Anda di halaman 1dari 30

TEORI PENUAAN

Irlin F.R
1. Teori Biologi
2. Teori Keperawatan
TEORI BIOLOGI
• Teori biologi menjawab pertanyaan tentang proses
penuaan yang mempengaruhi semua makhluk hidup.
Teori ini menjawab pertanyaan, seperti “Bagaimana umur
sel?” Dan “Apa yang memicu proses penuaan?” Penuaan
biologis didefinisikan sebagai penurunan bertahap dan
progresif dalam fungsi yang dimulai pada masa dewasa
dan berakhir pada kematian dari hampir semua spesies
(Austad, 2009; Miller, 2012).
• Semua teori biologi mencoba menjelaskan karakteristik
perubahan terkait usia, dan setiap teori mencoba
menjelaskan aspek penuaan dari perspektif tertentu.
Teori pemakaian dan rusak/ Teori keausan (Wear-and-Tear
Theories)

• August Weismann sebagai pencetus teori ini,


mengemukakan bahwa sel somatik normal memiliki
keterbatasan untuk bereplikasi dan menjalankan
fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang
sudah tua tidak beregenerasi.
• Teori ini mengungkapkan bahwa organisme memiliki
energi tetap yang tersedia dan akan habis sesuai dengan
waktu yang diprogramkan.
• Tubuh dapat dianalogikan seperti sebuah mesin yang
diharapkan dapat berfingsi dengan baik selama masa
garansi, bagian-bagiannya dapat diperbaiki atau diganti
namun mesin tidak akan berfungsi lebih lama karena
akumulasi pemakaian dan akhirnya rusak (aus).
• Seperti sebuah mesin, tubuh manusia dipengaruhi oleh
perawatan agar lebih awet/ panjang umur. Namun tidak
seperti mesin, tubuh manusia dapat memperbaiki dirinya
sendiri. Bahaya faktor-faktor stres seperti merokok, diet
yang tidak sehat, penyalahgunaan alkohol dan
ketegangan otot dapat meningkatkan proses keausan
(Miller, 2012).
• Seiring waktu perubahan kumulatif terjadi pada sel yang
sudah tua dan kerusakan metabolisme sel.
• Contohnya ketidakmampuan sel untuk memperbaiki DNA
yang rusak, seperti pada penuaan sel. Diketahui bahwa
sel-sel di otot jantung, neuron, otot lurik, dan otak tidak
dapat menggantikan diri mereka sendiri setelah terjadi
kerusakan. (Mauk, 2006).
Teori rantai silang (Cross-Linkage Theory/ Connective Tissue Theory)

• Teori rantai silang (Cross-Linkage Theory) atau istilah


lainnya Connective Tissue Theory (Mauk, 2006). Teori ini
mengatakan bahwa struktur molekular normal yang
dipisahkan mungkin terikat bersama-sama melalui reaksi
kimia. Menurut teori ini, sebuah agen rantai silang
menghubungkan dirinya sendiri pada rantai tunggal dari
sebuah molekul DNA dan merusak rantai itu.
• Mekanisme pertahanan alamiah biasanya akan
memperbaiki kerusakan ini tetapi dengan bertambahnya
usia, mekanisme pertahanan tubuh akan semakin
melemah, dan proses cross-link terus berlanjut sampai
terjadi kerusakan. Hasil akhirnya adalah akumulasi silang
senyawa yang menyebabkan mutasi pada sel,
ketidakmampuan untuk menghilangkan sampah metabolik
(Miller, 2012). Mauk (2006) mengemukakan bahwa
hingga saat ini belum ada penelitian klinis yang
mendukung teori ini.
Teori radikal bebas (Free Radical Theory)

• Teori radikal bebas pertama kali dikemukakan pada pertengahan tahun


1950an dan telah berkembang menjadi teori penuaan yang utama.
Radikal bebas merupakan molekul yang sangat reaktif dan tidak stabil
yang dapat diproduksi dengan metabolisme normal, reaksi iradiasi, reaksi
berantai dengan radikal bebas lainnya, oksidasi polutan seperti ozon,
pestisida dan polutan udara.
• Radikal bebas dan senyawa terkonjugasinya mampu menyerang molekul
lain karena memiliki muatan listrik ekstra atau elektron bebas. Karena
radikal bebas memiliki tingkat reaktivitas yang snagat tinggi maka dapat
berinteraksi dengan dan merusak komponen seluler seperti lipid, protein
dan asam nukleat.
• Untungnya, tubuh manusia memiliki mekanisme pelindung yang dapat
mengganggu aktivitas oksidasi dan menghilangkan serta memperbaiki
sel yang rusak. Antioksidan, termasuk beta karoten dan vitamin C dan E,
adalah salah satu mekanisme pertahanan utama yang melawan
kerusakan oksidatif dari radikal bebas (Miller, 2012).
• Teori radikal bebas mendalilkan bahwa meskipun kebanyakan
organisme memiliki beberapa mekanisme pertahanan
antioksidan, kerusakan sel tidak bisa dihindari dan bertambah
seiring bertambahnya usia.
• Mekanisme pertahanan dan perbaikan menjadi kurang efektif
dengan bertambahnya usia karena meningkatnya beban
oksidatif atau terhambatnya perbaikan atau pengembalian
sistem (Shringarpure & Davies, 2009; Miller, 2012).
• Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin,
bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein.
• Peran lipofusin pada penuaan mungkin karena kemampuannya
untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA.
Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah
dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait
dengan radikal bebas.
Teori-teori Neuro endokrin (Neuroendocrine
Theories)
• Teori-teori ini menjelaskan bahwa banyak perubahan dari
sistem endokrin adalah penyebab utama perubahan
terkait usia pada fungsi organ. Salah satu teori tersebut
adalah teori neurotransmiter. Teori ini menjelaskan bahwa
ketidakseimbangan impuls saraf dan transmisi kimia di
otak mengganggu pembelahan sel seluruh tubuh (Miller,
2012).
Sekresi hormon diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus
akan merespon tingkat hormon tubuh. Hipotalamus
kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai
reseptor yang mendeteksi hormon individu menjadi kurang
sensitif pada lansia. Dengan demikian banyak hormon
yang tidak dapat disekresi dan mengalami penurunan
keefektivitasan pada lansia.
Adanya perubahan sekresi hormon, seperti pelepasan
hormon dari Hipotalamus dan stimulasi hormon kelenjar
pituitari, yang mengatur tiroid, paratiroid, dan kelenjar
adrenal menjadi penyebab penuan. Misalnya:
• Penurunan estrogen menyebabkan menurunnya
kepadatan tulang. Lansia perempuan yang telah
mengalami menopause terjadi penurunan estrogen yang
diproduksi oleh ovarium.
• Hormon pertumbuhan (Growth hormon) merupakan bagian
dari proses yang meningkatkan kekuatan tulang dan otot.
Hormon pertumbuhan merangsang pelepasan insulin
seperti faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh hati
(Mauk, 2006).
Teori Imunitas (Immunologic/autoimmune Theory)
• Teori imunitas pertama kali diajukan Tahun 1960-an. Teori
ini menjelaskan bahwa fungsi sistem kekebalan tubuh
yang berkurang terkait usia dapat meningkatkan
kerentanan lansia terhadap penyakit (Miller, 2012).
Kemampuan sistem imun dalam mengenali diri sendiri
menjadi menurunbahkan dapat merusak tubuhnya sendiri
(autoimun).
• Miller (2012) menjelaskan bahwa saat terjadi auto
imunitas, tubuh bereaksi melawan dirinya sendiri dan
menghasilkan antibodi sebagai respons. Hal ini
meningkatkan kerentanan lansia terhadap penyakit
autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
Teori jam genetik/ jam biologi (Genetic/ biological clock Theory)

• Teori jam genetik merupakan teori yang menekankan


peran gen dalam perubahan terkait usia.
• Teori ini juga merupakan teori yang paling banyak
dipelajari dan berkembang pesat pada abad ke-21.
• Salah satu teori genetik yang paling awal adalah teori
program penuaan, diusulkan oleh Hayflick pada tahun
1960an.
• Teori ini menyatakan bahwa rentang hidup binatang telah
ditentukan sebelumnya oleh sebuah program genetik
yang disebut jam biologi atau jam genetik. Setiap
spesies telah diprogram seperti timer. Kapan mulai
dan kapan berhenti. Jika jam biologi berhenti maka
spesies tersebut akan mati meskipun tanpa sebab.
Setiap spesies memiliki jam biologi yang berbeda-
beda. Jam biologi maksimal pada manusia adalah
sekitar 110 tahun (Hayflick,1965; Miller, 2012).
• Hayflick memperkirakan bahwa sel manusia normal
membelah 50 kali dalam beberapa tahun dan ia
berpendapat bahwa sel diprogram secara genetis untuk
berhenti membelah setelah mencapai 50 kali
pembelahan, pada saat itu keadaan sel mulai memburuk.
• Tahun 2000 menunjukkan banyak kemajuan dalam
penelitian genetika karena para ilmuwan yang terlibat
dalam “Proyek Genom pada Manusia” berhasil
mengidentifikasi lokasi gen masing-masing orang, yang
memfasilitasi identifikasi gen spesifik yang mempengaruhi
penuaan biologis dan penyakit terkait usia
Teori apoptosis (Apoptosis Theory)

• Beberapa teori biologis penuaan didasarkan pada


hubungan antara apoptosis dan penuaan dan pertama kali
diusulkan selama tahun 1970an (Miller, 2012). Apoptosis
adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang
penting dalam berbagai proses biologi.
• Berbeda dengan nekrosis, yang merupakan bentuk
kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut,
apoptosis terjadi dalam proses yang diatur sedemikian
rupa yang secara umum memberi keuntungan selama
siklus kehidupan suatu organisme Menurut teori ini,
apoptosis bersifat non inflamasi dan merupakan proses
perkembangan normal yang terjadi terus menerus
sepanjang hidup.
• Proses ini ditandai dengan penyusutan sel dan
pemeliharaan integritas membran namun berbeda dari
respon inflamasi terhadap trauma, yang ditandai dengan
pembengkakan sel dan hilangnya integritas membran.
• Bila apoptosis diatur dengan benar, hal ini bermanfaat
karena membantu menjaga keseimbangan antara sel
yang harus dipertahankan dan yang harus dihilangkan.
Teori pembatasan kalori (Caloric Restriction Theory)

• Teori pembatasan kalori didasarkan pada banyak penelitian


pada hewan yang menemukan bahwa mengurangi asupan
kalori antara 30% dan 40% adalah satu intervensi yang
secara dramatis meningkatkan rentang kehidupan.
• Ada banyak bukti ilmiah bahwa pembatasan kalori yang ketat
tanpa mengurangi nilai gizi memiliki banyak efek
menguntungkan pada hewan, termasuk meningkatnya
kemampuan untuk melindungi sel, meningkatkan ketahanan
terhadap stres,dan harapan hidup secara keseluruhan lebih
lama dan lebih sehat (Barzilai & Bartke, 2009).
• Namun, sampai saat ini, penelitian ini belum pernah
diterapkan pada manusia (Miller, 2012).
Kesimpulan tentang teori biologi dan implikasinya terhadap perawat

• Penuaan biologis mempengaruhi semua makhluk hidup.


Penuaan biologis alami, tak dapat dihindari, ireversibel, dan
progresif seiring berjalannya waktu.
• Proses penuaan bervariasi dari satu individu ke individu lain.
• Derajat penuaan untuk berbagai organ dan jaringan
bervariasi untuk setiap individu.
• Penuaan biologis adalah proses intrinsik yang tergantung
pada faktor eksternal namun sangat dipengaruhi oleh faktor
nonbiologis.
• Proses penuaan biologis berbeda dari proses patologis.
• Penuaan biologis meningkatkan kerentanan seseorang
terhadap penyakit (Miller, 2012).
• Teori biologis dapat menjelaskan konsekuensi penuaan yang
tak terhindarkan serta kerentanan lansia terhadap penyakit,
seperti kanker, osteoartritis, penyakit kardiovaskular, dan
penyakit neurodegeneratif.
• Selain itu, teori ini mencoba untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat memprediksi lamanya hidup dan kesehatan.
• Meskipun tidak ada satu teori pun yang menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini, Semua teori biologis penuaan mengidentifikasi
penuaan tidak terjadi sebagai proses fisiologis tunggal.
• Sebaliknya, ini adalah proses multidimensi yang secara
langsung dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling
berinteraksi.
• Peran utama perawat adalah membantu lansia
mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat
dimodifikasi yang dapat menyebabkan penyakit,
kecacatan, dan kematian serta faktor-faktor yang
mempromosikan kesehatan yang dapat berkontribusi
pada kehidupan yang lebih lama dan lebih sehat. Dengan
demikian, perawat perlu memahami tidak hanya
hubungan antara penuaan dan penyakit tapi juga apa
yang "menyebabkan" penuaan dan usia lanjut yang sehat.
Teori biologi penuaan menjelaskan perbedaan antara perubahan terkait
usia dan faktor risikonya yang mempengaruhi kesehatan dan fungsi
lansia. Teori biologi juga menyoroti kebutuhan akan intervensi promosi
kesehatan untuk mencegah kondisi penyakit dan meminimalkan efek
negatif penuaan. Perawat kemudian bisa menggunakan pengetahuan
ini untuk menerapkan intervensi yang mempromosikan kesehatan dan
tingkat fungsi yang lebih tinggi.

Perawat dapat melakukan perawatan berdasarkan pada perspektif


holistik dan menggunakan studi tentang lansia yang sehat dan
fungsional untuk mengidentifikasi intervensi promosi kesehatan yang
akan meningkatkan kualitas hidup bagi lansia.Perawat sering berperan
sebagai pengajar dan advokat bagi lansia yang mungkin menggunakan
pendekatan yang usang atau sempit yang secara tidak benar
menyamakan penuaan dan penyakit (Miller, 2012).
TEORI KEPERAWATAN
Teori konsekuensi fungsional (functional consequences theory)

• Teori ini dikembangkan oleh Carol A. Miller, seorang


spesialis keperawatan gerontik dari Ohio-Amerika
Serikat. Menurut Mauk (2006), teori ini menyediakan
kerangka kerja yang digunakan untuk mengatasi lansia
dengan gangguan fisik dan disabilitas.
• Teori ini mengadopsi beberapa teori keperawatan dan
teori lain termasuk pola kesehatan fungsional, teori sistem
King, konsep manusia, kesehatan, lingkungan, dan
transaksi perawat-klien.
• Miller menegaskan bahwa lansia mengalami konsekuensi
lingkungan dan biopsikososial yang dapat mempengaruhi
fungsinya.
• Perawat berperan menilai perubahan terkait usia dan
faktor risiko yang menyertainya, dan merancang
intervensi yang diarahkan untuk mengurangi faktor risiko
dan meminimalkan disabilitas.
• Perawat dapat memaksimalkan fungsi tubuh dan
meminimalkan ketergantungan untuk meningkatkan
keselamatan dan kualitas hidup lansia (Miller, 2012;
Mauk, 2006).
Pengkajian keperawatan
1. Perubahan terkait usia
2. Faktor-faktor risiko
Konsekuensi fungsional

Konsekuensi fungsional Faktor-faktor risiko


negatif 1. Kondisi-kondisi patologis
Perubahan-perubahan terkait
1. Peningkatan 2. Stressor fisiologis dan
usia psikologis
kerentanan terhadap
1. Penurunan fungsi fisiologis 3. Hambatan lingkungan
faktor risiko
2. Peningkatan potensi bagi 4. Efek obat yang merugikan
2. Penurunan kesehatan
pertumbuhan psikososial dan 5. Sikap ageist
dan fungsi
spiritual 6. Kurang informasi
3. Penurunan kualitas
hidup

Intervensi Keperawatan
1. Mengatasi faktor risiko
2. Mengajarkan promosi kesehatan
3. Merujuk untuk mendapatkan
perawatan tambahan

Wellness Outcomes
(konsekuensi fungsional positif)
1. Peningkatan keamanan dan fungsi
2. Peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan
 
Teori Perkembangan (Teory of thriving)

• Teori ini dikembangkan oleh Haight Barba, Tesh, dan Courts


(2002). Teori ini melihat proses perkembangan secara
holistik, pandangan tentang rentang kehidupan yang
mempertimbangkan dampak lingkungan.
• Mereka menyatakan bahwa perkembangan dicapai ketika
ada harmoni antara seseorang dengan sesama manusia
dan lingkungan fisiknya.
• Gagal tumbuh adalah karena ketidakharmonisan di antara
tiga unsur tersebut.
• Perawat dapat menggunakan teori ini untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghambat
perkembangan dan membuat rencana untuk mengatasi
masalah ini (Mauk, 2006; Miller, 2012).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai