TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mentimun
menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang yang berbentuk spiral.
Tanaman mentimun berasal dari bagian utara India, yakni lereng Gunung Himalaya,
Indonesia, mentimun baru dikenal sekitar dua abad sebelum masehi. Di Jawa dan
Mentimun dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi ±
1.000 meter diatas permukaan laut (dpl). Mentimun tumbuh sangat baik di lingkungan
dengan kisaran suhu udara 18-30°C dan kelembaban udara relatif 50-85% (Wijoyo,
2012). Perakaran mentimun yaitu akar tunggang dan memiliki rambu-rambut akar,
tetapi daya tembus relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30―60 cm. Oleh karena itu,
tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. Tanaman
mentimun membutuhkan banyak air, terutama waktu berbunga, tetapi tidak sampai
dimana bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman. Pada dasarnya tanaman
3
4
satu jenis kelaminnya yang berkembang menjadi bunga secara normal. Letak bunga
jantan dan bunga betina terpisah tetapi masih dalam satu tanaman (monoecious). Bunga
mentimun mirip terompet dengan mahkota bunga berwarna putih atau kuning cerah.
Bunga jantan dicirikan tidak mempunyai bagian yang membengkak di bawah mahkota
bunga, jumlahnya lebih banyak dan keluarnya beberapa hari lebih dulu dibandingkan
bunga betina. Sedangkan bunga betina mempunyai bakal buah yang membengkak
terletak di bawah mahkota bunga dan umumnya baru muncul pada ruas ke-6 setelah
Gambar 1. Mentimun
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.
5
2.1.2 Morfologi
tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat yang berbentuk
sulur berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur ketimun adalah batang
yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah misalnya, sulur
akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah itu.
Kira-kira sehari setelah sentuhan pertama sulur mulai bergelung, atau menggulung dari
bagian ujung maupun pangkal sulur. Gelung - gelung terbentuk mengelilingi suatu titik
di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam sulur telah tergulung
pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta berbuku-buku.
Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250 cm, bercabang dan bersulur yang
tumbuh disisi tangkai daun. Daunnya merupakan daun tunggal, letaknya berseling,
bertangkai panjang dan berwarna hijau. Bentuknya bulat lebar, bersegi mirip jantung
dan bagian ujung daunnya meruncing serta tepi daun bergerigi. Panjangnya 7-18 cm,
lebar 7-15 cm, daun ini tumbuh berselang-seling keluar dari buku-buku (ruas) batang
(Wijoyo, 2012).
Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang.
Bentuk dan ukurannya bermacam-macam, tetapi umumnya bulat panjang atau bulat
pendek. Buah mentimun ada yang permukaannya halus dan ada yang permukaan
6
buahnya berbintil-bintil. Warna kulit buah antara hijau keputih- putihan, hijau muda,
Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber
mineral dan vitamin. Buah mentimun dipercaya mengandung zat-zat saponin, protein,
lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C. Mentimun mentah
mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,19 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor,
0,5 mg besi, 0,02 g tianin, 0,05g riboflavin, 14 mg asam (Sumpena, 2001). Kandungan
Tanaman peppermint (Mentha piperita) adalah keluarga mint dari Labiatae dan
merupakan herba tahunan. Pepermint banyak dibiakkan di banyak negara Eropa, Asia
Tengah dan Barat. Tumbuh di daerah lembab pada dataran tinggi dengan tanah yang
gembur yang banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan pH berkisar
menthol dalam minyak atsiri akan naik dan turun sesuai dengan pertumbuhan dan umur
2004). Menurut Seto (2011) dari segi daya tahan tanaman, tanaman peppermint
termasuk kelompok tanaman yang tidak memiliki banyak musuh, tanaman ini tahan
terhadap hama. Tumbuh di daerah lembab pada dataran tinggi dengan tanah yang
gembur yang banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan pH berkisar
berikut :
Filum : Spermatophyta
Classis : Magnoliophyta
Sub Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famila : Lamiaceae
Genus : Mentha
Species : Mentha piperita L
2.2.2 Morfologi
simpodial, batang berbentuk segi empat. Tangkai daun dan permukaan daun tanaman
peppermint diselimuti oleh bulu – bulu yang berwarna kuning kehijauan dengan tekstur
permukaan daun licin. Warna daun hijau, panjang daun berkisar antara 1,3 - 5,5 cm,
bentuk daun lanset (Lanceolate), ujung daun runcing (acute), tepi daun beringgit
Daun mint (Mentha piperita L.) merupakan salah satu tanaman herbal aromatik
penghasil minyak atsiri yang disebut minyak permen (peppermint oil) (Ardisela, 2012).
