Anda di halaman 1dari 8

PREFORMULASI OBAT TRADISIONAL

“Daun Kapuk (Ceiba pentandra (L.) Gaertn”

Dosen Pengampu:
Halimahtussa’diyah, S.Farm., M.Kes., Apt

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Sabina Humaira (PO71390200046)
Haura Thanaska (PO71390200050)
Ellyza Sazqa Sazmita (PO71390200068)
Dinti Putri Zahra (PO71390200086)
Tingkat : 3B

PRODI DIII FARMASI JURUSAN FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
2022/2023
TANAMAN DAUN KAPUK
I. DESKRIPSI DAUN KAPUK
Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) adalah pohon tropis yang tergolong
ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili
terpisah Bombacaceae). Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan bagian utara, Amerika
Tengah dan Karibia. Untuk varitas C. pentandra var. guineensis berasal dari sebelah
barat Afrika.
Kapuk randu memiliki ketinggian mencapai 8-30 m dan memiliki batang pohon utama yang
cukup besar hingga mencapai diameter 3 m, pada batangnya juga terdapat duri-duri tempel
besar yang berbentuk kerucut. Tumbuhan ini tahan terhadap kekurangan air sehingga dapat
tumbuh di kawasan pinggir pantai serta lahan-lahan dengan ketinggian 100-800 m di atas
permukaan laut, dengan curah hujan tahunan 1.000-2.500 mm dan suhu dari 20- 27°C
(Setiadi dalam Widhianti, 2011). Selain itu kapuk randu dapat tumbuh di atas berbagai
macam tanah, dari tanah berpasir sampai tanah liat berdrainase baik, tanah aluvial, sedikit
asam sampai netral. Pohon randu dapat juga hidup pada daerah kering dan suhu di bawah nol
dalam jangka pendek serta peka terhadap kebakaran (Pratiwi,2014).

Kapuk randu memiliki daun majemuk menjari, bergantian dan berkerumun di ujung dahan.
Panjang tangkai daun 5 -25 cm, merah di bagian pangkal, langsing, dan tidak berbulu.
Memiliki 5 – 9 anak daun, lebar 1,5 – 5 cm, lonjong sampai lonjong sungsang, ujung
meruncing, dasar segitiga sungsang terpisah satu sama lain, hijau tua di bagian atas dan hijau
muda di bagian bawah.
Bunga menggantung majemuk, bergerombol pada ranting, hermaprodit, keputih-putihan dan
besar. Kelopak bunga berbentuk lonceng, panjang 1 cm dengan 5 – 10 tonjolan pendek,
mahkota bunga 3 – 3,5 cm dengan 5 tonjolan. Bunga berwarna putih sampai merah muda,
putik dengan bakal buah menunpang, dekat ujung panjang dan melengkung, kepala putik
membesar
II. KLASIFIKASI TANAMAN DAUN KAPUK
 Kingdom : Plantae
 Sub Kingdom : Viridiplantae
 Infra Kingdom : Streptophyta
 Super Divisi : Embryophyta
 Divisi : Tracheophyta
 Sub Divisi : Spermatophytina
 Kelas  : Magnoliopsida
 Super Ordo : Rosanae
 Ordo : Malvales
 Famili  : Malvaceae
 Genus  : Ceiba Mill.
 Spesies : Ceiba pentandra (L.) Gaertn
III. MORFOLOGI TANAMAN DAUN KAPUK
1. Morfologi Batang
Batang tanaman kapuk randu tergolong batang tinggi. Bahkan untuk sebagian besar spesies-
nya ada yang mencapai ukuran 30 meter. Ini jika tanaman sudah berusia puluhan tahun.

Beberapa meter dari permukaan tanah terdapat pokok batang yang cukup besar. Diameternya
bisa dua pelukan bahkan tiga pelukan orang dewasa. Yang unik di bagian pangkal pokok
batang terdapat tonjolan yang berukuran kecil.

Batang tanaman kapuk randu dilindungi oleh kulit yang berwarna putih kelabu. Pada spesies
tertentu kulit-kulit tersebut ditutupi oleh duri-duri yang bulat. Diameternya cukup besar tetapi
tidak terlalu mencuat alias pendek.

Batang tanaman kapuk randu memiliki cabang-cabang yang tumbuh secara horizontal.
Letaknya beberapa meter dari pokok batang dengan diameter lebih dari lengan orang dewasa.

2. Morfologi Daun
Daun tanaman kapuk randu bersifat tunggal. Jumlah perhelainya ada yang 14 tetapi juga ada
yang 15 daun. Sekalipun berbeda dari jumlah daun-daun ini memiliki diameter yang hampir
sama yaitu 15 cm.

Pada waktu-waktu tertentu daun tanaman kapuk randu akan gugur dengan sendirinya.
Uniknya ini akan berjalan secara periodik maksudnya waktu gugur daun selalu sama dalam
setiap tahunnya.

3. Morfologi Bunga
Bunga tanaman kapuk randu berwarna putih. Jika dilihat sepintas seperti bunga rose hanya
ukurannya saja yang jauh lebih kecil. Umumnya bunga ini muncul di pucuk pohon yang
cukup tinggi.
Bunga tanaman kapuk randu terbiasa hidup bergerombol. Sekalipun demikian ini tidak
tergolong bunga majemuk tetapi hanya bunga tunggal. Sedangkan untuk diameter bunga
mencapai 20 cm.

4. Morfologi Buah
Buah tanaman kapuk randu cukup unik karena bentuknya seperti kapsul. Sedangkan untuk
diameter panjangnya mencapai 10 cm dengan ukuran lebar adalah 30 cm. Ukuran buah yang
cukup besar.

Buah tanaman ini memiliki dua warna yang mengiringi pertumbuhannya. Jika masih muda
warna buahnya hijau. Sedangkan jika sudah tua warnanya berubah menjadi cokelat. Kalau
untuk ujung yang runcing sudah muncul sejak buah mulai terlihat.

Ciri-ciri buah tanaman kapuk berikutnya ialah jika dibelah terdapat biji-biji kecil berwarna
hitam. Letaknya berkerumun yang ditutupi oleh kapuk tebal berwarna putih serupa kapas.

5. Morfologi Biji

Ciri-ciri biji pada tanaman randu ialah berwarna hitam terkadang juga warna kelabu atau
kuning muda. Setiap biji akan terbungkus oleh serat-serat kapuk jadi agak tak terlihat. Sebab
letaknya berkerumun dan ditutupi oleh kapuk tebal.

Bagian biji inilah yang sering dimanfaatkan untuk pembuatan bantal dan guling. Ketika
sudah masak buah randu akan pecah secara alami dan biji sekaligus serat kapuk akan
berjatuhan dari pohon.

IV. KANDUNGAN DAUN KAPUK


Di dalam daun juga terkandung gula pereduksi, saponin, poliuronoid, polifenol, tanin,
plobatanin (Asare dan Oseni, 2012), damar, hidrat arang (Hardiati, 1986), dan flavonoid
(Marchaban dkk., 1997). Daun mudanya mengandung fenol, alkaloid, flavonoid, tanin,
saponin, phytate, oxalate, trypsin inhibitor, dan hemagglutinin (Friday dkk., 2011). Ekstrak
metanol daun randu memiliki aktivitas angiogenesis yang tinggi (Nguyen-Hai Nam., 2001),
sedangkan ekstrak etanol pada daun mengandung zat bioaktif seperti gula pereduksi, saponin,
poliuronoid, polifenol, tanin, dan plobatanin (Asare dan Oseni, 2012). Efek hypoglycaemic
dan hypolipidaemic yang dimiliki oleh daun randu dapat menjadi acuan bahwa daun tanaman
Ceiba pentandra berperan penting untuk pengobatan penyakit diabetes dan komplikasinya
seperti penyakit jantung koroner (Aloke dkk., 2011).
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang tersebar pada tanaman. Alkaloid
merupakan senyawa organik yang bersifat basa karena mengandung satu atau lebih atom
nitrogen. Masing-masing atom nitrogen tersebut berikatan dengan beberapa atom karbon
dalam suatu sistem cincin heterosiklik. Kebanyakan alkaloid diturunkan dari asam amino,
sedangkan sebagian kecil diantaranya diturunkan dari unit isoprena (Pengelly, 2004).
2. Flavonoid
Menurut Pengelly (2004), flavonoid berasal dari Bahasa Latin flavus yang berarti kuning
karena senyawa tersebut seringkali terdapat sebagai pigmen berwarna kuning. Flavonoid
merupakan polifenol berkarbon 15 (Gambar 4) yang tersusun atas 2 cincin benzena yang
saling terikat oleh rantai berkarbon 3 (C6-C3-C6). Jenis utama flavonoid yang terdapat dalam
tumbuhan yaitu dihidrokalkon, kalkon, flavan, katekin, leukoantosianidin, flavanon,
flavanonol, flavon, flavonol, garam flavinium, antosianidin, dan auron (Middleton dan
Chitan, 1994). Aglikon flavonoid bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa, karena
mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, flavonoid merupakan senyawa polar
dan umumnya cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, methanol, butanol, aseton,
dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air (Markham, 1988).
3. Terpenoid
Terpenoid tersusun atas unit isoprena (C5H8), senyawa berkarbon lima yang mengandung
dua ikatan tak jenuh dan berdasarkan jumlah unit isoprenanya, terpenoid dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu terpen, monoterpenoid, sesquiterpenoid, diterpenoid, triterpenoid,
tetraterpenoid, dan politerpenoid (Pengelly, 2004)
4. Saponin
Saponin termasuk dalam golongan glikosida yang banyak ditemukan di tubuh tanaman yang
dicirikan dengan kemampuannya membentuk larutan koloid dalam air berupa busa. Glikosida
golongan ini memiliki aglikon lipofilik di salah satu ujung molekul dan gula hidrofilik di
ujung yang lain mengakibatkan saponin memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan
muka, menghasilkan karakteristik seperti efek sabun atau detergen pada membran dan kulit
(Pengelly, 2004). Saponin merupakan senyawa dengan rasa yang pahit dan mampu
membentuk larutan koloidal dalam air serta menghasilkan busa jika dikocok dalam air (Tyler,
1976).
5. Fenol.
Fenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki
mempunyai cincin aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. Senyawa
fenol sering terdapat bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar. Beberapa
golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti phenil propanoid, kuinin phenolik,
lignin, melanin, dan tanin merupakan merupakan golongan senyawa fenol (Nuari et al. 2017).
Berdasarkan penelitian Maulana et al. (2012) fenol mempunyai aktivitas keratolitik yaitu
mencegah pengerasan kulit kepala dan merangsang pelepasan stratum corneum sehingga
akan merangsang pertumbuhan rambut.
V. KEGUNAAN DAN MANFAAT DAUN KAPUK
Daun kapuk dapat digunakan untuk mengobati batuk dan diare. Sari daun yang masih muda
dipergunakan untuk membantu pertumbuhan rambut. Selain untuk kosmetika, daunnya
digunakan untuk obat disentri, kompres mata jika lelah atau panas, obat asma, obat pelarut
lendir dan peradangan rektum Daun mudanya dapat dicampur dengan minyak kelapa sawit
untuk mengobati gangguan hati. Pada bidang veteriner, ramuan daunnya digunakan untuk
mengobati trypanosomiasis.
Tanaman kapuk ini dimanfaatkan sebagai kebutuhan industri. Mulai dari bagian kayu hingga
biji dan buahnya. Untuk batang randu sendiri sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Sedangkan biji randu biasanya dijadikan sebagai bahan utama pembuatan kain.Tanaman
randu sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Sebab pohonnya bisa ditemukan
dimana saja tanpa harus mengeksplor hutan. Selain karena dibudidayakan, Indonesia
memiliki iklim yang sesuai dengan habitat randu.Itulah mengapa randu tumbuh subur dan
dimanfaatkan sebagai bahan komoditas industri. Bahkan harganya cukup mahal apabila dijual
di pasaran.
VI. PERSEBARAN DAN HABITAT DAUN KAPUK
Tanaman randu sebenarnya berasal dari wilayah utara Amerika Selatan. Meskipun begitu
persebarannya sudah merata ke berbagai benua termasuk Afrika dan Asia. Paling tumbuh
subur di negara Indonesia bahkan menjadi salah satu komoditas industri.
Habitat alami tanaman ini ialah di wilayah tropis seperti Amerika dan Indonesia. Media tanah
yang cocok untuk pertumbuhannya ialah berkontur datar dengan drainase baik. Sebab di
masa awal pertumbuhan membutuhkan air yang sangat banyak terutama air hujan.
Tanaman randu akan tumbuh dengan baik pada daratan dengan ketinggian sekitar 3500 mdpl.
Selain itu mampu berkembang cepat apabila daerah tumbuhnya punya kelembaban yang
cukup tinggi. Apalagi bila sering terkena angin maka pertumbuhanya jauh lebih tinggi.

