Di Susun Oleh;
Nama:Lahya Munawarah
NIM :PSW.B.2021.1B.0014
uji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya serta izinNya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini
disusun dengan judul ”Obat dan Penggolongan Obat” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmasetika Terapan.
Melalui makalah ini kami penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi
yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kendari, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obat
2.2 Peran Obat
2.3 Jenis Penggolongan Obat Secara Luas
2.4 Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Keras
4. Obat Wajib Apotek
5. Obat Golongan Narkotika
6. Obat Psikotropika
2.5 Penggolongan Obat Berdasarkan Mekanisme Kerja
2.6 Penggolongan Obat Berdasarkan Lokasi Atau Tempat Pemakaian
2.7 Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Pemakaian
2.8 Penggolongan Obat Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan
2.9 Penggolongan Obat Berdasarkan Daya Kerja Atau Terapi
3.1 Penggolongan Obat Berdasarkan Asal Obat Dan Cara Pembuatannya
3.2 Penggolongan Obat Berdasarkan Golongan Kerja Obat
A. Anti Biotik
B. Anti Inflamasi
C. Anti Hipertensi
D. Anti Konvulsan
E. Anti Koagulasi
F. Anti Histamin
G. Psikotropika
H. Anti Jamur atau Anti Fungi
3.3 Penggolongan Obat Tradisional
BAB III
PENUTUP
3.4. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun
zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat
proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek
terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan
keamanan dan ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras,
psikotropika dan narkotika, obat bebas terbatas yang akan dibahas secara mendetail pada
pembahasan selanjutnya.
Untuk mengawasi penggunaan obat oleh rakyat serta untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Ada beberapa poin yang ingin dicapai sebagai tujuan penulisan makalah ini
diantaranya :
1. Mengetahui definisi obat
2. Mengetahui berbagai macam penggolongan obat berdasarkan jenisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat
1. • Tumbuhan ……….………Kuinin
2. • Hewan ………………….. Insulin
3. • Mineral………………….. Koalin
4. • Mikroorganisme………… Penisilin
5. • Sintesa…………….......... Sulfonamida
B. Peran Obat
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain
merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan
sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai
penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat diatas, maka peran obat secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Penetapan diagnose
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
1. Obat Bebas
Peratuan daerah Tingkat II tangerang yakni Perda Nomor 12 Tahun1994
tentang izin Pedagang Eceran Obat memuat pengertian obat bebas adalah obat
yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam
daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar
di Depkes RI. Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C,
B Compleks, E dan Obat batuk hitam Penandaan obat bebas diatur berdasarkan
SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk untuk
obat bebas dan untuk obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu
bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada
gambar berikut :
2. Obat Bebas Terbatas
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-obatan
kedalam daftar obat “W” (Waarschuwing) memberikan pengertian obat bebas
terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep
dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya
atau pembuatnya.
Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran panjang 5
cm,lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih
Peringatan Obat Bebas Terbatas Penandaannya diatur berdasarkan
keputusan Menteri Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat
bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
3. Obat Keras
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang
menetapkan/memasukkan obat-obatan kedalam daftar obat keras, memberikan
pengertian obat keras adalah obat-obat yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat
itu hanya boleh diserahkan denagn resep dokter.
b. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk
dipergunakan secara parenteral.
c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan
secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
Contoh :
- Andrenalinum
- Antibiotika
- Antihistaminika, dan lain-lain
6. Obat Psikotropika
Pengertian psikotropika menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997
tentang psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.
Contoh :
- Lisergida
- Amphetamin
- Codein
- Diazepam
- Nitrazepam
- Fenobarbital
Untuk Psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan
penandaan untuk obat keras, hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5
tahun 1997 tentang Psikotropika, maka obat-obat psikotropika termasuk obat
keras, hanya saja karena efeknya dapat mengakibatkan sidroma ketergantungan
sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu. Sehingga untuk Psikotropika
penandaannya : lingkaran bulat berwarna merah, dengan huruf K berwarna hitam
yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam. Psikotropika dibagi menjadi :
Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi dibagi menjadi 2 golongan
1. farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh
hormon dan vitamin
2. kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit
penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.
Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya dibagi menjadi 2 :
1. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
2. tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
3. hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
4. mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
5. Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia,
6. contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam
salisilat
1. Anti Biotik
Anti biotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai
bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Anti biotik di kategorikan berdasarkan
struktur kimia adalah sebagai berikut :
a) Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak
dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses reproduksi. Penisilin adalah
kelompok agen bakterisida yang terdiri dari penisilin G, penisilin V, ampisilin,
tikarsilin, kloksasilin, oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin. Antibiotik ini digunakan
untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran
pernapasan, dan lain-lain. ). Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini
antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin.
b) Sefalosporin (Cephalosporins)
Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk
mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti
sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan
saluran kemih (kandung kemih dan ginjal). Sefalosporin terdiri dari beberapa
generasi, yaitu :
1) Sefalosporin generasi pertama, untuk infeksi saluran kemih.
2) Sefalosporin generasi kedua, untuk sinusitis
3) Sefalosporin generasi ketiga, untk meningitis
Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin,
Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin.
c) Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis anti biotik ini menghambat pembentukan protein bakteri. Adapun
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : amikasin, gentamisin,
neomisin sulfat, netilmisin.
d) Makrolid (Macrolides)
Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi
tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti
pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk
penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula
digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Adapun contoh obat yang
termasu dalam golongan ini antara lain: Eritromisin, Azitromisin, Klaritromisin.
e) Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki efek
berbahaya pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan Kristal obat, pasien harus
minum sejumlah besar air. Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini
antara lain : gantrisin.
f) Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotic yang secara langsung
menghentikan sintesis DNA bakteri.
g) Tetrasiklin (Tetracyclines)
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama seperti
yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti kolera, demam berbintik
Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli
kulit menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis jerawat. Adapun contoh
obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Tetrasiklin, Klortetrasiklin,
Oksitetrasiklin.
h) Polipeptida (Polypeptides)
Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan pada
permukaan kulit saja. Ketika disuntikan ke dalam kulit, polipeptida bisa
menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal dan saraf. Adapun contoh obat
yang termasuk dalam golongan ini antara lain : gentamisin dan karbenisilin.
2. Anti Inflamasi
Pengobatan anti inflamasi mempunyai dua tujuan utama yaitu, meringankan
rasa nyeri yang seringkali merupakan gejala awal yang terlihat dan keluhan utama
yang terus menerus dari pasien dan kedua memperlambat atau membatasi perusakan
jaringan (Katzung, 2002). Berdasarkan mekanisme kerjanya, obata-obat anti inflamasi
terbagi ke dalam golongan steroid dan golongan non-steroid (Anonim, 1993) :
c) Vasolidator
Vasolidator berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri, menyebabkan
mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi resistensi terhadap
aliran darah. Contoh : hydralazine dan minoxidil
5. Anti Koagulasi
Anti koagulasi digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan
darah. Antikoagulasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a) Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat misalnya
untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam. Contoh : Protamin Sulfat
b) Antikoagulasi oral
terdiri dari derivat 4-hidroksikumarin misalnya : dikumoral, warfarin dan
derivate indan-1,3-dion misalnya : anisindion.
c) Antikoagulasi yang bekerja dengan mengikat ion kalsium
Contoh : Natrium sitrat, Asam oksalat dan senyawa oksalat, dan natrium
edetat.
6. Anti Histamin
Pada manusia histamin merupakan mediator yang penting pada reaksi alergi
tipe segera dan reaksi inflamasi. Berdasarkan mekanisme kerja Anti histamin
digolongkan mejadi 3 kelompok yaitu :
1) Antagonis H1
Antagonis H1 sering pula disebut anti histamin klasik atau anti histamin
H1, adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing
kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Penggunaan
mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca. Antagonis H1 terdiri dari :
Difenhidramin HCl (benadryl), Dimenhidrinat (Dramamim,Antimo),
Karbinoksamin HCl (Clistin), Klorfenoksamin HCl (systral), Klemestin
Fumarat (Tavegyl), Piperinhidrinat (Kolton).
2) Antagonis H2
Antagonis H2 adalah senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi
histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung.
Antagonis H2 terdiri dari :Semitidin (Cimet,Corsamet,Nulcer,Tagamet,Ulcadine),
Ranitidin,HCl (Ranin,Ranatin,Ranatac,Zantac,Zantadin),Famotidin (Facid,Famoci
d,Gaster Ragastin,Restidin).
7. Psikotropika
Psikotropika adalah obat yang mempengaruhi fungsi perilaku, emosi, dan
pikiran yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa.
Berdasarkan penggunaan klinik, psikotropik dapat di bedakan menjadi 4 golongan:
Jamu adalah bahan atau ramuan bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahan- bahan tersebut yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (data
empiris). Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep
peninggalan leluhur.
Klaim penggunaan jamu sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan
tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim
penggunaan harus diawali dengan kata- kata “secara tradisional digunakan
untuk .......” atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran sediaan di BPOM.
Contoh Jamu : Produksi Sido Muncul, Nyonya Meneer, dan Air Mancur.
2. Obat Herbal Terstandar
OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di
standarisasi. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih
kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung
dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Contoh OHT :
Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Glucogarp, Hi Stimuno, Irex Max, Kiranti
Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Kuat Segar, Lelap, Prisidii, Reumakeur,
Sehat Tubuh, Sanggolangit, Stop Diar Plus, Virugon. Kriteria obat herbal terstandar :
- Aman
- Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik
- Bahan baku yang digunakan telah terstandar
- Memenuhi persyaratan mutu
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang
dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan
lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana
pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal
karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat
modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai
uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan
berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit. Contoh Fitofarmaka :
Nodiar (Kimia Farma), Rheumaneer (Nyonya Meneer), Stimuno (Dexa Medica),
Tensigard Agromed (Phapros), X-Gra (Phapros).
Kriteria fitofarmaka :
- Aman
- Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan ujin klinis
- Menggunakan bahan baku terstandar
- Memenuhi persyaratan mutu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Obat : Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan yang
mempunyai pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek
psikologis, fisiologis maupun biokimiawi
2) Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal,
diantaranya :
a. Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
b. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
c. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
d. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
e. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
f. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
g. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
DAFTAR PUSTAKA
http://bukunee.wordpress.com/2012/12/09/penggolongan-obat-farmasetika/
http://damayantilinda.blogspot.com/2011/12/penggolongan-obat-menurut-uu-farmasi_08.html
http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/04/contoh-obat-bebas-terbatas.html
http://tumbango.blogspot.com/2013/06/penggolongan-obat.html
Katzung, G.Bertram. (2007) .Basic & Clinical Pharmacology-10th Ed. The McGraw-Hill
Companies.Inc,New York.
Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC
Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran
Tjay,T.H. dan Rahardja.K. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan Kedua.Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.