Anda di halaman 1dari 15

Kata pengantar

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena Berkat limpahan rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah ini diwaktu yang tepat.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas harian Farmasetika dasar. Makalah ini berisi
kan tentang Pengenalan obat, penggolongan obat, Obat menurut UUD dan lain sebagainya.

Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat membantu sebagian mahasiswa dan
mahasiswi farmasi yang membaca mendapat informasi terbaru dan memudahkan dalam
pembelajaran mata kuliah farmasetika dasar.

Jakarta, 30 Agustus 2019

Tim Penulis

1
Daftar isi

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang ...............................................................................................................................3

Rumusan Makalah .........................................................................................................................3

Tujuan.............................................................................................................................................3

Bab II Pengenalan Obat

Definisi Obat...................................................................................................................................4

Pengolonggan obat.........................................................................................................................5

Formulasi sediaan obat.................................................................................................................11

Bab III Penutupan

Kesimpulan ..................................................................................................................................14

Daftar pustaka..............................................................................................................................15

2
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu farmasi sudah semakin maju.Banyak sekali macam macam jenis obat
dikembangkan.Segala macam penggolongan obat pun sudah semakin diperbaharui dengan
adanya peraturan dari Kementrian Kesehatan .Karena masyakarakat kita semakin
membutuhkan segala jenis obat dengan kerja yang sesuai ditubuhnya. Kebutuhan obat di
kalangan masyarakat sangatlah penting bagi mereka.

Pelayanan farmasi pun kini semakin baik karena kepentingan kesehatan masyarakat. Ilmu
yang berkenaan dengan pelayanan farmasi seperti Farmasetikapun terus mengalami perubahan
dan peningkatan menjadi yang lebih baik. Mahasiswa juga harus mampu bertindak dengan
tanggap dalam membuat sediaan obat karena para mahasiswa diharapkan menjadi seorang
farmasis atau apoteker yang tanggap tepat dan mampu menolong masyarakat yang
membutuhkan obat untuk kesehatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Obat
2. Apakah definisi khusus dari Obat
3. Berdasarkan apa sajakah penggolongan obat itu
4. Apa saja bentuk sediaan farmasi
5. Apa saja sumber bahan obat

C. Tujuan
Kami mengharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dan mahasiswi Farmasi dapat
menjelaskan tentang :

1. Definisi dari obat baik secara umum maupun secara khusus.


2. Dapat menggolongkan obat menurut UUD Kesehatan.
3. Dapat menggolongkan obat berdasarkan yang lainnya
4. Dapat mengetahui apa saja bahan sumber obat
5. Dapat menjelaskan dan menyebutkan contoh sediaan obat

3
Bab II
PENGENALAN OBAT

1. Definisi Obat
Secara umum pengertian obat adalah senyawa zat,baik kimiawi,hewani maupun
nabati,yang digunakan dalam dosis yang tepat untuk menyembuhkan,meringankan atau
mencegah penyakit dan gejalanya.

Pengertian OBAT SECARA KHUSUS

 Obat baru : Obat yang berisi zat seperti pelarut,pengisi,atau komponen lain yang
belum diketahui khasiat dan kegunaannya.
 Obat esensial : Obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN ) yang ditetapkan
oleh menteri kesehatan RI.
 Obat generik : Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.
 Obat jadi : Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk sediaan
yang secara teknis yang sesuai dengan buku resmi / FI yang ditetapkan
pemerintah.
 Obat paten : Obat jadi dengan nama dagang dan merupakan milik produsen
yang bersangkutan dan sudah dipatenkan.
 Obat tradisional : Obat yang didapat dari bahan alam yang berupa
tumbuhan,hewan,mineral,yang secara turun- temurun telah digunakanuntuk
pengobatan dan diterapkan sesuai norma yang berlaku di masyarakat.

4
2. Penggolongan obat
Penggolongan obat dapat digolongan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu:

1) Berdasarkan terapi dibagi dalam 3 golongan besar sebagai berikut :


a) Obat Farmakodinamis
Adalah obat yang bekerja terhadap fungsi organ dengan jalan mempercepat
atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh.
Contohnya Hormon,diuretika,hipnotika
b) Obat Kemoterapeutis
Adalah obat obat yang tidak bekerja dalam tubuh tetapi membunuh parasit
atau kuman didalam tubuh. Contohnya obat obat neoplasma (obat kanker)
c) Obat Diagnostik
Adalah obat pembantu untuk melakukan diagnosis. Contohnya barium sulfat
pada penyakit saluran lambung-usus.

2) Berdasarkan bentuk sediaan dikelompokkan menjadi :


a) Bentuk cair atau larutan, Contohnya lotio, potio, sirup, suspensi dan lain-lain
b) Bentuk gas, Contohnya aerosol, inhaler dan lain-lain.
c) Bentuk semi padat, Contohnya salep, cream, gel, pasta dan lain-lain.
d) Bentuk padat, Contohnya kapsul, tablet, pil, suppostitoria, serbuk dan lain-
lain.

3) Berdasarkan sumbernya, dikelompokkan menjadi :


a) Mikroba dan jamur/fungi, Contohnya antibiotik penisillin.
b) Mineral ( pertambangan ), Contohnya sulfur, vaselin, paraffin.
c) Hewan (fauna), Contohnya adeps lanae,cera dan minyak ikan.
d) Tumbuhan (flora), Contohnya minyak jarak.
e) Sintetis (tiruan), Contohnya Vit C

4) Berdasarkan undang – undang, dikelompokkan menjadi :


a) Obat Bebas
Pengertian
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas kepada umum tanpa
resep dokter. Contohnya : minyak kayu putih, obat batuk hitam,
paracetamol, vitamin C dan lain- lain.

5
Penandaan

Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes RI Nomor


2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas berupa lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar
berikut:

b) Obat Bebas Terbatas

Pengertian

Obat bebas terbatas atau obat daftar “ W “ menurut bahasa belanda


singkatan dari “ Waarschuwing” artinya peringatan, maksudnya obat yang
pada penjualannya disertai dengan tanda peringatan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI obat bebas terbatas adalah obat


keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya
atau pembuatnya.
Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus
mencantumkan tanda peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm lebar 2
cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :

P No.1 : Awas ! Obat Keras


Bacalah aturan memakainya
P No.2 : Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P No.3 : Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan
P No.4 : Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
6
P No.5 : Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P No.6 : Awas ! Obat Keras
Obat wasir jangan ditelan

Contohnya :
P No.1 : Anti Histamin
P No.2 : Povidone Iodine dalam obat kumur
P No.3 : Povidone Iodine dalam solutio
P No.4 : Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek untuk dibakar yang
mengandung Scopolaminum
P No.5 : Amonia 10% ke bawah
P No.6 : Suppositoria untuk wasir

Penandaan

Penandaan obat bebas terbatas diatur berdasarkan S.K. Menkes RI Nomor


2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas terbatas
berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi warna hitam, seperti
terlihat pada gambar berikut:

c) Obat Keras

Pengertian
Obat bebas terbatas atau obat daftar “ G“ menurut bahasa belanda
singkatan dari “ Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat dalam
golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter.

7
Contohnya :
1. Asam mefenamat
2. Obat - obat antibiotik
3. Adrenalin dan hormon lain

Penandaan

Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes RI Nomor


02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus untuk obat keras lingkaran
berwarna merah dengan huruf K Berwarna hitam yang menyentuh garis tepi
warna hitam seperti terlihat pada gambar berikut:

d) Obat Narkotika

Pengertian
Menurut UU No. 35 tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis atau semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa,
mengurangi rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Penandaan

Penandaan obat narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam


ordonasi obat bius yaitu “ Palang Mendali Emas”, seperti terlihat pada
gambar berikut:

8
Berikut adalah pengelompokkan golongan obat narkotika

Gol. I Gol. II Gol. III


Narkotika Papaverine Fentanyl Nikokodina
Kokain Morfina Etilmorfina
Opium Pethidin Norkodeina
Amphetamine Tebakon Propiram
Heroin Tebaina Dihidrokodeina

e) Obat Psikotropika
Pengertian
Menurut UU No. 5 tahun 1997, Psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah maupun buakn narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Penandaan

Penandaan obat psikotropika lingkaran berwarna merah dengan huruf K


Berwarna hitam yang menyentuh garis tepi warna hitam, seperti terlihat
pada gambar berikut:

Berikut adalah pengelompokkan golongan obat psikotropika

Gol. I Gol. II Gol. III Gol.IV


Psikotropika MDMA Metamfetamin Katina Diazepam
LSD rasemat Amobarbital Nitrazepam
Pentobarbital Klobazam

9
5) Berdasarkan efek yang ditimbulkan dalam tubuh dikelompokkan menjadi :
a) Sistemik : Obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh yang masuk ke
dalam peredaran darah, Contohnya Obat analgetika.
b) Lokal : Obat yang bekerja pada jaringan setempat yang hanya
memengaruhi bagian tertentu , Contohnya Pemakaian salep.

6) Berdasarkan cara tempat atau lokasi, dikelompokkan menjadi :


a) Obat dalam pemakaian obatnya dikonsumsi secara peroral /masuk kedalam
tubuh.Contohnya Sirup,Tablet
b) Obat luar dipakai secara topikal / tubuh bagian luar tubuh. Contohnya
Salep,cream.

7) Berdasarkan cara pemakaiannya ,dikelompokkan menjadi :


a) Oral : Pemberian melalui mulut, Contohnya tablet,sirup,serbuk
b) Oramukosal : Pemberian melalui mukosa di rongga mulut,dibagi menjadi :
 Sub Lingual : Obat yang diletakkan dibawah lidah, Contohnya ISDN
 Bucal : Obat diletakkan diantara pipi dan gusi
c) Injeksi : Pemberian secara parenteral, yaitu dibawah atau menembus
kulit/selaput lendir. Contohnya insulin, vaksin
d) Implantasi : Obat dalam bentuk Pellet steril dimasukan dibawah kulit dengan
alat khusus. Contohnya Obat obat kontrasepsi
e) Rectal : Obat dalam bentuk enema atau suppositoria diberikan melalui
rectal atau dubur.Contohnya Obat wasir
f) Transdermal : pemberiannya melalui permukaan kulit berupa plesteryang
secara perlahan masuk kedalam sistem peredaran darah, langsung ke
jantung. Contohnya Nitrodisk dan Nitroderm TTS,koyo

10
3. Formulasi sediaan obat
Formulasi adalah pembuatan berbagai bentuk sediaan yang mengandung bahan aktif
yang telah dikenal dan diketahui serta pembuatan berbagai bentuk sediaan dengan
bahan aktif baru.

1) Tujuan Formulasi
Tujuan Formulasi supaya obat dapat mencapai sasaran sesuai dengan
pengobatan,mengembangkan dan memproduksi sediaan farmasi secara optimal.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sediaan obat:


1) Harus melindungi zat aktif dari kerusakan baik dai luar atau dalam tubuh.
2) Harus menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat.
3) Harus menjaga stabilitas obat
4) Harus meningkatkan ketaatan pengunaan obat

Faktor – faktor formulasi yang dapat merubah efek obat dalam tubuh adalah :
 Bentuk fisik zat aktif ( amorf atau kristal, kehalusannya )
 Keadaan kimiawi ( ester, garam, garam kompek ), contohnya A misillin anhidrat
lebih cepat diabsorsi daripada Ampisillin trihidrat.
 Zat – zat pembantu ( zat pengisi, pelekat, pelicin, pelindung dll)
 Proses teknik untuk membuat sediaan
 Stabilitas obat

2) Perjalanan obat didalam tubuh memiliki beberapa fase, sebagai berikut :

11
a) Fase Biofarmasetika
adalah fase yang meliputi waktu mulai penggunaan obat melalui mulut sampai
pelepasan zat aktifnya kedalam tubuh.

Ilmu yang mempelajari pengaruh – pengaruh pembuatan sediaan farmasi


terhadap efek terapeutik obat adalah Biofarmasi. Dalam biofarmasi kita akan
mengenal beberapa istilah yang berhubungan dengan aspek – aspek yang kita
pelajari :
1) Ketersediaan farmasi
adalah ukuran waktu yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari
bentuk sediaannya dan siap untuk proses resorpsi.
2) Ketersediaan hayati
adalah presentase obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan
dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya.
3) Kesetaraan terapeutik
adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi
kecepatan melarut dan jumlah kadar zat berkhasiat yang harus dicapai
didalam darah.
4) Bioassay dan Standardisasi
Bioassay adalah cara menentukan aktifitas obat dengan menggunakan
binatang percobaan.
Standardisasi adalah kekuatan obat yang dinyatakan dalam satuan IU yang
bersamaan dengan standart - standart internasional biologi yang dikeluarkan
oleh WHO.

b) Fase Farmakokinetika
adalah fase yang meliputi semua proses yang dilakukan tubuh setelah obat
dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri dari :
1) absorpsi
Proses absorpsi terjadi di berbagai tempat pemberian obat, misalnya alat
cerna, otot, paru – paru, kulit. Absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
 Kelarutan obat
 Konsentrasi obat
 Bentuk sediaan obat
 Cara pemakain obat

12
 Luas permukaan kontak obat
2) Distribusi
Obat yang telah diabsorpsi akan tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh
tubuh dan harus melalui membran sela agar tercapai tepat pada efek aksi.

3) Metabolisme
Tujuannya untuk mengubah sedemikian rupa sehingga mudah diekskresikan
ginjal dalam hal ini menjadikan lebih hidrofil. Hal yang dapat memengaruhi
metabolisme :
 Fungsi hati,
 Usia
 Faktor genetik ( turunan )
 Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan

4) Ekskresi
Dilakukan oleh ginjal melaui air seni dan dikeluarkan dalam bentuk metabolit
atau bentuk asalnya. Beberapa cara pengeluaran obat:
 Kulit
 Paru – paru
 Hati
 Air susu ibu
 Usus

c) Fase Farmakodinamika
adalah fase dimana obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor dan siap
memberikan efek.Tidak semua obat bersifat menyembuhkan penyakit, banyak
diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejalnya saja.Oleh karena itu
efek obat dibedakan menjadi :

 Terapi kausal yaitu pengobatan dengan mematikan atau memusnahkan


penyebab penyakitnya, contohnya Sulfonamid, antibiotik, obat malaria.
 Terapi simptomatis yaitu pengobatan untuk menghilangkan atau
meringankan gejala penyakit, contohnya pemberian anlgetik pada sakit
kepala.
 Terapi substitusi yaitu pengobatan dengan cara menggantikan zat – zat yang
seharusnya dibuat oleh organ tubuh yang sakit, contohnya insulin pada
diabetes.

13
Bab III
Penutupan
Kesimpulan
Obat merupakan suatu zat tunggal atau campuran yang digunakan untuk pencegahan,
diagnosa dan pengobatan. Beberapa jenis obat secara khusus antara lain obat jadi, obat generik
obat tradisional dll. Penggolongan obat dapat dibedakan berdasarkan peraturan dalam UUD
kesehatan, penggunaan serta cara kerja obat. Sediaan obat juga terdiri dari berbagai macam
bentuk seperti padat, setengah padat, cairan dan gas. Adanya bentuk sediaan obat juga
membantu pasien dalam mengkonsumsi obat seperti menutupi rasa pahit obat dengan
penggunaan kapsul. Bahan obat juga terdapat berbagai macam sumber seperti tumbuhan,
hewan, sintetis, serta mikroba atau fungi.

14
Daftar pustaka

1. Sri riyanti,S.Si.,M.Pd.,Apt.,Dkk ; Farmakologi X Penerbitan Pilar media


2. Adi darmansyah,S.Pd,Dkk ; UUK X Penerbitan Pilar media
3. Adi darmansyah,S.Pd,Dkk ; UUK XI Penerbitan Pilar media
4. Academia.edu
5. Pengertianahli.id
6. Pharmacist.blog

15

Anda mungkin juga menyukai