Anda di halaman 1dari 9

1.

KENARI

Deskripsi morfologi:

Pohon kenari mempunyai struktur batang tegak dan mampu tumbuh mencapai
ketinggian 45 meter. Tinggi banri sekitar 3 meter dengan lebar 1,5 meter. Warna
batangnya bervariasi mulai dari putih, kelabu, sampai cokelat gelap.

Sistem perakaran tanaman kenari adalah akar tunggang. Akar primer dan lateral
tumbuh secara cepat pada awal pertumbuhan, sehingga membentuk satu atau lebih
akar-akar utama.

Getah yang dihasilkan pohon kenari hanya ada ketika daunnya sudah tumbuh. Hal
ini disebabkan ketika musim kemarau tumbuhan kenari berada pada tahap dorman,
yaitu tidak memiliki daun ataupun getah. Oleh karena itu, getah kenari baru
dihasilkan ketika musim hujan.

Sistem pertulangan daun kenari menyirip dan merupakan jenis daun tunggal
majemuk. Daunnya tumbuh secara berpasangan sekitar 4 sampai 5 pasang pada
setiap tangkai. Bentuk daunnya agak memanjang dan tekstur permukaan daun
kenari licin serta mengkilap.

Bunga kenari merupakan kelompok bunga berkelamin tunggal. Bentuk bunganya


malai dengan jumlah kelopak dan mahkota bunga berbilang 5. Pertumbuhan bunga
pada pohon kenari hampir sama dengan pohon rambutan, yakni bunganya keluar di
ujung-ujung tangkai.

Selain bunga, pohon kenari juga menghasilkan buah dan biji. Buahnya memiliki
ruang berjumlah 2 sampai 3 ruang pada satu buah. Setiap ruang berfungsi sebagai
tempat tumbuhnya biji dengan jenis apotrop atau epitrop. Jumlah biji pada setiap
ruang sekitar 1 sampai 2 biji.

Taksonomi:

Kindgom Plantae

Subkingdom Tracheobionta

Superdivisi Spermatophyta

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Subkelas Rosidae
Ordo Sapindales

Famili Burseraceae

Genus Canarium

Canarium ovatum, Canarium indicum L,


Spesies Canarium vulgare Leenh, Canarium
amboinense Hoch, Canarium zeylanicum

Kandungan kimia:

Kandungan kimia biji kenari segar yaitu kadar air 35,4 g, protein 8,2 g,

lemak 45,9 g, gula 0,2 g, pati 0,3 g, dan abu 2,6 g. Sedangkan

komposisi biji kenari (Canarium commune L) kering menurut

Rawung dkk. (2002) kandungan tertinggi adalah lemak

(65,15%), protein (13,06%), karbohidrat (16,59%), dan kadar

air (5,20%).

Manfaat:

Berfungsi untuk menjaga kawasan hutan dari longsor, dapat menghasilkan minyak resin,
untuk pembuatan perahu dan dayung karena memiliki batang yang berkualitas baik.

2. SEMPUR

Deskripsi morfologi:

Sempu merupakan tanaman berhabitus pohon dengan penampilan sistem percabangan dan
tajuk mirip pohon jati. Tinggi pohon dapat mencapai 40-50m. Diameter dapat mencapai
ukuran 125-200 cm. Sering dengan banir sempit. Kulit batang halus, sedikit retak-retak,
mengelupas dalam kepingan atau seperti kertas mirip dengan kulit batang pohon
jati. Warna  batang cokelat kemerahan atau kadang-kadang cokelat keabuan. Kulit bagian
dalam tebal, mendesis bila dipotong dan mengeluarkan getah seperti air, merah agak
jambon atau kecokelatan.
Daun bertipe daun tunggal, duduk dalam spiral di ranting. Bentuk daun lonjong berukuran
besar sebesar daun jati. Jika dilihat sekilas daun terlihat seperti daun pisang. Tulang daun
menyirip, menonjol. Warna daun hijau mengkilat dengan permukaan yang halus. Tangkai
daun bersayap.

Bunga dalam malai tumbuh di batang dan cabang. Warna bunga putih berukuran besar dan
mencolok.Berbilangan (4-)5(-6); kelopak saling terpisah, berdaging, menetap hingga
menjadi buah. Mahkota terpisah namun adakalanya gugur dalam keseluruhan, putih atau
kuning, kadang-kadang tak ada; benang sari banyak. 

Buah berbentuk bulat kecil berukuran diameter kurang lebih 1 cm. Terdiri atas


banyak bumbung. Terlindung oleh daun-daun kelopak yang membesar (pseudocarp). Tetap
menutup atau membuka dalam bentuk bintang. Dalam setiap buah terdapat 6-7 biji
berukuran kecil, berbentuk bulat, berwarna hitam.  

Taksonomi:

Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnolipssida

Famili Dileniaceae

Genus Dilenia

Spesies Dillenia Indica

Kandungan kimia:

Kalori 59 kcal, protein 8%, lemak 2-2,5%, serat 2,1-2,5%, kalsium 16mg, fosfor 26mg,

vitamin C 4mg.

Manfaat:

Sumber antioksidan, mencegah infeksi, baik untuk asupan tulang dan gigi, mengobati diare.
3. WHITE SIRIS

Deskripsi morfologi:

Pohon yang berukuran sedang, tingginya hingga 30 m dan gemang


batangnya 35(–60) cm. Batang bebas cabang hingga 9 m, lurus atau
membengkok. Pepagan halus, di luarnya abu-abu hijau pucat, coklat
kekuningan, hingga kecoklatan, dengan gigir-gigir melintang, kadang-
kadang mengelupas dalam kepingan tipis; bagian dalamnya jingga, lalu
hijau, dan kuning jerami atau merah jambu di bagian terdalam. Ranting-
ranting bulat dan gundul. Tajuknya renggang.

Taksonomi:

Superdomain Biota

Superkerajaa Eukaryota
n

Kerajaan Plantae

Subkerajaan Viridiplantae

Infrakerajaan Streptophyta

Superdivisi Embryophyta

Klad Tracheophyta

Subdivisi Spermatophytes

Klad Angiosperms

Klad mesangiosperms

Klad eudicots

Klad core eudicots

Klad Superrosidae
Klad rosids

Klad fabids

Ordo Fabales

Famili Fabaceae

Subfamili Mimosoideae

Tribus Ingeae

Genus Albizia

Spesies Albizia procera 


Benth., 1844

Kandungan kimia:

Kulit batang dan daun albizzia procera mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol.

Manfaat:

Kulit batang Albizzia procera berkhasiat sebagai obat sakit perut dan


untuk menyamak kulit, daunnya yang masih muda enak dimakan sebagai
lalab.

4. POHON SURGA

Deskripsi morfologi:

memiliki karakteristik cabang yang melengkung, biasanya hanya sepanjang 6–10 m, namun dapat
tumbuh hingga 30 m. Kulit pohon halus dengan garis-garis pucat. Panjang daun sampai sekitar
90 cm, berbentuk menyirip tipis. Daunnya majemuk yang mengandung 13-40 lebih selebaran dengan
panjang 3-5 inci dan lebar satu sampai dua inci, masing-masing dengan "gigi" atau tonjolan kelenjar
khas yang terletak di dasar setiap selebaran. Bunga berkelamin tunggal, kecil dan kuning, dalam
malai besar. Bunga jantan memiliki bau yang tidak menyenangkan. Benih pohon terkandung dalam
satu sel, lonjong, tipis, terkandung dalam satu samara berbentuk spiral, berwarna cokelat
kemerahan, dan tidak memiliki endosperma.

Taksonomi:
Superdomain Biota

Superkerajaa Eukaryota
n

Kerajaan Plantae

Subkerajaan Viridiplantae

Infrakerajaan Streptophyta

Superdivisi Embryophyta

Klad Tracheophyta

Subdivisi Spermatophytes

Klad Angiosperms

Klad mesangiosperms

Klad eudicots

Klad core eudicots

Klad Superrosidae

Klad rosids

Klad malvids

Ordo Sapindales

Famili Simaroubaceae

Genus Ailanthus

Spesies Ailanthus
altissima 
Swingle

Kandungan kimia:
Tumbuhann ini kaya akan alkaloid, terpenoid, sterol, flavonoid, dan senyawa lainnya. Senyawa ini saat ini
banyak dipelajari karena bertanggung jawab atas beberapa aktivitas farmakologis [ 12 ] . Kulit batang A.
altissima selalu digunakan dalam pengobatan tradisional dan saat ini dikenal sangat kaya akan beberapa
senyawa. Ini mengandung oleoresin, resin, ceryl alkohol, ailanthin, isoquercetin, tanin, ceryl palmitate, dan
saponin [ 7 ]  . Dua ratus dua puluh satu senyawa telah diisolasi dan diidentifikasi dari kulit kayu kering,
seperti alkaloid, quassinoid, fenilpropanoid, triterpenoid, dan minyak atsiri.

Manfaat:

1. Pohonnya dapat menjadi peneduh, melindungi wilayah dari erosi, terutama di kota-kota
yang tanahnya buruk dan berpolusi. Pohon ini juga telah digunakan pada lahan
reklamasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
2. Kayunya ringan dan lunak, mudah diproses dan diwarnai. Kayunya cocok untuk konstruksi,
pengemasan, furnitur, bubur kertas, industri serat, dan kayu korek api.
3. Daunnya dapat digunakan untuk pakan ulat sutera.
4. Akarnya dapat digunakan untuk pengobatan asma dan epilepsi.
5. Bijinya dapat digunakan untuk sumber minyak lemak dan protein.

5. LUVUNGA

Deskripsi morfologi:

Daun muda berwarna hijau agak kekuningan dan daun tua hijau.
Daunnya memiliki aroma yang enak. Batang tanaman berkayu,
memiliki cabang yang rapat. Dahan–dahannya kecil dan bersudut
tajam. Arah tumbuh batang tegak lurus keatas dan percabangannya
monopodial.

Taksonomi:

Kingdom : Plantae;

Divisio : Magnoliophyta;

Kelas : Magnoliopsida; 

Ordo : Sapindales; 
Famili : Rutaceae;

Genus : Lavanga; 

Spesies : Lavanga sarmentosa.

Kandungan kimia:

flavonoid, steroid dan tannin.

Manfaat:

untuk menyembuhkan sakit pinggang dan sakit ginjal. Tanaman ini juga
memiliki khasiat sebagai antioksidan, anti bakteri dan anti biotik.
Penggunaan ekstrak etanol batang seluang belum pada konsentrasi
0,5 persen mampu menghambat aktivitas bakteri Staphyllococcus
aeoreus.

6. KAYU RADEN

Deskripsi morfologi:

Kayu raden termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m


dengan diameter sampai 120 cm. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian 400 m.
Kayu raden umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut
dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam
hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa Kayu Ulin juga
tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat
kayunya sangat berat dan keras agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi
jalur jalan melingkar dari kayu ulin Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang
berlobang

Taksonomi:

Kerajaan: Plantae
(tanpa Angiospermae
takson):

(tanpa Magnoliids
takson):

Ordo: Laurales

Famili: Lauraceae

Genus: Eusideroxylon

Spesies: E. zwageri

Kandungan kimia:

Alkaloid, flavonoid, triterpenpid, tanin, dan saponin.

Manfaat:

digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pondasi bangunan di dalam air dan
lahan basah, atap rumah (sirap), kusen dan pintu. Kayu ulin terutama dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan
perkapalan.[

Anda mungkin juga menyukai