Morfologi:
Tanaman singkong tidak memiliki bunga, termasuk tanaman berkormus karena memiliki
akar, batang, daun sejati, tinggi tanaman 235 cm, berumur 2 bulan. Tanaman saingkong
mempunyai sistem perakaran serabut, akar berwarna putih kekuningan, panjang akar 30 cm,
panjang rambut akar 50 cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar menggembung berisi cadangan
makanan.
Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna putih kekuning-kuningan,
memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-ruas.
Permukaan daun rata, tulang daun menjari, jenis daun tunggal, bentuk daun lingkaran,
daun berwarna hijau (berklorofil), tangkai daun berwarna merah, ujung daun lancip, tangkai
daun panjang, berwarna kemerahan.
Bunga berukuran sangat kecil, berwarna putih, kelopak berjumlah 5 buah berwarna
hijau dan berukuran lebih besar dari ukuran bunga, bunga tidak memiliki alat kelamin jantan
maupun betina. Umbi memiliki diameter 2-5cm, panjang 20-60cm, daging umbi berwarna
putih/ kekuning-kuningan, kulit umbi berwarna coklat, dagingnya bergetah
~ Mikroskopik : butir, bentuk cakram besar atau seperti ginjal ukuran 10µm sampai
45µm, bentuk bulat telur,terbelah sepanjang poros utama
Morfologi:
Pada umumnya, kernel berbentuk ofal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm.
Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari
tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ). Bagian
kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan karena merupakan satu kesatuan
dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat dipisahkan melalui proses
penggilingan.
~ Morfologi:
Tanaman padi termasuk tanaman setahun atau semusuim yang berbentuk herba.
Tinggi tanaman mencapai 120 cm. Bagian tanaman secara garis besar terdapat bagian
vegetatif dan generatif.
Sistem perakarnya merupakan sistem perakaran serabut (radyx adventica), letak
susunn akarny tidak dalam kira kira pada kedalaman 30 cm. Karena itu akar banyak
mengambil makanan dari tanah yang berada di atas.
Batang pada Oryza sativa tersusn dalam rangkaian beruaas-ruas (internodus), dan
diantara ruas satu dengan lainnya dipisahkan oleh buku (nodus). Ruas batang didalamnya
beronga rongga dan berbentuk bulat (teres), dari atas kebwah ruas batang semakin pendek
dan ruas paling pendek berada pada bagian batang palin bawah.
Daun termasuk daun tunggal terdiri dari helaian daun (lamina) dan pelepah daun
(vagina) yang menyelubungi batang. Bangun daun berbentuk garis (linearis), pada berbatasan
antara daun dan pelepah daun terdapat lidah daun (ligula). Didalam ketiak daunterdapat
kuncup yang tumbuh menjadi batang. Tulang daun sejajar (rectinervis).
Bunganya, termaksud bunga majemuk dalam karanga bunga malai (panicula). Tiap
panicula terdiri dari kumpulan bunga yang disebut spica, setiap spica terdiri dari satuatau
lebih bunga disebut flosculus. Sumbu utama tempat melekatnya spicula disebut rachis, sumbu
dari spicula disebut rachilla. bunga bisexualis, flosculus mempunyai 2 sekat kelopak yang
besar disebut lemma dan ukuran yang lebih kecil disebut palea. Dibawah lemma terdapat
gluma I dan gluma II. Alat kelaminterdiri dari benang sari sebanyak 6 buah, tangkai sariny
endek dan tipis. Putik mempunyai 2 buah tangkai dengan epala putik yang berbentuk seperti
bulu, letak ovulum seperum dan carpellum 2 buah. Termasuk kedalam buah cariopsis yang
sehari hari disebut biji padi atau bulir, gabah sebenarnya bukan bijimelainkan buah padi
KARAKTERISTIK AMILUM
Amilum mempunyai rumus molekul (C6H10O5)n, dan densitas 1.5 g/cm3. Butir-butir
amilum atau pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan,
akan terjadi suatu larutan koloid yang kental. [1] Larutan koloid ini apabila diberi larutan
iodium akan bewarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang
membentuk senyawa kompleks. Sedangkan amilopektin dengan iodium akan berwarna ungu
atau merah lembayung.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase.
Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh prankreas terdapat amilase yang
bekerja terhadap amilum dalam makanan kita. Oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi
maltosa dalam bentuk β maltosa.[2] Selanjutnya maltosa di hidrolisis oleh asam sehingga
menghasilkan glukosa.