Daun mint (Mentha piperita L.) banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, rokok,
makanan antara lain untuk pembuatan pasta gigi, minyak angin, balsam, kembang gula
dan lain-lain. Ujung daun yang segar dari seluruh jenis mint juga digunakan dalam
9
minum-minuman, buah, saus apel, es krim, jeli, salad, dan sayur. Sedangkan, dalam
dunia kedokteran, kandungan ekstrak minyak daun mint yang mudah menguap yaitu
menthol digunakan untuk sakit perut, pereda batuk, inhalasi, mouthwashes, pasta gigi,
dsb. Daun mint (Mentha piperita L.) digunakan oleh para herbalis sebagai antiseptik,
Menurut Adi (2007), daun mint mengandung minyak atsiri 1-2 %, mentol 80-
Kandungan yang terdapat dalam daun mint yaitu minyak atsiri 1-2% yang dapat
piperiton dan mentil asetat, dengan mentol sebagai kandungan tertinggi. Dari semua
species yang ada peppermint paling banyak mengadung menthol (90%), yaitu sejenis
fitokimia.
membunuh beberapa jenis bakteri, fungi, dan virus, sehingga kandungannya dapat
dikembangkan sebagai anti-bakteri, anti-fungi, dan antivirus. Selain itu, aroma dari
peppermint dapat digunakan sebagai inhalan untuk sesak napas, bahkan peppermint tea
juga digunakan untuk pengobatan batuk, bronchitis, dan inflamasi pada mukosa oral
dan tenggorokan. Selain itu daun mint juga mengandung flavonoid, phenolic acids,
10
2.3 Sirup
Sirup merupakan bahan minuman dalam kondisi kental karena kadar gulanya
yang tinggi. Dalam penggunaannya, sirup harus ditambahkan air matang sebanya 4 –
5 kali volume sirup (suprapti, 2014). Menurut SNI 3544 (BSN, 2013), sirup merupakan
produk minuman yang dibuat dari campuran air dan gula dengan kadar larutan gula
minimal 65% dengan atau tanpa bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
mempunyai rasa manis dan harum serta warna yang menarik karena mengandung
bahan pemanis, sehingga diharapkan bentuk sediaan sirup dapat disukai dan diminati
oleh semua kalangan masyarakat (Husen,2015). Sirup merupakan larutan yang terdiri
dari air, gula dan formulasi bahan- bahan tambahan pangan. Bahan tambahan pangan
2011). Berdasarkan kategori pangan sirup fruktosa, sirup glukosa, dan sirup maltose
sebagai pemanis. Sedangkan sirup buah, berperisa, squash sebagai minuman (BPOM
RI, 2006). Sirup buah atau minuman squash adalah produk minuman yang aroma dan
cita rasanya ditentukan oleh sari buah yang ditambahkan (BSN, 2013). Standart sirup
Pembuatan sirup secara umum yaitu buah yang matang optimal disortasi,
kemudian buah dicuci dan dikupas, pada saat pengupasan buah hanya diambil daging
buahnya saja, daging buah kemudian dihancurkan, bubur buah yang terbentuk
kemudian disaring. Ekstrak dari buah kemudian ditambahkan gula dan dipanaskan
sampai mengental. Setelah itu produk sirup dimasukkan dalam botol yang telah
2.4.1 Gula
Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat
yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan
sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan
12
sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau tebu. Gula bersifat menyempurnakan pada
rasa asam dan cita-rasa lainnya dan juga memberikan rasa berisi pada minuman karena
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun
pemanis lain, seperti umbi dahlia, anggir, atau jagung, juga menghasilkan semacam
gula/pemanis namun bukan tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula
Gula merupakan salah satu bahan pemanis yang dapat dihasilkan dari berbagai
jenis bahan seperti tebu, bit, jagung, kelapa, dan bahan lainnya. Gula pasir merupakan
jenis yang paling banyak diproduksi di Indonesia yang diperoleh dari hasil ekstraksi
dan pemurnian dari tanaman tebu (Moerdokusumo 1993). Gula termasuk golongan
karbohidrat yang merupakan sumber energi bagi aktivitas manusia, ada dua jenis gula
yaitu monosakarida dan disakarida. Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari
karbohidrat, contohnya glukosa dan fruktosa, sedangkan disakarida tersusun dari dua
atau lebih monosakarida, contohnya sukrosa. Menurut SNI 3140.3:2010 (BSN, 2010),
Gula Kristal Putih (GKP) adalah gula kristal yang dibuat dari tebu atau bit melalui
proses sulfitasi / karbonatasi / fosfatasi atau proses lainnya sehingga langsung dapat
GKP 1 GKP 2
1 Warna
1.1 Warna Kristal CT 4,0 - 7,5 7,6 – 10,0
1.2 Warna larutan (ICUMSA) IU 81 - 200 201 - 300
2 Besar jenis butir mm 0,8 – 1,2 0,8 – 1,2
3 Susut pengeringan (b/b) % Maks. 0,1 Maks 0,1
4 Polarisasi “Z” Min. 99,6 Min. 99,5
5 Abu konduktivitas % Maks. 0,10 Maks. 0,15
6 Bahan tambahan pangan
6.1 Belerang dioksida (SO2) mg/kg Maks. 30 Maks. 30
7 Cemaran logam
7.1 Timbal mg/kg Maks. 2 Maks. 2
7.2 Tembaga mg/kg Maks. 2 Maks. 2
7.3 Arsen mg/kg Maks. 1 Maks. 2
Sumber : SNI 3140.3:2010 (BSN, 2010)
Gula merupakan salah satu pemanis yang umum dikonsumsi masyarakat. Gula
makanan, selain sebagai pemanis, gula juga digunakan sebagai stabilizer dan pengawet
(Darwin, 2013). Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
(Dewi, 2012).
14
2.4.2 Air
Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan terdiri
dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air mempunyai sifat yang
hampir bisa digunakan untuk apasaja, maka air merupakan zat yang paling penting bagi
semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan, dan manusia) sampai saat ini selain
matahari yang merupakan sumber energi. Air dapat berupa air tawar dan air asin (air
laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses,
perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di
udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah
416/MENKES/PER/IX/1990 dijelaskan bahwa air adalah air minum, air bersih, air
kolam dan air pemandian umum. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan air bersih adalah air yang
dan dapat diminum apabila telah dimasak (Suhartini, 2008). Menurut Ichsan (1979)
dalam Suhartini (2008), pada dasarnya air dikatakan bersih apabila telah memenuhi 3
a. Syarat fisik, artinya air tersebut harus tidak berwarna (jernih), tidak berbau, tidak
dalam 90% dari jumlah contoh air yang dikumpulkan tidak terdapat bakteri
golongan coli.
c. Syarat-syarat kimia, air tidak mengandung racun atau zat-zat mineral dalam
jumlah terlalu banyak dan tidak boleh mengandung zat kimia yang dipergunakan
adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan
merupakan komposisi khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi,
dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan,
bahan pangan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua
dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat
2. Bahan tambahan pangan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang
tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja,
baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama produksi,
aromatik polisiklis.
bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Sedangkan tubuh atau talus
suatu kapang pada dasarnya terdiri dari dua bagian miselium dan spora. Miselium
merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Pertumbuhan fungi mula
- mula berwarna putih, tetapi bila telah memproduksi spora akan membentuk berbagai
warna tergantung dari jenis kapang. Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu
mampu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan
kapang adalah 25 sampai 30ºC, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35 sampai
Beberapa kapang bersifat psikotrofik, yakni dapat tumbuh baik pada suhu lemari
es, dan beberapa bahkan masih dapat tumbuh lambat pada suhu dibawah suhu
17
pembekuan, misalnya -5 sampai -10ºC. selain itu, beberapa kapang bersifat termofilik,
yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi. Semua kapang bersifat aerobik, yakni
baik pada pH luas, yakni 2,0 sampai 8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila
Khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen. Sebagai sel
tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang yang
pertunasan. Khamir juga lebih efektif dalam memecah komponen kimia dibanding
kapang, karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih
Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 12-50
mm, dan lebar 1-10 mm. bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder,
ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung
dan sebagainya. Dinding selnya sangat tipis untuk sel-sel yang masih muda, dan
semakin lama semakin tebal jika sel semakin tua. Komponen dinding selnya berupa
glukan (selulosa khamir), mannan, protein, kitin dan lipid (Waluyo, 2005).