PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum yang ingin dicapai dalam praktikum adalah, mahasiswa dapat
mengenal struktur bunga, struktur biji dan buah serta type buah secara makroskopis
atau dengan mencari atau melihat pustaka.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam
pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung
tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun
3
sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun.
b). Kedelai
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
4
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr
Deskripsi
Kedelai dikenal dengan berbagai nama: sojaboon (bahasa Belanda), soja,
soja bohne (bahasa Jerman), soybean (bahasa Inggris), kedele (bahasa Indonesia
sehari-hari, bahasa Jawa), kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak
mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana, demekun, dele, kadele, kadang
jepun, lebui bawak, lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon, kacang kuning
(Sumatera bagian utara) dan gadelei. Berbagai nama ini menunjukkan bahwa
kedelai telah lama dikenal di Indonesia.
Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit,
sistem perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah
penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan
rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan
tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera
berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini
menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman terlalu dini
berbunga
5
2.2 Tinjauan Umum Buah Yang Digunakan
a). Belimbing
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L
Deskripsi
Belimbing Manis (Averrhoa carambola) tumbuh dalam bentuk pohon,
berumur panjang (perenial) dengan tinggi 6 - 9 m. Batang berkayu (lignosus),
berbentuk silindris, tumbuh tegak, berwarna coklat tua, kulit kayu tipis,
permukaan kasar. Percabangan banyak, arah cabang miring ke atas dan mendatar
sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, bertangkai panjang,
warna hijau tua, bentuk bulat telur, panjang 4 - 6 cm, lebar 3 - 4 cm, helaian daun
tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata,
susunan pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu,
permukaan atas dan bawah halus. Bunga majemuk, kelopak berbentuk bintang
(stellatus), mahkota berwarna merah jingga, panjang mahkota ± 8 mm, daun
mahkota berlekatan (gamopetalus). Buah berlekuk 5 menyerupai bintang,
panjang 10 - 12 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi kuning,
bentuk biji pipih - berwarna coklat tua, berbuah setelah berumur 2 - 5 tahun.
Akar tunggang. Perbanyakan secara generatif (biji).
6
Terdapat batang atau daun yang melekat pada buku atau internodus, termasuk
daun majemuk menyirip gasal, tidak sempurna. Bunga tumbuh di ketiak, kuncup
aksiler yang merupakan bunga sempurna karena terdapat putik dan benang sari
sehingga dapat langsung terjadi pembuahan. Bisa juga pada ujung batang
terdapat kuncup terminal. System akar: Tunggang atau dikotil.
b). Tomat
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.
Deskripsi
Tanaman tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buah di
ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1--1600 m dpl.
Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah
yang gembur dan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada
tanaman lain, tinggi 0,5--2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat.
Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau
keputihan. Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bulat telur
sampai memanjang, ujung runcing (acutus), pangkal membulat, helaian daun
7
yang besar tepinya berlekuk, helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi, panjang
10--40 cm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian
berupa tandan, bertangkai, mahkota berbentuk bintang, warnanya kuning.
Buahnya buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam
bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih,
warnanya kuning kecokelatan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dibuat jus,
saus tomat, dimasak, dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau
daun muda bisa disayur.
Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran
besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat
buah. Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Yang berukuran lebih
kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan di dalam masakan. Yang
kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran
membuat sambal atau dalam hidangan selada. Habitat: Sebagai tanaman
budidaya, sebagai campuran sambal, hidup pada tanah lembab pada dataran
rendah hingga 900 M di permukaan laut.
c). Mentimun
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
8
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.
Deskripsi
Ketimun, Mentimun atau Timun dibudidayakan dimana-mana, baik di
ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap
hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang
tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan
drainage yang baik. Ketimun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh
baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal dari
daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Tanaman semusim, merayap atau
merambat, berambut kasar, berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m. Tanaman ini
mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Daun
tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju
3-7, dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang 7-
18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. Bunganya ada yang jantan berwarna putih
kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet. Buah bulat
panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah tua warnanya
kuning kotor, panjang 10–30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung
cairan. Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi pipih, warnanya putih
kotor. Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus.
Buahnya bisa dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat
acar atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis ketimun yang ada di pasar,
seperti ketimun biasa, ketimun krai, ketimun wuku, ketimun poan dan ketimun
watang.
9
2.3 Morfologi Buah Dan Biji
Buah dan biji adalah dua bagian dalam tumbuhan yang masing-masing
saling bersinergi. Apa yang terjadi pada biji, adalah sebuah proses menuju
terciptanya buah. Sehingga, hubungan antara kedua elemen tumbuhan ini cukup
erat.
Semua proses biji menjadi buah bermula dari apa yang terjadi pada
bunga. Setelah bunga mengalami penyerbukan, beberapa waktu kemudian
perhiasan bunga, khususnya mahkota, akan layu. Sementara beberapa bagian
bunga, khususnya yang terdapat di dalam putik, akan berkembang menjadi buah
dan biji. Bakal buah (ovarium) akan berkembang menjadi buah, sementara bakal
biji (ovulum) akan tumbuh menjadi biji.
Bakal buah merupakan bagian putik bunga yang membesar. Biasanya
terletak di bagian dasar bunga. Di dalam bakal buah ini ditemukan satu atau lebih
calon-calon biji yang kemudian dikenal dengan sebutan bakal biji. Bakal biji ini
di dalam bakal buah terletak pada bagian khusus yang menjadi tempat duduknya.
Bagian yang menjadi tempat duduk bakal biji ini kemudian dikenal dengan
sebutan tembuni (placenta).
Jadi, dari keterangan ini dapatlah diketahui bahwa bakal biji berada di
dalam bakal buah yang merupakan badan tertutup. Sehingga bakal biji tidak
tampak dari luar. Pada perkembangan selanjutnya, bakal buah akan berkembang
menjadi buah, sementara bakal biji berkembang menjadi biji. Posisi biji akan
tetap berada dalam bakal buah yang sudah berkembang menjadi buah. Biji baru
bisa terlepas dari buah jika dikeluarkan, pecah atau kulit buah sudah menjadi
busuk.
Namun, ternyata tidak semua biji memiliki posisinya demikian, yaitu
berada di dalam bakal buah. Pada beberapa tanaman, bakal biji tidak diselimuti
oleh bakal buah, karena daun bakal buah tidak berkembang menjadi bakal buah.
Sehingga, bakal biji tumbuh menjadi biji yang tidak terlindung oleh buah.
Contohnya pada tanaman pakis haji.
10
Tumbuhan yang berbiji tersembunyi di dalam buah ini kemudian
dikelompokkan dalam satu golongan yang dikenal dengan nama kelompok
tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Sementara tumbuhan berbiji tampak dari
luar, tidak terlindungi oleh buah digolongkan dalam kelompok tumbuhan biji
telanjang atau tumbuhan berbiji terbuka yang kemudian dikenal dengan istilah
(Gymnospermae).
A. Buah (Fructus)
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa buah merupakan hasil
perkembangan dari bakal buah yang merupakan bagian dari putik dalam sebuah
bunga. Setelah terjadinya proses penyerbukan pada bunga, umumnya bagian-
bagian bunga lain selain putik akan segera layu dan gugur. Bagian putik yang
berkembang pun hanya bakal buahnya, sementara tangkai dan kepala putik juga
ikut layu dan gugur.
Namun, pada pembentukan buah ada kalanya beberapa bagian bunga,
selain bakal buah, yang ikut tumbuh. Pada perkembangnnya, bagian-bagian ini
akan tumbuh menjadi bagian-bagian buah. Namun perlu diingat, hal ini tidak
berlaku untuk semua buah. Beberapa bagian tersebut di antaranya yaitu:
a. Daun-daun pelindung
Hal ini bisa ditemukan pada buah jagung misalnya. Pada jagung, daun-
daun pelindung bunga betina tidak gugur setelah penyerbukan. Daun-daun
pelindung bunga ini kemudian beralih fungsi menjadi pelindung buah dan
kemudian dikenal sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot).
b. Daun-daun kelopak
Pada beberapa jenis buah terkadang masih ditemukan daun-daun kelopak
yang tetap ada setelah terbentuk buah. Ia kemudian ikut menjadi bagian dari
buah. Hal ini bisa ditemukan pada buah jambu, terong, manggis dan masih
banyak lagi.
c. Tangkai kepala putik
Pada beberapa tanaman, bagian tangkai putik ini pun masih tetap
ditemukan hingga buah dewasa. Ia tidak layu dan gugur sebagaimana pada
11
bunga/buah tanaman lain. Contohnya pada bunga jagung. Tangkai kepala putik
pada jagung adalah rambut-rambut jagung. Dan bagian ini tetap ada hingga buah
dewasa. Selain itu, tangkai kepala putik juga sering ditemukan pada beberapa
jenis jambu seperti jambu air.
d. Kepala putik
Salah satu buah yang masih mempertahankan kepala putik pada
perkembangannya adalah buah manggis. Melekat pada bagian ujung badan
buah.
Selain itu, ternyata pembangun buah tidak selalu bakal buah. Pada
beberapa jenis tumbuhan sering juga ditemukan beberapa bagian buah yang
lain yang ikut membangun buah.
Fungsi Buah
Secara umum fungsi buah bagi tumbuhan adalah:
a. Sebagai tempat penimbunan hasil fotosintesis
b. Daging buah berfungsi melindungi biji dari pengaruh buruk
lingkungan.
c. Karena di dalamnya terdapat biji, buah juga sering disebut
sebagai alat perkembangbiakan yang berfungsi untuk mempertahankan
jenisnya atau melanjutkan keturunannya.
Macam-macam buah
Berdasarkan proses dan bagian-bagian yang ikut membentuknya buah
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Buah sejati (fructus nudus)
Buah sejati adalah buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah.
Buah jenis ini biasanya tidak terbungkus, sehingga sering juga disebut dengan
buah telanjang. Buah sejati ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga golongan,
yaitu:
1. Buah sejati tunggal, yaitu buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Terkadang satu bakal buah berisi satu biji, sehingga
menghasilkan buah dengan biji tunggal, misalnya buah mangga. Namun
12
terkadang satu bakal buah juga berisi banyak bakal biji, sehingga menghasilkan
buah dengan banyak biji, misalnya buah pepaya. Selain itu, ada juga buah yang
tersusun atas beberapa daun buah yang membentuk ruang, dan menempatkan
biji-bijinya pada ruang tersebut, misalnya buah durian.
2. Buah sejati ganda, terjadi apabila satu bunga memiliki beberapa bakal buah
yang tidak saling berlekatan satu sama lain. Dan masing-masing bakal buah
berkembang menjadi satu buah, misalnya pada cempaka.
3. Buah sejati majemuk, yaitu terjadi dari suatu bunga majemuk. Setiap bunga
memiliki satu bakal buah, namun setelah menjadi buah tetap berkumpul
berdekatan. Sehingga, secara keseluruhan tampak seperti satu buah saja.
Contohnya pada buah nanas (Ananas comosus Merr).
13
dari luar karena tertutupi oleh bagian yang berbentuk seperti periuk tadi. Bagian
ini berdaging tebal dan bisa dimakan. Sehingga, orang-orang seringkali mengira
bahwa bagian ini merupakan buah yang sesungguhnya. Contohnya bunga lo
(Ficus glomerata Roxb).
c. Dasar bunga pada bunga tunggal
Buah aslinya berukuran kecil, sementara buah semunya berukuran lebih
besar dan terbentuk dari penebalan dasar bunga tunggal. Bagian ini juga
merupakan bagian yang bisa dimakan. Contohnya pada buah arbe (Fragraria
vesca L.)
d. Kelopak bunga
Hal ini bisa ditemukan pada tanaman ciplukan (Physalis minima L.).
Kelopak bunga terus tumbuh menyelubungi bakal buah hingga tumbuh menjadi
buah. Sehingga, buah aslinya terlindungi oleh kelopak yang menutupi seluruh
bagian buah, sehingga tidak tampak dari luar.
e. Tenda bunga.
Tenda bunga juga bisa berkembang seakan-akan menjadi buah yang
sebenarnya. Misalnya pada buah nangka.
Bunga semu ini kemudian digolongkan lagi menjadi 3 kelompok,
yaitu:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terbentuk dari satu bunga
dengan satu bakal buah. Contohnya jambu monyet.
b. Buah semu ganda yaitu apabila satu bunga memiliki lebih dari satu
bakal buah. Kemudian masing-masing bakal buah ini berkembang menjadi
buah. Namun di samping itu ada bagian lain dari bunga yang ikut berkembang
membesar membentuk layaknya buah yang tampak lebih mencolok. Sehingga
bagian ini yang sering dikira sebagai buah. Karena selain bentuknya yang
mirip buah, bagian ini juga bisa dimakan. Misalnya buah arbe.
c. Buah semu majemuk, yaitu buah semu dari bunga majemuk yang
terbentuk sedemikian rupa. Sehingga dari luar buah ini tampak seperti satu
buah saja. Misalnya buah nangka.
14
B. Biji (Semen)
Biji tumbuh dari bakal biji yang umumnya terletak di dalam bakal buah.
Ia tumbuh setelah terlebih dahulu terjadi proses penyerbukan pada bunga. Biji
merupakan organ perkembangbiakan (organum reproductivum) yang penting
untuk menjaga kelestarian spesies. Setiap biji mengandung kehidupan atau calon
tumbuhan baru yang sering disebut dengan istilah lembaga.
Fungsi Biji
Fungsi utama biji adalah sebagai alat atau organ perkembangbiakan. Ia
menjadi tempat bersemayamnya calon tumbuhan baru. Sebagaimana rahim yang
menjadi tempat bersemayamnya janin pada manusia.
Bagian-bagian Biji
Biji umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Kulit biji (spermodermis)
Kulit biji merupakan bentuk perkembangan dari selaput bakal biji
(integumentum). Biji tumbuhan berbiji tertutup dan biji tumbuhan berbiji terbuka
memiliki lapisan yang berbeda. Biji tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
terdiri atas dua lapisan, yaitu:
1. lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini merupakan pelindung utama bagi biji.
Bentuknya bermacam-macam, ada yang tipis, kaku dan ada juga yang keras
seperti kayu. Lapisan ini juga memperlihatkan warna dan bentuk permukaan
yang berbeda-beda. Misalnya kehijau-hijauan, pirang, kemerahan, licin rata dan
ada juga yang keriput. Bentuk dan warna biji yang terlihat dari luar sebenarnya
dicitrakan oleh bentuk dan warna permukaan kulit biji lapisan luar ini.
2. Lapisan kulit dalam (tegmen), lebih dikenal dengan sebutan kulit ari.
Berbentuk tipis seperti selaput. Ada yang berwarna bening dan ada juga yang
keruh. Sementara itu, pada tumbuhan Gymnospermae, kulit biji terdiri atas tiga
lapisan, yaitu lapisan kulit luar (sarcotesta), lapisan kulit tengah (sclerotesta) dan
lapisan kulit dalam (endotesta). Lapisan kulit luar umumnya lebih tebal. Lapisan
ini, pada usia muda berwarna hijau, dan kemudian seiring waktu berubah
menjadi kuning dan akhirnya merah. Lapisan kulit tengah umumnya lebih kuat,
15
keras dan berkayu. Sementara lapisan kulit dalam umumnya lebih tipis dan
melekat pada inti biji.
b. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar disebut juga dengan tangkai biji. Ia merupakan bagian yang
menghubungkan antara biji dengan tembuni (tempat menempelnya biji pada
buah). Jika biji telah masak, biji akan terlepas dari tali pusarnya dan
menimbulkan bekas yang disebut dengan pusar biji.
c. Inti biji (nucleus seminis)
Inti biji adalah bagian biji yang terletak paling dalam. Inti biji diselimuti
oleh kulit biji. Inti biji terdiri atas dua bagian, yaitul embaga (embryo) dan putih
lembaga (albumen).
Lembaga merupakan calon tumbuhan baru yang nantinya jika bertemu
dengan tempat yang sesuai ia akan tumbuh menjadi individu baru. Lembaga
umumnya sudah menunjukkan tiga bagian utama penyusun tubuh tumbuhan
yaitu akar lembaga (radicula) yang nantinya akan berkembang menjadi akar,
daun lembaga (cotyledo) yang nantinya akan berkembang menjadi daun pertama
pada tumbuhan dan batang lembaga (cauliculus) yang nantinya akan berkembang
menjadi batang.
Sementara putih lembaga adalah bagian biji yang tersusun atas jaringan
yang berfungsi sebagai cadangan makanan pada lembaga. Namun tidak semua
biji memiliki putih lembaga. Pada beberapa jenis biji tumbuhan, cadangan
makanan terletak pada daun lembaga yang menebal. Contohnya pada tanaman
polong-polongan.
Mengetahui morfologi pada buah dan biji membuat Anda semakin
mengerti tentang bagaimana proses sebuah buah dapat tercipta hanya dari biji.
Semoga dengan ini, Anda bisa lebih membedakan buah berdasarkan morfologi
bijinya. Sehingga, Anda tidak akan heran jika suatu hari menemukan buah
dengan bentuk yang cukup aneh. Karena bisa jadi itu adalah buah dengan salah
satu ciri di atas
16
2.4 Morfologi Biji Yang Digunakan
1). kedelai
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji
kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat
pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula
yang bundar atau bulat agak pipih.
b.) Jagung
Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan
beratrata-rata 250-300 mg. Biji jagung memiliki bentuk tipis, dan bulat melebar
yangmerupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung
diklasifikasikansebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki
struktur embrio yangsempurna, serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon individu
baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung.
17
2.5 Morfologi Buah Yang Digunakan
a. Belimbing
Buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi kuning, bentuk biji pipih
- berwarna coklat tua, berbuah setelah berumur 2 - 5 tahun. Akar tunggang.
Perbanyakan secara generatif (biji).
b. Tomat
c. Mentimun
18
BAB III
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah benih jagung,
benih kedelai, buah tomat, mentimun dan belimbing, Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah silet/cutter dan alat tulis.
19
BAB IV
No Gambar Keterangan
1. Belimbing (Averrhoa carambola L) 1. Kulit buah
2. Buah
3. Selaput biji (arillus)
4. Embrio
5. Endosperm
6. Kulit biji
7. Tali pusar
8. Daging buah
20
5. Tali pusar
6. Kulit biji
4.2 Pembahasan
21
Praktikum Teknologi benih “Struktur Buah dan Biji” menyatakan bahwa
hasil pengamatan pada buah belimbing memperlihatkan kenampakan endosperm,
kulit biji, selaput biji dan tali pusar. Semua kenampakan ini terlihat tanpa
menggunakan mikroskop. Adapun kenampakan pada bahan praktikum yang lain,
yaitu pada buah tomat yang memperlihatkan kenampakan yang tidak jauh
berbeda dengan bahan praktikum buah belimbing, terlihat tali pusar, kulit buah,
kulit biji ataupun selaput biji dan kenampakan endosperm. Pada bahan praktikum
yang menggunakan buah sebagai bahan uji, sama seperti pada bahan praktikum
sebelumnya yaitu pada tomat dan pada buah belimbing.
Buah memiliki bagian yang disebut sebagai perikarp, yaitu dinding buah
yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga. Perikarp ini
dibagi ke dalam beberapa lapisan yaitu, lapisan paling luar yang disebut exocarp
atau epikarp, lapisan pada bagian tengah yang disebut mesocarp, dan lapisan
paling dalam yang disebut endocarp dan placenta (Tali pusar).
22
salah karena penulis hanya sebatas tahu dalam hal sederhana yang memainkan
logika sebagai acuan. Pada benih jagung maupun kedelai kenampakan placenta
tidak terlihat, hal ini dikarenakan ukuran pada benih jagung dan kedelai yang
cukup mini sehingga indera penglihatan tak cukup mampu dalam membaca
kenampakan placenta, Warna kedua benih yang pucat pun membuat penglihatan
semakin terbatas.
BAB V
23
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Biji dan buah mamiliki struktur yang berbeda-beda yang menjadi ciri
dari masing-masing bagian tumbuhan tersebut. Dari berbagai jenis buah,
memiliki perbedaan struktur penyusun sehingga dapat di bedakan berdasarkan
type buah.Pada biji umumnya dapat dibedakan bagian-bagiannya yaitu : Kulit
biji (spermodarmis), Tali pusar (funiculus), inti biji (nucleus seminis). Pada buah
dapat dibedakan bagian-bagiannya yaitu : exocarp (lapisan luar), mesocarp
(lapisan tengah),dan endocarp (lapisan dalam).
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
24
Syafruddin. 2002. Tolok ukur dan konsentrasi Al untuk penapisan tanaman jagung
terhadap ketenggangan Al. Berita Puslitbangtan 24: 3-4.
Tjitrasam, 1983. BOTANI UMUM I. Angkasa: Bandung.
25