Anda di halaman 1dari 66

Kelompok 6

Dengan Anggota :
Hafidh Beta Arif Putra 260110180102
Salma Hasni Amalia 260110180139
Izza Putri Arya Dilah 260110180146
Mutiara Syuhada 260110180155
Pungki Afifah 260110180157
TANAMAN
(Gymnospermae, Cryptogamae, Angiospermae )
GYMNOSPERMAE
TEH MORMON

1. Nama Tanaman : Ephedra Viridis


2. Sistematika Tumbuhan
Kindom : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Orde : Ephedrales
Family : Ephedraceae
Genus : Ephedra
Spesies : E. viridis (Stevenson, 1993)
3. Bagian Tumbuhan
4. Deskripsi Tumbuhan
- Semak Dioecious
- Tubuhnya kurus dan tingginya jarang melebihi 60 cm hingga 150 cm.
- Biji tumbuhan ini berbentuk perahu yang rata dengan masig-masing menghadap anggota pasangan
yang lain dan berwarna hijau yang gelap.
- Daunnya seperti sisik dengan panjang 2-3 mm, pangkal dan bagian tengahnya berwarna coklat tua,
sisanya berwarna hijau muda.
- Tumbuh subur pada tanah kering dan berbatu. Lebih baik tumbuh dibawah sinar matahari penuh.
- Tidak menghasilkan bunga, tetapi menghasilkan spora.
- Pada musim semi, tanaman jantan menjadi kumpulan kantung serbuk sari yang berwarna kuning dan
ovula hijau pada tanaman betina menjadi biji coklat.
- Kerucut serbuk sarinya berbentuk bulat dengan diameter 3-4 mm. Kantung serbuk sari relatif besar
dengan panjang 0,5 mm dan lebar 0,5-0,6 mm dan praktis tidak memiliki tangkai.
- Kerucut ovulasi memiliki tangkai dengan panjang 2-10 mm, berbentuk bulat telur, dan panjang 5-7
mm. Berwarna hijau dibagian tengah dan berwarna lebih terang dan tipis ke arah pinggiran.
5. Kandungan Kimia

• Tumbuhan ini memiliki mikrosporofil, yakni daun yang


mengandung mikrosporangium yang menghasilkan gamet
jantan yang serupa dengan benang sari tanaman berbunga.
• Fotosintesis terjadi di batang karena daun yang terlalu kecil.
6. Suku Pencirian:
Suku Ephedraceae
Perdu dengan cabang banyak, batang berfotosintesis, daun
tereduksi berbentuk sisik, berhadapan.
- Tumbuhan biasanya berumah dua.
- Strobilus jantan biasanya aksiler, majemuk, berhadapan atau
dalam lingkaran 3-4 pada nodus.
- Strobilus betina memanjang berhadapan atau dalam lingkaran
terdiri dari 3-4 strobili pada nodus, dengan beberapa pasang
bractea. Ovul tunggal, terminal, dengan 2 integumen yang
mengeras, sering berwarna merah, embrio dengan 2 kotiledon.
(Silalahi, 2015)
7. Kegunaan dalam Bidang Farmasi
Banyak ditemukan senyawa aktif alkaloid, yakni efedrin dan
pseudoefedrin dan secara empirik digunakan sebagai:
-Minuman dan obat-obatan
-Penduduk asli amerika biji tanaman ini dibuat kopi dan tepung.
-Ranting tanaman ini dicampur dengan kulit kayu bagian dalam
Purshia tridentata dijadikan teh untuk mengobati gonore.
-Teh untuk pengobatan sifilis, gangguan kantung kemih dan
ginjal, gangguan menstruasi, dan sakit punggung
(USDANCRS, 2019)
RATU SAGU
1. Nama Latin : Cycas Circinalis
2. Sistematika Tumbuhan
Kindom : Plantae
Divisi : Cycadophyta
Kelas : Cycadopsida
Orde : Cycadales
Family : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : C. Circinalis
( USDANCRS, 2019)
3. Bagian Tumbuhan
4. Deskripsi Tumbuhan
- Termasuk tanaman dioecious
- Tumbuhan biji kuno dengan mahkota daun majemuk besar dan batang kekar.
- Tanaman betina menghasilkan biji dan jantan menghasilkan kerucut dengan serbuk sari
didalamnya.
- Daunnya berwarna hijau cerah.
- Tanaman ini tidak bercabang.
- Tanaman jantan mengembangkan kerucut setinggi sekitar 30 cm yang berasal dari pusat atas.
Kerucutnya berwarna putih atau kuning, bulat, dan menghasilkan serbuk sari yang
melimpah. Bijinya cukup besar dan berwarna coklat atau kuning yang ditampilkan pada daun
yang menyerupai biji.
- Benih memiliki lapisan bunga yang memungkinkan mereka mengapung diatas air.
- Tanaman ini tumbuh sangat lambat, benihnya dapat berkecambah dalam waktu 6-18 bulan.
- Tanaman ini diserbuki oleh spesies kumbang .
5. Kandungan Kimia
- Organ generatif nya adalah ovula dan mikrosporofil ( Campbel,
2017).
6. Suku Pencirian :
Suku Cycadaceae
- Pohon serupa palm atau perdu
- Jarang bercabang
- Empulur besar, pada kulit batang terdapat saluran lendir.
- Daun majemuk pinnatus, tersusun spiral, terkumpul diujung batang membentuk mahkota.
- Daun muda menggulung seperti daun paku.
- Tumbuhan berumah dua
- Strobilus terletak terminal, uniseksual.
- Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil yang tersusun spiral, masing-masing
membawa banyak mikrosporangium.
- Megasporofil dari strobilus betina bisa tersusun satu sama lain seperti sikas atau kompak.
Setiap mikrosporofil membawa 2 atau lebih ovula di pinggirnya. Biji biasanya besar serupa
drupa.
(Silalahi, 2015)
7. Kegunaan dalam Bidang Farmasi
Tumbuhan ini Mengandung biflavonoid seperti
tetrahydroisoginkgetin dan secara tradisional benih tumbuhan ini
sebagai:
- Obat antirematik, ekspektoran, dan tonik.
- Tunas terminal sebagai antidiuretik.
- Daun sebagai jus untuk pengobatan perut kembung dan muntah
(Moawad, 2010)
ANGIOSPERMAE
(Dikotil)
SUMBAT KENDI
1. Nama Latin : Stephania capitata
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Suku : Menispermaceae
Genus : Stephania
Spesies : Stephania capitata
(Wet et al., 2014)
3. Deskripsi Tumbuhan
- Kelopak biasanya 3 atau 6 dalam 1 atau 2 whorls, jarang 2 atau 4, kadang-
kadang berkurang menjadi 1 atau tidak ada,
- Benang sari (2–) 6–8, kadang benang sari sepenuhnya menyatu ke dalam
synandrium;
- kepala sari 1- atau 2- locular atau 4-locular, Staminode terkadang ada pada
bunga betina. Pistillodes sangat kecil atau tidak ada pada bunga jantan.
- Buah berbiji, berbentuk lurus atau sering berbentuk tapal kuda;
- selaput atau kasar; mesocarp biasanya berdaging;
- endocarp bertulang atau kadang-kadang kayu, jarang kasar, permukaan
biasanya beragam,
- kulit biji tipis; ada atau tidaknya endosperma;
- embrio sebagian besar melengkung (lurus di Tinomiscium); radicle kecil,
berlawanan dengan gaya bekas luka;
- kotiledon datar dan foliaceous atau tebal dan semiterete (Hsienshui, 1996)
4. Suku Pencirian:
Suku Menispermaceae
- Umumnya dikenal sebagai keluarga Moonseed, terdiri dari sekitar
70 genera dan 450 spesies yang sebagian besar tersebar di
seluruh daerah tropis (Wet et al., 2014).
- Memanjat atau melilit tanaman merambat, jarang membangun
semak atau pohon kecil; kayu sering radial empulur. Daun
berganti, spiral; tidak ada ketentuan; tangkai daun bengkak di
pangkalan dan apeks; pisau daun sederhana, Bunga-bunga
berkelamin tunggal ,biasanya kecil, tidak mencolok, kebanyakan
pedisel. Sepal sering dalam bentuk lingkaran (2 atau) 3 (atau 4),
kadang-kadang tersusun secara spiral.
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi
- Dapat digunakan untuk mengobati sakit perut (Sangat et
al., 2000).
- Stephania capitata mengandung krebanin (Blanchfield et
al., 2003), sikleanin, disentrin, dan fanostenin (Manske &
Holmes, 1954).
MAYAPPLE
1. Nama Ilmiah : Podophyllum peltatum
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Suku : Berberidaceae
Genus : Podophyllum
Spesies : P. peltatum
(Fernando & Rupasinghe, 2013).
3. Deskripsi Tumbuhan
- Podophyllum peltatum atau Mayapple adalah tanaman tahunan yang
mempunyai rhizome horizontal berdaging dan akar yang tebal dan berfibrosa
-Tumbuh di padang rumput, hutan terbuka, atau di sisi jalan, biasanya tumbuh
secara berkelompok (Barceloux, 2008).
- Daunnya berbentuk seperti payung.
- Bunganya berbentuk mangkuk berwarna putih krem tunggal, dengan 6-9
kelopak berlilin.
- Putik dan benang sari melengkung ke bawah dari aksil tumbuhan dan dua
daun dengan tangkai panjang.
- Buahnya elliopsid berberntuk bulat telur berwarna kuning. Jika matang bisa
dimakan tetapi ketika mentah beracun (Bradley, 2004).
4. Suku Pencirian:
Suku Berberidaceae
- Berberidaceae adalah suku rerumputan dan semak-
semak diwakili oleh satu spesies bunga liar yaitu
Mayapple atau Mandrake. Bunga biasanya memiliki 4
atau 5 sepal dan kelopaknya lebih banyak (bervariasi).
Buahnya berbentuk beri atau kapsul. Daunnya berganti
atau basal dan sederhana (Bradley, 2004).
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi
- Akarnya dapat digunakan sebagai obat pencahar. Mayapple dapat
digunakan untuk membunuh cacing parasit, digunakan dalam
terapi kanker seperti tumor kulit, pastanya digunakan untuk
menghilangkan kutil. Mayapple juga dapat digunakan untuk
berbagai macam penyakit seperti demam tifoid, kolera, disentri,
hepatitis, rematik, penyakit saluran eksresi dan kelamin (Small,
2013).
- Mayapple mengandung podophyllotoxin yang bersifat sebagai
antikanker (Fernando & Rupasinghe, 2013).
RASPBERRY
1. Nama Tanaman : Rubus fraxinifolius Poir
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Suku : Rosaceae
Genus : Rubus
Spesies : Rubus fraxinifolius Poir.
(Bakar et al.,
2016)
3. Deskripsi Tumbuhan
- Merupakan rasberi liar beruba semak-semak besar
dengan tinggi 1-2 m, tangkainya diselimuti dengan duri. -
Daunnya bersilangan terdiri dari 3-9 daun biasanya ada 5- 7
daun, bentuknya oval 1,5-10 cm x 0,8-5 cm, pinggirannya
bergerigi.
- Bunganya berwarna putih dengan lima kelopak biasanya
mekar pada musim semi. Buahnya berwarna merah,
berbentuk bulat, teksturnya seperti spons, diameternya 1-2
cm. tumbuhan ini memiliki habitat di hutan tropis
(Anderson, 2016).
4. Suku Pencirian:
Suku Rosaceae pohon
-Suku Rosaceae pohon, atau perdu atau herba umumnya bertanin,
menghasilkan proantosianin, asam ellagat dan asam galat, mengakumulasi
triterpenoid saponin dan glusitol (sorbito), sering siangenik, jarang
beralkaloid.
- Daun tersebar atau berhadapan, tunggal atau terbagi dan majemuk, stipula
biasanya ada, kadang-kadang menepel pada dasar petiolus. 80 Bunga
tunggal atau dalam simosa, aktinomorf, biseksual, ada hipantium. Sepal
umumnya 5, petal umumnya 5 lepas, stamen banyak (5,10, 15 atau 20)
keluar dari hipantium.
- Ginaesium 1-beberapa karpel yang lepas atau bersatu. Ovarium umumnya
inferus, plasenta aksilaris, ovul 1-2 atau banyak tiap karpel. Buah bermacam-
macam seperti folikulus, akhen, pomum, drupa atau kapsula. - Biji umumnya
tanpa endosperm (Silahi, 2015).
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi
- Air batang tumbuhannya dapat digunakan sebagai obat
batuk (Sangat et al., 2000).
- Terdapat kandungan kimia fenolik, flavonoid, antosianin,
dan karotenoid (Bakar et al., 2016).
KAKAPASAN

1. Nama Tanaman : Phaleria capitata


2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvaves
Suku : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria capitata Jack.
3. Deskripsi Tumbuhan

- Semak atau pohon kecil, setinggi 2-9 m dengan


bercabang di dekat alas (Lempeng 1), dahan halus, kasar
- Daun, berlawanan dengan sub-sebaliknya, sederhana,
elips-lonjong, berbentuk lanceolate-ovate, 8-23 cm
dengan 3–10 cm, meruncing tajam, alas tumpul ke
subacute, coriaceous tipis, glabrous, dengan seluruh
margin dan mid-rib yang menonjol dan 8-10 pasang saraf.
Panjang tangkai daun 0,5-1 cm.
- Bunga biasanya terminal atau aksila 6-10. Bunga
berwarna putih, buahnya berwarna merah (Lim, 2012).
4. Suku Pencirian:
Suku Thymelaeaceae
• Suku Thymelaeaceae kulitnya biasanya mengkilap dan berserat.
• Jumlah benang sari biasanya satu atau dua kali lipat jumlah kelopak. Jika
dua kali, maka mereka sering terjadi dalam dua seri yang terpisah.
• Pengecualian termasuk Gonystylus, yang mungkin memiliki 100 benang sari,
dan Pimelea, yang hanya memiliki 1 atau 2.
• Tabung bunga tampak seperti kelopak atau mahkota, tetapi sebenarnya
adalah wadah berlubang. Fitur ini mungkin unik untuk Thymelaeaceae. Sepal
dipasang di tepi tabung bunga. Benang sari dapat dipasang di tepi atau di
dalam. Apa yang kelihatannya kelopak sebenarnya adalah lampiran
tambahan dari sepal. Buahnya adalah buah beri 1 biji (Rautenbach, 2008).
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi

- Tanaman ini adalah tanaman obat yang terkenal Palau


dan digunakan untuk berbagai penyakit termasuk diabetes.
- Kotiledon biji beracun dan telah dilaporkan diterapkan
terhadap skorbut pada anak-anak (Lim, 2012).
- Memiliki kandungan mangiferin dan acylglucosylsterol
(Lim, 2012).
ANGIOSPERMAE
(Monokotil)
LENGKUAS KECIL
1. Nama Tanaman : Alpinia officinarum
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili/suku: Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia officinarum Hance
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015)
3. Deskripsi Tumbuhan

- Dapat tumbuh hingga 2 m


- Bentuk daun lanset (Panjang dan tipis)
- Bunga berwarna putih dengan garis-garis merah
- Tumbuh paku di bagian atas
- Rimpang tipis dan kuat berwarna jingga dengan lapisan
coklat
- Aromatik dan berasa manis
(Simonetti, 1990 dan Grieve, 1931)
4. Suku Pencirian:
Suku Zingiberaceae
- Merupakan kelompok tumbuhan herba menahun
- Beberapa jenis dapat tumbuh mencapai tingginya 10 m
- Akarnya biasanya saling berhubungan dan berair
- Batang terdiri dari batang tegak dan rimpang yang tumbuh dari batang tegak memanjang
horizontal di permukaan tanah
- Daun tersusun berselang-seling
- Bentuk daun lanset, bulat telur atau memanjang dengan satu ibu tulang daun
- Pertulangan daun menyirip yang sejajar satu dengan lainnya
- Letak perbungaan terminal atau muncul langsung dari rimpang, atau dari ujung batang,
- Mempunyai braktea primer yang tersusun saling tumpang tindih
- Buah berbentuk kapsul, keringm atau berdaging
- Endospermnya banyak
(Pandey, 2003; William et al., 2004; Larsen & Larsen, 2006; Poulsen, 2006; Henderson, 1954;
Nurainas & Yunaidi, 2006)
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi

• Rimpangnya untuk menghilangkan sakit perut, mengobati


pilek, menyegarkan sistem peredaran darah, mengurangi
pembengkakan (Pharmacopoeia of The People’s
Republic of China, 2005).
• Akar kering dan rimpang untuk antioksidan, antidiabetic,
antiulcer, antidiare, antiemetic, analgesic, antiinflamasi,
dan antikoagulasi (Mayachiew dan Devahastin, 2008; Lee
et al., 2009; dan Xie et al., 2013).
VANILI
1. Nama Tanaman : Vanilla planifolia
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Asparagales
Famili/suku: Orchidaceae
Subfamili : Vanilloideae
Genus : Vanilla
Spesies : Vanilla planifolia Andrews
3. Deskripsi Tumbuhan
• Tumbuh merambat dengan ketinggian mencapai 15 m
• Batang beruas-ruas (tiap ruas panjangnya sekitar 15 cm, terdapat
akar udara bercabang dan disertai bulu halus), berwarna hijau,
lemas, dan berair
• Bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun
membulat, tepi daun rata, ukuran Panjang 25 cm dan lebar 2-8
cm, susunan daun berselang-seling
• Bunga berwarna kekuningan, berdiameter 10 cm, dan bersifat
hermaprodit
(Utama, 2007; Ruhnayat, 2004; dan Mochtar, 2012)
4. Suku Pencirian:
Suku Orchidaceae
• Perakaran kuat untuk menumpang pada inangnya (epifit)
• Permukaan dan bentuk kulit pohon kasar
(Manik et al., 2017)
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi

• Kandungan kimia pada buah, batang, dan daun yaitu


saponin dan polifenol
• Efek farmakologi: antipiretik
• Manfaat lainnya: pewangi pada makanan, parfum, serta
kosmetik
(Hariana, 2005)
ANGGREK SEPATU NONA KUNING
1. Nama Tanaman : Cypripedium parviflorum
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Asparagales
Famili/suku : Orchidaceae
Subfamili : Cypripedioideae
Genus : Cypripedium
Spesies : Cypripedium parviflorum Salisb.
(USDANRCS, 2019)
3. Deskripsi Tumbuhan

• Bibir berwarna kuning (jarang yang berwarna putih)


berukuran 15-54 mm
• Sepal dan kelopak diliputi warna cokelat kemerahan
bergaris-garis
• Dorsal sepal 19-80 mm
• Tersebar luas
(FNA, 2018)
4. Suku Pencirian:
Suku Zingiberaceae
• Perakaran kuat untuk menumpang pada inangnya (epifit)
• Permukaan dan bentuk kulit pohon kasar
(Manik et al., 2017)
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi

• Gangguan menstruasi
• Diare
• Insomnia
• Kecemasan
(Webmd, 2019)
SUJI

1. Nama Tanaman : Pleomele angustifolia


2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili/suku: Liliaceae
Genus : Dracaena
Spesies : Pleomele angustifolia N.E.Brown
(Kusuma, 2012)
3. Deskripsi Tumbuhan
• Merupakan perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 6-8 m
• Bercabang banyak
• Bentuk daun memita-melanset, menyempit di bawah dasar
pelepah, sangat meruncing
• Pembungaan bercabang, panjang lebih dari 75 cm, bunga
berwarna kekuning-kuningan hingga putih
• Buah membulat dengan 3 cuping, berdiameter 1,5 – 2,5 cm,
berwarna jingga terang
• Berakar tunggang
(Kusuma, 2012)
4. Suku Pencirian:
Suku Liliaceae
• Dikenal sebagai bawang-bawangan
• Merupakan tanaman herba/perdu
• Kebanyakan berakar serabut
• Bentuk daun linier/silindris
• Bunga berkelopak 6
• Memiliki umbi lapis atau akar rimpang
(Takhtajan, 2009)
6. KANDUNGAN KIMIA

• Klorofil
5. Kegunaan dalam Bidang Farmasi

• Bermanfaat sebagai bahan pewarna makanan, pemberi


aroma
• Menebalkan rambut
• Mengobati kencing nanah
(Kusuma, 2012)
CRYPTOGAMAE
PAKU EKOR KUDA

1. Nama Tanaman : Equisetum debile


2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Equisetopsida
Ordo : Equisetales
Famili : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum debile
• (Tjitrosoepomo, 2005)
3. Deskripsi Tumbuhan
• Merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini
hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian
hidup di rawa-rawa (Smith, et al., 2006).
• Merupakan tumbuhan yang memiliki akar yang berbentuk serabut dan
batang yang terletak di bawah tanah.
• Arah pertumbuhan batang mengarah ke atas.
• Batang berbentuk silindris dengan percabangan yang simpodial.
• Permukaan batang dan cabangnya beralur yang nampak seperti beruas-ruas
dan berbuku-buku.
• Daun terletak menempel pada nodus dan merupakan daun majemuk.
Helaian daun tumbuhan paku ekor kuda berbentuk seperti sisik naga dengan
ujung yang runcing.

(Campbell, et al., 2012)


4. Suku Pencirian:
Suku Equisetaceae
- Batangnya beruas, berbuku dan berongga, mengandung silica.
- Daun kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pada buku-buku.
- Sporangiumnya melekat pada sporofil yang berbentuk perisai dan
bertangkai.
- Sporofil tersusun menjadi strobilus yang letaknya diujung
percabangan.
- Spora yang dihasilkan mempunyai bentuk yang sama dilengkapi
dengan empat ekor (elatera) yang berfungsi dalam proses
penyebaran dan bersifat higroskopik, dalam keadaan kering
mengembang, dan dalam keadaan basah akan menggulung.
(Tjitrosoepomo, 2005).
5. Organ

• Organ vegetatif : akar, batang, rimpang, daun


• Organ generatif : spora, sporangium, anteridium,
arkegonium
(Arini dan Kihno, 2012)
6. Kegunaan dalam Bidang Farmasi

• Sebagai senyawa sitotoksik, antimikroba, dan antioksidan


penangkap radikal bebas (Sarkar, et al., 2012)
• Mengandung flavonoid, glikosida, asam fenolat, sejumlah
besar asam silica dan silikat untuk aplikasi pengobatan
(Ghani, 2003).
• Memiliki kandungan senyawa fenol berupa isoquercitrin,
apigenin 5-O-glukosida, kaempferol 3-O-glikosida, di-E-
caffeoyl-meso-asam tartarat, asam fenolat 1 dan asam
fenolat 2 sebagai antioksidan aktif (Stuart, 2005).
JAMUR KUPING HITAM
1. Nama Tanaman : Auricularia polytricha
2. Sistematika Tumbuhan
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycota
Subdivisi : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia polytricha
(Wiardani, 2010)
3. Deskripsi Tumbuhan
• Memiliki tekstur lunak seperti jelly, berbentuk kuping, tubuh jamur kuping
bertangkai pendek dan tumbuh menempel pada substrat dengan membuat
lubang pada permukaanya.
• Permukaan atas seperti beludru dan bagian bawah licin mengkilat.
• Kulitnya berlendir selama musim hujan dan tampak mengkerut pada musim
kemarau.
• Tubuh buah berwarna keungu-unguan tua atau coklat kehitaman, berukuran
(diameter) 6-10 cm dan tebalnya sekitar 0,1-0,2 cm. Dalam keadaan basah
bersifat gelatinous (kenyal), licin, lentur, dan berubah melengkung agak kaku
dalam keadaan kering.
• Secara mikroskopik pada jamur kuping hitam terdapat spora putih, memiliki
strain, dengan karakteristik miselium berbentuk longitudional linear, yang
dapat mengalami penbalan sesuai usia jamur membentuk kapas padat putih
hingga berubah menjadi coklat.
• (Djarijah, 2001).
4. Suku Pencirian:
Suku Auriculariaceae
• Berdaging lunak seperti agar-agar, sedikit elastis, tembus
cahaya, mudah pecah jika dikeringkan, dan tidak berbau
atau beraroma.
• Bila dikeringkan akan cenderung berubah warna menjadi
cokelat kehitaman (Muchroji dan Cahyana, 2008).
5. Organ

Organ vegetatif : konidiospora


Organ enerative : basidiospora
(Santoso, 2004)
6. Kegunaan dalam Bidang Farmasi
Berdasarkan penelitian telah dibuktikan bahwa jamur kuping hitam
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, oksalat, dan fenol yang
digunakan untuk :
• Memperbaiki sirkulasi darah
• Mencegah atherosclerosis
• Penawar racun
• Mengatasi ambeien atau wasir
• Dapat menekan agregasi platelet
• Memodulasi fungsi imun
• Berefek antioksidatif
• Memiliki aktivitas anti-tumor
(Manjunathan, et al., 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Abeer Moawad, Mona Hetta, Jordan K. Zjawiony, Melissa R. Jacob, Mohamed Hifnawy, Jannie P. J. Marais and Daneel Ferreira, Planta Med.
2010. Phytochemical Investigation of Cycas circinalis and Cycas revoluta Leaflets: Moderately Active Antibacterial Biflavonoids.
Vol.76(8): 796-802.
Agromedia. 2010. Bertanam Jamur Konsumsi. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.
Arini, D. I. D., Kihno, J. 2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Jurnal
Kehutanan. Vol 2 (1) : 1-24.
Anderson, E., 2016. Plants of Central Queensland: Identification and Uses of Native and Introduced Species. Clayton South: Csiro Publishing.
Bakar, M.F.A., Ismail, N.A., Isha, A. & Ling, A.L.M., 2016. Phytochemical Composition and Biological Activities of Selected Wild Berries (Rubus
moluccanus L., R. fraxinifolius Poir., and R. alpestris Blume). Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 1(1) : 1-10.
Barceloux, D.G., 2008. Medical Toxicology of Natural Substances: Foods, Fungi, Medicinal Herbs, Plants, and Venomous Animals. New Jersey: John
Wiley & Sons.
Blanchfield, J.T. et al., 2003. Characterisation of alkaloids from some Australian Stephania (Menispermaceae) species. Phytochemistry, 63(1) : 711-
720.
Bradley, M.C., 2004. An Illustrated Guide to Eastern Woodland Wildflowers and Trees: 350 Plants Observed at Sugarloaf. Virginia: University of
Virginia Press.
Campbel, M. E. 2017. Biological Effects of the Ingestion of the Toxic Plant, Cycas Circinalis. Michigan: Michigan State University. Department of
Foods and Nutrition, 1964.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R. B. 2012. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta :
Erlangga.
Djarijah, N. M. 2001. Budidaya Jamur Tiram Pembibitan, Pemeliharaan dan Pengendalian Hama Penyakit. Yogyakarta: Kanisius.
Eugen, K.F., 1887. Köhler's Medizinal-Pflanzen. Untermhaus: Franz Eugen Köhler. Fernando, W. & Rupasinghe, H.P.V., 2013. Anticancer Properties
of Phytochemicals Present in Medicinal Plants of North America. Using Old Solutions to New Problems - Natural Drug Discovery in the
21st Century, 6(1), pp.159-80.

Lanjut di halaman selanjutnya.....


Lanjutan.....

Flora of North America. 2018. Cypripedium Linnaeus, Sp. Tersedia secara online di http://www.efloras.org/florataxon.aspx?
flora_id=1&taxon_id=109046 [Diakses pada: 12 Juni 2019].
Ghani, A. 2003. Medicinal Plants of Bangladesh : Chemical Constituents & Uses. Dhaka: Asiatic Society of Bangladesh
Grieve, M. 1971. A Modern Herbal. New York: Dover Publications, Inc.
Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya.
Henderson, M. R. 1954. Malayan Wild Flowers Monocotyledons. Kuala Lumpur: The Malayan Nature Society. pp. 131-132.
Hsienshui, L., 1996. Menispermaceae. Law Yuwu, 30(1) : 1–81. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Potensi Lengkuas untuk
Fungisida. [Diakses pada: 12 Juni 2019]
Kusuma, A. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji (Pleomele Angustifolia N.E.BROWN) dan Latihan Intensitas Sedang terhadap
Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus Novergicus)Dengan Diet Tinggi Lemak. Tersedia online di http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/9804 [Diakses
pada: 12 Juni 2019].
Larsen, K & S.S. Larsen. 2006. Gingers of Thailand. Thailand: The Botanical Garden Organization. pp. 9-159.
Lim, T.K., 2012. Phaleria capitata. Edible Medicinal And Non-Medicinal Plants, 1(1) : 442–445.
Manjunathan, J., Subbulakshmi, N., Shanmugapriya, R., Kaviyarasan, V. 2011. Proximate and Mineral Composition of Four Edible Mushroom
Species from South India. International Journal of Biodiversity and Conservation. Vol 3 (8) : 386-388.
Manik, F.; Rosa S.; dan Harnani H. 2017. Identifikasi Famili Orchidaceae Dikawasan Hutan Lindung Desa Sekendal Kecamatan Air Besar Kabupaten
Landak. Jurnal Hutan Lestari. Vol 5 (2): 183-191.
Manske, R.H.F. & Holmes, H.L., 1954. The Alkaloids: Chemistry and Physiology. New York: Academic Press Inc.
Mochtar M. 2012. Prospek Pemberian Alkohol Alifatis untuk Peningkatan Produksi Vanilli ( Tinjauan Secara Fisiologis Tanaman ). Primordia. Vol 8 :
2
Muchroji, Cahyana, Y. N. 2008. Budidaya Jamur Kuping. Jakarta: Penebar Swadaya.
NParks, 2013. Stephania capitata (Blume) Spreng. .Tersedia online di: https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?id=6089
[diakses pada 6 Juni 2019].

Lanjut di halaman selanjutnya.....


Lanjutan.....

Nurainas & Yunaidi. 2006. Panduan Lapangan Jahe-Jahean Liar Di Taman Nasional Siberut. Padang: Garisatra. hlm. 2-4.
Pandey, B. P. 2003. Angiosperms: Taxonomy, Anatomy, Embryologi. Ram Nagar: S. Chand & Company Ltd. pp. 5-15.
Poulsen, A. D. 2006. Gingers of Sarawak. Malaysia: Natural History Publications (Borneo) & Scotland: Royal Botanic Garden Edinburg. pp. 19, 87.
Poulsen, A. D. 2006. Etlingera of Borneo. Malaysia: Natural History Publications (Borneo) & Scotland: Royal Botanic Garden Edinburg. pp. 1-131.
Priya, R. U., Geetha, D. 2018. Potential anti-cancerous activities of Auricularia polytricha Mont. (Sacc)-A black ear mushroom. Journal of
Phramacognosy and Phytochemistry. Vol 7 (1) : 974-979. Rautenbach, M., 2008. Gnidia is not monophyletic: taxonomic implications for Gnidia
and its relatives in Thymelaeoideae. Tersedia online di: https://ujcontent.uj.ac.za/vital/access/manager/Repository/uj:10394 [diakses pada 12 Juni
2019].
Ruhnayat A. 2004. Bertanam Panili Si Emas Hijau nan Wangi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sangat, H.M., Zuhud, E.A.M. & Damayanti, E.K., 2000. Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia: (Etnofitomedika I). Jakarta: Pustaka Obor
Indonesia.
Silahi, M., 2015. Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Tersedia online di: http://repository.uki.ac.id/197/ [diakses pada 12 Juni 2019].
Santoso. 2004. Biologi dan Kecakapan Hidup. Bandung : Ganeca Exact.
Sarkar, J., Poruri, K., Boniecki, M. T., McTavish, K. K., Martinis, S. A. 2012. Yeast Mitochondrial Leucyl-tRNA Synthetase CP1 Domain Has
Fnctionally Diverged to Accommodate RNA Splicing at Expense of Hydrolytic Editing. Journal of Biological Chemistry. Vol 287 (18) :
14772-14781.
Simonetti, G. 1990. Simon & Schuster’s Guide to Herbs and Spices. Simon & Schuster, Inc.
Small, E., 2013. North American Cornucopia: Top 100 Indigenous Food Plants. Boca Raton: CRC Press.
Smith, A. R., Pryer, K. M., Schuettpelz, E., Korall, P., Schneider, H., Wolf, P. G. 2006. A Classification for Extant Ferns. TAXON. Vol 55 (3) : 705-
731.
Stevenson, Dennis W. 1993. Ephedraceae. Flora of North America Editorial Committee (eds.): Flora of North America North of Mexico, Vol. 2.
Oxford University Press.
Stuart, A. G. 2005. Horstail. Tersedia secara online di www.herbalsafety.utep.edu/herbs-pdfs [Diakses pada 12 Juni 2019]
Lanjut di halaman selanjutnya.....
Lanjutan.....

Takhtajan, A. 2009. Flowering Plants. Russia: Springer Science.


Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
USDA, Agricultural Research Service, National Plant Germplasm System. 2019. Germplasm Resources Information Network (GRIN-Taxonomy).
National Germplasm Resources Laboratory, Beltsville, Maryland. URL:https://npgsweb.ars-grin.gov/gringlobal/taxonomydetail.aspx?41111.
Accessed 12 June 2019.
USDANCRS. 2019. Cypripedium parviflorum Salisb. var. pubescens (Willd.) Knight greater yellow lady's slipper. Tersedia secara online di
https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=cypap3 [Diakses pada: 12 Juni 2019].
USDANCRS. 2019. GREEN EPHEDRA Ephedra viridis Cov.Tersedia online di https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=EPVI. [Diakses pada
tanggal 12 Juni 2019]
USDANCRS. 2019. Classification for Kingdom Plantae Down to Species Cycas circinalis L.Tersedia online di
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=profile&symbol=CYCI3&display=31. [Diakses pada 12 Juni 2019]
Wet, H.D., Struwig, M. & Wyk, B.E.V., 2014. Taxonomic notes on the genus Stephania (Menispermaceae) in southern Africa. South African Journal
of Botany, 95(1) : 146–151.
Wiardani, I. 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Lily Publisher.
William, K. J., W. J. Kress., & P. S. Monas. 2004. The Phylogeny, Evolution, and, Classification of The Genus Globba And Tribe Globbeae
(Zingiberaceae): Appendages Do Matter. American Journal of Botany. Vol 91(1). p. 100.
Selesai

Terimakasih Atas Perhatiannya


Bila ada salah atau kekurangan kami minta maaf

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuuh

Anda mungkin juga menyukai