Anda di halaman 1dari 25

MINYAK ZAITUN ROLL ON UNTUK GANGGUAN KERUSAKAN INTEGRITAS

KULIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata kuliah:

Teknologi dalam Modalitas Penatalaksanaan Keperawatan II

Dosen Pengampu:

Rismadefi Woferst., SSi., M. Biomed

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1 (A 2019 2)

Afifah Aulia Rahmah (1911111748) Dheby Putri Artiray (1911124274)

Amatullah Mufidah (19111125408) Dian Tiara (1911110439)

Annisa Syofiah SL (1911111732) Dinda Daisya Putri (1911111942)

Annisa Jannata Firdausi (1911111824) Dita Asrilla Putri (1911111743)

Ayu febriani (1911155662) Emilia Putriansyah (1911124502)

Danu Mangippu Pasaribu (1911113498) Fathira Mutiara M (1911110419)

Dela Andini (1911110547) Fauziah Wahyu (1911111890)

Desyanifransisca Giawa (1911111882) Fitra Yani Zebua (1911110628)

Dhea Eka Putri (1911111946) Hasballah (1911110658)

PROGRAM STUDI ILMU

KEPERAWATAN FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Teknologi dalam Modalitas Penatalaksanaan
Keperawatan II dengan judul “MINYAK ZAITUN ROLL ON UNTUK GANGGUAN
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA PENDERITA DIABETES”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Pekanbaru, 20 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

2.1 Konsep Minyak Zaitun Pada Perawatan Luka............................................................5

2.1.1 Definisi Minyak Zaitun........................................................................................5

2.1.2 Kandungan Minyak Zaitun..................................................................................5

2.1.3 Manfaat Minyak Zaitun........................................................................................6

2.1.4 Cara Pembuatan Minyak Zaitun...........................................................................8

2.1.5 Efek Samping Minyak Zaitun..............................................................................9

2.1.6 Evidence Based Practice......................................................................................9

2.2 Konsep Diabetes Melitus...........................................................................................11

2.2.1 Definisi Diabetes Melitus...................................................................................11

2.2.2 Etiologi Diabetes Melitus...................................................................................12

2.2.3 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus..................................................................13

2.2.4 Klasifikasi Diabetes Melitus..............................................................................14

2.2.5 Komplikasi Diabetes Melitus.............................................................................15

2.2.6 Definisi Luka Diabetik.......................................................................................16

2.2.7 Manifestasi Klinis Luka Diabetik......................................................................17

BAB III DESAIN DAN RANCANGAN................................................................................18

3.1 Gambar alat...............................................................................................................18

3.2 Komposisi..................................................................................................................18

ii
3.3 Cara kerja...................................................................................................................18

BAB IV PENUTUP................................................................................................................19

4.1 Kesimpulan................................................................................................................19

4.2 Saran..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaitun atau dalam bahasa Inggris disebut olive adalah buah berukuran kecil yang
tumbuh di pohon zaitun (Olea europaea). Buah zaitun termasuk dalam kelompok buah
yang disebut buah berbiji, atau buah batu, dan masih berhubungan dekat dengan mangga,
ceri, persik, almond, dan pistachio. Minyak zaitun merupakan minyak yang berasal dari
perasan buah zaitun, sedangkan minyak zaitun extra virgin adalah hasil olahan pertama,
tanpa campuran ekstrak lainnya. Minyak zaitun telah digunakan sejak 400SM oleh
Hipocrates untuk membuat resep terapi penyembuhan pasien dan sejak 6000 tahun yang
lalu, minyak zaitun banyak digunakan untuk kesehatan jiwa dan kesehatan badan (Orey,
2008). Minyak zaitun telah banyak digunakan untuk diet di berbagai daerah, khususnya
daerah Mediterania dengan dikonsumsi secara langsung, maupun dicampur dengan salad.
Yunani merupakan pengguna minyak zaitun terbanyak, dengan rata-rata konsumsi
sebanyak 27,3 kg per kapita per tahun. Posisi ke dua dan ketiga ada Spanyol dan Italia,
masing-masing sebesar 13,62 kg dan 12,35 kg per kapita per tahun (Trubus, 2010).
Menurut Canela, et al (2010), negara-negara di Eropa Selatan, seperti Prancis, Spanyol,
Yunani, Itali dan Portugal, banyak menggunakan minyak zaitun ini sebagai diet, dan
didapatkan bahwa negara-negara tersebut lebih rendah tingkat mortalitasnya akibat
penyakit jantung dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa Utara. Minyak zaitun
banyak diminati di daerah-daerah Mediterania karena tingginya kandungan
Monounsaturated Fatty Acids (MUFA) dan antioksidan alami yang baik untuk kesehatan
sebagai langkah pencegahan resiko penyakit kardiovaskuler.
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit
yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM tercantum dalam
urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit
kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatik dan katarak (Tjokroprawiro, 2001). Diabetes
adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya
dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap
diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun

1
kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang.
Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak
penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I. Penderita diabetes mellitus tipe II
mencapai 90-95 % dari keseluruhan populasi penderita DM.
Diabetes tipe 2 menjadi salah satu masalah kesehatan yang bisa mengancam jiwa.
Salah satu bentuk ancaman bagi penderita diabetes tipe 2 adalah kadar gula darah tinggi
yang bisa diperburuk oleh jenis makanan dan minuman tertentu serta minyak.Temuan
penelitian dari Universitas Sapienza di Romen, sebelumnya telah mengaitkan minyak
zaitun ekstra virgin dengan ka dar insulin tinggi lebih bermanfaat bagi penderita diabetes
tipe 2.
Integritas kulit adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko
terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis. Batasan karakteristik mayor harus
terdapat gangguan jaringan epidermis dan dermis. Dalam dunia keperawatan menjaga
dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu
aspek penting di dalamnya. Intervensi dalam keperawatan kulit klien akan menjadi salah
satu indikator kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kerusakan integritas kulit
dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun juga dapat disebabkan
karena tertekannya kulit dalam waktu lama yang menyebabkan iritasi dan akan
berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari minyak zaitun?


2. Apa kandungan dari minyak zaitun?
3. Apa manfaat dari minyak zaitun?
4. Bagaimana cara membuat minyak zaitun?
5. Apa efek samping dari minyak zaitun?
6. Apa definisi dari diabetes?
7. Apa etiologi dari diabetes?
8. Apa manifestasi dari diabetes?
9. Apa saja klasifikasi dari diabetes?
10. Apa saja komplikasi dari diabetes?
11. Apa definisi dari luka diabetic?
12. Bagaimana tanda dan gejalanya luka diabetik?

2
13. Bagaimana pengaplikasian minyak zaitun roll on pada penyembuhan Ulkus
Diabetes?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui definisi dari minyak zaitun


2. Untuk mengetahui kandungan dari minyak zaitun.
3. Untuk mengetahui manfaat dari minyak zaitun.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan minyak zaitun.
5. Untuk mengetahui efek samping dari minyak zaitun.
6. Untuk mengetahui definisi dari diabetes.
7. Untuk mengetahui etiologi dari diabetes.
8. Untuk mengetahui manifestasi diabetes.
9. Untuk mengetahui klasifikasi dari diabetes.
10. Untuk mengetahui komplikasi dari diabetes.
11. Untuk mengetahui definisi luka diabetic
12. Untuk mengetahui tanda dan gejalanya luka diabetic
13. Untuk mengetahui cara pengaplikasian minyak zaitun roll on pada penyembuhan
Ulkus Diabetes.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penuilisan ini dapat digunakan untuk menambah ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan mengenai bagaimana minyak zaitun roll on
dapat bekerja untuk mengatasi gangguan integritas kulit pada penderita diabetes,
sehingga dapat memberikan tindakan perawatan luka pada klien Diabetes melitus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan teori-teori atau karya inovasi yang
diperoleh di pelayanan kesehatan dan dapat meningkatkan pengetahuan serta
wawasan mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan kerusakan integritas
kulit diabetes mellitus.

3
b. Bagi Keluarga
Hasil penulisan ini dapat membantu anggota keluarga dalam menangani
masalah gangguan integritas kulit pada penderita diabetes dalam penggunaan
minyak zaitun roll on
c. Bagi Masyarakat
Hasil penulisan ini dapat dijadikan sumber informasi di masyarakat dan
mengetahui sejak dini tentang diabetes mellitus dan adanya pengaplikasian
minyak zaitun roll on yang dibuat.
d. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat sebagai pengetahuan dan masukkan dalam
pengembangan ilmu keperawatan di masa yang akan datang pada penyakit
diabetes mellitus

4
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Konsep Minyak Zaitun Pada Perawatan Luka

2.1.1 Definisi Minyak Zaitun

Minyak zaitun adalah minyak yang dihasilkan dari perasan buah zaitun
(Olea europae L) yang awal mula dikembang biakkan di Cekungan Laut
Tengah dan sudah digunakan pada zaman nabi untuk memasak, kosmetik dan
pengobatan. Awal mula sejarah adanya minyak zaitun berawal dari Homer,
seorang penyair legendaris Yunani Kuno yang membuat dan menyebut minyak
zaitun ini sebagai “emas cair” dalam adikaryanya Odyssey. Penggunaan
minyak zaitun untuk kesehatan jiwa maupun kesehatan badan telah dimulai
sejak 6000 tahun yang lalu.Hipocrates, “Bapak Ilmu Pengobatan” mengatakan
bahwa minyak zaitun memiliki nilai terapi yang tinggi bagi kesehatan. Lebih
dari 60 resep terapi penyembuhan pasien menggunakan khasiat minyak zaitun
telah dilakukan oleh Hipocrates sejak 400 SM (Orey, 2008)
Virgin olive oil atau minyak zaitun murni adalah minyak yang
didapatkan dari buah pohon zaitun (Olea europaea L) dengan cara mekanik
atau secara fisik lainnya dengan kondisi tertentu, khususnya dalam suhu
tertentu, yang tidak menyebabkan perubahan pada minyak, dan tidak melalui
perlakukan apapun selain pencucian, dekantasi, sentrifugasi dan penyaringan
(Internasional Olive Council (IOC), 2013)

2.1.2 Kandungan Minyak Zaitun

Menurut Orey (2008) terdapat enam unsur super penyangga kesehatan


dalam minyak zaitun, pertama disebutkan bahwa minyak zaitun
mengandungasam lemak esensial yaitu 55-85% Asam Oleat, asam lemak tak
jenuh tunggal. Sembilan persen padanya adalah asam linoleat yakni sebuah
asam lemak tak jenuh ganda. Sedangkan 0-1,5% lainnya diisi oleh asam
linoleat yang juga tak jenuh ganda. Jenis jenis asam lemak ini, tidak seperti
lemak yang jenuh dan lemak sintetis, sehat bagi jantung dan banyak lagi
manfaat lainnya. Lemak tak jenuh ganda penting dalam respon imun, dan asam
5
lemak esensial didalam membran sel turut menjaga stabilitas karena perannya
dalam mengatur metabolisme. Asam lemak pada permukaan kulit juga
berperan terhadap kemampuan kulit yang anti air dan menjadi bakterisida
(Boyle, 2009). Kemudian ada asam lemak omega-3 dan omega-6 yang penting
dalam mencegah penyakit jantung dan terkandung dalam jumlah besar dalam
minyak ikan seperti salmon, juga minyak biji rami. Selanjutnya dalam minyak
zaitun terdapat antioksidan sebagaimana asam lemak esensial polifenol dalam
minyak zaitun baik bagi tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Begitu
juga zat besi kemudian yang berhubungan juga dengan penyembuhan luka
bakar terdapat vitamin A,C,E dan K. Selain itu menurut Orey (2008) minyak
zaitun memiliki kandungan vitamin A, vitamin C, vitamin E yang mampu
menangkal radikal bebas. Sedangkan berdasarkan hasil uji analisis minyak
zaitun extra virgin di lab terpadu Universitas Muhammadiyah Malang (2013),
pada penelitian sebelumnya didapatkan hasil kandungan vitamin A 38,789
SI/100 gram, kandungan Vitamin E 775,603 ppm, kandungan polifenol
400,274 ppm, kandungan oleochantal 176,977 ppm. (Orey, 2008)
Vitamin A memiliki peran dalam pembentukan sel darah merah.vitamin
ini juga memiliki peran sebagai suatu antioksidan yang melawan reaksi radikal
bebas dan memiliki peran kunci dalam imunitas khususnya fungsi limfosit-T
dan respon antibodi terhadap infeksi. Setelahnya ada vitamin E yang penting
untuk menjaga kesehatan kulit dan pembuluh darah, sehingga vitamin ini dapat
mempengaruhi perbaikan, adapun juga vitamin C yang menurut Boyle (2009)
sangat penting untuk kesehatan sistem imun dan untuk penyembuhan luka
yang efisien, dan juga merupakan antioksidan penting. (Orey, 2008)

2.1.3 Manfaat Minyak Zaitun

1. Mengurangi Pemakaian Obat-obatan Penurun Tekanan Darah Tinggi


Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Aldovaroro di Universitas Napoli
Italia dan dipublikasikan dalam Majalah Archives of Internal Medicine,
tanggal 27 Maret 2000 M, telah diadakan studi terhadap 32 pasien yang
terkena penyakit tekanan darah tinggi dan mereka itu mengkonsumsi obat-
obatan untuk darah tinggi.

6
Hasil studi menunjukkan penurunan tekanan darah dalam kadar 7 poin di
kalangan mereka yang mengkonsumsi minyak zaitun.
2. Mengurangi Kolesterol Berbahaya
Berbagai riset membuktikan adanya fakta yang tidak menyi-sakan
keraguan lagi, bahwa minyak zaitun menurunkan total kadar kolesterol
dan kolesterol berbahaya, tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang
bermanfaat.
3. Mengurangi Resiko Terjadinya Penyumbatan dan Penebalan Pembuluh
Darah
Dalam sebuah kajian yang dipublikasikan pada bulan Desember tahun
1999 M di Majalah AMJ CLIN NUTRL para peneliti menyatakan bahwa
nutrisi yang kaya kandungan minyak zaitun bisa mengurangi pengaruh
negatif lemak dalam makanan terhadap terjadinya pembekuan darah, dan
selanjutnya mengu-rangi terjadinya penebalan pembuluh nadi jantung.
4. Mengurangi Serangan Kanker
Para peneliti menyatakan bahwa sebab menurunnya rasio kematian akibat
serangan kanker di Laut Putih Tengah adalah karena makanan penduduk
negeri tersebut mengandung minyak zaitun sebagai sumber utama lemak,
di samping mengandung sayur-sayuran, buah-buahan, dan kol.
5. Membunuh Kutu Kepala
Beberapa studi yang dilakukan di beberapa Universitas dan Akademi di
Amerika, tentang kutu kepala, menunjukkan bahwa penggunaan minyak
zaitun sebagai minyak rambut yang terkena kutu, dalam beberapa jam saja
bisa membunuh kutu yang ada di kepala
6. Minyak Zaitun dan Kanker Kulit (Melanoma)
Majalah Dertmatdogg Times edisi bulan Agustus 2000 M menyebutkan
sebuah studi yang menunjukkan bahwa meng-gunakan minyak zaitun
setelah renang sebagai krim kulit dan berjemur, akan melindungi
terjadinya kanker kulit (melanoma). (Orey, 2008)

7
2.1.4 Cara Pembuatan Minyak Zaitun

1. Cuci buah zaitun


Letakkan zaitun di dalam saringan, lalu cuci di bawah air yang
mengalir. Gosok buah secara lembut sampai bersih. Selama proses
pencucian, buang daun, ranting, batu, atau debu yang ikut tercampur.
Setelah mencuci zaitun, keringkan buah zaitun hingga tidak menyisakan
air
2. Menggiling buah zaitun
Sediakan wadah kecil dan tuangkan buah zaitun yang sudah
dikeringkan ke dalam. Hancurkan buah zaitun menggunakan penggiling
atau penggerus hingga buah zaitun hancur merata. Setelah dihancurkan
secara merata, lanjutkan menghaluskan zaitun menggunakan mesin
blender tangan dengan memberikan 30-45 ml air panas untuk setiap
250ml/0,25 kg buah zaitun, lalu haluskan hingga benar-benar halus.
3. Pisahkan minyak dengan ampas zaitun
Setelah buah zaitun benar-benar dihaluskan, siapkan wadah,
saringan besi halus, dan kain penyaring lembut diatasnya. tuangkan secara
berkala buah zaitun yang telah dihaluskan dan lakukan proses pemerasan
atau penyaringan ekstrak minyak zaitun dari ampasnya. Tekan-tekan buah
zaitun halus yang terbungkus di kain penyaring lembut di atas saringan
besi halus. Kumpulan cairan ekstrak buah zaitun yang telah disaring dari
ampas selanjutnya didiamkan 3 sampai 4 jam untuk memisahkan air dan
minyak zaitunnya
4. Sedot minyak zaitun dari airnya
Setelah didiamkan, minyak akan berada di permukaan dan air serta
ampas akan mengendap di bawah. Gunakan spuit ukuran besar sebagai
alat untuk menyedot minyak yang terakumulasi dan tuangkan minyak
pada wadah khusus minyak

8
2.1.5 Efek Samping Minyak Zaitun

Sebenarnya tidak ada efek samping berat terkait dengan mengkonsumsi


minyak zaitun. Namun, dalam beberapa kasus terdapat gangguan pada
beberapa orang. Seperti disebutkan di atas bahwa mengkonsumsi minyak
zaitun dalam jumlah tepat dapat digunakan untuk mengobati sembelit.
Sedangkan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, maka seseorang dapat
menderita diare. Kemudian, jika seseorang mengalami alergi terhadap minyak
zaitun, orang tersebut mungkin menderita efek samping seperti ruam kulit,
setelah menggunakan minyak zaitun secara eksternal maupun internal. Orang
yang menderita diabetes dan tekanan darah tinggi juga harus berkonsultasi
pada dokter terlebih dulu sebelum mengkonsumsi minyak zaitun. (Orey, 2008)

2.1.6 Evidence Based Practice

Nama Penelitian dan


NO Judul Kesimpulan
Tahun
1 Lutfi Shofiatul Aplikasi perawatan Berdasarkan hasil penerapan penulis
Azizah, Estrin luka dengan dalam pengaplikasian minyak zaitun
Handayan, Eka Sakti menggunakan untuk perawatan luka ulkus Diabetes
Wahyuningtyas minyak zaitun pada Mellitus pada Tn.S usia 68 tahun dan
(2021) ulkus Diabetes bekerja sebagai petani di Magelang
Mellitus dengan luka DM pada punggung kaki
kanan dengan skor luka awal 32.
Minyak zaitun terbukti efektif untuk
mempercepat pertumbuhan granulasi
jaringan. Setelah penulis melakukan
perawatan luka dengan mencuci luka
dengan sabun rendah Ph (sabun cair)
dan dibilas dengan NaCl 0,9%,
dikeringkan lalu dilakukan perawatan
luka dengan pengaplikasian minyak
zaitun pada Tn.S 2 hari sekali dengan
frekuensi kunjungan selama 14 hari

9
yang dimulai dari tanggal 7-19 Juni
2021. Hasil dibuktikan dengan
menggunakan skor pengkajian luka
Bates-Jensen Assessment Tools pada
Tn.S hari pertama luka 32, kemudian
setelah dilakukan perawatan luka
selama 7 kali pertemuan didapatkan
perubahan skor menjadi 15.
Perubahan perbaikan pada Tn.S terjadi
pada ukuran luka, jumlah eksudat
dari sedang menjadi kering, warna
disekitar luka, edema disekitar luka,
tumbuhnya jaringangranulasi, dan
jaringan epitelisasi yang semakin
membaik
2 Kardina Hayati, Pengabdian Tindakan pemberian minyak zaitun
Pratiwi Christa Masyarakat terhadap gangguan intergritas kulit
Simarmata, Sari Desi Perawatan didapatkan rata-rata penderita sebelum
Esta Ulina Sitepu, Kerusakan diberikan pengolesan minyak zaitun
Raynald Ignasius Integritas Kulit (Olive Oil) 2,5455 dan setelah diberikan
Ginting, Widya (2021) Menggunakan pengolesan minyak zaitun (Olive Oil)
Minyak 1,1818. Mayoritas penderita sebelum
Zaitun (Olive Oil) diberikan i pengolesan minyak zaitun
Pada Masyarakat (Olive Oil) mengalami Sisik kasar
Dengan Diabetes terdistribusi seragam, kulit kasar tampak
Tipe Ii jelas pada kulit sebanyak 7 orang
Di Desa Pagar (31,8%) Mayoritas penderita setelah
Merbau diberikan pengolesan minyak zaitun
(Olive Oil) penderita tidak mengalami
kulit kering sebanyak 8 orang (36,4%).
Penggunaan minyak zaitun pada
penderita diabetes tipe 2 dengan
gangguan integritas kulit terbukti dapat

1
memperbaiki kelembaban kulit dan
mencegah kerusakan pada kulit.
Penggunaan minyak zaitun ini
diharapkan dapat dijadikan intervensi
perawatan kulit untuk pasien yang
mengalami gangguan integritas kulit.

2.2 Konsep Diabetes Melitus

2.2.1 Definisi Diabetes Melitus

Definisi menurut World Health Organization (WHO), diabetes


merupakan penyakit metabolik kronis ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah yang dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada
organ jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Istilah lain WHO
mengemukakan diabetes adalah gambaran sekelompok gangguan metabolisme
yang ditandai dan teridentifikasi dengan adanya hiperglikemia apabila tidak
dilakukan terapi dan pengobatan. Definisi lain menyebutkan diabetes mellitus
merupakan gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan
terganggunya kemampuan tubuh untuk memproduksi atau merespon insulin
sehingga tidak mampu mempertahankan kadar gula (glukosa) normal dalam
darah.
Menurut IDF (2013) yang menyatakan bahwa diabetes mellitus
merupakan kondisi kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar glukosa dalam
darah karena tubuh tidak mampu memproduksi banyak hormon insulin atau
kurangnya efektifitas fungsi insulin. Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relative. (International Diabetes Federation (IDF), 2013)

