Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN OBAT KADALUARSA, RUSAK, DEAD STOK

DIPUSKESMAS KUMPE ULU


TAHUN 2022

Dosen pembimbing :
Dr.Dona Muih,M.Si.,Apt
Drs.HISRAN H,Apt,ME

Disusun oleh :
SITI MARIAM BELINA
Nim : PO71390200078

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN FARMASI
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pengelolaan obat di Puskesmas merupakan salah satu hal yang perlu
diperhatikan, apabila pengelolaan obat tidak sesuai dengan prosedur akan menimbulkan
masalah tumpang tindih anggaran serta pemakaian obat yang tidak tepat. Hal tersebut
mengakibatkan ketersediaan obat menjadi berkurang, obat menumpuk karena perencanaan
obat yang tidak sesuai, serta biaya obat menjadi mahal karena penggunaan obat yang tidak
rasional (Nurniati dkk., 2016).
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi untuk menentukan
jenis dan jumlah sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan
dari perencanaan adalah untuk memperkirakan jenis dan jumlah sediaan farmasi,
meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan pengadaan obat perlu mempertimbangkan jenis obat dan jumlah obat yang
diperlukan, karena dapat mengakibatkan adanya stok kosong dan stok berlebih. Salah satu
akibat yang ditimbulkan jika suatu instansi mengalami stok berlebih maka adanya obat Dead
Stok (Stok Mati) atau obat yang tidak terdapat transaksi selama 3 bulan yang akan
meningkatkan suatu pemborosan dan kemungkinan obat akan kadaluarsa atau rusak. (Depkes
RI, 2016).
Salah satu ruang lingkup pengelolaan obat adalah penyimpanan obat. Proses
penyimpanan obat yang tidak sesuai akan menimbulkan kerugian seperti tidak dapat
mempertahankan mutu dari sediaan obat sehingga obat menjadi kadaluarsa sebeluum
tanggalnya tiba (Akbar dkk., 2016).
Obat yang sudah melewati masa kadaluarsa dapat membahayakan karena kurangnya
stabilitas obat tersebut dan dapat juga mengakibatkan efek toksik (racun). Hal ini
dikarenakan kerja obat sudah tidak optimal dan kecepatan reaksinya telah menurun, sehingga
obat yang masuk kedalam tubuh hanya mengendap dan menjadi racun. Penyimpanan
merupakan tahap dari pengelolaan menjadi sangat penting dalam memelihara mutu obat,
memudahkan pencarian dan pengawasan, mengoptimalkan persediaan, serta mengurangi
adanya Obat Kadaluarsa, Obat Rusak, dan Obat Dead Stok. (Satibi, 2017).
Menurut Djatmiko (2009) di Instalasi perbekalan farmasi Dinas Kesehatan Semarang
dimana terdapat 2 jenis obat kadaluarsa dari 127 total jenis obat, sehingga presentase obat
kadaluarsa adalah 1,57% dengan nilai obat Rp. 10.094.590,- dan ditemukan terdapat 5 jenis
obat rusak dari 127 total jenis di perbekaan instalasi farmasi sehingga presentase obat rusak
adalaah 3,94% dengan nilai obat rusak Rp. 432.537.00,- (Djatmiko, 2009).
Hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan dipuskesmas wilayah Magelang,
menyatakan bahwa presentase stok mati sebesar 9%, obat kadaluarsa sebesar 4% dan obat
rusak sejumlah 0%. (oktafiyana,2019).
Penelitian yang dilakukan oleh (Revina, 2020) di Puskesmas Magelang Utara
menyatakan bahwa presentase obat kadaluarsa sebesar 24%, dan di Puskesmas Kajoran 2
sebesar 18%, presentase obat rusak 0%, dan presentase obat dead stok diPuskesmas
Magelang Utara sebesar 20% dan di Puskesmas Kajoran 2 sebesar 40%.
Berdasarkan latar belakang tersebut yang terkait dengan obat kadaluarsa, obat rusak,
obat dead stok maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Obat
Kadaluarsa, Rusak, Dead Stok di Puskesmas kumpe ulu Tahun 2022”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Gambaran Obat kadaluarsa, Obat Rusak, Obat Dead Stok di Puskesmas kumpe
ulu 2022”.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Peneliti bertujuan untuk mengetahui gambaran obat kadaluarsa, rusak, dead stok
di Puskesmas kumpe ulu.
1.3.2 Tujuan khusus
Peneliti bertujuan untuk:
a. Mengetahui presentase obat Kadaluarsa di Puskesmas kumpe ulu
b. Mengetahui presentase Obat Rusak di Puskesmas kumpe ulu
c. Mengetahui presentase Obat Dead Stok di Puskesmas kumpe ulu
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang gambaran presentase
obat kadaluarsa, rusak, dead stok untuk menghindari beredarnya obat yang diketahui
kadaluarsa dilingkungan Puskesmas dan pemakaian obat yang diketahui rusak dan
obat kadaluarsa.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Sebagai masukan terhadap manajemen pengelolaan obat kadaluarsa, rusak, dead
stok sehingga mengurangi kerugian karena kadaluarsa, rusak dan dead stok.
1.4.3 Bagi Peneliti
Diharapkan dapat sebagai sumber informasi serta manfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya tentang obat kadaluarsa, rusak dan dead stok.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, N. H., Kartinah, N., & Wijaya, C. (2016). Analisis Manajemen


Penyimpanan Obat di Puskesmas Se-Kota Banjarbaru. Jurnal Manajemen
Dan Pelayanan Farmasi, 6(4), 255–260.

BPOM RI. (2012). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.11.12.7542 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.

BPOM RI. (2014). Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan


Obat yang Baik 2012 Jilid II. Jakarta..

Imron, D. M. (2011). Statistika Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai