Anda di halaman 1dari 5

Dasar Teori

Viskositas adalah ketahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang mendapat suatu
tekanan. Semakin kental suatu cairan, maka semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk
membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.
vA
F 
x
Gaya F yang harus diterapkan untuk mempertahankan viskositas relatif (v) sebanding
dengan area permukaan (A) dan berbanding terbalik dengan jarak (x). Konstanta keseimbangan
dalam persamaan tersebut adalah η (koefisien viskositas). (Moore, 1962)
Viskositas dapat terjadi pada zat yang memiliki kemampuan untuk mengalir, baik itu
fluida maupun gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain: konsentrasi,
partikel-partikel zat, gaya gesek antar partikel, suhu, dan lain-lain.

Fluida mempunyai gaya gesek yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah
dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur.
Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk
viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan (Sukardjo, 2002).

Pengukuran viskositas dilakukan dengan mengukur laju cairan yang melalui tabung
berbentuk silinder (Bird, 1987). Viskositas bergantung pada temperatur, komposisi, dan
tekanan fluida. Aspal dan sirup adalah contoh-contoh fluida yang kental sedangkan udara dan
air adalah contoh-contoh fluida dengan viskositas-viskositas yang relatif rendah. Cairan yang
mempunyai gaya antarmolekul yang kuat memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan
kebanyakan cairan yang memiliki gaya antarmolekul yang lemah (Welty, R. James , dkk,
2004).

Faktor - faktor yang mempengaruhi viskositas larutan antara lain :


- Suhu
Makin tinggi suhu, viskositasnya akan makin turun karena viskositas
berbanding terbalik dengan suhu. Viskositas zat cair cenderung menurun seiring
dengan meningkatnya suhu. Hal ini disebabkan gaya kohesi pada zat cair jika
dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya suhu pada
zat cair yang menyebabkan menurunnya viskositas dari zat cair tersebut. Viskositas
gas meningkat dengan bertambahnya suhu.
- Benda yang tercampur dalam suatu larutan
Semakin banyak zat padat yang tercampur seperti karbon dan silikan,
viskositas akan semakin meningkat. Semakin banyak zat cair yang tercampur dalam
suatu larutan seperti bahan bakar, viskositas akan semakin menurun.
- Berat molekul
Semakin besar berat molekul suatu zat alir, viskositasnya semakin rendah.
- Konsentrasi
Makin besar konsentrasi suatu bahan, viskositas akan makin meningkat.
- Koloid hidrofilik
Viskositas koloid hidrofilik meningkat seiring dengan meningkatnya hidrasi.
Penurunan viskositas pada koloid hidrofobik lebih sedikit dari koloid hidrofilik.
- Sol
Sol dengan partikel terkecil menunjukkan viskositas lebih tinggi daripada
partikel terkasar pada konsentrasi yang sama.
- Jumlah larutan non - elektrolit
Pada umumnya, larutan dengan jumlah non - elektrolitnya sedikit
viskositasnya meningkat, sedangkan jumlah non – elektrolit yang banyak
viskositasnya menurun. Biasanya larutan dengan jumlah padatan yang banyak
menyebabkan peningkatan viskositas. (Buckle, 1985)
Penentuan langsung viskositas dapat dilakukan bardasarkan persamaan
Perseuille, yaitu dengan menentukan kecepatan aliran cairan melalui pipa kapiler pada
tekanan tertentu. Penentuan viskositas mutlak sukar, karena itu dalam praktek
digunakan cara relatif dengan mengunakan alat viskometer. Berikut adalah beberapa
macam alat viskosimeter.(Tupamahu, dkk, 1970)

