Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

KOLOID

DOSEN PENGAMPU:
Laela Febriana, M. Farm

DISUSUN OLEH:
Faruq As’ad Thohir
202208058

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2023/2024

BAB III
RHEOLOGI
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu menentukan viskositas menggunakan viskometer Ostwald

B. DASAR TEORI
Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu).
Digunakan istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk
menggunakan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi erat
kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan
dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar
tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol η. Prinsip
dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan zat,tinta, berbagai adonan,
bahan-bahan untuk pembuat jalan, kosmetik, produk hasil peternakan, serta
sediaan-sediaan farmasi.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair ter-
sebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentu-kan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu
maka tegangan geser ber-banding lurus dengan viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,
apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu
tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya
sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami
sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola
kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat
cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan
yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka
besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat
tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-
hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat
cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic
terhadap kecepatan batu.
Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas
pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian
dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil
sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa
viskositas tidak diabaikan.Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam
zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh
kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas
berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan
maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur
kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila
cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah
(misalnya air). Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu
viskositas tinggi. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan
yang melalui tabung silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling
mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut
poiseulle, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
(Dudgale.1986).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir
daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar
daripadagas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang
viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas
pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan
naik dengan naiknya tekanan (Martin, 1993).
Makin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanannya. Bila
viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan
justru menurun jika temperatur dinaikkan. (Martin, 1993).
Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas
gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas
naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
c. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada
minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin
encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya
tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO
dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
(Bird, 1987).
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat alir cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Newtonian
Cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
b. Non Newtonian
Aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan biasanya
memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur
tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan
Newton sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika perlu memecah
strukturnya. (Wiroatmojo, 1988)
Macam-macam Viskositas
a) Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.
Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas.
b) Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan
densitasnya.Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs
dan m²/s pada SI.
c) Viskositas relatif dan spesifik, pada pengukuran viskositas suatu
emulsi atau suspensi biasanya dilakukan dengan membandingkannya
dengan larutan murni. Untuk mengukur besarnya viskositas
menggunakan alat viskometer. Berbagai tipe viskometer
dikelompokkan menurut prinsip kerjanya. (Dudgale. 1986)
Cara Menentukan Viskositas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain:
a. Viskometer Brookfield
Pada viscometer ini nilai viskositas didapatkan dengan mengukur gaya
puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam
sample. Viskometer Brookfield memungkinkan untuk mengukur
viskositas dengan menggunakan teknik dalam viscometry. Alat ukur
kekentalan (yang juga dapat disebut viscosimeters) dapat mengukur
viskositas melalui kondisi aliran berbagai bahan sampel yang diuji.
Untuk dapat mengukur viskositas sampel dalam viskometer
Brookfield, bahan harus diam didalam wadah sementara poros
bergerak sambil direndam dalam cairan. (Atkins,1994)
Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke dalam cairan yang akan
diukur viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan spindle dengan
cairan akan menentukan tingkat viskositas cairan. Sebuah spindle
dimasukkan ke dalam cairan dan diputar dengan kecepatan tertentu.
Bentuk dari spindle dan kecepatan putarnya inilah yang menentukan
Shear Rate. Oleh karena itu untuk membuat sebuah hasil viskositas
dengan methode pengukuran Rotational harus dipenuhi beberapa hal
sebagai berikut:
a. Jenis Spindle
b. Kecepatan putar Spindle
c. Type Viscometer
d. Suhu sample
e. Shear Rate (bila diketahui)
f. Lama waktu pengukuran (bila jenis sample-nya Time
Dependent). (Sukardjo. 1997)
Viskometer Brookfield merupakan salah satu viscometer yang
menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji
dan mengukur tahanan gerak dari bagian yang berputar. Tersedia
kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan tertentu, dan
umumnya dilengkapi dengan kecepatan rotasi. (FI IV,1038). Prinsip
kerja dari viscometer Brookfield ini adalah semakin kuat putaran
semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
(Moechtar,1990)
b. Viskometer Ostwald
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Didalam percobaan
diukur waktu aliran untuk volume V (antara tanda a dan b) melalui
pipa kapiler yang vertical. Jumlah tekanan (P) dalam hokum Poiseuille
adalah perbedaan tekanan antara permukaan cairan, dan berbanding
lurus dengan r. (Moechtar,1990)
c. Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk
melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya
gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g)
sama dengan gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan (frictional
resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes. (Moechtar,1990)
d. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-
tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat
yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube
sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras
ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal
ini disebut aliran sumbat
(Moechtar,1990)
e. Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap,
tidak dipengaruhi oleh kecepatan geser. Sehingga untuk menentukan
viskositas cairan Newton dapat ditentukan hanya menggunakan satu
titik rate og shear saja. Cairan non Newton ini dibagi ke dalam ke
dalam dua kelompok, yaitu:

1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu,


diantaranya:
a. Aliran plastis
b. Aliran pseudoplastis
c. Aliran dilatan
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi waktu, diantaranya:
a. Aliran thisotropik
b. Aliran rhepeksi
c. Aliran antihitksotropik
Viskositas cairan non Newton bervariasi pada setiap rate of
shear, sehingga untuk mengetahui sifat alirannya harus dilakukan
pengamatan pada berbagi rate of shear. Nilai viskositas dinyatakan
dalam viskositas spesifik, kinematik dan instrinsik. Viskositas spesifik
ditentukan dengan membandingkansecara langsung kecepatan aluran
suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh
dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik
maupun kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran
viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Ubbelohde
yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer
larutan primer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah viskometer
Ubbelohde. (Wiroatmojo, 1988)
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik
dan intrinsik. Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan
secara langsung kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya.
Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas
larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer
kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan polimer, viskometer
kapiler yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Wiroatmojo,
1988).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Beaker glass
2. Viskometer Ostwald
3. Piknometer 10 ml
4. Timbangan analitik
5. Pipet ukur
6. Pipet tetes
7. Filler
8. Stopwatch
Bahan :
1. Aquadest
2. Gliserin 40%

D. CARA KERJA
a. Membuat Larutan Gliserin 40 %

1) Menghitung volume gliserin yang akan diambil

2) Ambil 40 ml gliserin menggunakan gelas ukur

3) Masukkan kedalam beaker glass dan tambahkan sedikiti aquades aduk


dengan menggunakan batang pengaduk ad homogen
4) Pindahkan kedalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquades sampai
tanda batas labu ukur, kocok sebanyak 16 kali ad homogen

5) Larutan gliserin 40 % siap digunakan

b. Mencari Massa Jenis Larutan Gliserin 40 %

1) Timbang dua piknometer kosong

2) Masukkan larutan gliserin dan aquades kedalam masing – masing


piknometer

3) Timbang masing-masing piknometer yang sudah diisi larutan dan


aquades tadi

4) Hitung selisih antara piknometer kosong dengan piknometer yang


sudah diisi larutan untuk mencari massa sampel

5) Hitung massa jenis dari larutan gliserin dan aquades

6) Massa jenis aquades akan dipakai sebagai massa jenis pembanding

c. Mencari Viskositas Larutan Gliserin 40 %

1) Masukkan 5 ml larutan gliserin kedalam viskometer ostwald

2) Ukur waktu aliran yang dibutuhkan larutan gliserin untuk melewati


tanda batas yang ada di viskometer, ulangi sebanyak 3 kali dan hitung
rata-ratanya.

3) Lakukan hal yang sama pada aquades. Rata – rata waktu aliran
aquades akan dipakai sebagai waktu aliran pembanding

4) Hitung viskositas larutan gliserin


E. PERHITUNGAN
a. Massa Sampel dan Volume Piknometer
No Nama Sampel Massa Sampel Volume Piknometer
1 Gliserin 40 % 40 ml 25 ml
2 Aquadest −¿ 25 ml

b. Berat Piknometer Kosong dan Berat Piknometer + Sampel


No Nama Sampel Berat Pikno Kosong Berat Pikno + Larutan
1 Gliserin 40 % 21,6 gram 48,6 gram
2 Aquadest 20,9 gram 46,4 gram

c. Hasil Perhitungan Massa Sampel dan Masa Jenis Sampel

No Nama Sampel Massa Sampel (m ) Massa Jenis ( ρ )


1 Gliserin 40 % 27 gr 1,08 gr/ml
4 Aquades 25,5 gr 1,02 gr/ml

d. Hasil Perhitungan Waktu Aliran Sampel dan Viskositas Sampel

No Nama Sampel Waktu Aliran (t) Viskositas (η)


1 Gliserin 40 % 2,1 detik 1,8 N/m2s
4 Aquades 1,1 detik –

I. PERHITUNGAN

1. Menghitung Volume Sampel


 Gliserin 40 % sebanyak 100 ml
= 40 % × 100
40
= × 100
100
= 40 ml

2. Mencari Massa Sampel [m]


 Massa Gliserin
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 48,6 gr – 21,6 gr
m = 27 gr
 Massa Aquadest
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 46,4 – 20,9 gr
m = 25,5 gr
3. Mencari Massa Jenis [ ρ ]
 Massa Jenis Gliserin
Massa Gliserin
ρ =
Volume Piknometer
27 gr
ρ =
25 ml
ρ = 1,08 gr/ml
 Masa Jenis Aquades
Massa Aquades
ρ =
Volume Piknometer
25 ,5 gr
ρ =
25 ml
ρ = 1,02 gr/ml
4. Mencari Waktu Aliran Sampel [t]
 Waktu Aliran Gliserin
t 1+t 2+t 3
t =
Banyaknya t
2 ,12+2 , 24+2 , 05
t =
3
6 , 41
t =
3
t = 2,1 detik
 Waktu Aliran Aquadest
t 1+t 2+t 3
t =
Banyaknya t
1, 45+1 ,12+0 , 9
t =
3
3 , 47
t =
3
t = 1,1 detik
5. Mencari Viskositas [η]
 Viskositas Gliserin
t×ρ
η = ηo ×
¿ × ρo
2 ,1 ×1 , 08
η = 0,899 ×
1 ,1 ×1 , 02
2,268
η = 0,899 ×
1,122
η = 0,899 × 2,02
η = 1,8 N/m2s

