Maria H.S. Ia Natasia N.Maunino Priska R. Tende Mengapa ? Obat digunakan untuk menyelamatkan jiwa,atau memulihkan atau memelihara kesehatan,maka produsen obat harus Menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi sehingga obat tidak boleh dibuat sembarangan. Elemen CPOB 1. Manajemen mutu 2. Personalia 3. Bangunan & fasilitas 4. Peralatan 5. Sanitasi & higiene 6. Produksi 7. Pengawasan mutu 8. Inspeksi diri dan audit mutu 9. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk & produk kembalian 10. Dokumentasi 11. Pembuatan & analisis berdasarkan kontrak 12. Kualifikasi & validasi MANAJEMEN MUTU (Quality Management) • Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen ijin edar ( registrasi) dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman , mutu rendah atau tidak efektif . • Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten , di perlukan menejemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar. Mutu suatu produk tergantung pada: Bahan awal Proses pembuatan Pengawasan mutu Bangunan Peralatan yang di gunakan Personalia • Untuk menjamin mutu produk suatu industri farmasi,maka tiap industi farmasi selalu memiliki bagian quality manajemen. Tugas utama dari bagian quality manajemen adalah memastikan bahwa mutu produk obat itu di bangun sejak awal ke dalam produk, dan memastikan bahwa mutu produk tidak akan berubah hingga ke tangan konsumen. • Bagian quality menejemen terdiri atas 2 bagian yaitu: Quality control (pengawasan mutu) Quality assurance (pemastian mutu) PERSONALIA (Personnel) • Kualitas sediaan obat yang dihasilkan ditentukan oleh beberapa faktor penunjang,salah satu faktor terpenting adalah faktor manusia. Oleh karena itu alur produksi hanya bisa berlangsung bila personel yang mengerjakannya mempunyai kualitas yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengalamannya. Seluruh personel hendaknya memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal yang berkesinambungan termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya. • Personel yang bekerja di industri farmasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Sehat Kualifikasi harus sesuai dengan pendidikan Berpengalaman Jumlah karyawan harus sesuai atau memadai Setiap karyawan tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan Harus ada pelatihan secara berkala BANGUNAN & FASILITAS (Premises) • Bangunan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki ukuran,rancangan bangunan,konstruksi serta letak yang memadai sehingga mempermudah dalam pelaksanaan kerja,pembersihan dan pemeliharaan yang baik,sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan,pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat dihindarkan dan dikendalikan. • Desain dan letak ruang hendaklah memastikan; kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan. pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi personel dan bahan atau produk yang sedang di proses. PERALATAN (Equipment) • Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki rancangan bangunan dan konstruksi yang tepat,ukuran yang memadai serta di tempatkan dengan tepat,sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat terjadi secara seragam dari batch ke bacth serta untuk memudahkan pembersihan. • Penataan peralatan didesain sedemikian rupa sehinggga dalam satu ruangan hanya terdapat satu alat,ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran silang. Peralatan yang digunakan untuk produksi juga harus didesain sedemikian rupa agar mudah di bersihkan. Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering. SANITASI & HIGIENE (Sanitation & Hygiene) • Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia , bangunan, peralatan dan perlengkapan , alat produksi beserta wadahnya dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah di hilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. • Sanitasi merupakan segala usaha yang dapat di lakukan untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar, dengan tujuan agar tidak timbul penyakit yang pada akhirnya akan merugikan manusia. • Higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu. PRODUKSI (Production) • Produksi yaitu seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari penerimaan bahan, dilanjutkan dengan pengolahan, pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan dan penandaan ulang sampai menghasilkan produk jadi. Bahan awal Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam produk ruahan. Produk antara Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lanjutan untuk menjadi produk ruahan. Produk ruahan Bahan yang telah selesai diolah & tinggal memerlukan kegiatan pengemasan untuk menjadi obat jadi. Produk jadi Produk (obat) yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan • Cross contamination/pencemaran silang yaitu Pencemaran dari suatu bahan dasar, produk antara atau produk jadi dengan produk atau bahan dasar lain selama produksi. • Hal-hal yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pencemaran silang adalah: Produksi di dalam gedung terpisah{diperlukan untuk produksi penicillin,hormon seks,sitotoksik tertentu,vaksin hidup,dan sediaan yang mengandung bakteri hidup dan produk biologi lain serta produk darah} Tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara Memperkecil resiko pencemaran yang disebabkan oleh udara yang disirkulasi ulang atau masuknya udara yang tidak diolah atau udara yang diolah secara tidak memadai Memakai pakaian pelindung yang sesuai di area dimana produk yang beresiko tinggi terhadap pencemaran silang di proses produksi Melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang terbukti efektif,karena pembersihan alat yang tidak efektif umumnya merupakan sumber pencemaran silang. • Produksi hendaknya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yang senantiasa dapat menjamin produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Produksi hendaknya dilakukan dan diawasi oleh personel yang berkompeten. • Agar mutu obat selalu terjaga,maka dilakukan IPC (In Process Control) oleh bagian quality control. IPC dilakukan selama proses produksi berlangsung. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian pengujian dengan sfesifikasi pabrik maka proses dihentikan sementara dan segera dilakukan pembenahan yang diperlukan. PENGAWASAN MUTU (Quality Control) • Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari cara pembuatan obat yang baik, untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya • Pengawasan mutu mencangkup pengambilan sample , spesifikasi, pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah di lakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan. • Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk. Ketidaktergantungan pengawasan mutu dari produksi dianggap hal yang penting agar pengawasan mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan . INSPEKSI DIRI & AUDIT MUTU (Self Inspection & Quality Audits) • Inspeksi Diri Audit yang dilakukan oleh orang dalam organisasi sendiri untuk memastikan pemenuhan terhadap CPOB & peraturan pemerintah. • Audit Mutu Suatu inspeksi & penilaian independen terhadap seluruh atau sebagian dari sistem mutu dengan tujuan tertentu untuk meningkatkan sistem mutu tersebut. • Tujuan Mengevaluasi aspek produksi & pengawasan mutu industri farmasi sesuai ketentuan CPOB Mendeteksi kelemahan CPOB Menetapkan tindakan perbaikan PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK, PENARIKAN KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN (PRODUCT COMPLAINT. PRODUCT RECALL & RETURNED PRODUCTS) • Penarikan kembali obat jadi Penarikan kembali obat jadi berupa penarikan kembali satu atau beberapa batch. Hal ini dilakukan bila ada produk yang mengalami masalah medis yang menyangkut fisik, reaksi- reaksi alergi, efek toksik. Penanganan keluhan dan laporan hendaknya dicatat dan ditangani , kemudian dilakukan penelitian dan evaluasi. Tindak lanjut dilakukan berupa tindakan perbaikan ,penarikan obat , dan dilaporkan kepada pemerintah yang berwenang. • Obat kembalian Obat kembalian dapat di golongkan sebagai obat yang masih memenuhi spesifikasi yang dapat digunakan ,yang dapat diolah ulang dan yang tidak dapat diolah ulang DOKUMENTASI (Documentation) • Dokumentasi merupakan bagian dari manajemen mutu. Setiap hal yang di kerjakan yaitu seluruh prosedur, instruksi & catatan tertulis yang berkaitan dengan pembuatan obat,selalu terdokumentasi dan setiap hal yang di kerjakan selalu mengacu pada SOP ( Standar Operating Procedur). • Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas & rinci sehingga memperkecil resiko terjadi salah tafsir & kekeliruan yang timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. PEMBUATAN & ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK (Contract Manufacture & Analysis) Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus di buat secara benar,disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menghasilkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara pembuat kontrak dan penerima kontrak harus dibuat secara jelas karena menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. KUALIFIKASI & VALIDASI (Qualification & Validation) • Validasi adalah bagian penting dalam implementasi CPOB. Validasi memberikan bukti bahwa suatu proses telah dilakukan dengan baik & terkendali. Apabila tidak dilakukan dengan benar dapat beresiko terhadap fasilitas produksi & produk yang diedarkan