Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4

Esti Albariroh
Laili Agustini

EMBRIOLOGI Lisa Roniawati D

  Maisaroh
“FAKTOR-FAKTOR TERATOGEN” Nur Kumarawati
Nur Saidah
Tutik Irawati
KONSEP DASAR
TERATOGEN

Teratologi merupakan salah satu dari cabang embriologi yang khusus mengenai
pertumbuhan struktur abnormal yang luar biasa. Teratologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang atau sebab-sebab terjadinya kelainan bentuk (malformasi) pada
mudigah yang sedang berkembang, biasanya pada bayi yang lahir abnormal disebut “bayi
monster” (baby monster). Kelainan bentuk dapat berupa kelainan struktur, perilaku, faal dari
metabolik yang terdapat pada waktu lahir dan biasa di istilahkan dengan malformasi
kongenital, anomali kongenital atau cacat lahir
Prinsip-Prinsip Teratogen
Prinsip-prinsip teratologi menurut Wilson (1959)
 Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotip konseptus dan cara ibu
 Kerentahan terhadap terogen berbeda menurut stadium perkembangan saat paparan, masa yang
paling sensitif untuk timbulkan cacat lahir adalah masa embriogenesis.
 Manifestasi perkembangan abnormal tergantung pada dosis dan lamanya paparan terhadap
suatu teratogen.
 Teratogen bekerja dengan cara (mekanisme) yang spesifik pada sel-sel  atau jaringan yang
sedang berkembang untuk memulai proses embriogenesis abnormal.
 Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi, keterlambatan
pertumbuhan dan gangguan fungsi
Faktor Penyebab Teratogen
1. Faktor Genetik
Banyak cacat kongenital terutama pada manusia yang di turunkan, dan beberapa diantaranya jelas
mengikuti pola Hukum Mendel. Pada banyak kasus, kelainan dapat langsung disebabkan oleh
perubahan pada satu buah gen saja.

Mutasi menimbulkan alel cacat yang mungkin


dominan atau resefif. Pada manusia jenis cacat
MUTASI
yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal
diperkirakan mendekati 8% dari seluruh
malformasi.
kelainan kromosom bisa merupakan kelainan
jumlah atau kelainan susunan. Aberasi  merupakan
ABERASI penyebab penting malformasi kongenital dan
abortus spontan. Diperkirakan bahwa 50 % dari
semua konsepsi berakhir dengan abortus spontan
dan bahwa 50 % dari abortus ini mempunyai
kelainan kromosom berat.
2. Faktor Lingkungan

a. Agen-Agen Infektif
Rubella.
orang Jerman pertama yang menduga bahwa
RUBELLA campak Jerman yang menyerang wanita hamil
pada awal kehamilan dapat menimbulkan
kelainan-kelainan kongenital

Menyebabkan malformasi dan infeksi janin kronis yang berlangsung sampai lahir
SITOMEGALOV
IRUS
dengan gejala utama infeksi virus ini adalah mikrocephalus, perkapuran otak,
kebutaan karioretinitis dan hepatosplenomegali.
Infeksi ini ditularkan pada saat kelahiran, dengan gejala utama
VIRUS
microsefali, microftalmus, displasia retina, hepatomegali,
HERPES
SIMPLEKS
splenomegali dan keterbelakangan jiwa. Ciri-ciri penyakit virus
ini adalh reaksi-reaksi keradangan.

Kira-kira ada 20% kesempatan kelainan korgenital yang terjadi kalau ibu-ibu
VARISELA
(Cacar Air)
terinfeksi varisela pada trimester pertama kehamilan dengan gejala, hipoplasia
tungkai, keterbelakangan jiwa dan atrofi otot.

TOXOPLAS Infeksi parasit protozoa toxoplasma gondii pada ibu yang


MOSIS didapatkan pada daging yang kurang matang
Infeksi
Virus dan Malformasi yang terjadi setelah ibu mengalami infeksi campak, hepatistis, parotitis,
Hipertermia poliomielitis dan virus echo.

Adanya sistem kekebalan yang berkurang atau bahkan tidak ada akibat dari Virus ini
HIV adalah mikrocephali, keterbelakangan pertumbuhan

Merupakan penyakit kelamin yang harus


SIFILIS diwaspadai dan pada janin menyebabakan kelaian
jiwa serta tuli.
b. Agen-agen Fisik
Efek teratogen dari pengaruh radiasi yang berasal sinar X adalah mikrocephali spina bifida, cacat
ekstremitas, palatoskisis (cacat celah palatum) dan kebutaan.

c. Agen-agen Kimiawi
• Merkuri organik dan timah hitam
Pengaruh bahan kimia yang secara tidak langsung dihirup melaui pernafasan tanpa disadari akan memicu
timbulnya teratogenik.
• Bahan makanan dan minuman
Mengkonsumsi minuman yang berakohol pun dengan kadar tinggi akan berpengaruh pada janin yang
dikandungnya
d. Hormon

Androgenik Dietilstilbestrol Kortison

3. Cara Pencegahan Teratogen


 Kurangi mengkonsumsi obat-obat kimia seperti alkohol, antibiotik berlebih, rokok.
 Hindari berbagai macam radiasi seperti sinar X
 Waspadai virus-virus yang sedang berkembang di lingkungan sekitar.
TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai