Anda di halaman 1dari 5

TEORI PENUAAN BIOLOGIS DAN SOSIOLOGIS

PEMBIMBING : Ns. DEWI SETYOWATI, MNS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. MAFTUKHATUL HIDAYAH ( G2A217028)


2. M.ULUL AZMI ( G2A217031)
3. CHOIRONI ( G2A217032)
4. EMY TRI NUGRAHENI S. ( G2A217036)
5. DAYA ( G2A217045)
6. HENDY ARDIANANTO ( G2A217065)
7. SUMANTRI ( G2A217067)
8. JOKO WIBOWO ( G2A217069)

S1 KEPERAWATAN LJ RSDK
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
TEORI PENUAAN

1. TEORI BIOLOGI
Adapun beberapa teori menua yang termasuk dalam lingkup proses menua biologis
antara lain, sebagai berikut:
1. Teori Keterbatasan Hayflick (Hayflick Limit Theory)
Hayflick dan Moorrehead (1961) menyatakan bahwa sel-sel mengalami perubahan
kemampuan reproduksi sesuai dengan bertambahnya usia (Lueeckenote, 1996). Selain
diatas, dikenal juga istilah “Jam Biologis Manusia” diasumsikan sebagai waktu
dimana sel-sel tubuh manusia masih dapat berfungsi secara produktif untuk
menunjang fungsi kehidupan. Teori Hayflick menekankan bahwa perubahan kondisi
fisik pada manusia dipengaruhi oleh adanya kemampuan reproduksi dan fungsional
sel organ yang menurun sejalan dengan bertambahnya usia tubuh setelah usia
tertentu.

2. Teori kesalahan (Error Theory)


Adanya perkembangan umur sel tubuh, maka terjadi beberapa perubahan alami pada
sel pada DNA dan RNA, yang merupakan substansi pembangunan/pembentuk sel
baru. Peningkatan usia memengaruhi perubahan sel dimana sel-sel Nukleus menjadi
lebih besar tetapi tidak diikuti dengan peningkatan jumlah substansi DNA. Konsep
yang diajukan oleh ORGEL (1963) menyampaikan bahwa kemungkinan terjadinya
proses menua adalah akibat keslahan padaa saat transkrip sel pada saat sintesa protein,
yang berdampak pada penurunan kemampuan kualitas (daya hidup) sel atau bahkan
sel-sel baru relatif sedikit terbentuk. Kesalahan yang terjadi pada proses transkripsi ini
dimungkinkan oleh karena reproduksi dari enzim dan rantai peptida (protein) tidak
dapat melakukan penggandaan substansi secara tepat. Kondisi ini akhirnya
mengakibatkan proses transkripsi sel berikutnya juga mengalami perubahan dalam
beberapa generasi yang akhirnya dapat mengubah komposisi yang berbeda dari sel
awal (Sonneborn,1979).

3. Teori Pakai dan Usang (Wear &Tear Theory )


Teori ini menyatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup mana kala sel-sel
tersebut digunakan secara terus-menerus. Teori ini dikenalakn oleh Weisman (1891).
Hayflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak digunakannya sel-
sel karena dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak dapat meremajakan lagi sel-sel
tersebut secara mandiri. Teori ini memandang bahwa proses menua merupakan proses
pra-program yaitu proses yang terjadi akibat akumulasi stress dan injuri dari trauma.
Menua dianggap sebagai “Proses fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah
penggunaan dan keusangan dari organ seseorang yang terpapar dengan lingkungan.”
(Matesson ,Mc.Connell,1988).

4. Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory)


Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses menua terjadi akibat
kekurangefektifan fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai
radikal bebas dalam tubuh. Secara normal radikal bebas ada pada setiap individu dan
dapat digunakan untuk memprediksi umur kronologis individu. Disebut sebagai
radikal bebas disini adalah molekul yang memiliki tingkat afinitas yang tinggi,
merupakan molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas tidak
berpasangan. Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh manusia
sebagai salah satu hasil kerja metabolisme tubuh. Walaupun secara normal ia
terbentuk akibat;
a. Proses oksigenisasi lingkungan seperti pengaruh polutan,ozon dan pestisida.
b. Reaksi akibat paparan dengan radiasi
c. Sebagai reaksi beranti dengan molekul bebas lainnya.

Radikal bebas yang reaktif mampu termasuk merusak sel, termasuk mitokondria, yang
akhirnya mampu menyebabkan cepatnya kematian (apoptosis) sel, menghambat
proses reproduksi sel. Hal lain yang mengganggu fungsi sel tubuh akibat radikal
bebas adalah bahwa radikal bebas yang ada dalam tubuh dapat menyebabkan mutasi
pada transkripsi DNA-RNA pada genetik walaupun ia tidak mengandung DNA.
Dalam sistem saraf dan jaringan otot, dimana radikal bebas memiliki tingkat afinitas
yang relatif tinggi dibanding lainnya, terdapat/ditemukan substansi yang disebut juga
dengan Lipofusin, yang dapat digunakan juga untuk mengukur usia kronologis
seseorang. Lipofusin yang merupakan pigmen yang diperkaya dengan lemak dan
protein ditemukan terakumulasi dalam jaringan-jaringan orang tua. Kesalahan kulit
brangsur-angsur menurun akibat suplai oksigen dan nutrisi yang makin sedikit yang
akhirnya dapat mengakibatkan kematian jaringan kulit itu sendiri.
Vitamin C dan E merupakan dua substansi yang dipercaya dapat menghambat kerja
radikal bebas (sebagai anti oksidan) yang memungkinkan menyebabkan kerusakan
jaringan kulit. Rockkestein dan sussman (1979) menyatakan bahwa Butilat
Hidroksitoluent dapat memiliki efek anti oksidan ketika diberikan kepada tikus.

5. Teori Imunitas (Immunity Theory)


Ke”tua”an disebabakan oleh adanya penurunan fungsi sistem immun. Perubahan itu
lebih tampak secara nyata pada Limposit-T, di samping perubahan juga terjadi pada
Limposit-B. Perubahan yang terjadi meliputipenurunan sistem imun humoral, yang
dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk:
a. Menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan kanker
b. Menurukan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan agresif
memobillisasi pertahanan tubuh terhadap patogen
c. Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin mening
berdampak pada semakin meningkatnyyaa resiko terjadinya penyakit yang
berhubungan dengan autoimmun.

6. Teori Ikatan Silang (Cross Lingkage Theory)


Dikenalakan oleh J. Bjorksten pada tahun 1942, menekankan pada postulat bahwa
proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam kimiawi tubuh. Teori
ini menyebutkan bahwa secara normal, struktur molekuler dari sel berikatan secara
bersama-sama membentuk reaksi kimia. Termasuk didalamnya adalah kolagen yang
relatif panjang yang dihasilkan oleh fibroblast. Dengan terbentuknya jaringan baru,
maka jaringan tersebut akan bersinggungan dengan jaringan yang lama dan
membentuk ikatan silang kimiawi. Hasil akhir dari proses ikatan silang ini adalah
peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk transpot nutrient serta
untuk membuang produk-produk sisa metabolisme dari sel.
Zat ikatan silang ditemukan pada lemak tidak jenuh, ions polyvalen seperti
Alumunium, Seng, dan Magnesium. Dari konsep diatas, maka implikasi keperawatan
yang dapat diterapkan antara lain:
a. Dalam hubungan dengan orang yang sudah tua, perlu bagi perawat untuk
memperhatikan teori proses menua.
b. Aktivitas (kegiatan) sehari-hari merupakan salah satu bagian dari perilaku
kehidupan normal yang tidak perlu dipatasi secara berlebihan, tetapi lebih cenderung
untuk memodifikasi perilaku sebagai akibat perubahn fisik dari menula itu sendiri.
Perilaku hidup sehari-hari diperlukan untuk menjaga kondisi fisik tetap dalam batas
normal dan mengoptimalkan kemampuan diri.
c. Pola hidup sehat yang dilakukan dapat memengaruhi perubahan-perubahan dasar
biologis dari proses menua itu sendiri. Konsumsi makanan yang sehat, cukup gizi dan
menhindari faktor-faktor resiko pencetus stres fisik dan pembentuk radikal bebas
merupakan salah satu upaya untuk menurangi proses menua secara biologis.
d. Melakukan kehidupan dengan melakukan kerja seimbang dan pemenuhan
kebutuhan seimbang mampu memberikan kontribusi yang positifdalam peningkatn
performen individu itu sendiri.
e. Menghindari lingkungan dengan tingkat resiko radiasi atau polutan yang tinggi
merupakan langkah yang bisa ditempuh untuk menghindari cepatnya proses menua
secara biologis.
f. Perlu bagi perawat untuk memperhatikan upaya-upaya pemenuhan kebutuhan
pasien akan sarana dari prasarana yang menunjang pencapaian kebutuhan hidup serta
meningkatkan kualitas hidup melalui pengadaan alat-alat aktivitas yang memadai,
mengurangi resiko stres fisik berlebih serta terindar dari polusi.

Sedangkan dalam buku “Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi, Buku
2” Wahit Iqbal Mubarok, dkk., membagi teori biologi menjadi 9 teori kecil, yakni:
1. Teori Genetik Clock
2. Teori Mutasi Somatik (Error Catastrophe Theory)
3. Teori Autoimun (Auto Immune Theory)
4. Teori radikal Bebas
5. Pemakaian dan Rusak
6. Teori Virus yang Perlahan-lahan Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh
(Immunology Slow Virus Theory)
7. Teori Stres
8. Teori Rantai Silang
9. Teori Program.

2. TEORI SOSIOLOGIS
Teori Sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain:
1. Teori Interaksi Sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi
tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia
untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosial
berdasarkan kemampuan bersosialisasi.
2. Teori aktivitas atau kegiatan
3. Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dipengaruhi oleh personality lansia itu sendiri.
4. Teori pembebasan/penarikan diri (disangagement theory)
5. Teori subkultural
6. Teori perkembangan
Menekankan pentingnnya mempelajari apa yang telah dialami lansia pada saat muda
hingga dewasa.

Anda mungkin juga menyukai