Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

GOLONGAN OBAT KERAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen : 1. Faida Annisa, S. Kep., Ns., MNS
2. Dini Prastyo Wijayanti, S. Kep., Ns., M. Kep.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Ananda Sofia N. H. (2201003)


2. Sindy Nabila M. (2201004)
3. Sherly Diana P. (2201005)
4. Lia Nur Abhidah (2201007)
5. Ayu Ristiani (2201008)
6. Adis Abilia (2201009)
7. Afif Apriyanto (2201012)
8. Dea Cahya Y. (2201015)

KELAS 1A
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Golongan Obat Keras” ini tepat pada waktunya.
Makalah “Golongan Obat Keras” ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah “Golongan Obat Keras” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sidoarjo, 16 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obat Keras.............................................................................
2.2 Penandaan Obat Keras.............................................................................
2.3 Contoh Obat Keras..................................................................................
2.4 Efek Samping Penggunaan Obat Keras...................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat adalah salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Setiap
orang pasti pernah merasakan jatuh sakit. Misalnya kepala pusing, batuk pilek, atau
perut mules. Untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit, maka biasanya
langsung minum obat. Umumnya masyarakat kurang memahami bahwa obat selain
menyembuhkan penyakit, juga mempunyai efek samping yang merugikan kesehatan.
Bahaya ikatan dari obat sering timbul pada penyalahgunaan obat, misalnya terlalu
sering dan sembarangan minum obat terlampau banyak atau takaran yang salah.
Beberapa pengaruh buruk dari obat yang perlu dipahami oleh masyarakat umum
ialah pengaruh efek samping obat, keracunan obat, alergi obat, pengaruh negatif bila
dua macam atau lebih dipakai secara bersama (Widjajanti, 2004).
Di Indonesia penduduk yang mengeluh sakit selama satu bulan terakhir pada
tahun 2004 sebanyak 24,41%. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan
masyarakat yang mengeluh sakit sebagian besar adalah pengobatan sendiri (87,37%).
Sisanya mencari pengobatan sendiri antara lain ke puskesmas, paramedik, dokter
praktik, rumah sakit, balai pengobatan, dan pengobatan tradisional (BPS, 2005).
Berdasarkan fenomena saat ini penggunaan obat keras semakin meningkat, hal ini
disebabkan oleh faktor pendapatan dan pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendapatan, semakin tinggi juga daya beli masyarakat. Akan tetapi semakin tinggi
tingkat pendidikan, semakin rendah penggunaan obat keras tanpa resep.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan obat keras?
1.2.2 Apa sajakah yang termasuk obat keras?
1.2.3 Bagaimanakah penandaan obat keras?
1.2.4 Bagaimanakah efek samping penggunaan obat keras?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tanda dan jenis obat keras,
serta juga efek samping yang akan didapatkan jika dikonsumsi tanpa resep dokter
PEMBAHASAN

1.2.1 Apakah yang dimaksud obat keras?


Obat keras merupakan obat yang hanya diperjual belikan di apotek untuk mendapatkannya
haruslah menggunakan resep dokter. Namun, pada prakteknya pengelola apotek serimgkali melanggar
SOP yang berlaku, yakni memberikan obat keras tersebut kepada masyarakat tanpa menggunakan resep
dokter. Jual beli obat merupakan suatu pejanjian sehingga apabila ada salah satu pihak yang melanggar
dapat dikatakan sebagai wanprestasi. Timbulnya wanprestasi membawa kerugian bagi pasien sehingga
pengelola apotek harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

1.2.2 Apa sajakah yang termasuk obat keras?

Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Ciri-cirinya

adalah bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K

ditengah yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual di apotek dan

harus dengan resep dokter pada saat membelinya (Anonim, 2008).

Contohnya antibiotik (amoksilin, klorampenikol), asam mefenamat, obat hipertensi (hidroklortiazid,


kaptopril).

1. Antibiotik amokcilin ,chloramphenikol

Adalah antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri di berbagai
bagian tubuh. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Kekurangan dari chloramphenikol adalah dapat menyebabkan efek samping hematologik
yang berat jika diberikan secara sistematik.
Kelebihan dari chloramphenikol adalah dapat menghambat pertumbuhan bakteri
sehingga sistem kekebalan tubuh dapat memberantas infeksi dengan lebih mudah.

2. Asam mefenamat

Adalah obat untuk meredakan nyeri akibat nyeri haid, cedera, sakit gigi, sakit kepala, atau
radang sendi.

Kekurangan dari asam mefenamat adalah faktanya, asam mefenamat dapat


meningkatkan risiko masalah jantung, termasuk serangan jantung, stroke, gagal jantung,
atau pembekuan darah.
Kelebihan dari asam mefenamat adalah meredakan nyeri. Sebab, obat ini bekerja dengan
cara menghambat enzim yang memproduksi senyawa penyebab rasa sakit dan peradangan
yang disebut prostaglandin.

3. Obat hipertensi (hidroklortiazid, kaptopril)

Adalah digunakan sebagai obat anti hipertensi yang bekerja dengan cara mengurangi
kemampuan ginjal untuk menyerap terlalu banyak natrium yang bisa menyebabkan retensi
cairan. Dalam penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Kekurangan dari obat hipertensi adalah mengalami efek samping pusing atau pening,
diare, konstipasi
Kelebihan dari obat hipertensi adalah mudah untuk dikonsumsi, menurunkan tekanan
darah ke dalam rentang normal.

1.2.3 Bagaimanakah penandaan obat keras?


bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K ditengah
yang menyentuh garis tepi. Obat yang dijual bebas di toko-toko tanpa label atau keterangan tentang
khasiat, aturan, dan peringatan yang jelas, diedarkan dan diserahkan oleh orang yang bukan ahli dapat
berbahaya bagi orang yang menggunakannya, apalagi jika obat tersebut tergolong obat keras. narkoba,
bisa berakibat fatal. Obat dapat berkhasiat menyembuhkan apabila tepat menyembuhkan penyakit,
tepat dosis, tepat cara penggunaan, serta tepat waktu dan lama penggunaan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi obat resep yang beredar di toko-toko tanpa dilengkapi dengan label atau
informasi tentang sifat, aturan, dan peringatan yang jelas sesuai dengan undang-undang. Metode
Penelitian menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), metode ini merupakan salah satu metode
analisis kualitatif terhadap sampel yang terdeteksi, dengan parameter untuk identifikasi berdasarkan
data dari nilai Rf. Hasil penelitian menunjukkan obat berupa tablet berwarna kuning adalah
deksametason dengan nilai Rf: standar (0,68), sampel I (0,68) dan sampel II (0,70). Untuk obat berupa
kapsul berwarna jingga hitam adalah piroksikam, dengan nilai Rf standar (0,28), sampel I (0,28) dan
sampel II (0,28). Identifikasi obat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis yang positif mengandung
obat deksametason dan piroksikam. Kedua jenis obat tersebut termasuk golongan obat keras yang
penggunaannya harus dengan resep dokter, dapat diperoleh dari apotek bukan di toko, toko obat tidak
berizin, atau toko obat berizin. Untuk obat berupa kapsul berwarna jingga hitam adalah piroksikam,
dengan nilai Rf standar (0,28), sampel I (0,28) dan sampel II (0,28). Identifikasi obat dilakukan dengan
kromatografi lapis tipis yang positif mengandung obat deksametason dan piroksikam. Kedua jenis obat
tersebut termasuk golongan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter, dapat
diperoleh dari apotek bukan di toko, toko obat tidak berizin, atau toko obat berizin. Untuk obat berupa
kapsul berwarna jingga hitam adalah piroksikam, dengan nilai Rf standar (0,28), sampel I (0,28) dan
sampel II (0,28). Identifikasi obat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis yang positif mengandung
obat deksametason dan piroksikam. Kedua jenis obat tersebut termasuk golongan obat keras yang
penggunaannya harus dengan resep dokter, dapat diperoleh dari apotek bukan di toko, toko obat tidak
berizin, atau toko obat berizin.

1.2.4 Bagaimana efek samping penggunaan obat keras ?


Sakit kepala, nyeri otot, memburuknya fungsi hati dan jantung, kerusakan ginjal jika
penggunaannya secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai