KAJIAN PUSTAKA
Proses penuaan merupakan proses alami yang akan terjadi pada semua
Kedokteran saat ini, telah membawa konsep baru tentang penuaan, dimana
penuaan diperlakukan sebagai suatu penyakit yang dapat diobati bahkan dapat
dicegah, sehingga usia harapan hidup menjadi lebih panjang dengan kualitas
hidup yang lebih baik. Ilmu ini dikenal dengan Anti Aging Medicine (AAM)
(Goldman dan Klatz, 2007; Pangkahila, 2011). Usia manusia dibedakan menjadi
usia kronologis, sesuai dengan tahun kelahiran dan usia biologis, yang sesuai
dengan fungsi organ tubuh. Mencegah proses penuaan dapat membuat usia
biologis lebih muda daripada usia kronologis sehingga dapat terlihat usia dan
(Pangkahila, 2011).
faktor, ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat
6
7
genetik. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya hidup yang tidak sehat, diet yang
tidak sehat, kebiasaan yang kurang baik, polusi lingkungan, stress, dan
Banyak teori tentang proses penuaan, tetapi dari semua teori tersebut, pada
dasarnya dikelompokan dalam teori “pakai dan rusak” (wear and tear theory) dan
teori program. Teori “pakai dan rusak” meliputi kerusakan DNA, glikosilasi, dan
radikal bebas. Teori program meliputi teori replikasi sel, proses imun, dan teori
biologi yang berasal dari Jerman. Menurut teori ini bahwa tubuh dan sel menjadi
tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan organ lain dapat menurun fungsinya
karena adanya toksin dalam makanan dan lingkungan yang ada di sekitar kita,
konsumsi lemak, gula, kafein, alkohol, dan nikotin yang berlebihan, dapat pula
disebabkan oleh sinar ultraviolet, stress fisik, dan emosional. Kerusakan yang
dapat ditimbulkan, bukan saja pada organ tapi juga pada tingkat sel (Pangkahila,
2011).
mengkonsumsi makanan alami dan menggunakan organ tubuh secara biasa, pada
(Pangkahila, 2011).
kerusakan karena penyebab apapun. Oleh karena itu, banyak orang tua yang sakit
bahkan meninggal karena penyakit tertentu, yang pada masa mudanya dapat
ditolak. Teori ini, meyakini bahwa pemberian suplemen yang tepat dan
perbaikan dan mempertahankan fungsi organ dan sel tubuh (Pangkahila, 2011).
2. Teori Neuroendokrin
mengembangkan teori wear and tear yang mengutamakan peranan hormon bagi
fungsi organ tubuh. Hormon dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan
suatu poros dengan hipofisis dan organ tertentu yang kemudian mengeluarkan
mengendalikan fungsi organ tubuh. Oleh karena itu, pada usia muda fungsi
berbagai organ tubuh sangat optimal, seperti kemampuan bereaksi terhadap panas
dan dingin, kemampuan motorik, fungsi seksual, dan fungsi memori. Makin
9
bertambah usia, jumlah hormon makin berkurang sehingga fungsi organ juga akan
menurun dan menimbulkan banyak keluhan seperti menjadi tidak tahan terhadap
suhu dingin, gerakan menjadi lambat, masa otot berkurang, lemak tubuh
meningkat, daya ingat menurun, fungsi seksual menurun. Kerja hormon saling
berkaitan satu sama lain, oleh karena itu, berkurangnya produksi hormon tertentu
biologik. Peristiwa ini dimulai dari proses konsepsi sampai kematian dalam suatu
bagaimana cara manusia tumbuh dan hidup (nature versus nuture). Peristiwa ini
terprogram mulai dari sel embrio, janin, masa bayi, dan anak-anak, remaja,
sel, telomere akan memendek. Pada saat pembelahan sel berlangsung dan
telomere telah terpakai semua, maka pembelahan sel akan berhenti dan peristiwa
inilah yang disebut dengan kematian. Oleh karena itu, telomere sering dikenal
kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan sel. Contohnya: pada sel
dewasa membelah lebih sedikit dibandingkan dengan sel janin. Perkecualian pada
menghambat kerusakan sel akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu
kecenderungan menarik elektron lain dan dapat mengubah suatu molekul menjadi
suatu radikal bebas oleh karena hilang atau bertambahnya satu elektron pada
molekul lain. Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik
sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel dan akhirnya
kematian sel. Molekul utama dalam tubuh yang dirusak oleh radikal bebas adalah
DNA, sehingga terjadi mutasi DNA, cleavage of DNA, dan agregasi biomolekul
kolagen dan elastin yang merupakan suatu protein untuk melindungi kulit agar
tetap lembab, elastis, dan halus. Wajah adalah bagian yang paling mudah dilihat,
dimana akibat radikal bebas akan timbul kerutan pada wajah (Goldmann dan
Klatz, 2007).