VII. DAFTAR PUSTAKA


No Pengara Judul Tujuan Variabel Metode Hasil Kesimpulan Ket
ng
1. Nana Uji Untuk Variabel Penelitian Hasil rata- Bahwa
Amalia evektivitas mengetahui bebas atau ini rata diameter ekstrak daun
Antibakteri efektivitas independen menggunak zona hambat randu dengan
Ekstrak antibakteri dalam an desain pada konsentrasi
Daun ekstrak penelitian penelitian konsentrasi 100%
Randu daun randu ini adalah uji 50%, 75%, memiliki
(Ceiba (Ceiba ekstrak eksperiment dan 100% efektifitas
Pentandra pentandra daun al secara in adalah 0, antibakteri
(L) Gaertn) (L) Gaetn) randu vitro 12,4 mm, dan tertinggi
terhadap terhadap (Ceiba dengan 13,2 mm,
pertumbuha pertumbuha pentandra menggunak sedangkan
n bakteri n (L) Gaertn) an teknik kontrol
Salmonella Salmonella dengan posttest positif
typhi secara typhi secara konsentrasi only control kloramfeniko
in vitro in vitro 50%, 75%, group l sebesar 26,2
100%. design mm dan
Sedangkan kontrol
variabel negatif
terikat atau DMSO
dependen adalah 0 mm
dalam
penelitian
ini adalah
diameter
zona
hambat
pertumbuha
n bakteri
Salmonella
typhi.
2. Mukasifa Uji aktivitas Untuk a. Variabel Penelitian Hasil Ekstrak
h antibakteri mengetahui bebas: ini pengujian methanol
daun randu aktivitas Konsentrasi merupakan menunjukkan daun randu
(Ceiba antibakteri ekstrak penelitian bahwa (Ceiba
Pentadra ekstrak Daun randu kuantitatif, ekstrak pentandra L)
(L.) methanol 1%, 2%, jenis metanol daun dapat
Gaertn.) daun randu 4%, dan penelitian randu {Ceiba menghambat
terhadap (Ceiba 6% dan ini bersifat pentandra L) pertumbuhan
bakteri pentadra L) b.Variabel eksperiment memiliki bakteri
penyebab terhadap terikat: al dengan aktivitas Escherichia
diare bakteri uji Diameter menguji antibakteri coli dan
dengan zona daya terhadap shigella
menggunak hambat hambat bakteri dysentri
an metode yang konsentrasi penyebab
difusi agar terbentuk ekstrak diare yaitu
dengan daun randu Leherchia
ditandai terhadap coli, dan
zona bening bakteri Shigella
pada Esherchia dysenteriae.
medium coli, Vibrio
dengan sp, dan
penambaha Shigella
n berbagai dysenteriae
konsentrasi yang
ekstrak ditandai
daun randu. dengan
daerah
berbentuk
lingkarang
bening pada
medium.
ta Silanjaya Formulasi Untuk a.Variabel Metode Berdasarka Ekstrak daun
ntih putri Dan uji mengetahui bebas pada yang penelitian kapuk randu
stabilitas ekstrak penelitian digunakan pada sediaan dapat
fisik bedak etanol daun ini adalah adalah bedak tabor diformulasika
tabor kapuk randu konsentrasi metode yag n menjadi
ekstrak (ceiba zat maserasi berpengaruh sediaan
etanol daun pentandra tambahan dalam terhadap uji bedak tabur
kapuk randu (L.) Gaertn) titanium penelitian stabilitas fisik dan hasil uji
(Ceiba dapat di oksidase ini yaitu uji stabilitas fisik
Pentadra formulasika dan zink menggunka organoleptis, bedak tabor
(L.) n menjadi oxydum n analisis uji ekstrak etanol
Gaertn.) sediaan b. Variabel data homogenitas, daun kapuk
bedak terikat pada kuantitatif uji pH, uji randu
pnelitian ini dan iritasi, uji formulasi I,II,
adalah uji kualitatif derajat dan III
stabilitas kehalusan memiliki uji
fisik dan uji stabilitas
sediaan kesukaan dan yang baik
bedak tabor formulasi
dari ekstrak stabilitas
etanol daun yang baik
kapuk randu pada
(Ceibe formulasi I,II
pentandra dan III
(L.) karena
Gaertn.) sediaan
bedak tabor
stabil dalam
pemyimpana
n tiga suhu
dan tidak
mengalami
perubahan
4. Putty Studi Untuk Metode Hasil 1. Ekstrak
zinda katalitik membuat yang eksperimen bisa dibuat
febrilla ekstrak ekstrak dilakukan membuktikan dengan 50
daun kapuk daun kauk adalah bahwa gram daun
randu randu (ceiba eksperimen ekstrak daun kapuk randu
(Ceiba pentandra) dan uji kapuk randu dan 200 ml
pentandra) untuk aktivitas dapat air
untuk mengobati katalitik mengobati menghasilaka
mengobati panas dalam secara panas dalam. n ekstrak
panas dalam langsung. Kondisi sebanyak 175
optimum ml.
ekstrak 2. Ekstrak
tercapai pada dapat
hari ke lima, menyembuhk
dengan an panas
jumlah dalam
ekstrak yang
diminum
sebanyak 400
ml.

Anda mungkin juga menyukai