F. PEMBAHASAN
Rheologi adalah aliran cairan dan deformasi dari padatan. Viskositas
adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin
tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya Sedangkan fluiditas adalah
suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkatkan
dengan makin tingginya temperatur.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu
pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan
dalam symbol n.
Reologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan penuangan,
pengeluaran tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat
tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisik
obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh. Sehingga viskositas lebih
terbukti dapat mempengaruhi laju arbsorbsi obat dalam tubuh.
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada dua yaitu
system newton dan non-newton. Tipe aliran mengikuti system newton,
viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada
satu kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup ditentukan pada suatu
kecepatan geser.
Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui viskositas dari
suatu cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan menggunakan alat
viskotmeter. Viskometer yang digunakan adalah Viskometer Ostwald. Prinsip
dari alat ini yaitu dengan mengukur waktu yang diperlu kan oleh cairan untuk
melewati dua titik yang telah ditentukan pada sebuah tabung kapiler vertikal.
Cairan non newton memiliki viskositas yang berbeda pada variasi
kecepatan geser, sehingga untuk mengukur viskositasnya dilakukan dengan
mengukur pada beberapa kecepatan geser. Sediaan farmasi yang baik
umumnya harus memiliki sifat aliran tiksotropik, sebab pada saat bergerak
viskositasnya kecil sehingga adanya homogenitas dari dosis sediaan,
sedangkan pada saat diam viskositas dari sediaan kembali meningkat. Pada
percobaan ini pengukuran aliran dilakukan dengan menggunakan
viskosimeter Ostwald. Pengukuran viskositas dilakukan secara manual, yaitu
dengan menandai waktu alir larutan pada dari tanda batas awal hingga tanda
batas akhir suatu tanda yang telah ditentukan.
Langkah awal yakni dengan memasukkan 5 ml cairan gliserin dengan
konsentrasi 40% ke dalam viskometer ostwald. Kemudian pasang bulb pada
viskometer ostwald, lalu lakukan pengukuran waktu yang dibutuhkan cairan
gliserin. Ulangi langkah dari memasukkan ciran ke dalam viskometer sampai
pengukuran waktu sebanyak 3 kali. Terakhir dengan penghitungan viskositas
cairan tersebut.
Dari hasil percobaan cairan gliserin merupakan cairan Newton, karena
gliserin memiliki viskositas konstan pada suhu dan tekanan konstan, tetapi
gliserin pun dapat masuk pada cairan non-newton dengan tipe aliran
pseudoplastik, ada pemberian harga teganagn geser yang rendah, jadai setelah
diberi pengaruhgaya geser, akan terjadi aliran (asal kurva di titik nol). Pada
kerja gaya geser yanglebih tinggi, aliran mula-mula terhambat (bagian kurva
yang cembung) berubah menjadi perilaku ideal atau nyaris ideal(bagian lurus
dari kurva). Jadi viskositas turun dengan menaiknya beban geseran, dan
system menjadi lebih encer.
Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu karena kurang teliti
dalam mengukur sampel, kurang sterilnya alat yang digunakan.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi daplikasikan dalam
pembuatan krim , suspens, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain.
Selain itu, prinsip rheologi juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi
(dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.

G. KESIMPULAN
1. Gliserin merupakan tipe aliran newton dan non-newton
2. Sifat viskositas sangat penting diketahui dalam farmasi, formulasi
maupun industri. Hal ini dapat ditunjukkan dalam pencampuran dan
aliran bahan obat, pengemasan dalam wadah serta dalam
pengambilannya.
3. Viskositas pun penting dalam analisa produk seperti emulsi, pasta,
suppositoria, serta pemilihan peralatan untuk processing yang
digunakan dalam pembuatannya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir cairan adalah konsentrasi,
suhu,kerapatan, viskositas, dan beban.
5. Berdasarkan sifat alirnya, tipe aliran dibagi menjadi dua yaitu
Newtonian dan non-Newtonian. Non-Newtonian berupa plastis,
pseudoplastis, dan dilatan.
DAFTAR PUSTAKA

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 2008. Farmasi Fisika 2 Edisi


Ketiga . Jakarta : UIPress.
Basri, S.2003. “Kamus Lengkap Kimia”. Jakarta:Rineka Cipta.
Bird, T. 1994. Kimia Fisik untuk Universitas”. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama..
Daintith, J.1994.” Kamus Lengkap Kimia”. Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar
Achmadi, Ph.D. Jakarta : Erlangga..
Atkins., 1997., “Kimia Fisika”., Erlangga., Jakarta.
Kosman, R., 2005 “ Farmasi Fisika”., UMI., Makassar
LAMPIRAN

Gambar 1 : Larutan Gliserin 40 % dan Aquades

Gambar 2 : Penimbangan piknometer kosong


Gambar 3 : Penimbangan piknometer yang berisi larutan gliserin dan aquades

Anda mungkin juga menyukai