Viskometer Kapiler / Viskometer Ostwald


Viskositas cairan Newton dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan cairan tersebut melintas antara dua tanda, pada waktu ia mengalir karena
gravitasi melalui pipa kapiler vertikal. Waktu yang diibutuhkan oleh zat cair yang
diselidiki untuk mengalir di antara dua tanda tersebut dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan oleh zat cair yang telah diketahui viskositasnya (biasanya air) untuk
mengalir di antara dua tanda yang sama. Jika 𝜇 1 dan 𝜇 2 berturut-turut merupakan
viskositas dari zat cair yang diselidiki dan zat cair yang telah diketahui viskositasnya
dan ρ1 dan ρ2 berturut-turut merupakan kerapatan dari kedua zat cair tersebut dan t1 dan
t2 berturut-turut meruoakan waktu alir dari kedua zat tersebut dalam detik, maka
viskositas absolut dari zat cait yang diselidiki (𝜇 1), ditentukan dengan jalan mesubstikan
nilai-nilai eksperimental tersebut dalam persamaan :
𝜇 1 / 𝜇 2 = (ρ1 . t1) / (ρ2 . t2)
Nilai 𝜇 1 / 𝜇 2 = 𝜇 rc, dikenal sebagai viskositas relatif dari zat cair yang diselidiki.
(Moechtar, 1989)
Viskometer Bola Jatuh / Viskometer Hoeppler
Dalam viskometer ini, bola dari gelas atau baja menggelinding melalui tabung
gelas yang hampir vertikal berisi zat cair yang diselidiki pada temperatur konstan yang
diketahui. Untuk bola dengan kerapatan tertentu, kecepatan jatuhnya bola tersebut
merupakan fungsi dari harga resiprok viskositas sampel.

Sampel dan bola diletakkan dalam tabung gelas dalam dan dibiarkan mencapai
kesetimbangan temperatur dengan air yang berada dalam jaket yang mengelilingi
tabung tersebut yang mempunyai temperatur konstan. Tabung dan jaket kemudian
dibalik yang dengan demikian posisi bola berada pada puncak tabung gelas dalam.
Waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh di antara dua tanda diukur dengan teliti dan
diulangi percobaan tersebut beberapa kali.(Moechtar, 1989)
Pengukuran viskositas relatif, dimulai dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh
air untuk melewati tabung silindris dengan jarak tertentu yang kemudian ditetapkan sebagai
waktu alir air. Selanjutnya kita mengukur waktu yang diperlukan oleh liquid untuk melewati
tabung silindris dengan jarak yang sama yang ditempuh oleh air. Sehingga kita dapat
mengetahui viskositas liquid melalui persamaan :

Keterangan :
ηx = viskositas bahan liquid ( Pa.s )
ηair = viskositas air ( Pa.s )
ρx = berat jenis bahan liquid ( kg/m3 )
ρair = berat jenis air ( kg/m3 )
tx = waktu alir bahan liquid (s)
tair = waktu alir air (s) (Moore, 1972)

Viskositas yang besar menunjukkan liquid tersebut semakin viskus yang berarti liquid
tersebut tidak mudah mengalir, dan sebaliknya jika viskositas yang diperoleh kecil
menunjukkan liquid tersebut semakin mudah mengalir.
Gaya gesek dapat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat.
Rumusnya adalah:
G = A dv/dy  = G/(A dv/dy)
Keterangan: G = gaya gesek
 = viskositas / angka kekentalan dinamis
A = luas lapisan
dv/dy = gradien kecepatan
dari persamaan tersebut, diperoleh satuan angka kekentalan dinamis adalah g/cm.dt, yang
disebut poise.(Tim Dosen, 2009)
 Tim dosen. 2009. Buku Petunjuk Praktikum. Surabaya : Universitas Khatolik Widya
Mandala; Fakultas Teknologi Pangan dan Gizi
 Tupamahu, M. 1976. Kimia Fisik I. Bandung: Yayasan Karyawan Kimia ITB
 Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: PT. Rineka Cipta
 Moore, J. 1972. Physical Chemistry 4th Edition. New Jersey : Prentice-Hall, Inc
 Tupamahu, M.S, Mandsjoeriah T. Surdja dan Achmad Amiruddin. 1970. Kimia
Fisik I. Bandung: Jajasan Karjawan Kimia ITB.
 Welty, R. James, Charles E. Wicks, Robert E. Wilson, and Gregory Rorrer.
2004. Dasar-Dasar Fenomena Transport, Volume 1, Transfer
Momentum, Edisi ke 4. Jakarta: Erlangga.
 Moore, Walter J. 1962. Physical Chemistry. USA: Pentice Hall, Inc.
 Moechtar. 1989. Farmasi Kimia : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai