + (0,501)
= 302,875 Pa.s²

∑𝜇2 − Ӱ (𝜇
̅)²
∆μ = √ 𝑛 (𝑛−1)

302,875 Pa.s2 −3 (29,978Pa.s2 )


= √
4(4−1)

= 17,745 Pa.s
Data Terbaik :
̅ – ∆μ
μ = 5,475 Pa.s – 17,745 Pa.s
= -12,27 Pa.s
μ
̅ + ∆μ = 5,475 Pa.s + 17,745 Pa.s
= 23,22 Pa.s

Jadi, data terbaik dari viskositas dinamik berkisar antara -12,27 Pa.s sampai
dengan 23,22 Pa.s.

3.6.6 Data Terbaik (Viskositas Kinematik)


𝑣1 + 𝑣2 + 𝑣3+v
𝑣̅ =
3
0,018m2 .s−1 +6,275m2 .s−1 +4,88 m2 .s−1 +0,708
= 3
2 -1
= 11,089 m .s

(𝑣̅ )² = (11,089 m2.s-1)²


= 122,965 (m2.s-1)²

∑𝑣² = 𝑣1 ² + 𝑣2 ² + v3 ² +v
= (0,018)2 + (6,275)2 + (4,88)2 + (0,708)

22
= 63,898 (m2.s-1)²

∑𝑣 2 − n (𝑣̅)²
∆𝑣 = √
n (n−1)

63,898 m2 .s−1 −4 (122,965)


= √ 4 (4−1)

= 22,910 m2.s-1

Data Terbaik :
̅ – ∆𝑣
𝑣 = 11,089 m2.s-1 – 22,910 m2.s-1
= -11,821 m2.s-1
𝑣
̅ + ∆𝑣 = 11,089 m2.s-1 + 22,910 m2.s-1
33,999 m2.s-1

Jadi, data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara -11.821 m2.s-1 sampai
dengan 33,999m2.s-1.

3.6.7 Data Terbaik (Viskositas Dinamik Saybolt)


μsaybolt1 +μsaybolt2 +μsaybolt3 +μsaybolt4
μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 =
4
−3,173 cp+−0,340 cp±266,508 cp+ −229,196
=
4
= -327,32 centipoise

̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 )² = (-327,32)²

= 107138,382 centipoise²

∑μsaybolt² = μsaybolt1 ² + μsaybolt2 ² + μsaybolt3 ²

= (−3,173 cp)2 + (−0,340cp)2 + (−266,508cp)2 + (229,196)


= 123567,504 centipoise²

∑μsaybolt² − n (μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 )²
∆μsaybolt = √ n (n−1)

123567,504−4 (107138,382)
= √ 4 (4−1)

23
= 25415,502 centipoise
Data Terbaik :
μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 – ∆μsaybolt = -327,32 – -25415,502

= 25088,182 centipoise
μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 + ∆μsaybolt = -1,323 + 0,773

= -25742,822 centipoise

Jadi, data terbaik dari viskositas dinamik saybolt berkisar antara 25088,182
centipoise sampai dengan -25742,822 centipoise.

3.6.7 Data Terbaik (Viskositas Kinematik Saybolt)


𝑣saybolt1 + 𝑣saybolt2 + 𝑣saybolt3 + 𝑣saybolt3
𝑣
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 =
4
−3,409𝑐𝑠+(−0,425 𝑐𝑠)+(−0,299 𝑐𝑠)+(−0,292)
= 4

= -1,106centistokes
(𝑣
̅saybolt )² = (-1,106)²
= 1,223 centistokes²

∑𝑣saybolt² = 𝑣saybolt1 ² + 𝑣saybolt2 ² + 𝑣saybolt3 ² + 𝑣saybolt3 ²


= (−3,419 cs)² + (−0,425 cs)² + (−0,299 cs)²(−0,292)
= 12,044 centistokes²
∑𝑣saybolt² − n (𝑣̅saybolt )²
∆𝑣saybolt = √
n (n−1)

12,044−4 (1,223)
= √ 4 (4−1)

= 0,592 centistokes
Data Terbaik :
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 – ∆𝑣saybolt
𝑣 = -1,106 - 0, 592
= -1,698 centistokes
𝑣
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 + ∆𝑣saybolt = -1,106 + 0, 592
= -0,514 centistokes

Jadi, data terbaik dari viskositas kinematik saybolt berkisar antara -1,698
centistokes sampai dengan 0,514 centistokes.
24
Tabel 8 Hasil Pengamatan Data Viskositas dengan
Fluida Minyak, Oli, dan Gel

Fluida Dbola 𝛒fluida 𝛍 v𝒗 𝛍𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 𝒗𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭

Minyak 0,016 928 17,503 0,018 -2,802 -3,419


Oli 0,013 800 0,502 0,137 -0,194 -0,425
Gel 0,016 890 3,639 0,266 -266,508 -0,299
AIR 0,013 1000 0,708 0,708 -229,196 -0,292

∑ 302,875 0,090 0,838 12,044

x̅ 151,437 0,138 -1,323 1,501

3.6.8 Grafik 𝛍 terhadap 𝛍𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭

25
3000 2,802

2500
Viskositas Dinamik Saybolt

2000

1500

1000

500
0
0
0
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000
-500
Viskositas Dinamik

Grafik 3 𝛍 terhadap 𝛍𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭

3.6.9 Grafik 𝒗 terhadap 𝒗𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭

4000 3,604
3500
Viskositas KInematik Saybolt

3000

2500

2000

1500

1000

500
0
0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-500
Viskositas Kinematik

Grafik 4 𝒗 terhadap 𝒗𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭

6 PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama yaitu manometer yang bertujuan untuk mengetahui fungsi
tabung manometer, mengetahui cara menggunakan tabung manometer, mengetahui fungsi
26
kerja manometer tabung U, menghitung tekanan hidrostatis pada suatu zat cair dan
mengetahui cara menentukan Datum line.

Manometer adalah alat yang digunakan secara audit energy untuk mengukur
perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan, jenis manometer tertua adalah manometer
kolom cairan, versi manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi
cairan setengahnya.

Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain manometer tabung U terbuka,
mistar, Pipet dan Pressure Gauge adapun bahannya adalah Aquadest, Minyak Goreng dan
Sarung Tangan.

Dari hasil pengamatan yang didapat pada percobaan manometer h minyak 0,5 m ,
dan air 0,5 m. pada percobaan kedua ketinggian minyak 0,5 m , dan air 0,5 m. dan percobaan
ketiga ketinggian minyak 0,5m , dan air 0,5 m.

Hasil pengolahan data pada manometer di dapatkan ρ minyak adalah


928Kg/m3dan P minyak adalah 110294,3 Pa. di dapatkan juga ∑ ρ minyak adalah
8956555,379 dan ∑ ρ minyak adalah 1,246 x 1010 Pa.di dapatkan juga data terbaik dari
massa jenis minyak berkisar antara 1687,967 kg/m3 sampai dengan 1766,001 kg/m3 dan
juga data terbaik dari massa jenis minyak berkisar antara 44726,789 Pa sampai dengan
110306,945 Pa.
Analisa kesalahan pada praktikum manometer ini ialah :

 Sulit menempatkan minyakdi titik tertentu.

7 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Manometer yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :

1. Manometer adalah alat yang dignakan secara luas pada audit energy untuk mengukur
perbedaan tekanan di dua titik.
2. Nilai tekan pada manometer Tabung-U terbuka dipengaruhi oleh tekanan udara.
3. Densitas fluida sangat berpengaruh pada nilai tekan fluida.
4. Prinsip kerja Manometer yaitu dengan menyeimbangkan zat cair dari kolom 1 dengan
kolom lainnya.

27
5. Tiga jenis manometer yang sangat umum yaitu :
a. Manometerzat cair
 Manometer raksa ujung terbuka
 Manometer raksa ujung tertutup
b. Manometer Logam.
c. Manometer Mac Leod.
6. Dari hasil pengamatan diperoleh data ketinggian yaitu :
a. h (minyak) ialah 0,5 m ; 0,5 m dan 0,5 m
b. h (air) ialah 0,5m ; 0,5 dan 0,5 m

8 REFERENSI
[1] Academia. “Sifat-sifat fluida”.10 juni 2017.http://www.academia.edu/
[2] Einstein.2012.”Manometer dan cara kerja”.10 juni 2017.http://einsteinblog.blogspot.co.id/
[3] No name.”jenis-jenis Manometer dan kegunaannya.10 juni 2017.http://news.kucari.com/
[4] Sudarjo,Randy.2008.”Modul Praktikum Mekanika Fluida”.Universitas : Sriwijaya
[5] Trie,Adjie.2009.”Intisari Fisika”.Jakarta : Bintang Indonesia
[6] Yanasari. 2015. “Modul Praktikum Fisika Dasar II”. Indramayu : Akamigas Balongan

28
29

Anda mungkin juga menyukai