Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FARMAKOLOGI OBAT DEURITIK DAN ANTI


HIPERTENSI

Disusun oleh kelompok 2:

1. Anisah Wardatil Ula (20153020003)


2. Siti Asia Wulandari (20153020046)
3. Tutik Irawati (20153020051)
4. Yunita Prihartini (20153020055)
5. Widati (20153020057)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NGUDIA HUSADA MADURA
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari matakuliah Farmakologi tentang “ obat Dieretik dan Anti Hipertensi “

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bangkalan, 22 September 2020

Kelompok 2

2
3
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Khusus................................................................................................5
1.4 Mafaat Penulisan ......................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................6
2.1 Obat Diuretik..........................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Obat Diuretik...........................................................................6
2.1.2 Macam Macam Jenis Obat Diuretik..........................................................6
2.1.3 Cara Kerja Obat/ Khasiat Obat..................................................................7
2.1.4 Indikasi dan Kontra Indikasi.....................................................................7
2.1.5 Dosis Pemberian Obat...............................................................................8
2.1.6 Efek Samping Obat....................................................................................9
2.2 Obat Antihipertensi................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Obat Antihipertensi.................................................................10
2.2.2 Jenis- Jenis Obat Anti Hipertensi..............................................................11
2.2.3 Cara Kerja Obat.........................................................................................12
2.2.4 Indikasi/ Kontra Indikasi...........................................................................
13
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah
diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan volume
urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-
zat terlarut dan air. Sedangkan Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ditandai dengan
tekanan darah yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 (mmHg).
Tekanan darah yang melebihi batas normal dapat menekan dinding arteri. Jika
dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti
stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga penyakit ginjal. Dosis yang digunakan
25 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat dinaikkan 25–50 mg secara bertahap tiap 2 minggu.
Dosis maksimal 200 mg per hari yang dibagi menjadi 2–3 dosis.
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat(index drug) berubah akibat adanya obat
lain (precipitant drug), makanan, atau minuman.Interaksi obat dapat menghasilkan efek
yang memang dikehendaki (Desirable DrugInteraction), atau efek yang tidak
dikehendaki. Yang lazimnya menyebabkan efek samping obat dan toksisitas karena
meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat
dalam plasma yangmenyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal. Dengan
mengetahui bagaimana mekanisme interaksi antar obat, dapat diperkirakan
kemungkinan efek samping yang akan terjadi dan melakukan antisipasi. Makalah ini
bermaksud menguraikan beberapa mekanisme interaksi antar obat dan kommplikasi
klinik akibat efek samping yang terjadi karena interaksi obat tersebut.

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Berdasarkan Rumusan masalah diatas, makalah ini kami adalah sebagai berikut
2. Apakah definisi obat deuretik dan anti hipertensi ?
3. Apakah macam-macam obat diuretic dan antihipertensi?
4. Apakah cara kerja/khasiat obat diuretic dan antihipertensi?
5. Bagimanana indikasi/ kontraindikasi obat diuretic dan antihipertensi?
6. Bagaimana cara pemberian dosis yang digunakan obat diuretic dan
antihipertensi?
7. Bagaimana efek samping dan cara mengatasi obat diuretic dan antihipertensi.?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami obat diuretic dan anti hipertensi
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan definisi obat diuretic dan antihipertensi
2. Mampu menjelaskan macam-macam obat diuretic dan antihipertensi
3. Mampu menjelaskan cara kerja/khasiat obat diuretic dan antihipertensi
4. Mampu menjelaskan indikasi/ kontraindikasi obat diuretic dan antihipertensi
5. Mampu menjelaskan dosis yang digunakan obat diuretic dan antihipertensi
6. Mampu menjelaskan efek samping dan cara mengatasi obat diuretic dan
antihipertensi.
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat praktik secara nyata,
yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan
yang dapat digunakan sebagai maksud dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya mahasiswa yang berguna dimasa mendatang, dan sebagai
reperensi tentang pelaksanaan pemberian obat
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan serta pengalaman, untuk mengetahui
manfaat IR, breathing exercise, batuk efektifdan mobilisasi sangkar thoraks
untuk mengurangi sesak nafas,membantumengurangi produksi sputum serta
meningkatkan ekspansi thoraks.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 OBAT DIURETIK
2.1.1 Pengertian Obat Diuretik
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah
diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan volume
urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran (kehilangan)
zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretika adalah untuk memobilisasi cairan
edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
2.1.2 Macam Macam Jenis Obat Diuretik
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat diuretik bisa dibagi ke dalam beberapa jenis,
yaitu:
1. Thiazide
Thiazide bekerja dengan mengurangi penyerapan natrium atau klorida pada distal
tubulus ginjal, sehingga meningkatkan produksi urine. Selain itu, thiazide dapat
merelaksasi pembuluh darah, sehingga efektif dalam menurunkan tekanan darah.
Beberapa contoh diuretik thiazide, yaitu: Chlorthalidone, Hydrochlorothiazide,
Metolazone, Indapamide.
2. Diuretik loop
Diuretik loop bekerja dengan menurunkan penyerapan kalium, klorida, dan natrium
pada loop (lengkung) Henle di dalam ginjal. Hal ini akan meningkatkan jumlah air
dan garam yang dikeluarkan melalui urine. Beberapa contoh diuretik loop, yaitu:
Torsemide, Furosemide, Bumetanide.
3. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium bekerja dengan meningkatkan volume cairan dan natrium di
dalam urine dengan tetap mempertahankan kadar kalium di dalam tubuh. Beberapa
contoh diuretik hemat kalium, yaitu: Amiloride, Triamterene, Spironolactone,
Eplerenone.
4. Penghambat karbonat anhydrase
Diuretik jenis penghambat karbonat anhidrase bekerja dengan meningkatkan
pengeluaran asam bikarbonat, natrium, kalium, dan air pada bagian tubulus renalis
ginjal.

7
5. Diuretik osmotic
Diuretic osmotic meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar oleh
ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.

2.1.3 Cara Kerja Obat/ Khasiat Obat


Diuretik bekerja dengan mencegah penyerapan garam, termasuk natrium dan klorida,
di ginjal. Kadar garam juga mempengaruhi kadar air yang diserap atau dikeluarkan
oleh ginjal. Dengan cara kerja ini, garam dan air akan dibuang dari tubuh melalui
pengeluaran urine.
Ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa diatasi oleh obat golongan diuretik,
yaitu:
1. Hipertensi
2. Retensi air berlebih, edema, atau ascites
3. Gagal jantung kongestif atau sirosis hati
4. Glaukoma
5. Peningkatan tekanan intrakranial (tekanan di dalam kepala)
Selain itu, beberapa jenis diuretik bisa digunakan untuk mencegah dan mengatasi
altitude sickness, meredakan edema pada gagal ginjal, membantu penanganan diabetes
insipidus jenis tertentu, dan membantu menegakkan diagnosis hiperaldosteronism.
2.1.4 Indikasi/ Kontra Indikasi
1. Jangan menggunakan diuretik jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat ini
atau obat golongan sulfonamida atau sulfa, seperti kotrimoksazol.
2. Beri tahu dokter tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah Anda derita.
Hal ini karena penggunaan diuretik perlu dilakukan secara hati-hati atau bahkan
tidak disarankan jika Anda memiliki riwayat gangguan buang air kecil, dehidrasi,
diabetes, lupus, penyakit liver, penyakit asam urat, penyakit ginjal, atau gangguan
irama jantung.
3. Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit Addison. Hal ini karena diuretik
hemat kalium tidak boleh diberikan pada penderita penyakit ini.
4. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau obat herbal
sebelum menggunakan diuretik. Terutama ketika menggunakan bismuth
subsalicylate, aspirin, aminoglikosida, atau obat kemoterapi.

8
5. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan
sebelum menggunakan diuretik. Obat ini bukan merupakan pilihan untuk
mengatasi hipertensi saat hamil.
6. Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat diuretik pada anak-anak dan
lansia agar dapat diberikan jenis obat dan dosis yang tepat.
7. Bila terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan obat diuretik,
segera hubungi dokter.

2.1.5 Dosis Yang Digunakan


Obat diuretik akan diberikan oleh dokter. Dosis diuretik yang diberikan tergantung
pada jenis dan bentuk obat, serta usia dan kondisi pasien.
Bentuk sediaan: tablet
1. Thiazide
Obat diuretic yang termasuk golongan thiazide adalah indapaminde,
hydrochlorothiazide, dan chlorthalidone. Berikut adalah penjelasannya:
a. Indapaminde
Bentuk sediaan: tablet
 Kondisi: pengobatan edema
Dewasa: 2,5 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan
menjadi 5 mg per hari setelah 1 minggu pengobatan.
 Kondisi: pengobatan hipertensi
Dewasa: 1,25–2,5 mg, sekali sehari.
b. Chlorthalidone
Bentuk sediaan: tablet
 Kondisi: pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal jantung
Dewasa: dosis awal 25–50 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
100–200 mg per hari
 Dosis pemeliharaan 25–50 mg per hari.
 Kondisi: pengobatan hipertensi
 Dewasa: dosis awal 12,5 atau 25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan
menjadi 50 mg per hari jika diperlukan.
 Anak-anak: dosis awal 0,5–1 mg/kgBB per 48 jam.
 Dosis maksimal: 1,7 mg/kgBB per 48 jam.

9
 Kondisi: pengobatan diabetes insipidus
 Dewasa: dosis awal 100 mg, 2 kali sehari
 Dosis pemeliharaan: 50 mg per hari
 Anak-anak: dosis awal 0,5–1 mg/kgBB 48 jam sekali
 Dosis maksimal: 1,7 mg/kgBB per 48 jam.
c. Hydrochlorothiazide
Dodis penggunaan:
Kondisi Usia Dosis
12,5 mg per hari, sebagai obat tunggal atau
dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya.
Dewasa
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 25-50 mg per
hari jika dibutuhkan.
Anak usia di bawah 6 1-3 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis
Hipertensi bulan maksimal adalah 37,5 mg per hari.
Anak usia 6 bulan-2 1-2 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis
tahun maksimal adalah 37,5 mg per hari.
1-2 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis
Anak usia 2-12 tahun
maksimal adalah100 mg per hari.
Orang lanjut usia 12,5-25 mg, sekali sehari.
25-100 mg, 1-2 kali sehari atau diminum 2 hari
Dewasa
sekali.
Pembengkakan Anak usia di bawah 6 1-3 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis
tubuh akibat bulan maksimal adalah 37,5 mg per hari.
Anak usia 6 bulan-2 1-2 mg/kgBB per hari1-2 kali sehari. Dosis
penumpukkan
tahun maksimal adalah 37,5 mg per hari.
cairan (edema) 1-2 mg/kgBB per hari, 1-2 kali sehari. Dosis
Anak usia 2-12 tahun
maksimal adalah 100 mg per hari.
Orang lanjut usia 12,5-25 mg sekali sehari.

10
2.1.6 Efek Samping
Efek samping yang bisa terjadi pada penggunaan diuretic bisa berbeda-beda. Hal
ini tergantung pada jenis dan kondisi pasien. Beberapa efek samping yang sering
muncul akibat penggunaan obat diuretik adalah:
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Mulut kering
4. Kram perut
5. Kram otot
6. Sembelit atau konstipasi
7. Impotensi
8. Telinga berdenging (tinnitus)
9. Turunnya tekanan darah (hipotensi)
10. Ginekomastia
11. Rasa lelah dan lemas yang berlebihan
12. Peningkatan kadar asam urat dan gout
13. Peningkatan kadar gula darah
14. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah
15. Perubahan dan ketidakseimbangan elektrolit, termasuk kalium, natrium,
klorida, atau magnesium

2.2 OBAT ANTIHIPERTENSI


2.2.1 Pengertian Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi yang
sering diderita sebagian orang, ditandai dengan tekanan darah yang berada di atas level
normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri (mmHg). Tekanan darah yang
melebihi batas normal dapat menekan dinding arteri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat
mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung, hingga penyakit ginjal.

11
2.2.2 Jenis-Jenis Obat Anti Hipertensi
Adapun jenis obat-obatan antihipertensi cukup beragam dan terbagi ke dalam
beberapa jenis, di antaranya:
.
a. ACE  inhibitor
ACE inhibitor akan menjaga pembuluh darah terbuka lebar sehingga aliran darah
masuk dengan lancar. ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat
terbentuknya hormon angiotensin yaitu hormon yang memicu pembuluh darah
untuk menyempit. Berikut ini obat-obatan yang termasuk ke dalam golongan
ACE inhibitor: Captopril, Enalapril, Lisinopril, Perindopril, Ramipril,
Trandolapril.
b. Alpha-2 receptor agonist
Contoh obat alpha-2 receptor agonist adalah metildopa dan clonidine. Obat ini
bekerja dengan menekan aktvitas jaringan yang memproduksi hormon adrenalin,
sehingga tekanan darah turun. Metildopa biasanya diberikan kepada ibu hamil
yang menderita hipertensi, karena obat ini dinilai tidak terlalu membahayakan
bagi ibu hamil dan janin.
c. Antagonis kalsium (calcium channel blocker)
Antagonis kalsium digunakan untuk menangani hipertensi, gangguan jantung, dan
gangguan pembuluh darah. Obat ini bekerja dengan menghambat jalan masuk
kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga
menyebabkan denyut jantung melambat dan pembuluh darah melebar. Nama-
nama obat yang masuk ke kelompok antagonis kalsium adalah: Amlodipine,
Diltiazem, Nicardipine, Nifedipine, Nimodipine, Verapamil.
d. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
ARB bekerja dengan cara menghambat kerja angiotensin atau senyawa yang
membuat pembuluh darah menyempit. Hambatan pada kerja angiotensin
menyebabkan pembuluh darah tetap terbuka lebar dan tekanan darah mampu
diturunkan. Jenis-jenis obat ARB adalah: Candesartan, Eprosartan, Irbesartan,
Losartan,Olmesartan, Telmisartan, Valsartan.
e. Diuretik
Diuretik merupakan obat yang cukup sering digunakan untuk
menangani hipertensi. Obat ini bekerja dengan membuang kelebihan garam
(natrium) dan cairan di dalam tubuh untuk menormalkan tekanan darah. Jenis-
12
jenis obat diuretik adalah: Diuretik loop, seperti furosemide, Diuretik hemat
kalium (potassium-sparing), seperti amiloride dan spironolactone, Diuretik
thiazide, seperti hydrochlorothiazide dan indapamide.
f. Penghambat adrenergik perifer
Obat ini jarang diberikan kepada pasien hipertensi. Namun, apabila pengobatan
dengan obat-obatan antihipertensi lain belum berhasil, maka dokter bisa
menyarankan konsumsi penghambat adrenergik perifer kepada pasien. Satu-
satunya jenis penghambat adrenergik perifer yang terdaftar di Indonesia ialah
reserpine.
g. Penghambat alfa (alpha-blocker)
Penghambat alfa bekerja dengan cara menghambat hormon katekolamin agar
tidak mengikat dengan reseptor alfa. Hasilnya, sirkulasi darah berjalan lancar,
jantung berdenyut secara normal, dan tekanan darah menurun. Dua jenis obat
penghambat alfa ialah doxazosin dan terazosin.
h. Penghambat beta (beta-blocker)
Penghambat beta merupakan golongan obat yang bekerja dengan menghambat
hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Penghambat beta dibagi menjadi
dua yakni selektif dan nonselektif. Jenis obat penghambat beta selektif meliputi
atenolol, bisoprolol, metoprolol, dan nebivolol. Sedangkan contoh penghambat
beta nonselektif adalah carvedilol dan propranolol.
i. Penghambat renin
Penghambat renin merupakan obat antihipertensi yang lebih baru penemuannya
dibandingkan jenis antihipertensi lain. Obat ini bekerja dengan menghambat
senyawa kimiawi di dalam tubuh yang disebut renin. Seperti obat-obat / sehingga
menyebabkan tekanan darah turun. Contoh obat ini adalah aliskiren.

2.2.3 Cara Kerja/ Kasiat Obat


Mekanisme cara kerja obat yaitu : Interaksi secara farmasetik
(inkompatibilitas), Interaksi secara farmakokinetik, dan interaksi secara
farmakodinamik.
1. Interaksi farmasetik : Interaksi farmasetik atau disebut jugainkompatibilitas
farmasetik bersifat langsung dandapat secara fisik atau kimiawi,
misalnyaterjadinya presipitasi, perubahan warna, tidak terdeteksi (invisible),
yang selanjutnyamenyebabkan obat menjadi tidak aktif.

13
2. Interaksi farmakokinetik: Interaksi dalam proses farmakokinetik, yaitu
absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dapat meningkatkan ataupun
menurunkan kadar plasma obat.
3. Interaksi obat secara farmakodinamik: Interaksi yang terjadi pada suatu obat
tidak dapat diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk obat lainnya meskipun
masih dalam satu kelas terapi, disebabkan karena adanya perbedaan sifat
fisikokimia, yang menghasilkan sifat farmakokinetik yang berbeda.
2.2.4 Indikasi/ Kontraindikasi
Pada prinsipnya Kontraindikasi absolut amlodipine sama dengan kontraindikasi
obat golongan dihidropiridin (DPH) pada umumnya:
a. Stenosis aorta berat
b. Kardiomiopati hipertrofik-obstruktif
c. Gagal jantung atau disfungsi vertikel kiri
d. Angina tidak stabil atau ancaman infark miolkard
e. Hipertensi
1. Dosis yang digunakan
Dosis: 25 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat dinaikkan 25–50 mg secara bertahap tiap 2
minggu. Dosis maksimal 200 mg per hari yang dibagi menjadi 2–3 dosis.
2. Efek samping dan cara mengatasinya
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Kebanyakan pasien dapat
menoleransi obat antihipertensi dengan baik. Namun pada beberapa kasus,
beberapa obat antihipertensi dapat menimbulkan sejumlah efek samping berupa:
a. Batuk
b. Sakit kepala, pusing, atau pening

b. Mual atau muntah


c. Diare atau konstipasi
d. Gugup
e. Ruam kulit
f. Lelah, lemah, mengantuk, dan kurang bertenaga
g. Berat badan turun drastis atau naik signifikan secara tiba-tiba.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah
pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Sedangkan Obat antihipertensi
adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi atau hipertensi. Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi
merupakan kondisi yang sering diderita sebagian orang, ditandai dengan tekanan
darah yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri
(mmHg). Tekanan darah yang melebihi batas normal dapat menekan dinding
arteri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih
berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga penyakit ginjal.
3.2 Saran
Makalah ini di perlukan saran dan kritik untk perbaikan pembuatan makalah
selanjutnya .

15
DAFTAR PUSTAKA

Amin, N. (2017). Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol Batang Sereh Wangi (Cymbogon
Nardus L.) Pada Mencit Jantan Putih Galur Swiss Webster (Doctoral Dissertation).

Faâ’idah, D. H. (2016). Farmakologi Obat Diuretik (Doctoral Dissertation, University Of


Muhammadiyah Malang)

Gitawati, R. (2008). Interaksi Obat Dan Beberapa Implikasinya. Media Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 18(4 Des).

Hendarti, H. F. (2016). Evaluasi Ketepatan Obat Dan Dosis Obat Antihipertensi Pada
Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Puskesmas Ciputat Januari-Maret 2015
(Bachelor's Thesis, Fkik Uin Jakarta).

Kurniawati, M. W. (2017). Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Oral Pada Pasien


Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rsud Karanganyar Tahun 2016 (Doctoral
Dissertation, Universitas Setia Budi Surakarta).

Tedjasukmana, P. (2012). Tata Laksana Hipertensi. Cdk-192, 39(4).

16

Anda mungkin juga menyukai