1
2.2.2 Etiologi Diabetes Melitus

Menurut Nurarif & Kusuma (2015), etiologi diabetes mellitus adalah :


1. Diabetes Mellitus tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-
sel beta pankreas yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe L.
b. Faktor imunologi
Adanya respon autoimun yang merupakan respon abnormal
dimana antibodi terarah padaaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah- olah
sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autonium
menimbulkan ekstruksi sel beta.
2. Diabetes Mellitus tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
mellitus tipe Il antara lain :
a. Usia
Resisteni insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65
tahun, tetapi pada usia remaja pun diabetes mellitus dapat terjadi juga
pada umur 11 sampai 13 tahun karena sejak awal pankreas tidak
menghasilkan insulin.
b. Obesitas
Karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh akan membuat
hormon insulin tidak dapat bekerja secara maksimal dalam
menghantar glukosa yang ada dalam darah. Pengurangan berat badan
sering kali dikaitkan dengan perbaikan dalam sensitivitas insulin dan
pemulihan toleransi glukosa. Obesitas terjadi karena tubuh kelebihan

1
lemak minimal 20% dari berat badan ideal. Menurut Adriani (2012)
obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok :
1) Obesitas ringan : kelebihan berat hadan 20-40%
2) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Adriani, 2012)
c. Riwayat dalam keluarga
Pada riwayat keluarga yang salah satunya memiliki riwayat
diabetes mellitus bisa diturunkan sejak remaja pada anaknya. Kaum
pria sebagai penderita sesungguhnya dan perempuan sebagai pihak
pembawa gen atau keturunan.
Gen yang mempengaruhi diabetes tipe II adalah TC7L2. Gem
ini sangat berpengaruh pada pengeluaran insulin dan produksi
glukosa. (Nurarif & Kusuma, 2015)

2.2.3 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Gejala diabetes melelitus seperti rasa haus yang berlebihan, sering


kencing terutama pada malam hari, banyak makan atau mudah lapar, dan berat
badan turun dengan cepat. Kadang terjadi keluhan lemah, kesemutan pada jari
tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks
menurun, luka sukar sembuh, dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas
4kg. Karakteristik diabetes melitus atau kencing manis diantaranya sebagai
berikut
1. Buang air kecil yang berlebihan
2. Rasa haus yang berlebihan
3. Selalu merasa lelah
4. Infeksi di kulit penglihatan menjadi kabur
5. Turunnya berat badan (Maulana, 2012)
Diabetes Mellitus sering muncul dan berlangsung tanpa timbulnya tanda
dangejala klinis yang mencurigakan, bahkan kebanyakan orang tidak
merasakan adanya gejala. Akibatnya, penderita baru mengetahui menderita
Diabetes Mellitus setelah timbulnya komplikasi. Diabetes Mellitus tipe 1 yang
dimulai pada usia muda memberikan tanda-tanda yang mencolok seperti tubuh
yang kurus, hambatan pertumbuhan, retardasi mental, dan sebagainya.

1
Berbeda dengan Diabetes Mellitus tipe 1 yang kebanyakan mengalami
penurunan berat badan, penderita Diabetes Mellitus tipe 2 seringkali
mengalami peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan terganggunya
metabolisme karbohidrat karena hormon lainnya juga terganggu.
Tiga serangkai yang klasik tentang gejala Diabetes Mellitus adalah
poliuria (sering kencing), polidipsia (sering merasa kehausan), dan polifagia
(sering merasa lapar). Gejala awal tersebut berhubungan dengan efek langsung
dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula lebih tinggi dari normal,
ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar
glukosa yang hilang. Oleh karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah
yang berlebihan, penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak
(poliuria). Akibat lebih lanjut adalah penderita merasakan haus yang
berlebihan sehingga banyak minum (polidipsia).
Selain itu, penderita mengalami penurunan berat badan karena sejumlah
besar kalori hilang ke dalam air kemih. Untuk mengompensasikan hal tersebut,
penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan
atau polifagia (Krisnatuti et al., 2014).

2.2.4 Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association (2013) klasifikasi diabetes


mellitus meliputi empat kelas klinis yaitu :
1. Diabetes Mellitus tipe 1
Hasil dari kehancuran sel beta pankreas, biasanya menyebabkan
defisiensi insulin yang absolut atau tubuh tidak mampu menghasilkan
insulin. Penyebab dari diabetes mellitus ini belum diketahui secara pasti.
Tanda dan gejala dari diabetes mellitus tipe 1 ini adalah poliuria (kencing
terus menerus dalam jumlah banyak), polidipsia (rasa cepat haus),
polipagia (rasa cepat lapar), penurunan berat badan secara dariastis,
mengalami penurunan penglihatan dan kelelahan.
2. Diabetes Mellitus tipe 2
Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif yang menjadi
latar belakang terjadinya resistensi insulin atau ketidakefektifan
penggunaan insulin di dalam tubuh. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan

1
tipe diabetes yang paling banyak dialami oleh seseorang di dunia dan
paling sering disebabkan oleh karena berat badan berlebih dan aktivitas
fisik yang kurang. Tanda dan gejala dari diabetes mellitus tipe 2 ini
hampir sama dengan diabetes mellitus tipe 1, tetapi diabetes mellitus tipe
2 dapat didiagnosis setelah beberapa tahun keluhan dirasakan oleh pasien
dan pada diabetes mellitus komplikasi dapat terjadi. Diagnosis klinis
diabetes mellitus umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas berupa
poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikeluhkan pasien
adalah lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada pasien wanita.
3. Diabetes tipe spesifik lain
Diabetes tipe ini biasanya terjadi karena adanya gangguan genetik
pada fungsi sel beta, gangguan genetik pada kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas dan dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti
pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).
4. Gestational Diabetes
Diabetes tipe ini terjadinya peningkatan kadar gula darah atau
hiperglikemia selama kehamilan dengan nilai kadar glukosa darah normal
tetapi dibawah dari nilai diagnostik diabetes mellitus pada umumnya.
Perempuan dengan diabetes mellitus saat kehamilan sangat berisiko
mengalami komplikasi selama kehamilan. Ibu dengan gestational diabetes
memiliki risiko tinggi mengalami diabetes mellitus tipe 2 dikemudian
hari. Gestational diabetes lebih baikdidiagnosa dengan pemeriksaan saat
prenatal karena lebih akurat dibandingkan dengan keluhan langsung yang
dirasakan klien (American Diabetes Association (ADA), 2013)

2.2.5 Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut Helmawati (2021) menyatakan bahwa diabetes menjadi


penyakit yang paling banyak menimbulkan komplikasi. Komplikasi diabetes
dibagi menjadi dua meliputi:

1
1. Komplikasi jangka pendek atau akut (bersifat mendadak) seperti
terjadinya ketoasidosis diabetik, hipoglikemia dan sindrom hiperosmolar
diabetik.
2. Komplikasi jangka panjang atau kronik seperti kerusakan pada pembuluh
darah dan saraf.
a. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua
meliputi:
1) Kerusakan pembuluh darah besar menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah jantung menimbulkan komplikasi penyakit
jantung koroner dan serangan jantung mendadak, pembuluh
darah tepi menimbulkan komplikasi kaki diabetik dan pembuluh
darah otak menimbulkan komplikasi stroke.
2) Kerusakan pembuluh darah kecil menyebabkan kerusakan retina
atau retinopati diabetik dan kerusakan ginjal atau nefropati
diabetik.
b. Kerusakan saraf mengakibatkan gangguan-gangguan saraf yang
disebut neuropati diabetik. Selain itu, penyakit ini rentan terhadap
infeksi seperti infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
(Helmawati, 2021)

2.2.6 Definisi Luka Diabetik

Ulkus diabetikum merupakan kondisi yang terjadi pada penderita


diabetes melitus dikarenakan abnormalitas syaraf dan terganggunya arteri
perifer yang menyebabkan terjadinya infeksi tukak dan destruksi jaringan di
kulit kaki (Roza, 2015). Ulkus kaki diabetik adalah lesi non traumatis
pada kulit (sebagian atau seluruh lapisan) pada kaki penderita diabetes
melitus (Mariam, G & et al, 2017).

1
2.2.7 Manifestasi Klinis Luka Diabetik

Menurut Maryunani (2013), tanda dan gejala ulkus diabetik dapat


dilihat berdasarkan stadium antara lain sebagai berikut :
1. Stadium I
Mulai ditandai dengan adanya tanda-tanda asimptomatis atau
terjadi kesemutan
2. Stadium II
Mulai ditandai dengan terjadinya klaudikasio intermitten yaitu
nyeri yang terjadi dikarenakan sirkulasi darah yang tidak lancar dan
juga merupakan tanda awal penyakit arteri perifer yaitu pembuluh darah
arteri mengalami penyempitan yang menyebabkan penyumbatan alirah
darah ke tungkai
3. Stadium III
Nyeri terjadi bukan hanya saat melakukan aktivtitas saja tetapi
setelah berektivitas atau beristirahat nyeri juga tetap timbul
4. Stadium IV
Mulai terjadi kerusakan jaringan karena anoksia (nekrosis ulkus)
(Maryunani, 2013)

1
BAB III
DESAIN DAN RANCANGAN

3.1 Gambar alat

3.2 Komposisi

Dalam satu kemasan terdapat 10 ml minyak zaitun.

3.3 Cara kerja

1. Buka penutup roll on minyak zaitun.


2. Gosokan pada area bagian tubuh yang memerlukan perawatan kulit untuk bekas luka
pada diabetes
3. Gerakkan ujung roll on secara melingkar untuk memijatkan minyak ke kulit yang
kering dan terdapat bekas luka
4. Berikan sedikit tekanan lembut menggunakan ujung roll on selama 1-2 menit supaya
minyak zaitun menyerap ke pori-pori kulit.
5. Lakukan perawatan ini 2-3 kali sehari dan perhatikan perbaikan kondisi kulit. Jika
terdapat iritasi/alergi hentikan pemakaian dan periksa ke dokter.

1
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Minyak zaitun adalah minyak yang dihasilkan dari perasan buah zaitun (Olea
europae L) yang awal mula dikembang biakkan di Cekungan Laut Tengah dan sudah
digunakan pada zaman nabi untuk memasak, kosmetik dan pengobatan. Awal mula
sejarah adanya minyak zaitun berawal dari Homer, seorang penyair legendaris Yunani
Kuno yang membuat dan menyebut minyak zaitun ini sebagai “emas cair” dalam
adikaryanya Odyssey. Penggunaan minyak zaitun untuk kesehatan jiwa maupun
kesehatan badan telah dimulai sejak 6000 tahun yang lalu.Hipocrates, “Bapak Ilmu
Pengobatan” mengatakan bahwa minyak zaitun memiliki nilai terapi yang tinggi bagi
kesehatan. Lebih dari 60 resep terapi penyembuhan pasien menggunakan khasiat minyak
zaitun telah dilakukan oleh Hipocrates sejak 400 SM (Orey, 2008)
Definisi menurut World Health Organization (WHO), diabetes merupakan penyakit
metabolik kronis ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang dari waktu ke
waktu menyebabkan kerusakan serius pada organ jantung, pembuluh darah, mata, ginjal,
dan saraf. Istilah lain WHO mengemukakan diabetes adalah gambaran sekelompok
gangguan metabolisme yang ditandai dan teridentifikasi dengan adanya hiperglikemia
apabila tidak dilakukan terapi dan pengobatan. Definisi lain menyebutkan diabetes
mellitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan
terganggunya kemampuan tubuh untuk memproduksi atau merespon insulin sehingga
tidak mampu mempertahankan kadar gula (glukosa) normal dalam darah.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, penulis berharap agar dapat


dijadikan sebagai salah satu pengetahuan yang dapat diberikan kepada pembaca. Selain
itu, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
besar harapan kami kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

1
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Prenada Media Grup.

American Diabetes Association (ADA). (2013). Standards of Medical Care in Diabtes.


Diabetes Care.

Helmawati, T. (2021). Hidup Sehat Tanpa Diabetes Melitus. Notebook.

Internasional Olive Council (IOC). (2013). Standart of olive oil.

International Diabetes Federation (IDF). (2013). IDF Diabetes Atlas.

Krisnatuti, D., Yenrina, R., & Rasjmida, D. (2014). Diet sehat untuk penderita Diabetes
melitus. Penebar Swadaya.

Mariam, G, T., & et al. (2017). Prevalence of Diabetic Foot Ulcer and Associated Factors
among Adult Diabetic Patients Who Attend The Diabetic FollowUP Clinic at University
of Gondar Referral Hospital, North West Ethiopia, 2016: Institutional- Based Cross-
Sectional Study. Hindawi International Journal of Diabetes Research.

Maryunani, A. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan Terkini. In


Media.

Maulana, M. (2012). Mengenal Diabetes Mellitus. Ar-ruzz Media.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC Jilid 1. Mediaction Publishing.

Orey, C. (2008). Kasiat Minyak Zaitun (1st ed.). PT Mizan Publika.

Roza, R. L. (2015). Faktor risiko terjadinya ulkus diabetikum pada pasien diabetes melitus
yang dirawat jalan dan inao di RSUP Dr.M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal
FK UNAND.

Suyono, J. (1995). Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. EGC.

Tjokroprawiro, A. (2001). Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Gramedia Pustaka
Utama.

Trubus. (2010). Herbal Indonesia Berkhasiat: Bukti Ilmiah & Cara Racik (8th ed.). Trubus

2
Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai