OLEH
KELOMPOK V
TINGKAT I REGULER B
JURUSAN FARMASI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami
buat guna untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat(IKM) yang diberikan
oleh Bapak Drs.Jefrin Sambara,Apt.M.Si
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga meminta maaf apabila terdapat
kesalahan kata dalam makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar ke depannya kami dapat menyusun makalah
yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kupang,Mei 2019
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…iii
BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………………………….……1
1.1Latar Belakang…………………………………………………………...….…1
1.2Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
1.3Tujuan……………………………………………………………………….…2
BAB 2 : PEMBAHASAN……………………………………………………....…3
2.1 Pengertian obat bebas dan obat bebas terbatas...………………………………3
2.2 Pengertian perbekalan ……………………………………………………...…5
2.3 Prinsip simulasi obat bebas , bebas terbatas dan perbekalan …..……………..8
BAB 3 : PENUTUP………………………………………………………………11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………11
3.2 Saran…………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………………….12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan obat bebas dan obat bebas terbatas ?
2. Apa yang dimaksud dengan perbekalan ?
3. Bagaimana prinsip simulasi obat bebas, obat bebas terbatas dan perbekalan ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian obat bebas dan obat bebas terbatas
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian perbekalan
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip simulasi obat , obat bebas terbatas dan
perbekalan
BAB II
PEMBAHASAN
Obat tanpa resep adalah obat untuk jenis penyakit yang pengobatannya
dianggap dan ditetapkan sendiri oleh masyarakat dan tidak begitu membahayakan
jika mengikuti aturan memakainya.Obat yang beredar dimasyarakat dibagi atas
empat golongan, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat
narkotika . Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli tanpa resep di apotek
dan toko obat.Biasanya obat bebas dapat mendorong untuk pengobatan sendiri atau
perawatan penyakit tanpa pemeriksaan dokter dan diagnosa . Menurut
penggolongannya obat dibagi menjadi 5 golongan yaitu:
1)Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter.Tandakhusus pada kemasan dan etiket obat bebasadalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam contoh paracetamol
Selain tanda khusus obat bebas terbatas, terdapat pula tanda peringatan.
Tanda peringatan ini diberikan karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu
obat ini aman dipakai untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat
persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam,
yaitu:
3)Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan
resepdokter.Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalamlingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam.Obat psikotropikaadalah obat keras baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yangberkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan sarafpusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental danperilaku
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukantanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkanpenurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangisampai menghilangkan rasa nyeri
dan menimbulkan ketergantungan.Obat psikotropika adalah obat keras baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku
3.Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
1.Obat-obat dan perbekalan farmasi yang diperoleh apotek harus bersumber dari
pabrik farmasi, pedagang besar farmasi (PBF), apotek lain atau alat distribusi lain
yang sah. Obat tersebut harus memenuhi ketentuan daftar obat wajib apotek
(DOWA). Surat pesanan obat dan perbekalan farmasi lainnya harus ditandatangani
oleh apoteker dengan mencantumkan nama dan No Surat Izin Kerja (SIK). Bila
berhalangan, APA dapat diwkili oleh apoteker pendamping atau apoteker
pengganti
2.Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok serta memenuhi
ketentuan pembungkusan dan penandaan yang sesuai dengan Farmakope edisi
terbaru atau yang telah ditetapkan oleh Badan POM
3.Penerimaan, penyimpanan, serta penyaluran obat dan perbekalan kesehatan di
bidang farmasi harus diatur dengan administrasi
2.3 Prinsip simulasi obat bebas , obat bebas terbatas dan perbekalan farmasi
Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dalam pengobatan sendiri(swamedikasi)
harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum, yaitupenggunaan obat secara aman
dan rasional. Swamedikasi yang bertanggung jawab membutuhkan produk obat yang sudah
terbukti keamanan, khasiat dankualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat
sesuai dengan indikasipenyakit dan kondisi pasien.Sebagai seorang profesional kesehatan
dalam bidang kefarmasian, Apoteker mempunyai peran yang sangat penting dalam
memberikan bantuan, nasehat danpetunjuk kepada masyarakat yang ingin melakukan
swamedikasi, agar dapatmelakukannya secara bertanggung jawab. Apoteker harus dapat
menekankankepada pasien, bahwa walaupun dapat diperoleh tanpa resep dokter,
namunpenggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas tetap dapat menimbulkanbahaya dan
efek samping yang tidak dikehendaki jika dipergunakan secara tidaksemestinya.Dalam
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas, Apoteker memiliki duaperan yang sangat
penting, yaitu menyediakan produk obat yang sudah terbuktikeamanan, khasiat dan kualitasnya
serta memberikan informasi yang dibutuhkanatau melakukan konseling kepada pasien (dan
keluarganya) agar obat digunakansecara aman, tepat dan rasional. Konseling dilakukan
terutama dalammempertimbangkan :
1. Ketepatan penentuan indikasi/penyakit
2. Ketepatan pemilihan obat (efektif, aman, ekonomis), serta
3. Ketepatan dosis dan cara penggunaan obat.Satu hal yang sangat penting dalam konseling
swamedikasi adalah meyakinkanagar produk yang digunakan tidak berinteraksi negatif dengan
produk-produk yang sedang digunakan atau dikonsumsi pasien.
Di samping itu Apoteker jugadiharapkan dapat memberikan petunjuk kepada pasien
bagaimana memonitor penyakitnya, serta kapan harus menghentikan pengobatannya atau
kapan harusberkonsultasi kepada dokter.Informasi tentang obat dan penggunaannya perlu
adiberikan pada pasien saatkonseling untuk swamedikasi pada dasarnya lebih ditekankan pada
informasifarmakoterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan serta pertanyaan pasien.
Selain itu, Apoteker juga perlu memberi informasi kepada pasien tentangobat generik
yang memiliki khasiat sebagaimana yang dibutuhkan, serta keuntungan yang dapat diperoleh
dengan menggunakan obat generik. Hal ini penting dalam pemilihan obat yang selayaknya
harus selalu memperhatikan aspek farmakoekonomi dan hak pasien.Disamping konseling
dalam farmakoterapi, Apoteker juga memiliki tanggung jawablain yang lebih luas dalam
swamedikasi. Dalam pernyataan bersama yangdikeluarkan oleh IPF (International
Pharmaceutical Federation) dan WMI (World Self-Medication Industry) tentang
swamedikasi yang bertanggung jawab (Responsible Self-Medication) dinyatakan sebagai
berikut:
1. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberikan nasehat daninformasi
yang benar, cukup dan objektif tentang swamedikasi dan semuaproduk yang tersedia untuk
swamedikasi.
2. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk merekomendasikankepada pasien agar
segera mencari nasehat medis yang diperlukan, apabiladipertimbangkan swamedikasi tidak
mencukupi.
3. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk memberikan laporankepada lembaga
pemerintah yang berwenang, dan untuk menginformasikankepada produsen obat yang
bersangkutan, mengenai efek tak dikehendaki (adverse reaction) yang terjadi pada pasien
yang menggunakan obat tersebutdalam swamedikasi
4. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk mendorong anggotamasyarakat agar
memperlakukan obat sebagai produk khusus yang harusdipergunakan dan disimpan secara
hati-hati, dan tidak boleh dipergunakan tanpa indikasi yang jelas .
Sedangkan untuk prinsip perbekalan farmasi harus dikelola secara efektif karena
merupakan komponen terbesar dalam pengeluaran apotek (±40-50%) dan dana
kebutuhan apotek tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan perbekalan
farmasi yang efektif dan efisien akan mendukung mutu pelayanan kesehatan di
apotek . Keberhasilan pengelolaan perbekalan farmasi tergantung pada kondisi,
ketaatan kebijakan, tugas pokok dan fungsi.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Obat bebas dan obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa
memerlukan resep di apotik atau toko obat . Perbekalan farmasi di apotek adalah
suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling
terkait antara satu dengan yang lain.
Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dalam pengobatan sendiri(swamedikasi)
harus mengikuti prinsip penggunaan obat secara umum, yaitupenggunaan obat secara aman
dan rasional. Swamedikasi yang bertanggung jawab membutuhkan produk obat yang sudah
terbukti keamanan, khasiat dankualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat
sesuai dengan indikasipenyakit dan kondisi pasien.
Sedangkan untuk prinsip perbekalan farmasi harus dikelola secara efektif karena
merupakan komponen terbesar dalam pengeluaran apotek dan dana kebutuhan
apotek tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan perbekalan farmasi
yang efektif dan efisien akan mendukung mutu pelayanan kesehatan di apotek .
Keberhasilan pengelolaan perbekalan farmasi tergantung pada kondisi, ketaatan
kebijakan, tugas pokok dan fungsi.
3.2 Saran
Kita harus memahami tentang obat bebas dan obat bebas terbatas serta
cara pengelolaan dan prinsip perbekalan farmasi agar dapat memberikan
informasi tentang swamedikasi yang baik juga pengelolaan farmasi yang teratur
.
DAFTAR PUSTAKA
https://slideplayer.info/slide/11123389/
https://www.academia.edu/7432151/PENGELOLAAN_PERBEKALAN_FARMA
SI_Pengelolaan
sertifikasiguru.uad.ac.id/wp-content/.../10/BAB-XI-PERBEKALAN-FARMASI.pdf