Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari matakuliah kegawat daruratan tentang “ sukar bernafas: perubahan
fisiologi pernafasan, asma, pneumonia, TBC, dan edema paru“
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Khusus................................................................................................5
1.4 Mafaat Penulisan ......................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................6
2.1 Anatomi Fisiologi Pernafasan................................................................................6
2.1.1 Organ Pernafasan.......................................................................................8
2.1.2 Proses Terjadinya Pernafasan....................................................................9
2.2 Sukar Bernafas........................................................................................................10
2.2.1 Penyebab Sesak Nafas...............................................................................10
2.3 Asma .....................................................................................................................11
2.3.1 Ada Tiga Ciri Asma...................................................................................11
12
2.4 Pnemonia ..............................................................................................................12
2.4.1 Penyebab Pnemonia......................................................................................12
2.4.2 Gejala Pnemonia...........................................................................................13
2.4.3 penobatan pneumonia...................................................................................13
2.4.4 pencegahan Pnemonia..................................................................................13
2.5 TBC........................................................................................................................14
2.5.1 Gejala Tuberculosis......................................................................................14
2.5.2 Pengobatan TBC...........................................................................................15
2.5.3 Pencegahan Tuberculosis.............................................................................15
2.6 Edema Paru...........................................................................................................16
2.6.1 Tanda Gejala Edema Paru............................................................................17
2.6.2 Penyebab Edema Paru..................................................................................17
2.6.3 Faktor-Faktor Resiko....................................................................................18
2.6.4 Diangnosis....................................................................................................19
2.6.5 Pengobatan Edema Paru...............................................................................21
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................22
3.2 Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Sesak napas adalah kondisi ketika Anda kesulitan dalam bernapas atau
tidak cukup mendapat asupan udara. Asma adalah penyakit pada saluran udara yang
membuat sulit bernafas dimana ada peradangan saluran udara yang menghasilkan
penyempitan sementara saluran udara yang membawa oksigen ke paru-paru. TBC
(Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan. TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman
Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan
darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang,
usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC,
ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang
kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV. Edema paru adalah penumpukan
cairan di dalam paru-paru. Normalnya, paru-paru terisi oleh udara ketika Anda bernapas.
Namun, edema paru malah menyebabkan paru-paru terisi dengan cairan. Kondisi ini
menyebabkan oksigen tidak dapat terserap dengan baik dan dialirkan ke darah seperti
seharusnya. Selain itu, cairan yang terakumulasi pada kantung udara menyebabkan sulit
bernapas. Edema paru biasanya disebabkan oleh gangguan jantung, tapi ada pula kondisi
medis lain yang menyebabkannya. Cairan dalam paru dapat muncul secara tiba-tiba (akut)
atau dalam jangka panjang (kronis).
Ada beberapa penyebab yang memungkinkan Anda sesak napas: Masalah bernafas
merupakan salah satu kebutuhan dasar dari manusia. Karena dengan bernafas manusia
memperoleh oksigen yang digunakan oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi di
dalam tubuhnya. Apabila ada gangguan pada saluran pernafasan maka pemenuhan
kebutuhan dasar tubuh manusia juga akan terganggu. Salah satu kasus saluran pernafasan
yang disebabkan oleh serangan virus adalah bronchopneumonia. Bronchopneumonia
merupakan salah satu dari penyakit Pneumonia. Bronchopneumonia adalah peradangan
yang terjadi pada ujung akhir bronkiolusyang tersumbat oleh eksudat mukosa purulen
untuk membentuk bercak konsolidasi pada lobus-lobus yang berada di dekatnya, disebut
juga pneumonia lobularis.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, makalah ini kami adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian sukar bernafas ?
2. Apakah definisi perubahan fisiologi pernafasan ?
3. Apakah peanganan sukar bernafas ?
4. Bagaimanakah penanganan sukar bernafas ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami pengertian sukar bernafas, perubahan fisiologi
pernafasan, asma, pneumonia, TBC, dan edema paru.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi sukar bernafas
2. Menjelaskan definisi perubahan fisiologi sukar bernafas
3. Menjelaskan definisi asma
4. Menjelaskan definisi pneumonia
5. Menjelaskan definisi TBC
6. Menjelaskan definisi edema paru.
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat praktik secara nyata,
yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses belajar pada pendidikan
yang dapat digunakan sebagai maksud dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya mahasiswa yang berguna dimasa mendatang, dan sebagai
reperensi tentang pelaksanaan pemberian obat
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana evaluasi dan pengetahuan serta pengalaman untuk memberikan
terapi obat diuretic dan antihipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Anatomi Fisiologi Pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
2.1.1 Organ pernafasan
Gambar organ pernafasan diuraikan dalam gambar 2.1
Sumber: http://tonang.staff.uns.ac.id/files/2011/06/kuliah-sistem-respirasi.pdf
1. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai
dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung. (septumnasi). Didalamnya
terdapat bulu-bulu yang bergunauntuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk
kedalam lubang hidung. Bagian luar dinding terdiri dari kulit. Lapisan tengah terdiri
otot otot dan tulang rawan. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat
yang dinamakan karang hidung (konka nasalis) yang berjumlah 3 buah, Konka nasalis
inferior (karang hidung bagian bawah). Konka nasalis media (karang hidung bagian
tengah). K onka nasalis superior (karang hidung bagian atas).
2. Faring
Tekak atau Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan
jalan makanan, terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut
sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain : keatas
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara lobang yang bernama koana.
Kedepan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus
fausium, kebawah terdapat dua lubang kedepan lubang laring, kebelakang lubang
esophagus. Dibawah selaput le ndir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat
terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid.
Rongga tekak dibagi 3 bagian:
a) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.
b) Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.
c) Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring
3. Laring
Laring atau pengkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentuk udara, terletak dibagian depan faring sampai ketinggian vertebra servikalis
dan masuk kedalam trakea dibawahnya .
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh
16 sampai 20 cincin yang terdiiri dari tulang tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda (huruf c). sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang
disebut sel bersilia, hanya bergerak kearah luar. panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang
terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos sel-sel bersilia gunanya untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan.
yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan 8 V, mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus itu berjalan kebawah dan
kesamping kearah tampuk paru-paru. bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar
daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunuyai 3 cabang. bronkus kiri lebih
panjang dan lebih dari yang kanan, trd iri d a ri 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.
Bronkus bercabang cabang, yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada ujung
bronkioli tak terdapat cincin lagi dan ujung bronkioli terdapat alveoli.
6. Paru-paru
Paru- paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelemb
ung (gelembung hawa alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaanya lebih kurang dari 90 m2. Pada lapisan ini
terjadi 9 pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.
banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan
kanan). Paru-paru dibagi dua paru-paru kanan, terdiri dari pulmo dekstra superior, lobus
media , dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobules. Paru-paru kiri, terdiri dari
pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan
yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah
segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen
pada lobus inferior. Tiap tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan belahan
yang bernama lobulus. Kapasitas paru-paru yaitu jumlah udara yang dapat mengisi
paru-paru pada inspirasi sedalam dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat
tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk seseorang
yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.
Sesak napas sendiri adalah kondisi ketika Anda kesulitan dalam bernapas atau tidak
cukup mendapat asupan udara. Ada beberapa penyebab yang memungkinkan Anda
sesak napas:
Seseorang mengalami sesak napas bisa karena faktor obesitas, berolahraga terlalu
berat, berada di tempat dengan suhu ekstrim, atau berada di daerah dengan ketinggian
tertentu. Namun jika sesak napas disebabkan oleh gangguan kesehatan, maka kondisi yang
bisa menyebabkannya adalah:
a) Pilek
b) Alergi
c) Infeksi pada saluran pernapasan dan paru-paru, misalnya tuberkulosis, pneumonia
(paru-paru basah), dan infeksi virus Corona
d) Asma
e) Anemia
f) Kehamilan
g) Sinusitis
h) Tekanan darah rendah
i) Patah tulang rusuk
j) Keracunan karbon monoksida
k) Kanker paru-paru
l) Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
m) Penyakit jantung seperti gagal jantung, serangan jantung, penyakit jantung
koroner, lemah jantung, atau aritmia jantung
n) Emboli paru
1. Obstruksi saluran pernapasan. Selama proses bernafas secara normal, pita-pita otot
yang mengelilingi saluran udara dalam keadaan rileks dan udara bergerak bebas.
Akan tetapi pada penderita asma, zat-zat penyebab alergi, pilek dan virus
pernapasan serta pemicu lingkungan membuat pita-pita otot di sekitar saluran udara
mengencang, sehingga udara tidak dapat bergerak bebas. Kurangnya udara yang
masuk menyebabkan seseorang merasa sesak napas dan udara yang keluar melalui
saluran udara yang ketat menyebabkan suara siulan yang dikenal sebagai “mengi”.
2. Peradangan. Orang dengan asma memiliki saluran bronkial yang merah dan
bengkak. Peradangan ini dianggap berkontribusi besar terhadap kerusakan jangka
panjang yang dapat menyebabkan asma ke paru-paru. Oleh karena itu, mengobati
peradangan ini adalah kunci untuk mengelola asma dalam jangka panjang.
3. Iritabilitas saluran pernapasan. Saluran udara penderita asma sangat sensitif.
Saluran udara cenderung bereaksi berlebihan (menyempit) karena dipicu oleh hal
sekecil apa pun seperti serbuk sari, bulu binatang, debu, atau asap.
Serangan asma adalah gejala yang tiba-tiba terjadi dan kondisi pernapasan yang
memburuk; saluran udara Anda mengencang, membengkak, atau terisi dengan lendir.
Gejala umum meliputi:
Tidak semua orang dengan asma mengalami gejala serangan asma yang sama. Anda
mungkin tidak memiliki semua gejala ini, atau Anda mungkin memiliki gejala yang
berbeda pada waktu yang berbeda. Gejala Anda mungkin halus, seperti penurunan
aktivitas, atau kelesuan
Penanganan dan pertolongan pada asma
1. Duduk dan ambil napas pelan-pelan dengan stabil. Sekali lagi, cobalah untuk tetap
tenang, karena panik justru akan semakin memperparah serangan asma.
2. Semprotkan obat inhaler untuk asma setiap 30-60 detik, maksimal 10 semprotan.
3. Hubungi ambulans jika Anda tidak memiliki inhaler, asma bertambah parah meski
sudah menggunakan inhaler, tidak ada perbaikan meski sudah menyemprotkan
inhaler sebanyak 10 kali, atau jika Anda merasa khawatir.
2.4 Pneumonia
Pneumoniaadalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia
bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya
dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Pneumonia
juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan
peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru.
Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya
sulit bernapas.
Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. SARS-CoV- 2
yang menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan
pneumonia. Pneumonia akibat COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, salah
satunya adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pneumonia terkadang juga
bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru.
1. Batuk
2. Demam
3. Sesak napas
4. Menggigil
5. Kelelahan
1) Menjalani vaksinasi
2) Memperkuat daya tahan tubuh, misalnya dengan mencukupi asupan nutrisi
3) Menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh
hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci
4) Tidak merokok
5) Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
6) Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk atau pilek
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat
kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan
darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang,
usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC,
ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang
kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
Selain menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama, penderita TBC juga
akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
1) Demam
2) Lemas
3) Berat badan turun
4) Tidak nafsu makan
5) Nyeri dada
6) Berkeringat di malam hari
2.5.2 Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes darah,
atau tes kulit (Mantoux). TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi
obat sesuai dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum
beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya
berupa:
a. Isoniazid
b. Rifampicin
c. Pyrazinamide
d. Ethambutol
Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan bisa menjadi pertimbangan, sehingga
Anda tidak perlu dipusingkan dengan tanggungan biaya saat berobat nanti.
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan dilakukan sebelum bayi
berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara:
Gejala dan tanda-tanda yang biasanya mudah dikenali ketika Anda menderita
edema paru adalah kesulitan bernapas. Kondisi ini cukup gawat dan harus mendapatkan
penanganan medis sesegera mungkin. Apabila tidak segera ditangani dengan serius, hal ini
dapat berakibat fatal. Kedaan gawat darurat umumnya ditemui pada pasien edema paru
akut. Gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pengidap edema paru kronis umumnya
tidak terlalu parah. Oleh karena itu, tergantung apakah Anda memiliki edema paru akut
atau kronis, gejala yang timbul akan sedikit berbeda. Umumnya, gejala yang biasanya
muncul, antara lain:
1. Kesulitan bernapas
2. Gelisah atau kelelahan
3. Penurunan tingkat kesadaran
4. Pembengkakan pada kaki atau perut
5. Kulit pucat
6. Keringat berlebih
Apabila cairan di dalam paru-paru Anda muncul secara mendadak, kondisi ini
umumnya menunjukkan gejala-gejala, seperti:
Sedikit berbeda dengan edema paru akut, Anda akan merasakan tanda-tanda dan gejala
ketika penumpukan cairan pada paru telah berlangsung sejak lama, seperti:
1. Kardiogenik
Edema pada paru-paru yang disebabkan oleh masalah jantung disebut dengan
kardiogenik. Salah satu penyebab utamanya yang paling sering ditemui adalah congestive
heart failure (CHF) atau gagal jantung kongestif. Gagal jantung kongestif adalah
ketidakseimbangan fungsi pompa jantung, di mana jantung tidak dapat mempertahankan
sirkulasi darah di dalam tubuh dengan lancar. Edema paru dapat terjadi akibat
ketidakseimbangan ini karena adanya kebocoran di kapiler paru ke bagian interstitium dan
alveoli paru-paru.
Beberapa penyakit lainnya yang berhubungan dengan jantung dan dapat menyebabkan
edema paru adalah:
1. Gagal ginjal: Apabila ginjal gagal berfungsi, kemungkinan cairan dan sisa
pembuangan yang tidak dapat diproses oleh ginjal akan menumpuk di paru-paru.
2. Terpapar zat beracun: Menghirup udara dan zat berbahaya seperti amoniak, gas
klorin, dan karbon monoksida berpotensi menimbulkan kerusakan pada jaringan
paru-paru.
3. Berada di ketinggian: Pada paru-paru yang normal, alveolus mengikat oksigen dan
melepas karbon dioksida. Apabila Anda berada di ketinggian, pembuluh darah
pada paru-paru akan menyempit dan mengakibatkan tekanan pada paru. Hal ini
dapat berakibat pada bocornya cairan dari pembuluh ke paru-paru.
4. Efek samping pengobatan: Edema paru dapat terjadi akibat adanya efek samping
atau komplikasi dari pengobatan kemoterapi atau overdosis obat aspirin.
5. Kondisi sistem saraf: Salah satu jenis edema paru yang disebut neurogenik terjadi
akibat adalah masalah pada sistem saraf, seperti pernah kecelakaan, cedera pada
kepala, atau melewati operasi otak.
6. Infeksi virus: Penumpukkan cairan pada paru juga dapat disebabkan oleh infeksi
virus, seperti hantavirus dan virus dengue.
7. Pernah hampir tenggelam: Kejadian hampir tenggelam mengakibatkan banyaknya
cairan masuk ke dalam tubuh, terutama paru-paru.
8. Emboli paru: Emboli paru adalah kondisi di mana darah yang menggumpal dapat
berpindah dari pembuluh dari di kaki menuju paru-paru. Kondisi tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya penumpukan cairan di dalam paru.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesak napas adalah kondisi ketika Anda kesulitan dalam bernapas atau tidak cukup
mendapat asupan udara. Seseorang mengalami sesak napas bisa karena faktor obesitas,
berolahraga terlalu berat, berada di tempat dengan suhu ekstrim, atau berada di daerah
dengan ketinggian tertentu. Namun jika sesak napas disebabkan oleh gangguan kesehatan,
maka kondisi yang bisa menyebabkannya adalah: Pilek, Alergi, Infeksi pada saluran
pernapasan dan paru-paru, misalnya tuberkulosis, pneumonia (paru-paru basah), dan
infeksi virus Corona, Asma, Anemia, Kehamilan, Sinusitis, Tekanan darah rendah, Patah
tulang rusuk, Keracunan karbon monoksida, Kanker paru-paru, Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), Penyakit jantung seperti gagal jantung, serangan jantung, penyakit jantung
koroner, lemah jantung, atau aritmia jantungEmboli paru.
3.2 Saran
Makalah ini di perlukan saran dan kritik untk perbaikan pembuatan makalah
selanjutnya .
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/edema-paru
https://www.alodokter.com/pneumonia
https://www.halodoc.com/kesehatan/asma
https://www.harapanrakyat.com/2020/10/organ-sistem-pernapasan-manusia
Marginy, M. (2019). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Ny. SQ Dengan Acute
Lung Oedema (ALO) atau Edema Paru di Ruang ICCU RSUD. Prof. Dr. WZ
Johannes Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).
Puspita, R. N. (2014). Hubungan Kecemasan terhadap tingkat kontrol asma di balai besar
kesehatan paru masyarakat (BBKPM) Surakarta (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Uba Gua, D. (2019). Determinan Keberhasilan Pengobatan Pada Pasien Tbc Paru Di
Wilayah KerjaPuskesmas Tarus Tahun 2018 (Doctoral dissertation,
POLTEKKES KEMENKES KUPANG).