Penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan suatu jaringan secara
perlahan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur serta fungsi secara normal
atau fisiologis.selajutnya Penuaan merupakan suatu proses degeneratif yang melibatkan semua
organ, salah satunya melibatkan kulit. Penuaan atau aging adalah suatu proses menghilangnya
kemampuan suatu jaringan secara perlahan untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur
serta fungsi secara normal atau fisiologis.
. Penuaan adalah proses kompleks yang bervariasi tentang bagaimana hal itu mempengaruhi
orang yang berbeda dan bahkan organ yang berbeda. Kebanyakan ahli gerontologi (orang yang
mempelajari penuaan) merasa bahwa penuaan disebabkan oleh interaksi banyak pengaruh
seumur hidup. Pengaruhpengaruh ini termasuk faktor keturunan, lingkungan, budaya, diet,
olahraga dan rekreasi, penyakit masa lalu, dan banyak faktor lainnya (Bccampus, 2018).
Pada sistem muskuloskeletal, penuaan dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang bervariasi.
Lansia banyak mengalami problem muskuloskeletal berupa penurunan fleksibilitas otot,
penurunan kekuatan otot, stabilitas postural yang buruk, perubahan pola jalan, dan
adanya nyeri musculoskeletal.
Sejumlah gejala penuaan yang khas dialami oleh mayoritas atau oleh sebagian besar manusia
selama masa hidup mereka, antara lain:
- Seseorang kehilangan kemampuan untuk mendengar suara berfrekuensi tinggi di atas 20 kHz
(Valliente, 2014).
- Pada pertengahan 20-an, penurunan kognitif dimulai (Desjardins dkk, 2012; Finkel dkk, 2013).
- Keriput berkembang terutama karena photoageing, terutama yang mempengaruhi area yang
terkena sinar matahari (wajah) (Thurstan dkk, 2012).
- Setelah usia 30 massa tubuh manusia menurun hingga 70 tahun dan kemudian menunjukkan
redaman osilasi (Gerasimov, 2004).
- Orang yang berusia di atas 35 tahun berisiko mengalami presbyopia dan kebanyakan orang
mendapat manfaat dari kacamata baca pada usia 45–50 tahun. Penyebabnya adalah pengerasan
lensa dengan menurunkan tingkat α-crystallin, suatu proses yang mungkin dipercepat oleh suhu
yang lebih tinggi (Pathai,dkk, 2013).
- Sekitar usia 50, rambut menjadi abu-abu (Phandi, 2013). Pola kerontokan rambut pada usia 50
tahun mempengaruhi sekitar 30% -50% laki-laki dan seperempat perempuan.
- Menopause biasanya terjadi antara 49 dan 52 tahun (Takahashi, 2015). - Pada kelompok usia
60–64, insiden osteoartritis meningkat menjadi 53%. Hanya 20% yang melaporkan
melumpuhkan osteoarthritis pada usia ini (Elaine, 2014).
- Hampir setengah dari orang yang lebih tua dari 75 memiliki gangguan pendengaran
(presbycusis) menghambat komunikasi lisan.
- Pada usia 80, lebih seseorang berisiko menderita katarak atau pernah menjalani operasi katarak.
- Frailty, didefinisikan sebagai hilangnya massa otot dan mobilitas, mempengaruhi 25% dari
mereka yang berusia di atas 85 tahun (Fried, 2001).
a. Teori Kerusakan DNA Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri (DNA
repair). Proses penuaan sejatinya memiliki arti sebagai proses penyembuhan yang tidak
sempurna dan sebagai akibat penimbunan kerusakan molekul yang terus menerus. Kerusakan
DNA yang terakumulasi dalam waktu lama, dapat mencapai suatu keadaan dimana basis molekul
sudah mengalami kerusakan yang berat. Kerusakan molekuler dapat disebabkan oleh faktor yang
berasal dari luar, seperti radiasi, polutan, asap rokok dan mutagen kimia (Pangkahila, 2011).
b. Teori Penuaan Radikal Bebas Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisme dapat mengalami
penuaan dikarenakan adanya akumulasi kerusakan oleh radikal bebas di dalam sel dalam jangka
waktu tertentu. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai susunan elektron
tidak berpasangan sehingga bersifat sangat tidak stabil. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan
menyerang sel-sel untuk mendapatkan elektron pasangannya dan terjadilah reaksi berantai yang
menyebabkan kerusakan jaringan yang luas. Molekul utama di dalam tubuh yang dapat dirusak
oleh radikal bebas adalah DNA, lemak, dan protein (Suryohusodo, 2000). Dengan bertambahnya
usia maka akumulasi kerusakan yang terjadi pada sel akibat radikal bebas semakin mengambil
peranan, sehingga dapat mengganggu metabolisme sel, juga merangsang terjadinya mutasi sel,
yang akhirnya bisa berakibat kanker dan kematian. Pada kulit, radikal bebas dapat merusak
kolagen dan elastin, suatu protein yang menjaga kulit agar tetap lembab, halus, fleksibel dan
elastis. Jaringan tersebut akan mengalami kerusakan akibat paparan radikal bebas, terutama pada
daerah wajah, di mana akan terbentuk lekukan kulit dan kerutan yang dalam akibat paparan yang
lama oleh radikal bebas (Goldmann dan Klatz, 2003).
Programmed Theory Teori ini menganggap bahwa di dalam tubuh manusia terdapat suatu jam
biologik, yang dimulai dari proses konsepsi sampai ke kematian dalam suatu model terprogram.
Peristiwa ini terprogram mulai dari sel sampai embrio, janin, masa bayi, anak-anak remaja,
menjadi tua dan akhirnya meninggal.
a. Teori Terbatasnya Replikasi Sel Teori ini mengatakan bahwa pada ujung chromosome strands
terdapat struktur khusus yang disebut telomer. Setiap replikasi sel telomer mengalami
pemendekan ukuran pada proses pembelahan pembelahan sel. Dan setelah sejumlah pembelahan
sel tertentu, telomer telah dipakai dan pembelahan sel terhenti. Menurut Hayflick, mekanisme
telomer tersebut menentukan rentang usia sel dan pada akhirnya juga rentang usia organisme itu
sendiri (Pangkahila, 2011).
b. Proses Imun Rusaknya sistem imun tubuh seperti mutasi yang berulang atau perubahan protein
protein paska translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh dalam
mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik dapat menyebabkan terjadinya
kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan menyebabkan sistem imun dalam tubuh
menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya.
Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Salah satu bukti yang
ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi pada orang lanjut usia (Pangkahila,
2011).
c. Teori Neuroendokrin Teori ini diperkenalkan Vladimir Dilman, PhD, dengan dasar peranan
berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh. Pada usia muda, berbagai hormon bekerja dengan baik
dalam mengendalikan berbagai fungsi organ tubuh, sehingga fungsi berbagai organ tubuh sangat
optimal. Seiring dengan menuanya seseorang maka tubuh hanya mampu memproduksi hormon
lebih sedikit, sehingga kadarnya menurun dan berakibat pada gangguan berbagai fungsi tubuh.
Terapi sulih hormon dikatakan dapat membantu untuk mengembalikan fungsi hormon tubuh
sehingga dapat memperlambat proses penuaan (Goldmann dan Klatz, 2003).
1) Sakit leher
Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang mengenai leher,
peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher.
2) Nyeri punggung
Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala nyeri punggung
yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme otot. Nyeri
punggung juga dapat disebabkan oleh tegangang otot dan postur yang buruk saat
bekerja.
3) Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome merupakan kumpulan gejala yang mengenai tangan
dan pergelangan tangan yang diakibatkan iritasi dan nervus medianus. Keadaan
ini disebabkan oleh aktvitas berulang yang menyebabkan penekanan pada nervus
medianus.
4) Thoracic Outlet Syndrome
Thoracic Outlet Syndrome adalah keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan,
dan tangan yang ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah
tersebut. Terjadi jika lima saraf utama dan dua arteri yang meninggalkan leher
tertekan. Thoracic outlet syndrome disebabkan oleh gerakan berulang dengan
lengan di atas atau maju kedepan.
5) Tennis Elbow
Tennis Elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendo yang
berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan.
Tennis elbow disebabkan oleh gerakan berulang dan tekanan pada tendon
ekstensor.
Sebenarnya, gangguan muskuloskeletal yang satu ini hampir sama dengan
cedera tendon, tapi tennis elbow biasanya terjadi di sendi di area siku saat Anda
terlalu banyak menggunakannya akibat gerakan berulang yang dilakukan
berkali-kali dari pergelangan tangan atau lengan.
6) Low Back Pain
Low Back Pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan
L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan
maka akan terjadi penekanan pada discus. (Managkot dkk, 2016).
C. Etiologi
Menurut Apley & Solomon (1995: 239), etiologi yang menyebabkan fraktur adalah
sebagai berikut:
1. Traumatik Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa pukulan, penghancuran, penekukan, penarikan. Bila
terkena kekuatan langsung tulang patah pada tempat yang terkena dan jaringan
lunakpun juga rusak.
2. Kelelahan atau tekanan berulang-ulang Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya
pada logam dan benda lain, akibat tekanan yang berulang-ulang. Keadaan ini paling
banyak ditemukan pada tibia fibula, terutama pada atlit, penari
3. Kelemahan dan abnormal pada tulang (patologis) Fraktur dapat terjadi pada tekanan
yang normal jika tulang itu lemah atau tulang itu sangat rapuh.
Risnanto & Uswatun Insani. (2014). Buku ajar asuhan keperawatan medikal bedah:
sistem muskuloskeletal (Ed.1) Yogyakarta: Deepublish.
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011) Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Rizka, U. 2016. Hubungan Antara Obesitas Terhadap Terjadinya Low Back Pain (LBP)
Pada Wanita. Keperawatan FMIPA Universitas Riau.
Rizka. 2012. Pengaruh Stretching Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Perawat Di
RSUD Bhakti Dharma Husada. Surabaya
Penatalaksanaan Farma da nonfarma
Pemeriksaan penunjang