Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolit sekunder merupakan senyawa yang disintesa oleh mahluk hidup yang
berfungsi untuk membantu proses pertahanan diri dari kondisi lingkungan sekitar serta
tanaman atau hewan pengganggu. Oleh karena itu, keanekaragaman metabolit sekunder
dari suatu mahluk hidup sangat dipengaruhi oleh keadaan ekosistem tempat mahluk
tersebut hidup. Pada tumbuhan, metabolit sekunder diproduksi dengan tujuan utama
sebagai “antifeedant” dan “attractant”, dimana kedua fungsi tersebut dapat membantu
tumbuhan untuk berkembangbiak dan bertahan dari berbagai serangan hama pengganggu
(Achmad, 1986). Adanya fungsi tersebut mendorong manusia untuk memanfaatkan
metabolit sekunder sebagai sumber senyawa bioaktif.
Salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada semua tumbuhan hijau kecuali alga
adalah flavonoid. Metabolit sekunder ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan
sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuhan (Achmad, 1986). Pada
tumbuhan tingkat tinggi, flavonoid tersebar dalam jaringan bunga, daun, ranting, buah,
kayu dan akar.
Menurut Pratiwi dkk.,(2006) dalam Darsono dkk.,(2012) bahwa secara alami
beberapa jenis tumbuhan merupakan sumber antioksidan, hal ini dapat ditemukan pada
beberapa jenis sayuran, buah-buahan segar, beberapa jenis tumbuhan lain dan rempah-
rempah.
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang
satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder
yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya
ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi
metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator,
dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk
berinteraksi dengan lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metabolit sekunder?
2. Apa saja kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam metabolit sekunder?

1.3 Manfaat
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang kandungan senyawa kimia metabolit
sekunder
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang
satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder
yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya
ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Metabolit sekunder ini merupakan zat
warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuhan
(Achmad, 1986). Pada tumbuhan tingkat tinggi, flavonoid tersebar dalam jaringan bunga,
daun, ranting, buah, kayu dan akar.
2.2 Jenis – jenis metabolit sekunder
2.2.1 Alkaloid
Alkaloid yaitu senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tumbuhandan
digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat, misalnyamorpin,
atropine, dan codein. Alkaloid dapat menembus barrier darah otak(blood-brain
barrier), apabila kandungan alkaloid berlebihan dalam tubuhmaka alkaloid dapat
menyebabkan kerusakan hati
Cara kerja :
Sejumlah sampel dibasakan dengan menggunakan ammonia 10%, kemudian
diekstraksi dengan pelarut organic kloroform. Filtrat kloroform siambil dan
ditambahkan HCL 2N, kemudian lapisan air diambil dan direaksikan dengan
reagen :
2.2.1.1 Pereaksi Mayer
Ekstrak methanol

HCl 0,5 N

Ditambahkan pereaksi mayer

Endapan kuning (positif alkaloid)


2.2.1.2 Pereaksi Dragendroff
Ekstrak metanol
HCl 0,5 N

Ditambahkan pereaksi dragendroff

Endapan jingga (positif alkaloid)

2.2.1.3 Pereaksi Bauchardat


Ekstrak methanol

HCl 0,5 N

Ditambahkan pereaksi bauchardat

Endapan coklat (positif alkaloid)

2.2.2 Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid dapat larutdalam
pelarut polar, seperti etanol, methanol, aseton, dimetil sulfoksida(DMSO),
dimetil fonfamida (DMF) dan air.
Cara kerja :
2.2.2.1 serbuk Mg
ekstrak etanol

HCl P

serbuk Mg

Warna merah muda (positif)


2.2.2.2 FeCl3
Serbuk sampel
FeCl3 dan HCl P

Warna merah (positif)

2.2.3 Tanin
Tanin merupakan senyawa fenolik yang kerjanya bersifat
adstringen(menciutkan selaput usus/pengelat) yang dapat mengurangi
kontraksiusus, menghambat diare, mengurangi penyerapan, dan melindungi
ususdengan cara melapisi permukaan lumen.
Cara kerja :
2.2.3.1 FeCl3
Serbuk sampel

FeCl3 dan HCl P

Warna merah (positif)

2.2.3.2 Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian


larutan HCL 2N sampai terendam dan dipanaskan dalam waterbat 100
C selama 15 menit. Setelah dingin ditambahkan 5 tetes amil alcohol.
Senyawa golongan tannin positif jika terbentuk warna merah jingga
pada lapisan amil alcohol
2.2.4 Fenol
Pada plat tetes,sejumlah sampel dioleskan pada plat tetes kemudian
ditambahkan larutan FeCl3 10%. Diamati perubahan warna yang terjadi
senyawa golongan fenol positif jika terjadi warna hitam, ungu, hijau.
2.2.5 Terpenoid
Pada plat tetes, sejumlah sampel dioles pada plat tetes kemudian ditambahkan
vanillin dan 2 tetes asam sulfat (H2SO4p). Diamati perubahan warna yang
terjadi senyawa golongan terpenoid positif terjadi warna merah sampai ungu.
2.2.6 Steroid
Pada percobaan steroid, dimana serbuk diekstrakdengan etanollalu didihkan
selama 15 menit lalu disaring, kemudian filtrat yang adadiuapkan sampai
kering. Lau ekstrak yang telah kering disuspensikandengan air lalu ditambah
dengan eter dan bagian yang larut dalam eterdipisahkan. Lapisan eter
kemudian ditetesi dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Positif mengandung
steroid jika berwarna merah jambu. Padasampel daun paku hata negative (-)
atau tidak mengandung steroid.
2.2.7 Saponin
Saponin adalah suatu glikosida triterpana dan sterol yang mungkinterdapat
pada banyak tanaman. Kata saponin berasal dari bahasa Latin“sapo” yaitu
suatu bahan yang akan membentuk busa jika dilarutkan dalam larutan yang
encer. Saponin berfungsi sebagai ekspektoran,kemudian emetikum jika
dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Saponin juga merupakan senyawa kimia
yang dapat menyebabkan sel darahmerah terganggu akibat dari kerusakan
membran sel, menurunkankolestrol plasma, dan dapat menjaga keseimbangan
flora usus, sertasebagai antibakteri.
Cara kerja :
Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan
aquades sampai terendam dan dipanaskan dalam waterbath 100 C selama 15
menit. Setelah dingin dikocok kuat arah vertical. Senyawa golongan saponin
positif jika terbentuk busa yang mantap.

Anda mungkin juga menyukai