Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FARMAKOGNOSI

SIMPLISIA KULIT DELIMA (Purnicae granati Pericarpium)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Praktikum Farmakognosi

Dosen Pengampu: Ani Hartati, S. Si., Apt., M. Si

DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
1. Helma Nurija 2148401021
2. Seli Puspita Sari 2148401079
3. Rindi Indana Fitri 2148401077
4. Rizka Ayuningtyas 2148401031
5. Mesi Merliani 2148401063
6. Hendika Pratama 2148401056

JURUSAN DIII FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas petunjuk dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ”Pembuatan Simplisia Kulit Delima
(Purnicae granati Pericarpium)” dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Tugas ini
saya susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan sebagai mahasiswa untuk menambah
pengetahuan tentang Praktikum Farmakognosi, yaitu suatu pembelajaran didalam
dunia kesehatan yang berhubungan dengan obat berasal dari tumbuhan serta bagian-
bagian untuk diperoleh manfaatnya dalam berbagai sediaan.

Dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan, yang nantinya
dapat bermanfaat bagi semua. Tentunya dalam penyusunan tugas ini belumlah cukup
sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran mengenai isi makalah
ini mejadi lebih baik dan sebagai tolak ukur bagi kami dalam penyusunan sesuai
dengan yang diharapkan.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2


DAFTAR ISI............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Simplisia ....................................................................................... 6
B. Klasifikasi Kulit Delima .................................................................................. 7
C. Morfologi Delima............................................................................................. 8
D. Kandungan dan Manfaat Kulit Delima ............................................................ 9
E. Cara Penggunaan ............................................................................................ 12
BAB III PEMBUATAN SIMPLISIA
A. Metode Pembuatan Simplisia ......................................................................... 14
B. Alat dan Bahan ............................................................................................... 15
C. Pembuatan Simplisia ...................................................................................... 15
D. Perhitungan Kadar Air ................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan ...................................................................................................... 21
B. Saran................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya pemakaian tanaman obat dalam satu decade terakhir ini


berbanding lurus dengan berkembangnya industri jamu atau obat tradisional,
farmasi, kosmeti, minuman dan makanan. Pemanfaatan tanaman yang
biasanya digunakan berupa simplisia yaitu bahan tanaman yang masih belum
mengalami perubahan bentuk dan hanya dikeringkan saja. Selama ini banyak
Masyarakat yang telah menggunakan simplisia baik berupa akar, herba, biji,
daun dan batang, untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu sebagai obat
untuk mengobati berbagai macam penyakit (Atjung, 1982). 1
Obat dari bahan alam sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu di
Indonesia.2 Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran
dari bahan - bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan sebagai
pengobatan berdasarkan pengalaman. 3
Menurut Departemen Kesehatan RI Simplisia adalah bahan alami yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan
kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. 4
Kulit buah delima yang merupakan limbah ternyata memiliki aktivitas
antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan juice dari bagian bijinya
(Akhtar, dkk. 2015). Kulit buah delima kaya akan senyawa flavonoid, asam
fenolat, dan tanin diantaranya gallotannin, ellagitannin, anthocianin, asam
ellagat, kuersetin, asam galat dan katekin (Madrigal et al., 2009).

B. Perumusan Masalah

Pada makalah ini akan membahas terkait:


1. Apa pengetian dari simplisia?
2. Apa saja klasifikasi dari kulit buah delima?

1
Atjung, 1982, Tumbuhan Obat-obatan di Indonesia, 11, PT. Kurnia Esa, Jakarta. Backer, C.A. dan Van Den Brink,
R.C., 1968, Flora of Java, Jilid II, 444, N.V.P. Noordhoff, Groningen, Netherlands.
2
Farmakognosi. (n.d.). (n.p.): Jakad Media Publishing.
3
Permenkes RI No.246/Menkes/Per/v/1990
4
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3. Jelaskan morfologi dari kulit buah delima?
4. Apa saja kandungan dan manfaat dari kulit buah delima?
5. Bagaimana cara penggunaan kulit buah delima sebagai pengobatan?
6. Bagaimana proses pembuatan simplisia kulit buah delima?

C. Tujuan

Pada makalah ini, bertujuan untuk:


7. Untuk mengetahui pengertian simplisia.
8. Untuk mengetahui klasifikasi kulit buah delima.
9. Untuk mengetahui morfologi kulit buah delima.
10. Untuk mengetahui kandungan dan manfaat kulit buah delima.
11. Untuk mengetahui cara penggunaan kulit buah delima sebagai
pengobatan.
12. Untuk mengetahui proses pembuatan simplisia kulit buah delima.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun dalam bentuk segar ataupun serbuk kering.
Simplisia terbagi dalam 3 jenis:
1. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berasal dari tanaman utuh,
bagian tanaman dan eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya.

2. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berasal dari hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat
kimia murni.

3. Simplisia Pelikan/Mineral
Simplisia pelican adalah simplisia berasal dari bahan pelican atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa zat kimia murni.

Penamaan dari simplisia menggunakan bahasa Latin untuk menandai


ciri bagian tumbuhan yang dijadikan simplisia seperti misalnya folium
nerupakan bagian daun dari suatu tanaman obat. 5

5
BUKU AJAR OBAT TRADISIONAL. (n.d.). (n.p.): GUEPEDIA.
Gambar 1. Nama Latin Simplisia

B. Klasifikasi Kulit Delima

a. Nama Tanaman
 Sinonim : Malum granatum Rumph.
 Nama daerah : Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo),
dalimo (Batak). Jawa: dhalima (Madura), dalima (Sunda),
gangsalan (Jawa). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima
(Bima), lelo kase, rumau (Timor). Maluku: dilimene (Kisar)
 Nama asing
Shi liu (C), granaatappel (B),grenadier (P), pomegranate (I).
 Nama simplisia
Granati Pericarpium (kulit delima) 6

b. Klasifikasi Tanaman

Delima (Punica granatum L.)


Kerajaan : Plantae

6
Dalimartha, S. (2008). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Indonesia: Trubus Agriwijaya.
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtrales
Famili : Lythraceae
Genus : Punica L.
Spesies : Punica granatum L.7

Gambar 2. Buah Delima

C. Morfologi Delima

Delima memiliki ciri dan karakteristik sebagai berikut:


a. Batang
Sebagai tanaman perdu, delima mempunyai batang kecil dan dapat
tumbuh hingga ketinggian 2 meter hingga 5 meter. Batangnya berkayu
dengan percabangan ranting bersegi. Cabangnya banyak dan tidak terlalu
kuat. Cabang pohon delima berduri di bagian ketiak daun. Warna batang
delima cokelat saat masih muda, kemudianberubah menjadi warna hijau
kotor seiring pertambahan usia tanaman.

b. Daun
Daun tanaman delima berjenis daun tunggal dengan tangkai yang pendek.
Daunnya tumbuh secara berkelompok. Bentuknya lonjong dengan bagian
pangkal lancip dan ujung tumpul. Bagian tepi daun rata dengan
pertulangan daun yang bentuknya menyirip. Permukaan daun pohon
delima mengkilap. Ukuran panjang daun sekitar 1 cm sampai 9 cm,
sementara lebarnya 0,5 sampai 2,5 cm.

7
Bioaktivitas Dan Konstituen Kimia Tanaman Obat Indonesia. (2019). (n.p.): Deepublish.
c. Bunga
Pohon delima memiliki bunga berjenis bunga tunggal. Tangkainya pendek
dan keluar dari ujung ranting yang paling atas. Dalam 1 ranting biasanya
ditumbuhi 1 sampai 5 bunga dan akan tumbuh sepanjang tahun. Warna
bunga delima bervariasi, mulai dari merah, ungu dan putih.

d. Buah Delima
Buah delima termasuk ke dalam jenis buah buni. Bentuknya bulat dengan
diameter 5 cm hingga 12 cm. Warna kulitnya bermacam-macam, meliputi
warna hijau, hijau keunguan, coklat kemerahan, ungu kehitaman, hingga
putih. Pada kulitnya terkadang terdapat bercak-bercak yang warnanya
lebih tua.

e. Biji delima
Biji delima banyak dan ukurannya kecil. Bentuk bijinya bulat memanjang
dan teksturnya keras. Karena jumlahnya banyak, biji delima tersusun tak
beraturan dengan warna bervariasi, seperti putih, merah muda, atau merah.

D. Kandungan dan Manfaat Kulit Delima

1. Kandungan
Kulit buah delima mengandung alkaloid pelletieriene, granatin, betulic
acid, irsolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium
oksalat dan pati. Alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan
kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah
memiliki kandungan astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan
diare.8

 Alkaloid pelletierene
Pelletierine adalah gugus citraconoyl. (±)-Pelletierine ditemukan
dalam buah-buahan. (±)-Pelletierine adalah alkaloid dari delima.
(±)-Pelletierine ditemukan dalam buah-buahan. (±)-Pelletierine
adalah alkaloid dari delima.9

 Granatin
8
Dalimartha, S. (2008). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Indonesia: Trubus Agriwijaya.
9
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 92987,
Pelletierine
Granatin A adalah ellagitannin yang ditemukan di pericarp Punica
granatum (delima). Ini adalah inhibitor anhidrase karbonat yang
lemah.10

 Betullic acid
Asam betulinat adalah triterpenoid pentasiklik yang lupane
memiliki ikatan rangkap pada posisi 20(29) serta substituen 3 beta-
hidroksi dan 28-karboksi. Ini ditemukan di kulit kayu dan bagian
tanaman lain dari beberapa spesies tanaman termasuk Syzygium
claviflorum. Ini menunjukkan sifat anti-HIV, antimalaria,
antineoplastik dan anti-inflamasi. Ini memiliki peran sebagai
inhibitor EC 5.99.1.3 [DNA topoisomerase (ATP-hydrolysing)],
agen anti-HIV, antimalaria, agen anti-inflamasi, agen
antineoplastik dan metabolit tanaman. Ini adalah triterpenoid
pentasiklik dan asam hidroksi monokarboksilat. Itu berasal dari
hidrida lupane.11

 Ursolic acid
Asam ursolat merupakan triterpenoid pentasiklik yaitu asam urs-
12-en-28-oat yang disubstitusi oleh gugus beta-hidroksi pada
posisi 3. Memiliki peran sebagai metabolit tumbuhan dan
geroprotektor. Ini adalah triterpenoid pentasiklik dan asam
hidroksi monokarboksilat. Itu berasal dari hidrida ursane12

 Isoquercitrin
Isoquercetin adalah bioavailable oral, turunan glukosida dari
flavonoid quercetin dan penghambat protein disulfida isomerase
(PDI), dengan aktivitas antioksidan dan potensi antitrombotik.
Sebagai antioksidan, isoquercetin mengais radikal bebas dan
menghambat kerusakan oksidatif pada sel. Sebagai inhibitor PDI,
agen ini memblokir aktivasi trombosit yang dimediasi PDI, dan
pembentukan fibrin, yang mencegah pembentukan trombus setelah
cedera vaskular. Selain itu, isoquercetin adalah penghambat alfa-
glukosidase. PDI, suatu oksidoreduktase yang disekresikan oleh
sel-sel endotel teraktivasi dan trombosit, memainkan peran kunci

10
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 131752596,
Granatin A.
11
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 64971, Betulinic
acid.
12
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 64945, Ursolic
acid.
dalam inisiasi kaskade koagulasi. Kanker, selain gangguan
trombotik lainnya, meningkatkan risiko pembentukan trombus.13

 Elligatanin
Ellagitannin adalah kelas polifenol yang dibentuk oleh ikatan
oksidatif gugus galoil dengan ester asam galat pentahidroksi
glukosa di mana gugus galoil dihubungkan melalui ikatan C-C.
Ellagitannin memiliki efek yang beragam termasuk aktivitas anti-
oksidan, anti-proliferatif, anti-virus, dan anti-mikroba.14

 Resin
Pada resin didalam kulit buah delima mengandung banyak
antioksidan, berfungsi sebagai peremajaan pada kulit wajah.15

 Triterpenoid
Triterpenoid adalah produk alami yang paling banyak dan beragam
secara struktural, yang didistribusikan secara luas pada bakteri,
jamur, tumbuhan, dan hewan. Mereka memiliki berbagai fungsi
biologis yang terlibat dalam konstruksi membran sel, transduksi
sinyal, perlindungan terhadap patogen, dan sebagainya. (Dan Hu,
2020)

2. Manfaat
Kulit delima mengandung antibakteri dan anti-inflamasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan kesehatan tulang, terutama pada wanita yang telah
menopause.

Kulit delima yang dikeringkan menjadi bubuk adalah obat alami untuk
mengobati sakit tenggorokan dan batuk kering. Caranya adalah
berkumurlah dengan bubuk kulit delima yang sudah dicampur dengan
air hangat. Zat alami di dalamnya bermanfaat untuk mengobati infeksi
tenggorokan.

13
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 5280804,
Isoquercitrin.
14
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 10033935,
Ellagitannin..
15
Suratno, I. R., Dwiandhono, I., & Purnama, R. B. (2021). Pomegranate (Punica granatum L.) gel extract as an
antioxidant on the shear bond strength of a resin composite post-bleaching application with 40% hydrogen
peroxide. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 54(2), 87–91. https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v54.i2.p87-
91
Selain itu, kulit delima memiliki manfaat lainnya:
1. Sakit perut
2. Disentri amuba
3. Diare kronis
4. Pendarahan, seperti wasir berdarah, muntah darah,batuk darah,
pendarahan rahim, pendarahan rektum
5. Prolaps rektum
6. Radang tenggorokan
7. Radang telinga
8. Keputihan
9. Nyeri lambung

E. Cara Penggunaan

A. Untuk pemakaian luar:


1. Rebus kulit buah dan gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-
kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorokan, luka tersiram air
panas, infeksi jamur di kaki, atau semprotkan ke liang kemaluan
(vagina) pada keputihan.16

2. Untuk jerawat
 Ambil 2 sendok makan bubuk kulit delima
 Tambahkan susu, aduk hingga menjadi pasta.
 Oleskan pada wajah dan biarkan hingga kering.
 Setelah itu, basuh muka dengan air hangat. Lakukan dua kali
dalam seminggu.

B. Untuk penyakit tenggorokan


Mengobati batuk dan sakit tenggorokan:
Kulit delima yang dikeringkan menjadi bubuk adalah obat alami untuk
mengobati sakit tenggorokan dan batuk kering. Caranya adalah
berkumurlah dengan bubuk kulit delima yang sudah dicampur dengan air
hangat. Zat alami di dalamnya bermanfaat untuk mengobati infeksi
tenggorokan.

C. Untuk dikonsumsi
Obat sakit perut:

16
Dalimartha, S. (2008). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Indonesia: Trubus Agriwijaya.
Sakit perut merupakan satu lagi masalah yang bisa ditangani dengan
manfaat kulit delima. Kulit delima yang telah dipisahkan dari buahnya
diketahui mampu mengobati sakit perut yang disebabkan oleh konsumsi
makanan tidak bersih. Anda hanya perlu merebus air dengan kulit delima
serta biji pinang hingga mendidih. Setelah mendidih, saringlah air rebusan
tersebut dan konsumsi setiap sebelum sarapan.
BAB III

PEMBUATAN SIMPLISIA

A. Metode Pembuatan Simplisia

Pada pembuatan simplisia terdapat beberapa metode yang perlu dilakukan


seperti pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan/pemotongan, pengeringan, sortasi kering, penggilingan,
pewadahan, dan penyimpanan.

1. Pengumpulan bahan baku


Pengumpulan simplisia sangat penting untuk menetukan zat
berkhasiat. Hal-hal yang diperhatikan yaitu bagian tanaman yang
digunakan, umur tanaman yang digunakan, waktu panen dan
lingkungan tempat tumbuh.

2. Sortasi basah
Pada sortasi basah, kotoran perlu dibersihkan sebelum pencucian. Pada
pengumpulan kotoran organ-organ lain harus dihilangkan sesuai
dengan syarat-syarat pengotoran suatu simplisia yang di cantumkan
dalam monografi farmakope/MMI.

3. Pencucian
Simplisia dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran seperti
debu ataupun kotoran luar lainnya.

4. Perajangan/ pemotongan
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan, pengepakan, dan penggilangan/penyerbukan

5. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk pengawet bahan, mengurangi volume
berat, mempermudah pembuatan, mencegah reaksi enzimatik dan
mencegah perubahan-perubahan kimiawi. Cara pengeringan dilakukan
secara alami dengan sinar matahari, secara buatan seperti penaikan
suhu, pengurangan tekanan, secara kimia dengan menggunakan
penambahan zat-zat pengeringa, secara fisik dengan sinar inframerah
dan cara gelombang radiasi.
6. Sortasi kering
Sortasi dilakukan untuk memastikan tidak adanya pengotor-pengotor
simplisia. Sortasi ini dilakukan untuk memilih simplisia kering yang
bebas pengotor dan memiliki kualitas yang baik.

7. Penggilingan
Proses ini dilakukan untuk simplisia dijadikan serbuk.

8. Pewadahan
Pewadahan berfungsi untuk melindungi bahan dan tidak banyak
makan tempat. Wadah yang digunakan dalam keadaan bersih dan tidak
lembab agar mikroba tidak tumbuh.

9. Penyimpanan
Cara penyimpanan suatu bahan obat tidak ada suatu keistimewaan.
Wadah penyimpanan harus kering dan tertutup rapat, agar tidak
terjadinya kontaminasi akibat lembab.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan:


 Handscoon/sarung tangan
 Pisau
 Ayakan
 Sendok
 Alas pemotong
 Blander/ mesin penghalus
 Nampan stenless
 Alumunium
 Baskom
 Wadah/ botol kaca 120 ml

2. Bahan yang digunakan:


 Buah delima ( di ambil kulitnya)

C. Pembuatan Simplisia
Berikut cara pembuatan simplisia kulit buah delima (Purnicae granati
Pericarpium):
NO CARA PEMBUATAN GAMBAR
1. Pilihlah buah delima yang bisa
di gunakan untuk pembuatan
simplisia kulit delima

2. Lakukan pencucian di air


mengalir

3. Lalu di keringkan dengan kain


bersih

4. Gunakan sarung tangan agar


higienis
5. Potonglah buah delima dengan
menggunakan pisau

6. Pisahkan kulit delima dengan


biji buahnya karna yang akan di
gunakan hanyalah kulitnya

7. Lakukan sortasi basah untuk


memisahkan bagian yang dapat
di gunakan

8. Lakukan perajangan pada kulit


buah delima untuk
mempermudah proses
pengeringan
9. Alasi kertas pada pengeringan
kulit buah delima agar kadar air
cepat berkurang, lalu keringkan
di bawah sinar matahari selama
7 hari.

10. Kulit buah delima yang sudah


kering dan siap dihaluskan

11. Sebelum dijadikan serbuk


simplisia, lakukan sortasi kering

12. Lalu sebelum masuk ke mesin


penghalus, tumbuk kasar
terlebuh dahulu untuk
mempermudah proses
penggilingan.
13. Di masukan ke dalam blander
untuk di haluskan

14. Setelah itu lakukan pengayakan


agar di dapatkan serbuk halus

15. Lalu masukkan serbuk simplisia


kulit delima ke dalam wadah
kedap udara
16. Tutup rapat dan simpan di
tempat kering

D. Perhitungan Kadar Air Simplisia

Cara perhitungan kadar air dapat menggunakan rumus:

% Kadar Air = (W –W1) x 100%/W1

Dimana:
W = bobot contoh asal dalam gram
W1 = bobot contoh setelah dikeringkan dalam gram
100 = faktor konveksi ke % fk (faktor koreksi kadar air) = 100/(100 - %
kadar air (dihitung dari kadar air contoh pupuk halus dan digunakan
sebagai factor koreksi dalam perhitungan hasil analisis selain kadar
air dan bahan ikutan).

Diketahui:
1. Massa simplisia basah (W) = 500 gram
2. Massa simplisia kering (W1) = 395 gram

Perhitungan:
% Kadar air = (W – W1) x 100%
W1
= (500 – 395) gram x 100%
250 gram
= 0,27 %
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kulit buah delima yang merupakan limbah ternyata memiliki aktivitas
antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan juice dari bagian bijinya
(Akhtar, dkk. 2015). Kulit buah delima kaya akan senyawa flavonoid, asam
fenolat, dan tanin diantaranya gallotannin, ellagitannin, anthocianin, asam
ellagat, kuersetin, asam galat dan katekin (Madrigal et al., 2009).
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belummengalami pengolahan apapun juga dan kecuali diyatakan lain
simplisia merupakan bahanyang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia
nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. Terdapat
beberapa cara dalam pembuatan simplisia yaitu, Simplisia dibuat dengan cara
pengeringan, Simplisia dibuat dengan fermentasi, Simplisia dibuat dengan
proses khusus, dan simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.
Metode dalam pembuatan simplisia terdiri dari pengumpulan, sortasi
basah, pencucian, perajangan/pemotongan, pengeringan, sortasi kering,
pewadahan dan penyimpanan.
Pada persyaratan % kadar air untuk simplisia yaitu <10%. Pada
simplisia kulit buah delima kadar air yang diperoleh adalah 0,26%. Kadar air
yang diperoleh memenuhi syarat pada simplisia.

B. Saran
Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut terkait dengan pembuatan
simplisia kulit buah delima dengan pengeringan selain matahari yaitu dengan
oven agar meihat perbedaan dari hasil akhir serbuk dengan proses
pengeringan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Atjung, 1982, Tumbuhan Obat-obatan di Indonesia, 11, PT. Kurnia Esa,


Jakarta. Backer, C.A. dan Van Den Brink, R.C., 1968, Flora of Java,
Jilid II, 444, N.V.P. Noordhoff, Groningen, Netherlands. (Diakses
pada tanggal 2 November 2022)
Bioaktivitas Dan Konstituen Kimia Tanaman Obat
Indonesia. (2019). (n.p.): Deepublish. (Diakses pada tanggal 2
November 2022)
BUKU AJAR OBAT TRADISIONAL. (n.d.). (n.p.): GUEPEDIA. (Diakses
pada tanggal 2 November 2022)
Dalimartha, S. (2008). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Indonesia: Trubus
Agriwijaya. (Diakses pada tanggal 2 November 2022)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Diakses pada tanggal 5


November 2022)
Depkes RI. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta: DEPKES; 1985. (Diakses pada tanggal 2
November 2022)
Farmakognosi. (n.d.). (n.p.): Jakad Media Publishing. (Diakses pada tanggal 2
November 2022)
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound
Summary for CID 92987, Pelletierine. Retrieved November 2, 2022
from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Pelletierine.
(Diakses pada tanggal 2 November 2022)
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound
Summary for CID 131752596, Granatin A. Retrieved November 2,
2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Granatin-A.
(Diakses pada tanggal 2 November 2022)
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound
Summary for CID 64971, Betulinic acid. Retrieved November 2, 2022
from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Betulinic-acid.
(Diakses pada tanggal 2 November 2022)
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound
Summary for CID 64945, Ursolic acid. Retrieved November 2, 2022
from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ursolic-acid.
(Diakses pada tanggal 2 November 2022)
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound
Summary for CID 5280804, Isoquercitrin. Retrieved November 2,
2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Isoquercitrin.
(Diakses pada tanggal 2 November 2022)
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound
Summary for CID 10033935, Ellagitannin. Retrieved November 2,
2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ellagitannin.
(Diakses pada tanggal 2 November 2022)
Permenkes RI No.246/Menkes/Per/v/1990 (Diakses pada tanggal 5 November
2022)
Suratno, I. R., Dwiandhono, I., & Purnama, R. B. (2021). Pomegranate
(Punica granatum L.) gel extract as an antioxidant on the shear bond
strength of a resin composite post-bleaching application with 40%
hydrogen peroxide. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi), 54(2),
87–91. https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v54.i2.p87-91 (Diakses pada
tanggal 3 November 2022)

Anda mungkin juga menyukai