Abstrak
Manometer adalah suatu alat penguku tekanan yang mengukur perbedaan tekanan suatu titik
tertentu dengan tekanan atmosfer (tekanan terukur) atau perbedaan tekanan antara dua titik, Jenis
Manometer yang paling bersejarah yaitu manometer yang memiliki kolom cairan. Manometer yang
paling sederhana yaitu manometer yang memiliki dua kolom, apabila diibaratkan manometer
tersebut berbentuk U, yaitu manometer yang memiliki kolom cairan. Prinsip Kerja Manometer
Manometer merupakan alat yang sering digunakan untuk mengukur sifat-sifat fluida seperti massa
jenis, tekanan, head tekanan yang dimilik masing-masing fluida yang bersifat homogen. Tekanan
Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas
bidang tekan pada kedalaman tertentu. Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat cair,
massa jenis dan percepatan gravitasi. Tekanan hidrostatika hanya berlaku pada zat cair yang tidak
bergerak. sifat-sifat fluida adalah:Densitas (massa jenis),Tekanan,Temperatur
(suhu),Compressibility,Viskositas,Tegangan permukaan (surface tension)Tekanan uap dan
Kapilaritas .
1 TUJUAN
a. Mengetahui definisi dari Viskositas.
1
b. Menentukan nilai kekentalan (viskositas) suatu cairan dengan menggunakan metode
Viskositas bola jatuh.
c. Mengetahui prinsip kerja Viskosimeter.
d. Membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda.
e. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Viskositas suatu fluida.
Kaki tiang
2
Untuk mengukur panjang suatu benda atau mengukur ketinggian fluida pada
percobaan ini.
Mistar
Neraca digital
Pengait bola
3
3 DASAR TEORI
Viskositas
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar
resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula Viskositasnya.
Viskositas juga pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Viskositas juga diartikan sebagai kekentalan atau ketebalan suatu
fluida tersebut.
Viskositas merupakan karakteristik dari suatu zat cair yang disebabkan
karena adanya gesekan antara molekul –molekul zat cair dengan gaya kohesi pada
zat cair tersebut. Gesekan – gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.
Karakteristik ini penting pada proses industri untuk menentukan standar kualitas
maupun standar kerja produk.
Zat cair dalam kekentalannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kekentalan dinamik atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematik. Dalam
beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik dihubungkan
dengan kekentalan kinematik sebagai berikut :
.............................................................Persamaan 3.1
Keterangan :
V : Kekentalan Kinematik
μ : Kekentalan Dinamik
: Rapat Massa
4
Dengan adalah rapat massa zat cair (kg.m3). kekentalan kinematik
biasanya dipengaruhi oleh temperatur (T). Temperatur yang tinggi. Kekentalan
kinematik zat cair akan relatif kecil dan dapat diabaikan.
1. Suhu
2. Konsentrasi Larutan
3. Berat Molekul
5
Viskosimeter banyak titik yaitu dengan alat ini pengukuran pada beberapa harga
kecepatan geser dapat dilakukan sehingga diperoleh rheogram yang sempurna.
Viskosimeter jenis ini dapat digunakan baik untuk menentukan viskositas dan
rheologi cairan Newtonian dan cairan non-Newtonian, jenis viskosimeter dari
viskosimeter banyak titik adalah viskosimeter kapiler bola jatuh, contoh dari
viskosimeter ini adalah penetrometer.
Selain itu viskositas dapat ditentuka juga dengan cara Hoppler,
berdasarkan hukum Stokes (berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair).
Pada viskosimeter jenis ini suatu bola geser atau bola jatuh ke bawah dalam suatu
tabung gelas yang hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur
konstatn. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kecepatan dan diameter teretntu
adalah kebalikan dari fungsi viskositas sampel tersebut. Waktu bagi bola tersebut
untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali
viskositas cairan dihitung dengan rumus :
.. ......................................................................Persamaan 3.2
R= 6πηrv
Keterangan :
R = Gaya Penghalang
6πηrv = ( m-mo) x g
.....................................................................Persamaan 3.3
Keterangan :
M = massa bola logam
Mo = massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum terjadi
kesetimbangan sehingga gaya gesek, gaya berat, gaya Archimides. Prinsip kerjanya
adalah menggelindingkan Bola (terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi
zat cair yang telah diselidiki kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel.
6
Gambar 13. Viskosimeter
(Sumber : http://www.google.com)
Besaran gesekan antara benda dengan zat cair disebut juga derajat
kekentalan zat cair, jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah
benda padat bergerak dalam zat cair tersebut. Pada saat percobaan mula-mula bola
akan mengalami percepatan di dalam zat cair, namun karena kekentalan cairan
percepatan Bola berkurang dan akhirnya nol. Pada saat itu kecepatan bola konstan.
Maka menurut hukum Stokes :
.....................................................................Persamaan 3.4
2 r2
Keterangan :
Vm = g (ρb
Vm 9π = Kecepatan (m.s-1)
− ρf )
= Viskositas
r = Jari-jari bola (m)
b = Rapat massa bola (kg.m3)
o = Rapat massa cairan (kg.m3)
Pada rumus di atas diameter tabung dianggap relatif lebih besar dari
diameter bola. Bila perbandingantidak terlalu besar perlu diberikan :
F = (1 + 2,4 r/R)
.....................................................................Persamaan 3.5
Keterangan :
R = Jari-jari tabung bagian dalam
7
Jenis-jenis Fluida
1. Fluida Newtonian
2. Fluida non-Newtonian
Fluida non-Newtonian yaitu jika zat diaduk akan tersisa suatu lubang.
Lubang ini akan terisi seiring dengan berjalanya waktu, hal itu menunjukan
bahwa fluida atau zat akan mengalir terus-menerus karena dipengaruhi gaya-
gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Namun fluida ini dapat diklasifikasikan
lagi berdasarkan kemampuan menahan tekanan, struktur molekulnya, tegangan
gesernya yang dikenakan dan berdasarkan sifat aliranya.
8
Grafik 2 Gradien Kecepatan
.....................................................persamaan 3.6
Dimana :
ρ = Densitas (kg.m-3)
M = massa (kg)
V = volume (m3)
Rapat massa air (ρ air) pada suhu 4 oC dan pada tekanan atmosfer
(atm) adalah 1000 kg/m3. Berat jenis (g) adalah berat benda persatuan volume
pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali
antara rapat massa (ρ) dan percepatan gravitasi (g ).
...................................................persamaan 3.7
Dimana :
9
γ = berat jenis ( N/m3)
ρ = rapat massa (kg/dt2)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat (ρ)
dan rapat massa air (γ air), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat (ρ)
dan berat jenis air (γ air). Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat
massa suatu zat (ρ) dan rapat massa air (ρ air), atau perbandingan antara berat
jenis suatu zat (γ) dan berat jenis air (γ air).
..................................persamaan 3.8
Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair
sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat
dianggap tetap.
2. Kekentalan (viscocity)
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (τ)
pada waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi
antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara
molekulmolekul yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan.
Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan
dinamik (µ) atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis (ν).
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik
dihubungkan dengan kekentalan kinematik sebagai berikut :
...................................................persamaan 3.9
dengan ρ adalah rapat massa zat cair (kg/m3).
3. Kemampatan (Compressibility)
Merupakan perubahan volume karena adanya penambahan zat atau perubahan
tekanan, yang ditujukan oleh perbandingan antara perubahan tekanan dan perubahan volume
terhadap volume awal. Perbandingan tersebut dikenal dengan modulus elastisitas (k).
10
...................................................persamaan 3.10
Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid dan
incompressible fluid. Secara umum, cairan bersifat compressible sedangkan gas
bersifat incompressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi
biasanya dinyatakan dalam bulk compressibility modulus. Istilah compressible
fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah compressible flow
dan incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya
tidak berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air. Sedangkan
incompressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan
aliran, misalnya aliran udara.
................................................persamaan 3.11
Dengan :
F = Gaya Tarik-menarik (N)
5. Kapilaritas
11
Gambar 14. Kenaikan dan Penurunan Kapilaritas (a. Kenaikan ; b.
Penurunan)
(Sumber : http://www.google.com/Kapilaritas)
Secara matematis digambarkan sebagai berikut :
................................................persamaan 3.12
Dimana :
h = Kenaikan atau penurunan zat cair (m)
..............................................persamaan 3.13
Dengan :
F = gaya tarik menarik
m = massa molekul 1 dan 2
r = jarak antar pusat massa molekul.
Jika zat cair bersentuhan dengan udara atau zat lainnya, maka gaya
tarik menarik antara molekul tidak seimbang lagi dan menyebabkan molekul-
molekul pada permukaan zat cair melakukan kerja untuk tetap membentuk
permukaan zat cair. Kerja yang dilakukan oleh molekul-molekul pada
permukaan zat cair tersebut dinamakan tegangan permukaan (s). Tegangan
permukaan hanya bekerja pada bidang permukaan dan besarnya sama di semua
titik
8. Temperatur
Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas
termal, dan koefisien ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi
panas yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan massa sebesar satu derajat.
Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida untuk menghantarkan
12
(mengkonduksikan) panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal
menghubungkan antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.
4 METODOLOGI
Pada Percobaan ini,prosedur percobaan yg di lakukan adalah :
1. Menimbang massa kelereng
2. Mengukur diameter kelereng dengan ukuran yang berbeda menggunakan
3. jangka sorong
4. Mengukur diameter tabung kaca
5. Memperhatikan kedudukan T dimana kelereng dianggap mencapai kecepatan terminal
dan beri tanda
6. Mengukur sepanjang 50 cm dari kedudukan T
7. Menjatuhkan kelereng dari permukaan dan menghitung waktu ketika mulai mencapai
titik yang sudah ditentukan sampai batas 50cm.
8. Mencatat panjang lintasan dan waktu tempuh.
9. Mengambil bola menggunakan pengait bola.
10. Melakukan percobaan yang sama untuk cairan dan kelereng yang berbeda.
11. Merapihkan alat dan bahan.
𝛒fluida
hlintasan ttempuh
Fluida Dbola (m) mbola (kg) Dtabung (m) (kg.m-
3)
(m) (s)
Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?
Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14 . 0,016 𝑚)
= 0,03768 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,745 kg
=
0,03768m3
= 19,771 kg.m-3
h
Vm = ttempuh
0,5m
=
00.57 s
14
= 0,877 m.s-1
F = mbola x g
= 0,745 kg x 9,81 m.s-2
= 7,308 N
ρfluida
Rprl =
ρair
928 kg.m−3
=
1000 kg.m−3
= 0,928
A = 𝜋 . (𝐷𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 )²
= 3,14 . 0,16
= 0,502
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦
7,308
0,502
= 1,087
0,928
= 17,052 Pa.s
μ
v =
ρfluida
17,052
=
928
= 0,018 m2.s-1
1,95
μsaybolt = (0,00226t – 𝑡
) x rprl
1,95
= (0,00226 (0,57) – 0,57) x 0,928
= -3,173 centipoise
1,95
vsaybolt = (0,00226t – 𝑡
)
1,95
= (0,00226 (0,57) – 0,57)
= -3,419 centistokes
3.6.2 Percobaan Kedua (Oli)
15
Diketahui :
Dbola : 0,013 m
mbola : 0,145 kg
Dtabung : 0,4 m
ρfluida : 800 kg.m-3
h : 0,5 m
ttempuh : 5,65 s
Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?
Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14(0,0065)3
= 1,149 x 10-6 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,145
=
1,149 𝑥 10−6
= 126637,5546 kg.m-3
ℎ
Vm = 𝑡𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
0,5
= 3,13
= 0,160 m.s-2
16
F = mbola x g
= 0,145 x 9,81
= 1,422 N
ρfluida
Rprl =
ρair
800
=
1000
= 0,8
A = π . (Dtabung )²
= 3,14 . (0,4 m)2
= 0,502 m2
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦
1,422 N
0,502
= 0,142 m.s−1
0,8m
= 0,502 Pa.s
μ
V =
ρfluida
0,502 Pa.s
=
800kg.m−3
= 6,275 m2.s-1
1,35
μsaybolt = (0,00226t – t
) x rprl
1,35
= (0,00226 . (3.13) – 3.13) x 0,8
= -0,340 centipoise
1,35
vsaybolt = (0,0020t – t
)
1,35
= (0,0020 . (3,13) – 3.13)
= -0,425 centistokes
17
Dbola : 0,016 m
mbola : 0,745 kg
Dtabung : 0,4 m
ρfluida : 890 kg.m-3
h : 0,5 m
ttempuh : 6.22 s
Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?
Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14( 0,008𝑚)3
= 2,143 x 10-6 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,745 𝑘𝑔
=
2,143 𝑥 10−6 𝑚3
= 347643,4904 kg.m-3
ℎ
Vm = 𝑡𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
0,5𝑚
= 6,22 𝑠
= 0,080 m.s-1
F = mbola x g
18
= 0,745 kg x 9,81 m.s-2
= 7,308 N
ρfluida
Rprl =
ρair
890 𝑘𝑔.𝑚−3
=
1000 𝑘𝑔.𝑚−3
= 0,89
A = π . (Dtabung )²
= 3,14 . (0,4)2
= 0,502 m2
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦
7,308 𝑁
2
0,502 𝑚
=
0,25
= 3,639 Pa.s
μ
V =
ρfluida
3,639 Pa.s
=
890 kg.m−3
= 4,088 m2.s-1
1,95
μsaybolt = (0,00226t – 𝑡
) x rprl
1,95
= (0,00226 . 6.22s – 6.22 𝑠) x 890
= -266,508 centipoise
1,95
vsaybolt = (0,00226t – 𝑡
)
1,95
= (0,00226 . 2 s– 2𝑠
)
= -0,299 centistokes
Ditanya :
Vbola : .....?
ρbola : .....?
V : .....?
F : .....?
Rprl : .....?
A : .....?
𝜇 : .....?
v : .....?
μsaybolt : .....?
vsaybolt : .....?
Jawab :
4
Vbola = 𝜋 𝑟3
3
4
= 3
. 3,14( 0,0065𝑚)3
= 0,027 m3
mbola
ρbola =
Vbola
0,145 𝑘𝑔
=
0,027𝑚3
= 5,370 kg.m-3
ℎ
Vm = 𝑡𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
0,5𝑚
= 0,85 𝑠
= 0,588 m.s-1
F = mbola x g
20
= 0,145 kg x 9,81 m.s-2
= 1,422 N
ρfluida
Rprl =
ρair
1000 𝑘𝑔.𝑚−3
=
1000 𝑘𝑔.𝑚−3
= 1
A = π . (Dtabung )²
= 3,14 . (0,4)2
= 0,502 m2
𝐹
𝐴
𝜇 = 𝑑𝑣
𝑑𝑦
1,422 𝑁
2
0,502 𝑚
=
0,25
= 0,708 Pa.s
μ
V =
ρfluida
0,708 Pa.s
=
1 kg.m−3
= 0,708 m2.s-1
1,95
μsaybolt = (0,00226t – 𝑡
) x rprl
1,95
= (0,00226 . 0,85s – 0.85 𝑠) x 1000
= -2292,196 centipoise
1,95
vsaybolt = (0,00226t – 𝑡
)
1,95
= (0,00226 . 2 s– 2𝑠
)
= -0,292 centistokes
21
17,052 Pa.s + 0,502 Pa.s +3,639 ps.s+0,708
= 4
= 5,475 Pa.s
(μ
̅)² = (5,475)²
= 29,978 Pa.s²
∑μ² = μ1 ² + μ2 ² + μ3 ² + μ4 ²
= (290,772 Pa. s)2 + (0,252 Pa. s)2 + (11.350 Pa. s)2 + (0,501)
= 302,875 Pa.s²
∑𝜇2 − Ӱ (𝜇
̅)²
∆μ = √ 𝑛 (𝑛−1)
= 17,745 Pa.s
Data Terbaik :
̅ – ∆μ
μ = 5,475 Pa.s – 17,745 Pa.s
= -12,27 Pa.s
μ
̅ + ∆μ = 5,475 Pa.s + 17,745 Pa.s
= 23,22 Pa.s
Jadi, data terbaik dari viskositas dinamik berkisar antara -12,27 Pa.s sampai
dengan 23,22 Pa.s.
∑𝑣² = 𝑣1 ² + 𝑣2 ² + v3 ² +v
= (0,018)2 + (6,275)2 + (4,88)2 + (0,708)
22
= 63,898 (m2.s-1)²
∑𝑣 2 − n (𝑣̅)²
∆𝑣 = √
n (n−1)
= 22,910 m2.s-1
Data Terbaik :
̅ – ∆𝑣
𝑣 = 11,089 m2.s-1 – 22,910 m2.s-1
= -11,821 m2.s-1
𝑣
̅ + ∆𝑣 = 11,089 m2.s-1 + 22,910 m2.s-1
33,999 m2.s-1
Jadi, data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara -11.821 m2.s-1 sampai
dengan 33,999m2.s-1.
= 107138,382 centipoise²
∑μsaybolt² − n (μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 )²
∆μsaybolt = √ n (n−1)
123567,504−4 (107138,382)
= √ 4 (4−1)
23
= 25415,502 centipoise
Data Terbaik :
μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 – ∆μsaybolt = -327,32 – -25415,502
= 25088,182 centipoise
μ
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 + ∆μsaybolt = -1,323 + 0,773
= -25742,822 centipoise
Jadi, data terbaik dari viskositas dinamik saybolt berkisar antara 25088,182
centipoise sampai dengan -25742,822 centipoise.
= -1,106centistokes
(𝑣
̅saybolt )² = (-1,106)²
= 1,223 centistokes²
12,044−4 (1,223)
= √ 4 (4−1)
= 0,592 centistokes
Data Terbaik :
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 – ∆𝑣saybolt
𝑣 = -1,106 - 0, 592
= -1,698 centistokes
𝑣
̅𝐬𝐚𝐲𝐛𝐨𝐥𝐭 + ∆𝑣saybolt = -1,106 + 0, 592
= -0,514 centistokes
Jadi, data terbaik dari viskositas kinematik saybolt berkisar antara -1,698
centistokes sampai dengan 0,514 centistokes.
24
Tabel 8 Hasil Pengamatan Data Viskositas dengan
Fluida Minyak, Oli, dan Gel
25
3000 2,802
2500
Viskositas Dinamik Saybolt
2000
1500
1000
500
0
0
0
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000
-500
Viskositas Dinamik
4000 3,604
3500
Viskositas KInematik Saybolt
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
-500
Viskositas Kinematik
6 PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama yaitu manometer yang bertujuan untuk mengetahui fungsi
tabung manometer, mengetahui cara menggunakan tabung manometer, mengetahui fungsi
26
kerja manometer tabung U, menghitung tekanan hidrostatis pada suatu zat cair dan
mengetahui cara menentukan Datum line.
Manometer adalah alat yang digunakan secara audit energy untuk mengukur
perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan, jenis manometer tertua adalah manometer
kolom cairan, versi manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi
cairan setengahnya.
Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain manometer tabung U terbuka,
mistar, Pipet dan Pressure Gauge adapun bahannya adalah Aquadest, Minyak Goreng dan
Sarung Tangan.
Dari hasil pengamatan yang didapat pada percobaan manometer h minyak 0,5 m ,
dan air 0,5 m. pada percobaan kedua ketinggian minyak 0,5 m , dan air 0,5 m. dan percobaan
ketiga ketinggian minyak 0,5m , dan air 0,5 m.
7 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Manometer yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Manometer adalah alat yang dignakan secara luas pada audit energy untuk mengukur
perbedaan tekanan di dua titik.
2. Nilai tekan pada manometer Tabung-U terbuka dipengaruhi oleh tekanan udara.
3. Densitas fluida sangat berpengaruh pada nilai tekan fluida.
4. Prinsip kerja Manometer yaitu dengan menyeimbangkan zat cair dari kolom 1 dengan
kolom lainnya.
27
5. Tiga jenis manometer yang sangat umum yaitu :
a. Manometerzat cair
Manometer raksa ujung terbuka
Manometer raksa ujung tertutup
b. Manometer Logam.
c. Manometer Mac Leod.
6. Dari hasil pengamatan diperoleh data ketinggian yaitu :
a. h (minyak) ialah 0,5 m ; 0,5 m dan 0,5 m
b. h (air) ialah 0,5m ; 0,5 dan 0,5 m
8 REFERENSI
[1] Academia. “Sifat-sifat fluida”.10 juni 2017.http://www.academia.edu/
[2] Einstein.2012.”Manometer dan cara kerja”.10 juni 2017.http://einsteinblog.blogspot.co.id/
[3] No name.”jenis-jenis Manometer dan kegunaannya.10 juni 2017.http://news.kucari.com/
[4] Sudarjo,Randy.2008.”Modul Praktikum Mekanika Fluida”.Universitas : Sriwijaya
[5] Trie,Adjie.2009.”Intisari Fisika”.Jakarta : Bintang Indonesia
[6] Yanasari. 2015. “Modul Praktikum Fisika Dasar II”. Indramayu : Akamigas Balongan
28
29