berbagai organ tubuh. Akibat menurunnya fungsi tersebut, maka muncul berbagai
tanda dan gejala proses penuaan, yang pada dasarnya dibagi dalam dua bagian
1. Tanda fisik, seperti masa otot berkurang, lemak meningkat, kulit berkerut, daya
2. Tanda psikis, seperti gairah hidup menurun, sulit tidur, mudah cemas, mudah
perubahan fisik dan psikis, antara lain seperti di atas. Proses penuaan berlangsung
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun,
radikal bebas yang dapat merusak sel dan DNA, mulai mempengaruhi tubuh.
12
Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar, sehingga pada tahap ini orang
merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Pada
rentang usia ini dianggap usia muda dan normal, padahal sebenarnya sudah mulai
Selama tahap ini level hormon menurun hingga 25 persen. Massa otot
berkurang sebanyak satu kilogram setiap beberapa tahun, akibatnya kekuatan dan
tenaga terasa hilang, sedangkan komposisi lemak terus bertambah. Keadaan ini
pembuluh darah, serta obesitas. Pada tahap ini gejala mulai muncul, yaitu
dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual menurun. Pada tahap ini orang
merasa tidak muda lagi dan tampak lebih tua. Kerusakan akibat radikal bebas
Pada tahap ini, penurunan kadar hormon terus menurun yang meliputi
dan mineral juga terjadi. Densitas tulang menurun, massa otot berkurang sekitar
13
kalori, meningkatnya lemak tubuh, dan berat badan. Penyakit kronis menjadi lebih
2011).
Dengan melihat ketiga tahap ini, ternyata proses penuaan tidak selalu
harus dinyatakan dengan gejala atau keluhan. Ini menunjukkan bahwa orang yang
tidak mengalami gejala atau keluhan, bukan berarti tidak mengalami proses
penuaan. Lebih jauh, hal ini dapat menjadi pegangan bahwa untuk mengatasi
proses penuaan jangan menunggu sampai muncul gejala atau keluhan yang nyata
(Pangkahila, 2011).
yang ditetapkan serta tidak menimbulkan dampak negatif perlu dilakukan secara
terencana dan dengan menerapkan tipe dan takaran yang tepat, sebab sesuai
aktivitas fisik sampai denyut jantung meningkat sekitar 30x/menit sesudah itu
baru boleh melakukan aktivitas inti dan setelah melakukan latihan inti perlu
14
Aktivitas inti harus berpedoman pada Frequency, Intensity, Time and Type (FITT)
1. Frekuensi
hari.
2. Intensitas
3. Time (waktu)
sekitar 30 menit sampai 60 menit dan setiap latihan terdiri dari tiga
fase, yaitu fase pemanasan dan peregangan, fase latihan dan fase
4. Tipe
Hasil latihan berlebih dalam peningkatan produksi ROS dan RNS yang
dapat menyebabkan oksidasi lipid, DNA, dan protein dalam darah dan sel lainnya.
Peningkatan produksi ROS dan RNS oleh otot rangka selama latihan, beberapa
studi telah meneliti jaringan dominan bertanggung jawab untuk produksi oksidan
yang diinduksi oleh latihan fisik. Namun, itu layak bahwa jaringan lain seperti
jantung, paru-paru atau sel darah putih dapat berkontribusi secara signifikan
terhadap total produksi ROS dan RNS selama latihan. Mitokondria telah dianggap
sebagai sumber utama intraseluler ROS di serat otot dan bahwa 2-5% dari total
oksigen yang dikonsumsi oleh mitokondria dapat mengalami reduksi satu elektron
respirasi basal dibandingkan dengan keadaan aktif respirasi. Oleh karena itu,
tampak bahwa mitokondria tidak satu satunya sebagai sumber produksi radikal
bebas dalam kontrak otot rangka. Selain produksi mitokondria dari ROS, sel-sel
NAD (P) enzim H oxidase terkait dengan retikulum sarkoplasma yang juga
plasma lainnya sistem redoks membran yang mampu mentransfer elektron dari
eksternal protein oksidase dapat mengurangi tiol protein dan oksigen in vivo
merangsang pembentukan ROS di mitokondria dan sitosol otot (Gong et al., 2006
mengandung kadar yang signifikan dari xantin oksidase, sel otot rangka manusia
Oksidan utama yang berada di bawah kategori RNS adalah oksida nitrat
dihasilkan oleh NOS. otot rangka biasanya mengungkapkan neuronal NOS dan
endotel NOS. Neuron NOS sangat dinyatakan dalam cepat-kedutan serat otot.
dinyatakan dalam otot rangka pada beberapa kondisi peradangan, tetapi tidak
bermain peran yang signifikan dalam otot yang normal. Dalam hal ini, nitrat
oksida yang dihasilkan terus-menerus oleh otot rangka dan produksi ini meningkat
saat kontraksi. Yang penting, data menunjukkan bahwa neuron NOS adalah
sumber utama dari oksida nitrat dilepaskan dari otot rangka selama kontraksi otot
merupakan kunci factor transkripsi yang mengatur respon imun seluler untuk
infeksi dan stres oksidatif yang lebih tinggi melalui koordinasi respon pro
IkB melalui cytosolic protein IKK (IkB kinase); IKKβ dikode oleh IKBKB.
NFkB untuk translokasi nuclear. Jika upaya mediasi NFkB untuk mengembalikan
homeostasis gagal dan stress oksidatif meningkat pada level ekstrim, apoptosis
Gambar 2.1
Perbedaan respon seluler terhadap stress oksidatif (Stefanson dan Bakovic, 2014)
Menariknya, IKKβ mengandung motif ETGE, oleh karena itu dapat mengikat
ikatan Keap1 mengurangi degradasi IκBα dan mungkin mekanisme yang sulit
18
Bakovic, 2014).
sehingga menghambat ekspresi target gen NFkB. Alkilasi dari Keap1 oleh
Nrf2 dapat memicu produksi ROS. sebenarnya stres oksidatif yang diinduksi
ROS, oksidasi tiol (Cys-SH, 2-) menjadi asam sulfenic (Cys-SOH, 0) adalah
sulfinat (Cys-SO2H, 2+) atau sulfonat (Cys-SO3H, 4 +) asam, reaksi yang tidak
binding. Ini akan diharapkan untuk membatalkan penghambatan Keap1 dari IKKβ
menghambat Nrf2, dan jadi ini mungkin menjadi titik transisi di mana stres
Gambar 2.2
Keap1 sebagai faktor koordinasi antara aktivasi Nrf2 dan penghambatan NFkB
Radikal bebas berperan penting didalam kehidupan sel dan kematian. Ini
merupakan electron yang tidak stabil/ berpasangan di orbit terluar dan dapat
menjadi sangat reaktif. Reactive oxygen spesies (ROS) yang dihasilkan dari
P450, dan fungsi selular dan subselular lain. Mereka mempengaruhi proses
metabolism dan selular yang menguntungkan dan juga sebagai peran kunci dalam
kondisi patologis dari tubuh. Secara normal terjadi keseimbangan melalui sistem
Radikal bebas adalah molekul atau fragmen molekul dengan satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan pada kulit valensi. Radikal bebas sangat
tidak stabil dan sangat reaktif karena mereka cenderung untuk menangkap
elektron Inmolecules lainnya (Oksidasi). umur hidup mereka sangat pendek (dari
milidetik untuk nanodetik. Radikal bebas diproduksi oleh transfer elektron yang
molekul lain, radikal bebas bisa membentuk radikal baru. Di antara radikal bebas,
spesies oksigen reaktif (ROS) yang berasal dari oksigen. ROS berisi radikal bebas
dan bentuk reaktif oksigen. ROS terlibat dalam fenomena fisiologis penting
seperti imunitas atau stres oksidatif kelompok radikal bebas lain ada, seperti
spesies reaktif nitrogen (RNS) dan spesies belerang reaktif (RSS). Spesies ini
dapat dibentuk oleh reaksi dengan ROS atau dapat meningkatkan produksi ROS
brust, migrasi sel, dan degranulasi adalah beberapa respon fungsional utama yang
memungkinkan PMN untuk fungsi imunitas. Ini respon fungsional dapat dipicu
rangsangan, komponen ini cepat berkumpul di membran sel dan enzim menjadi
O2 untuk membentuk anion superoksida (O2.) Dan spesies oksigen reaktif (ROS)
yang berasal dari ini radikal, termasuk hidrogen peroksida (H2O2), radikal
hidroksil (OH.), dan asam hipoklorit (HClO). Proses ini disebut oksidative brust.
(Chen dan junger, 2012) klasifikasi dan efek utama radikal bebas dapat dilihat di
table 2.1
Tabel 2.1
Ozone O3 Stabil
1
Oksigen singlet O2 1 µ detik
Radikal hidroksil OH•- 10-6 detik
Hydrogen peroksida H2O2 Stabil
Asam hipoclorus HOCL Stabil
Radikal alloxil RO• 10-6 detik
Radikal peroksil ROO• 7 detik
Radikal hidroperoxil ROOH•
Reaktive nitrogen RNS peroksidasi lipid,
species protein oksidasi,
Nitrit oksida NO• kerusakan DNA
pada siklus kreb dan rantai transport electron dengan oksigen sebagai penerima
Namun, 1-5% dari O2 akan menjadi O2•-. Pembentukan ROS adalah proposional
untuk aktivitas rantai respirasi, namun kemudian tidak selalu proposional terhadap
VO2. Tempat masuk utama ROS telah terlokalisir di rantai respirasi komplek I
Gambar 2.3
et al., 2006)
23
ubah sesuai kebutuhan ATP, VO2, temperature pusat danparameter lain yang
timbul dari satu oksidasi electron ubiquinol, menjadi dapat menerima proton.
Ada aksi sinergis dari CoQH2 dan citokrom b566 dalam komplek III. Namun
yang dapat bertindak sebagai antioksidant. Baru – baru ini ditampilkan bahwa
ROS tidak secara spontan dikeluarkan dari mitokondria, namun tampak ketika
dikonfirmasi oleh penelitian lain. Situs deviasi single electron untuk dioxigen
bahwa sekitar 50% dari peningkatan produksi O2•- dari reduksi nicotinamide-
selama latihan. Jadi keduanya uji in vitro dan in vivo cenderung menegaskan
sumber utama ROS saat istirahat dan selama latihan di saat otot bekerja,
namun juga di jaringan seperti hati, ginjal dan non-working muscles yang
sangat rentan terhadap ROS-induced oxidative damage pada lipid, protein dan
produksi lebih lanjut dari ROS. Dengan demikian sirkulus viciosus dari stress
oksidatif dan penurunan energy didirikan. Namun latihan tidak taampak untuk
terjadi setelah intervensi pembedahan, setelah syok atau selama latihan fisik.
Selama latihan anareobik atau lengkap, aliran darah membawa area aktif seperti
otot skelet ketika jaringan lain berada dalam situasi hipoksia. Setelah latihan,
25
dalam pembentukan asam urat dari degradasi purin (ATP, adenosine diphospgate,
didalam xanthine oxidase (XO). Selama reperfusi, O2•- dapat dibentuk melalui
peningkatan produksi dari radikal bebas selama reperfusi iskemia. Beberapa studi
O2•-. Myoglobin dapat juga di oksidasi melalui auto-oksidasi atau radikal bebas
berinteraksi dengan H2O2 dan produksi radikal lain seperti ferryl radikal atau
2.4 Antioksidan
26
Di alam terdapat berbagai antioksidan yang berbeda dalam komposisi, sifat fisik
dan kimia, mekanisme dan target lokasi. Beberapa kategori utama dapat
oksigen dan nitrogen reaktif spesies ke dalam senyawa stabil. senyawa dengan
berat molekul tinggi Ini termasuk protein seperti albumin, transferin, seruplasmin.
Mereka membatasi produksi logam katalis radikal bebas. senyawa dengan berat
molekul rendah Ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu antioksidan larut
lipid dan antioksidan larut air. Tokoferol, quinines, bilirubin dan beberapa
dan beberapa polifenol merupakan antioksidan larut air. Mineral seperti selenium,
1. Superoksida Dismutase
mengkatalis dismutase
SODO2•- dan formasi H2O2.
2O2•- + 2 H+ H2O2 + O2
Di dalam semua sel, saat istirahat, bagian utama mitokondria memproduksi O2•-
yang direduksi oleh SOD mitokondria dan bagian lain yang membaur ke dalam
27
sitosol. Di dalam sel otot, 65-85% aktifitas SOD dilakukan di sitosol. Berbagai
Tabel 2.2
Peroksinitrit
Zinc Peroksinitrit
sebaik tembaga dan zinc, yang merupakan cofactor dari Cu-Zn-SOD, yang ada di
Rerata kadar SOD pada jaringan tikus terbanyak berada di hati dengan
kadar 1700 ± 100 U/g, kemudian pada kelenjar adrenal 804 ± 90 U/g, ginjal 750 ±
80 U/g, jantung 372 ± 30 U/g, paru – paru 267 ± 40 U/g, otak 145 ± 20 U/g,
2. Catalase
2 H2O 2 H2O + O2
Catalase dapat juga menggunakan H2O2 untuk detokfikasi beberapa subtansi racun
3. Glutation Peroksida
kemampuan untuk mengubah H2O2 menjadi air. Reaksi ini menggunakan GSH
GPX dan CAT memiliki aksi sama pada H2O2, namun GPX lebih efisien dengan
konsentrasi ROS tinggi dan CAT memiliki aksi penting dengan konsentrasi H2O2
Pisang adalah buah tropis yang familiar yang berasal dari barat daya
pasifik, tanaman pisang tersebar ke india sekitar 600 SM dan kemudian tersebar
Tersebar merata di kepulauan pasifik dan pantai barat pasifik setidaknya 200 –
300SM.
Klasifikasi taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
29
kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
floret
Gambar 2.4
pisang, namun bunga pisang (floret) memiliki kadar phenolic yang lebih tinggi
dibandingkan, batang, daun dan kelopak jantung pisang (bract). (Mahmood et al.,
30
2011) Dari uji yang dilakukan di unit laboratorium Fakultas Pertanian Universitas
mg/100g quercetin equivalent, kadar total fenol 658,40 mg/100g gallic acid
al., 2011). Salah satu inducer tersebut adalah golongan fenol. Senyawa fenol
merupakan kelompok zat kimia yang ditemukan sangat luas pada tanaman.
Senyawa ini telah dieksploitasi secara intensif karena berbagai fungsi biologis
(Kosem et al., 2007). Inducer lainya adalah ROS seperti H2O2. Dalam kondisi
normal, ROS dihasilkan sebagai produk samping dari metabolisme aerobik untuk
mana oksigen akan bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air, tetapi
2011).
Dalam kondisi normal, Nrf2 terikat pada Keap1 dan terdapat dalam
dalam kondisi terpapar oleh senyawa yang bertindak sebagai inducer, maka
inducer bereaksi dengan sistein pada Keap1 mengakibatkan pelepasan Nrf2 dari
31
dengan ARE (antioxidant respon element) (Son et al., 2008). Antioxidant Respone
synthethase, Trx-1, GST dan NQO-1, juga enzim antioksidan seperti SOD dan
catalase yang terlibat dalam meredam ROS. Dalam kondisi basal Nrf2 terikat pada
Keap1 dan terdapat dalam sitoplasma bersama protein aktin sitoskeleton (Mann et
al., 2007). Sebaliknya, dalam kondisi terpapar oleh senyawa yang bertindak
menuju nukleus dan berikatan dengan ARE bersama protein sMaf untuk
Gambar 2.5.
Pada manusia, Nrf2 merupakan suatu protein yang terdiri atas 605 asam
amino dengan berat molekul 67,8 kDa, sedangkan pada tikus terdiri atas 597 asam
amino dengan berat molekul 66,9 kDa (Tkachev et al., 2011). Protein Nrf2 terdiri
Neh1,Neh2, Neh3, Neh4, Neh5, dan Neh6). Domain Neh1 berisi bZIP DNA
binding yang akan berlekatan dengan ARE untuk membentuk sebuah heterodimer
bersama protein lain seperti Maf dan Jun protein. Domain Neh2 menjadi bagian
yang akan berlekatan dengan inhibitornya yang ada di sitoplasma yaitu Keap1.
gen-gen yang tergantung pada ARE. Domain Neh4 dan Neh5 bertindak secara
sinergi untuk mengikat co-activator transkripsi yang lain. Umpan balik negatif
Nrf2 dilakukan oleh Neh6 (Baird et al., 2011; Tkachev et al., 2011).
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Gambar 2.6
untuk uji toksisitas obat umumnya menggunakan hewan coba mencit atau
Tabel 2.3
Betina 18-35 g
Jumlah anak 7
jam terang dan 12 jam gelap. Mencit umumnya sensitif terhadap cahaya,
antara lain sebagai berikut (Krinke, 2000; Ngatidjan, 2006; Hubrecht and
Kirkwood, 2010) :
tahan gigitan dan hewan tampak jelas dari luar. Alas tempat tidur harus
mudah menyerap air pada umumnya dipakai sekam padi atau serbuk
gergaji.