Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kimia Farmasi
mengenai Penggolongan Obat
Adapun makalah Kimia Farmasi mengenai Penggolongan Obat ini telah kami
selesaikan semaksimal mungkin. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Dan juga kritik dan saran dari bapak/ibu dosen juga kami harapkan agar tidak
terjadi kekeliruan lagi di makalah yang selanjutnya.
Akhirnya kami selaku penyusun mengharapkan semoga dari makalah Kimia Farmasi
yang kami buat ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
wawasan terhadap pembaca.

Bengkulu, 22 Agustus 2014

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………….................................
Daftar Isi ………………………………………………….........................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II ISI……………………………………………………………………………………..
2.1 Definisi obat
2.2 Jenis penggolongan obat secara luas
2.3 Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
2.4 Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
2.5 Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
2.6 Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
2.7 Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
2.8 Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
2.9 Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses
penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.
Golongan obat adalah penggolonga yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara mendetail pada pembahasan
selanjutnya.
Akan tetapi, sebelum kita mengetahui contoh obat- obat yang tergolong dalam obat
bebas terbatas, kita juga harus mengetahui penggolongan-penggolongannya sehingga
mengapa obat obat tersebut agar keamanannya dapat terjaga.
Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat.

1.2 R u m u s a n M a s a l a h
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini:
1. Bagaimana definisi obat ?
2. Apa saja jenis golongan obat secara luas?
3. Apa saja jenis obat?
4. Bagaimanakah mekanisme kerja obat?
5. Dimanakah lokasi dan tempat kerja obat?
6. Bagaimanakah cara pemakaian obat?
7. Bagaimanakah efek dari pemakaian obat?
8. Bagaimanakah cara kerja obat?
9. Dari mana obat berasal?

1.3 Tujuan
Ada beberapa poin yang ingin dicapai sebagai tujuan penulisan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui definisi obat.
2. Untuk mengetahui berbagai macam jenis obat secara luas.
3. Untuk mengetahui jenis obat.
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat.
5. Untuk mengetahui lokasi dan tempat kerja obat.
6. Untuk mengetahui cara pemakaian obat.
7. Untuk mengetahui efek dari pemakaian obat.
8. Untuk mengetahui cara kerja obat.
9. Untuk mengetahui asal obat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI OBAT
Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan yang
mempunyai pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek
psikologis, fisiologis maupun biokimiawi. Obat juga merupakan kumpulan zat kimia yang
dapat mempengaruhi proses hidup setiap manusia yang mengkonsumsinya dan akan melewati
mekanisme kerja dari mulai bagaimana obat itu di absorpsi, didistribusikan, mengalami
biotransformasi dan akhirnya harus ada yang diekskresikan. Pengobatan memiliki tujuan
yaitu sebagai penetapan diagnosa, sebagai tindakan pencegahan (preventif), dan
penyembuhan (kuratif), simtomatik. Pengobatan juga bisa berperan dalam proses pemulihan
kembali (rehabilitatif) maupun peningkatan kesehatan (promotif) serta sebagai kontrasepsi.
Obat merupakan kumpulan zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup setiap
manusia yang mengkonsumsinya dan akan melewati mekanisme kerja dari mulai bagaimana
obat itu diabsorpsi, didistribusikan, mengalami biotransformasi dan akhirnya harus ada yang
diekskresikan
Asal obat

Obat diperoleh:
• Tumbuhan ……….………Kuinin
• Hewan ………………….. Insulin
• Mineral………………….. Koalin
• Mikroorganisme…………Penisilin
• Sintesa……………..........Sulfonamida

2.2 JENIS PENGGOLONGAN OBAT SECARA LUAS


Berikut ini merupakan penggolongan obat berdasarkan jenisnya
1. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
2. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
3. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
4. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
5. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
6. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

2.3 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN JENISNYA

Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


917/Menkes/Per/X /1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
949/Menkes/Per/ VI/2000 penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari : obat
bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
1. OBAT BEBAS
Peratuan daerah Tingkat II tangerang yakni Perda Nomor 12 Tahun1994 tentang izin
Pedagang Eceran Obat memuat pengertian obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas
kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat
keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI.
Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B Compleks, E dan Obat
batuk hitam Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk untuk obat bebas dan untuk obat bebas
terbatas.
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam,
seperti terlihat pada gambar berikut :
2. OBAT BEBAS TERBATAS

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-obatan kedalam daftar


obat “W” (Waarschuwing) memberikan pengertian obat bebas terbatas adalah obat keras
yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran panjang 5 cm,lebar 2 cm
dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut
Penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83
tanda khusus untuk obat bebas terbatas.
3. OBAT KERAS
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/memasukkan obat-obatan
kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang
ditetapkan sebagai berikut :
a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya
boleh diserahkan denagn resep dokter.
b. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan secara
parenteral.
c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara
tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
Contoh :

v Andrenalinum
v Antibiotika
v Antihistaminika, dan lain-lain

Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.


02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G adalah “Lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan hurup K yang menyentuh garis
tepi”, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
4. OBAT WAJIB APOTEK
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa
resep dokter. Menurut keputusan mentri kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990
yang telah diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor
924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang
diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek dalam
pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat
c. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk
pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek misalnya : obat saluran
cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.

5. OBAT GOLONGAN NARKOTIKA


Pengertian narkotika menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan I, II dan III.
Contoh :
v Tanaman Papaver Somniferum
v Tanaman Koka
v Tanaman ganja
v Heroina
v Morfina
v Ovium
v Kodeina

Penandaan Obat Narkotika

6. OBAT PSIKOTROPIKA
Pengertian psikotropika menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997
tentang psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Contoh :
v Lisergida
v Amphetamin
v Codein
v Diazepam
v Nitrazepam
v Fenobarbital
Untuk Psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat keras,
hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, maka
obat-obat psikotropika termasuk obat keras, hanya saja karena efeknya dapat mengakibatkan
sidroma ketergantungan sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu. Sehingga untuk
Psikotropika penandaannya : lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K berwarna
hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.

2.4 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN MEKANISME KERJA

dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :


a. obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau
mikroba, contoh antibiotic
b. obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan
serum.
c. obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik
d. obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh
vitamin dan hormon.
e. pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif,
khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua
pro injeksi dan tablet placebo.Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,
seperti obat
antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

2.5 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN LOKASI ATAU TEMPAT


PEMAKAIAN

Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian dibagi menjadi 2


golongan :
a. obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik,
parasetamol tablet
b. obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur, dll

2.6 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN CARA PEMAKAIAN


dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :
a. oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet,
kapsul, serbuk, dll
b. perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang
tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH
lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
c. Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah.,
masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi : tablet hisap, hormon-
hormon
d. Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena,
subkutan, intramuskular, intrakardial.
e. langsung ke organ, contoh intrakardial
f. melalui selaput perut, contoh intra peritoneal
2.7 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN EFEK YANG DITIMBULKAN
Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan dibagi menjadi 2 :
a. sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
b. lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu tempat
obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

2.8. PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN DAYA KERJA ATAU TERAPI


Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi dibagi menjadi 2 golongan
a. farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon
dan vitamin
b. kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit
penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

2.9 PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN ASAL OBAT DAN CARA


PEMBUATANNYA
Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya dibagi menjadi 2 :
a. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia, contohnya
minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisila

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Definisi Obat : Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan
yang mempunyai pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek
psikologis, fisiologis maupun biokimiawi
Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal,
diantaranya :
1. Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
2 Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
6. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
7. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
DAFTAR PUSTAKA
http://tumbango.blogspot.com/2013/06/penggolongan-obat.html
http://damayantilinda.blogspot.com/2011/12/penggolongan-obat-menurut-uu-
farmasi_08.html
http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/04/contoh-obat-bebas-terbatas.html
http://bukunee.wordpress.com/2012/12/09/penggolongan-obat-farmasetika/

Anda mungkin juga menyukai