TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut (1) lansia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia
kelompok usia 60 tahun hingga 74 tahun, (3) lansia tua (old) yaitu usia
75 sampai dengan usia 90 tahun dan (4) lansia sangat tua (very old)
Teori biologi ini terdiri atas teori seluler, teori jam genetik, teori sintesa
a. Teori seluler
sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium,
lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. Hal
berkurangnya umur.
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu
jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini
berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan
penyakit akhir. Konsep jam genetik didukung oleh kenyataan bahwa ini
adanya perbedaan harapan hidup yang nyata seperti manusia 116 tahun,
teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk
mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalui kultur sel in
menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Carey dan Zou, 2008 : 55 – 65).
beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh
tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih
muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit
d. Keracunan oksigen
sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
e. Sistem imun
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi
maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel
(Carey dan Zou, 2008 : 55 - 65). Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya
dengan meningkatnya umur (Carey dan Zou, 2008 : 55 - 65). Teori atau
kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan,
dan akut)
2. Teori psikologis
Teori psikologis meliputi dua teori yaitu teori pelepasan dan teori aktivasi.
a. Teori Pelepasan
b. Teori aktivitas
organ makin menurun sebanyak satu persen setiap tahunya setelah usia
30 tahun.
perasa dan perabaan. Pada keadaan tidak baik bias bersifat patologik,
meniere( keseimbangan).
2. Sistem gastro-intestinal
tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot-
3. Sistem Kardiovaskuler
Bila gejala angina timbul pada usia lanjut, hal ini sudah terjadi pada
4. Sistem Resprasi
Ini berakibat menurunya rasio ventilasi –perfusi dibagian paru yang tak
5. System endokrinologik
hipertiroid tinggi pada usia lanjut 25% hipertiroid terjadi pada lansia.
6. Sistem Hematologik
akan tetapi sumsum tulang secara nyata mengandung lebih sedikit sel
agak kurang diabnding waku muda. Rentang hidup SDM tidak berubah
penting.
7. Sistem Persendian
pada usia lanjut adalah osteoartitis, rematoid artitis, gout dan pseudo
dalam jumlah( jumlah nefron pada akhir rentang hidup rata rata tinggal
tersisa 50% disbanding usia 30 tahun dan mulai terlihat atrofi. Aliran
darah di ginjal pada usia 75 tahun tinggal sekitar 50% disbanding usia
muda. Secara umum pembuluh darah sedang sampai besar pada usia
Berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan antara 30
sampai 70 tahun. Di samping itu meningen menebal, girl dan suplai otak
gangguan patologik yang berarti. Pada semua sitoplasma sel juga terjadi
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg.
darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten.
Tekanan darah tersebut membuat system sirkulsi dan organ yang mendapat
menurut JNC 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia di atas
hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan
pemeriksaan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh saat
pada tekanan darah 140/90mmHg atau keatas , diukur di kedua lengan tiga
hipertensi merupakan keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140
Tipe ini terjadi pada sebagaian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar
kombinasi factor pola hidup seperti kurang bergerak dan pola makan.
2. Hipertensi Sekunder
Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan
darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh kondisi medis
lainya ( misalnya penyakit ginjal) atau rekasi terhadap obat obatan tertentu
( misalnya pil KB ).
sebgaia berikut :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
2001).
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti arterial tidak akan pernah
medis.
2.2.5 Patofisiologi
Patologi pasti yang menyokong hipertensi primer belum ditetapkan.
Banyak faktor yang menghasilkan perubahan tahanan vakuler perifer,
jumlah nadi atau volume sekuncup yang mempengaruhi tekanan darah
arterial sistemik. Empat sistem kontrol yang berperan besar dalam
mempertahankan tekanan darah yaitu :
pengeluaran aldosteron.
d. Autoregulasi vaskuler
Relaksasi otot progresif adalah latihan untuk mendapatkan sensasi rileks dengan menegangkan
otot dan menghasilkan suatu keadaan rileks (Mashudi, 2010). Hasil venelitian lain yang
didukung oleh Valentine dkk( 2014), didaptkan hasil bahwa dengan relaksasi otot progresif
terbukti tekanan darah pada penderita hipertensi mengalami penurunan. Teknik relaksasi yang
dapat digunakan adalah relaksasi otot, relaksas dengan imajinasi terbimbing, dan respon
relaksasi dari benson(Smeltzer & Bare, 2002). Sedangkan menurut Miltenberger mengemukan
ada empat macam tipe relaksasi yaitu relaksasi otot( progressive muscle relaxation),
Tujuan latihan relaksasi adalah untuk menghasilkan respon yang dapat memerangi respon
stress. Bila tujuannya telah tercapai maka aksi hipotalamus akan terjadi penurunan aktifitas
system saraf simpatis dan parasimpati. Urutan efek fisiologis dan gejala maupun tandanya
akan terputus dan stress psikologis akan berkurang(Smeltzer & Bare, 2002).
Dasar pemikiran metode latihan ini adalah di dalam system saraf manusia terdapat system
saraf pusat dan saraf otonom. Fungsi sisitem saraf pusat adalah mengendalikan gerakan yang
dihendaki, misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari- jari. Sedangkan system syaraf
otonom berfungsi mengendalikan gerakan yang tidak disadari yaitu fungsi digestif dan
Metode ini digunakan agar individu dapat merasakan perbedaan antara saat- saat otot
tubuhnya tegang dan saat ototnya tubuhnya lemas, otot yang dilatih adalah otot lengan,
tangan, bisep, bahu, leher, wajah, perut dan kaki.
Metode ini biasanya merupakan tahap berikutnya dari relaxation via tension-relaxation
c. Differential relaxation
progresif dimana tidak hanya menyadari kelompok otot yang diperlukan untuk
melakukan aktifitas tertentu saja tetapi juga mengidentifikasi dan lebih menyadari lagi
Penelitian yang dilakukan oleh Gaundensisu dkk(2018) Pada lansia dengan hipertensi