Anda di halaman 1dari 41

PENERAPAN PENGATURAN DIET 3J (JUMLAH, JENIS,

JADWAL) UNTUK MENGONTROL KADAR GULA


DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KARYA WANITA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH STUDI KASUS

SA’DIYYAH
P032114401076

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KEMENKES POLTEKKES RIAU
PEKANBARU
2024

1
PENERAPAN PENGATURAN DIET 3J (JUMLAH, JENIS,
JADWAL) UNTUK MENGONTROL KADAR GULA
DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KARYA WANITA

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

SA’DIYYAH
P032114401076

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KEMENKES POLTEKKES RIAU
PEKANBARU
2024

2
KATA PENGATAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Berkat Rahmat

Dan Karuniah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

yang berjudul “Penerapan Pengaturan Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) Untuk

Mengontrol Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja

Puskesmas Karya Wanita”

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis untuk memenuhi syarat menyelesaikan

pendidikan Program Studi D-III Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Riau.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan baik bersifat bimbingan, petunjuk maupun dukungan moril. Pada

kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah,

diantaranya:

1. Bapak Husnan, S.Kp, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Riau selaku penguji II yang memberikan arahan dan saran kepada penulis

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

2. Ibu Hj. Rusherina, S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau.

3. Ibu Idayanti, S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III

Keperawatan Politeknik Kemenkes Riau.

4. Ibu Ns. Syafrisar Meri Agritubella, S. Kep, M. Kep selaku Dosen Pembimbing

I yang telah memberikan pengarahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

i
5. Bapak R. Sakhan, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan, masukan, dan bimbingan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

6. Bapak dan ibu dosen pengajar serta bapak dan ibu Staf Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Riau.

7. Kepada kedua orang tua Bapak Sariman dan Ibu Supiah, saudara kandung

Aisyah, serta keluarga besar yang telah banyak memberikan bantuan moril,

materil, motivasi dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman dekat saya yang selalu ada serta teman seperjuangan saya dalam

menempuh pendidikan D-III Keperawatan yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1. 1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah....................................................................................5

1. 3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5

1. 3.1 Tujuan Umum......................................................................................5

1. 3.2 Tujuan Khusus.....................................................................................6

BAB II TINJAUANPUSTAKA.............................................................................8

2.1 Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II...................................8

2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus Tipe II...................................................8

2.1.2 Etiologi.................................................................................................9

2.1.3 Manifestasi Klinis..............................................................................10

2.1.4 Patofisiologi.......................................................................................11

2.1.5 Komplikasi.........................................................................................12

2.1.6 Pemeriksaan penunjang......................................................................13

2.1.7 Penatalaksanaan.................................................................................15

2.2 Konsep Dasar Glukosa Darah................................................................16

2.2.1 Pengertian Glukosa Darah.................................................................16

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Kadar Glukosa


Darah.............................................................................................................17

2.2.3 Jenis-jenis Pemeriksaan Glukosa Darah............................................17

iii
2.3 Konsep Diet 3J.......................................................................................19

2.3.1 Pengertian Diet 3J..............................................................................19

2.3.2 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Diet 3J....................................20

2.3.3 Manfaat Dari Diet 3J..........................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................25

3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................25

3.2 Subjek Studi Kasus................................................................................25

3.2.1 Kriteria Inklusi...................................................................................26

3.2.2 Kriteria Eksklusi................................................................................26

3.3 Fokus Studi............................................................................................26

3.4 Definisi Operasional..............................................................................27

3.5 Instrumen Studi Kasus...........................................................................28

3.6 Metode Pengumpulan Data....................................................................28

3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus..............................................................29

3.8 Analisa Data dan Penyajian Data...........................................................30

3.9 Etika Studi Kasus...................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Contoh jadwal makan........................................................................20


Tabel 2. 2 menu makanan bagi pengidap Diabetes Mellitus Tipe II...............22

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh jadwal makan...................................................................21

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Penyakit tidak menular merupakan penyakit degeneratif sebagai

penyumbang masalah kesehatan masyarakat karena tingginya angka

morbiditas dan mortalitas secara global, merupakan jenis penyakit yang tidak

dapat menular dari penderitanya kepada orang lain, penyakit jenis ini

berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama

(Kemenkes, 2022). Salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak

diderita masyarakat Indonesia dan Dunia serta memiliki angka kematian yang

tinggi adalah Diabetes Mellitus (Kementerian Kesehatan RI, 2020)

Organisasi International Diabetes Federation (IDF) menemukan

setidaknya 537 juta orang berusia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes

pada tahun 2021, atau setara dengan angka prevalensi 10,5 dari total penduduk

pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi diabetes pada

tahun 2021 adalah 10,2% pada perempuan dan 10,8% pada laki-laki.

Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan jumlah penderita diabetes melitus

terbanyak dengan jumlah 19,5 juta jiwa, menempatkan Indonesia pada

peringkat kelima setelah Tiongkok (140 juta), India (74,2 juta), Pakistan (33

juta), dan Amerika Serikat. (32 juta)Prevalensi diabetes melitus di Indonesia

pada tahun 2013 sebesar 6,9%, meningkat pada tahun 2018 menjadi 8,5%, dan

diperkirakan meningkat pada tahun 2030 menjadi 11,3% (Baso et al., 2023)

1
Sedangkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2023

menunjukkan jumlah kasus Dibates Mellitus Tipe II se-puskesmas Kota

Pekabaru sebanyak 15.450 penderita dari 21 puskesmas. Yang mana

Puskesmas Simpang Tiga diurutan pertama dengan kasus penderita Diabetes

Mellitus Tipe II tertinggi sebanyak 1.358 penderita (Dinas Kesehatan Kota

Pekanbaru, 2023)

Diabetes merupakan penyakit yang berlangsung lama atau bersifat kronis

dan ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas nilai

normal. Kadar gula yang menumpuk didalam darah akibat tidak terserap

dengan baik oleh sel-sel tubuh dapat menyebabkan berbagai gangguan pada

organ. Jika Diabetes tidak terkontrol dengan baik, bisa timbul berbagai

komplikasi yang membahayakan nyawa penderitanya (Muhammad Ikhwan et

al., 2021)

Penderita Diabetes Mellitus Tipe II memiliki 2 komplikasi yaitu

komplikasi akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut terdiri atas

hipoglikemi, diabetes ketoasidosis dan hiperglikemi hiperosmolar nonketotik.

Untuk komplikasi akut diantaranya meliputi perubahan tingkat kesadaran,

bicara pelo, penglihatan kabur, sakit kepala, peningkatan bedenyut nadi, dan

ketika lambat menangani komplikasi dapat mengakibatkan kematian.

Sedangkan komplikasi kronis dapat menyerang pembuluh darah yang

menyebabkan stroke, atau infark miokard, ginjal, perdarahanpada retina,

syaraf, kulit sampai pada amputasi (Regina et al., 2021)

Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II dapat dicegah dengan pengendalian

yang baik dan teratur dengan mengubah pola hidup dan pola makan yang

2
sehat sehingga komplikasi dapat dicegah. Pengaturan pola makan yang sehat

bertujuan untuk mengontrol tingkat metabolisme tubuh sehingga kadar gula

darah dapat terjaga pada tingkat normal (Arief, 2020)

Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) merupakan upaya pengendalian kadar gula

darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Pengendalian diet terhadap

penderita Diabetes Mellitus Tipe II adalah dengan memahami pola 3J (Jumlah,

Jenis, Jadwal) yang harus ditaati dan dilaksanakan yaitu sesuai tepat jumlah,

tepat jenis dan tepat jadwal. Tepat jumlah, berarti penderita Diabetes Mellitus

Tipe II harus menghitung kebutuhan kalorinya dengan benar, agar dapat

mengkonsumsinya dalam jumlah yang tepat. Tepat jenis, berarti mengetahui

jenis makanan yang tidak meningkatkan gula darah dengan cepat. Tepat

jadwal, berarti mengikuti rencana makan yang ditetapkan, yang mencakup tiga

hidangan utama , dua hingga tiga makanan ringan yang diberi jarak dalam

jangka waktu yang lebih lama dan ukuran porsi yang sesuai. Perencanaan

makanan pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II bertujuan untuk mencapai

dan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal (A. D. Sahwa &

Supriyanti, 2023)

Selain itu, dari penelitian yang di lakukan oleh Sahwa dan Supriyanti

tahun 2023 yang berjudul “Penerapan Diet 3J Untuk Mengatasi

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II”

Diet 3J diberikan selama 3 hari kepada 2 pasien dengan diagnosa Diabetes

Mellitus Tipe II dan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Sebelum diberikan

Diet 3J, kadar glukosa darah pasien diukur pada hari pertama (pre-test).

Setelah itu, dilakukan edukasi tentang Diet 3J yang mencakup jadwal, jenis,

3
dan jumlah makanan. Kemudian Diet 3J diimplementasikan selama 3 hari.

Menu makanan dirancang sesuai prinsip Diet 3J. Pada hari ketiga, kadar

glukosa darah pasien diukur kembali (post-test) untuk mengetahui pengaruh

penerapan Diet 3J. Hasilnya menunjukkan penurunan kadar glukosa darah

pada kedua pasien setelah menerapkan diet 3J selama 3 hari (A. D. Sahwa &

Supriyanti, 2023)

Penelitian yang dilakukan oleh Arif pada tahun 2020 yang berjudul

“Penerapan Diet 3J Untuk Mengontrol Kadar Glukosa Darah pada pasien

Diabetes Mellitus Tipe II” Diet 3J diberikan selama 3 hari kepada 2 pasien

dengan diagnosa Diabetes Mellitus Tipe II Cara penerapannya adalah : Tepat

jadwal makan : (3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan), makan

utama antara jam 6-7 pagi, 11-12 siang, dan 18-19 malam, makan selingan

antara pagi dan siang, serta siang dan malam. Tepat jenis makanan :

Menghindari makanan tinggi indeks glikemik (seperti nasi putih, roti tawar),

memilih makanan rendah indeks glikemik (beras merah, ubi jalar, sayuran),

mengurangi konsumsi gula dan minuman manis. Tepat porsi makanan :

Perhitungan porsi berdasarkan ukuran sendok makan/sendok teh,

menyesuaikan kalori harian sesuai kondisi fisik dan aktivitas pasien, evaluasi

kadar glukosa darah dilakukan secara rutin, misalnya 1 kali seminggu. Diet 3J

akan terus diterapkan seumur hidup untuk mengontrol Diabetes Mellitus Tipe

II. Diet dapat disesuaikan jika terjadi perubahan berat badan atau kondisi

kesehatan pasien (Arief, 2020)

Penelitian yang dilakukan oleh Irwanto pada tahun 2023 dengan judul

“Edukasi Penerapan Diet 3J Untuk Peningkatan Pengetahuan Penderita

4
Diabetes Mellitus Pada Masyarakakt Bandar Kupa” Penerapannya melibatkan

perubahan pola makan sehari-hari dengan memperhatikan prinsip-prinsip di

atas. Misalnya mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat

kompleks dan serat yang lambat diserap tubuh. Diperlukan kesungguhan dan

kesabaran dalam melakukan perubahan, mengingat butuh waktu untuk

membentuk kebiasaan baru. Evaluasi berkala dilakukan untuk memantau

hasilnya, misalnya mengecek kadar gula darah secara rutin. Bila tidak mampu

dikontrol, dapat disesuaikan kembali pola makannya. Jadi inti dari diet 3J

adalah membentuk pola makan sehat jangka panjang, bukan hanya untuk

jangka waktu pendek. Butuh komitmen dan kerja sama semua pihak dalam

pelaksanaannya (Irwanto et al., 2023)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil

judul Studi Kasus yaitu “Penerapan Diet 3J(Jumlah, jenis, jadwal) utuk

mengontrol kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II diwilayah kerja

Puskesmas Simpang Tiga.

1. 2 Rumusan Masalah

Masalah Diabetes Mellitus Tipe II yang tidak tertangani dengan benar akan

menimbulkan komplikasi. Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II dapat dicegah

dengan cara merubah gaya hidup dan kebiasaan mengonsumsi makanan yang

sehat. Pengaturan diet yang tepat bertujuan untuk mengontrol kadar

metabolisme tubuh. Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti

merumuskan masalah yaitu “Bagaimana penerapan pengaturan diet 3J

(Jumlah, jenis, jadwal) untuk mengontrol kadar gula daraah pada penderita

Diabetes Mellitus Tipe II?”

5
1. 3 Tujuan Penelitian

1. 3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui penerapan pengaturan diet 3J (Jumlah,jenis,jadwal)

dalam mengontrol kadar gula daraah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe

II di Puskesmas Karya Wanita.

1. 3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kadar gula darah sebelum melakukan pengaturan diet 3J

pada penderita Diabtes Mellitus Tipe II di Puskesmas Karya Wanita.

2. Mengidentifikasi kadar gula darah setelah melakukan pengaturan diet 3J

pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Karya Wanita.

3. Untuk mengetahui penerapan jumlah makanan pada penderita Diabtes

Mellitus Tipe II di Puskesmas Karya Wanita.

4. Untuk mengetahui penerapan jenis makanan pada penderita Diabetes

Mellitus Tipe II di Puskesmas Karya Wanita.

5. Untuk mengetahui Penerapan jadwal makanan pada penderita Diabetes

Mellitus Tipe II di Puskesmas Karya Wanita.

1. 4 Manfaat Penelitian

1. 4.1 Bagi Masyarakat

Hasil penerapan ini diharapkan dapat diterapkan langsung oleh

masyarakat terutama penderita Diabetes Mellitus Tipe II sebagai suatu terapi

6
non-farmakologis dalam pengendalian kadar gula darah untuk mencegah

komplikasi

1. 4.2 Bagi Pengembangan Ilmu & Teknologi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memenuhi ilmu pengetahuan

terutama dalam bidang keperawatan,khususnya keperawatan medikal bedah

sebagai salah satu penatalaksanaan non-farmakologi dalam pengelolaan pada

penderita Diabetes Mellitus Tipe II.

1. 4.3 Bagi Penulis

Penulis memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penerapan

pengaturan diet 3J (jumlah, jenis, jadwal) pada penderita Diabetes Mellitus

Tipe II dan berinteraksi pada masyarakat dengan baik.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II

2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus Tipe II

Diabetes adalah suatu keadaan dimana metabolisme terganggu

sehingga mengakibatkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin

sesuai kebutuhan, atau insulin yang dihasilkan tidak bekerja secara

maksimal, seperti kurangnya kemampuan insulin dalam meningkatkan

konsentrasi glukosa dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan pada

sel-sel tubuh. Sistem tubuh, terutama pembuluh darah dan saraf, sehingga

dapat menimbulkan penyakit kronis. Diabetes Mellitus Tipe II terjadi

karena terganggunya sel pankreas sehingga mengakibatkan produksi

insulin dalam jumlah sedikit, sering disebut resistensi insulin (Alpian &

Mariawan Alfarizi, 2022)

Diabetes Mellitus Tipe II merupakan kondisi kronis yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah karena resistensi insulin

atau kurangnya produksi insulin yang memadai. Gangguan ini

memengaruhi penggunaan glukosa sebagai sumber energi oleh tubuh.

Diabetes Mellitus Tipe II adalah varian paling sering terjadi dari penyakit

diabetes (Kemenkes, 2022)

8
2.1.2 Etiologi

Penyebab pasti Diabetes Mellitus Tipe II belum diketahui secara jelas.

Namun, ada beberapa faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan

kemungkinan seseorang mengidapnya. Berikut faktor-faktor etiologi

menurut (Elsayed et al., 2023)

1. Genetik

Penyakit Diabetes Mellitus Tipe I dan beberapa kasus Diabates

Mellitus Tipe II dipengaruhi oleh faktor genetik. Seseorang yang

memiliki sanak keluarga dengan riwayat Diabetes memiliki risiko

lebih tinggi untuk mengalami Diabetes.

2. Obesitas

Kelebihan berat badan dan obesitas meningkatkan risiko

terjadinya resistensi insulin dan Diabetes Mellitus Tipe II. Lemak

tubuh yang berlebih dapat menyebabkan sistem metabolisme

glukosa menjadi tidak seimbang.

3. Gaya hidup yang kurang sehat

Diet yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik dapat

menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas. Hal ini memicu

timbulnya resistensi insulin dan Diabetes.

4. Usia

Risiko Diabetes Mellitus Tipe II meningkat dengan bertambahnya

usia. Kebanyakan kasus Diabetes Mellitus Tipe II terjadi pada

orang Dewasa.

5. Keadaan kehamilan (gestasional diabetes)

9
Beberapa wanita mengalami peningkatan kadar glukosa darah

selama kehamilan yang disebut diabetes kehamilan. Hal ini dapat

meningkatkan risiko Diabetes di masa depan.

2.1.3 Manifestasi Klinis

Tanda dann Gejala yang dialami seseorang penderita Diabetes Mellitus

Tipe II menurut (Alpian & Mariawan Alfarizi, 2022)

1. Sering buang air kecil (poliuria)

Disebabkan oleh kadar glukosa yang terlalu tinggi menyebabkan

tubuh mengeluarkan glukosa dalam darah melalui ginjal. Ginjal

menyaring glukosa untuk dikeluarkan dari tubuh melalui urin.

Glukosa yang dikeluarkan dari urin bersifat osmotik, artinya menarik

lebih banyak cairan untuk keluar dari tubuh melalui urin.

2. Sering haus (polidipsia)

Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar gula darah yang dapat

meningkatkan tekanan osmotik sehingga menyebabkan keluarnya

cairan berlebih di dalam sel, sehingga terjadi dehidrasi parah pada sel-

sel tubuh, sehingga mengakibatkan seringnya rasa haus.

3. Sering merasa lapar (polifagia)

Hal ini disebabkan karena metabolisme tubuh terjadi lebih cepat,

akibat rendahnya asupan glukosa ke dalam sel-sel tubuh.

4. Mudah merasa lelah dan badan terasa lemas

Sebab, dalam keadaan normal glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh

untuk dipecah menjadi energi. Pada diabetes, pemecahan glukosa

10
tidak dapat berlangsung sehingga menyebabkan penumpukan glukosa

dalam darah.

5. Berat badan menurun

Ketika tubuh tidak mampu mendapatkan energi yang cukup dari gula

karena kekurangan insulin, tubuh akan bergegas mengolah lemak dan

protein yang ada didalam tubuh untuk diubah menjadi energi.

2.1.4 Patofisiologi

Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme karbohidrat

yang dicirikan oleh peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia).

Diabetes Tipe II disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, dan gaya

hidup. Ini terjadi karena kemampuan insulin dalam meningkatkan

pemecahan glukosa dalam darah (resistensi insulin) berkurang. Resistensi

insulin sering dialami oleh individu dengan obesitas, lanjut usia, dan

kurangnya aktivitas fisik. Perkembangan Diabetes Mellitus Tipe II

melibatkan gangguan pada sel β pankreas, yang jika tidak ditangani dapat

menyebabkan kerusakan pada sel-sel tersebut. Kerusakan progresif pada

sel β pankreas menyebabkan defisiensi insulin, dimana tubuh tidak dapat

memproduksi cukup insulin atau tidak menggunakan insulin secara

efektif. Oleh karena itu, insulin tambahan diperlukan pada Diabetes

Mellitus Tipe II. Penderita Diabetes Mellitus Tipe II umumnya mengalami

defisiensi dan resistensi insulin (Alpian & Mariawan Alfarizi, 2022)

Resistensi insulin terjadi ketika jaringan tubuh kurang responsif

terhadap insulin, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah setelah

makan. Biasanya, insulin memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel-sel,

11
tetapi dalam resistensi insulin, fungsi insulin ini terganggu. Selain itu,

defisiensi sekresi insulin juga memainkan peran dalam patogenesis

Diabetes Mellitus Tipe II. Pada awalnya, pankreas mencoba

mengkompensasi dengan memproduksi lebih banyak insulin, tetapi

seiring waktu, sel-sel β pankreas menjadi kelelahan dan tidak dapat lagi

memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk menurunkan kadar

glukosa darah, hal ini menyebabkan terjadinya hiperglikemia (Health,

2022)

2.1.5 Komplikasi

Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol dengan baik dapat

menyebabkan komplikasi serius baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Menurut PERKENI, komplikasi DM dapat dibagi

menjadi dua kategori utama yaitu :

1. Komplikasi Akut

a. Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawah

nilai normal (< 60 mg/dl). Gejala ini berkeringat dengan

munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, berdebar-

debar, pusing, pusing, dan penderita bisa menjadi tidak sadar

kejang. Kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel

otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi

bahkan dapat mengalami kerusakan.

b. Hiperglikemia, adalah apabila kadar gula darah meningkat secara

tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang

12
berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler

Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.

2. Komplikasi Kronis

a. Komplikasi Makrovaskuler (komplikasi pembuluh darah besar)

Komplikasi ini menyebabkan pembekuan darah di dalam otak

seperti: Penyakit jantung coroner (PJK), gagal jantung kongestif

dan stroke.

b. Komplikasi mikrovaskuler (komplikasi pembuluh darah kecil)

Komplikasi ini biasanya terjadi pada penderita DM tipe 1 seperti :

Diabetik retinopati ( kebutaan),neuropati dan amputasi (Bhatt et

al., 2016)

2.1.6 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk penderita Diabetes MellituS Tipe II yaitu :

1. Glukosa plasma vena sewaktu

Biasa dikenal dengan pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu),

adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan kapan saja tanpa

memperhatikan waktu terakhir makan. Jika hasil pemeriksaan

menunjukkan kadar gula sewaktu antara 100 hingga 199 mg/dL,

penderita dapat dikategorikan sebagai prediabetes. Sedangkan jika

hasil pemeriksaan menunjukkan GDS sebesar 200 mg/dL atau lebih,

maka diagnosis Diabetes Mellitus Tipe II sudah dapat ditegakkan, dan

penderita bisa dikatakan menderita Diabetes Mellitus (Decroli, 2019)

2. Glukosa plasma vena puasa

13
Biasa dikenal sebagai pemeriksaan GDP (gula darah puasa) dilakukan

setelah seseorang berpuasa selama kurang lebih 8 jam. Jika hasilnya

menunjukkan kadar glukosa darah puasa antara 80-126 mg/dL, maka

kondisi tersebut dianggap normal. Namun, jika kadar glukosa darah

puasa mencapai atau melebihi 126 mg/dL, maka ini menandakan

adanya gangguan glukosa darah puasa (GDPT). Apabila seseorang

memiliki kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL, ini bisa menjadi

indikasi Diabetes Mellitus Tipe II. Dengan demikian, diagnosis

Diabetes Mellitus Tipe II bisa ditegakkan berdasarkan hasil tersebut.

Penderita yang memiliki kadar glukosa darah puasa di atas ambang

batas ini sudah dapat disebut mengidap Diabetes Mellitus (Suryani et

al., 2015)

3. Uji toleransi glukosa 2 jam (GTT)

Pasien diberikan minum glukosa lalu kadar gluakosanya diukur jam

ke-0 dan jam ke-2. Hasil di atas 140 mg/dL menunjukkan Diabetes

Mellitus Tipe II

4. Hemoglobin A1C

Pemeriksaan ini menunjukkan rata-rata kadar glukosa dalam darah 3

bulan terakhir. Hasil di atas 6,5% menunjukan Diabetes Mellitus Tipe

II. Berguna untuk memantau pengendalian kadar glukosa jangka

panjang

2.1.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe II menurut (Sundari1 &

Sutrisno, 2023) yaitu :

14
1. Diet nutrisi

Pentingnya diet yang seimbang dan sesuai asupan gizi bagi manajemen

diabetes mellitus. Diet yang disarankan adalah 45-65% karbohidrat,

20-25% lemak, 10-20% protein dari total kebutuhan kalori harian. Diet

diabetes dapat diterapkan dengan cara 3 (Jumlah, jenis dan jadwal

makan).

2. Latihan fisik

Latihan fisik minimal 3-4 kali seminggu selama 30 menit, seperti jalan

kaki, bersepeda, jogging, berenang untuk membantu pengontrolan

kadar gula darah.

3. Farmakologi

4. Terapi obat oral seperti metformin dan sulfonilurea, atau insulin suntik

untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus

Tipe II.

5. Pemeriksaan kadar gula darah secara berkala

Untuk memantau dan mengontrol kadar gula darah pasien Diabetes

Mellitus Tipe II, mencegah komplikasi yang dapat terjadi.

2.2 Konsep Dasar Glukosa Darah

2.2.1 Pengertian Glukosa Darah

Glukosa darah adalah kadar gula darah atau kadar glukosa yang ada di

dalam darah seseorang. Gula darah yang terbuat dari karbohidrat yang

diserap dari makanan, disimpan di hati dan otot rangka dalam bentuk

glikogen, dapat disebut sebagai glukosa darah. Glukosa yang mengalir

melalui darah merupakan sumber utama energi bagi sel-sel tubuh.

15
Hormon insulin dalam tubuh dapat menyebabkan hiperglikemia dan

hipoglikemia. Hiperglikemia terjadi ketika insulin mengalami defisiensi

(kekurangan), yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi

tinggi, sedangkan hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa dalam darah

terlalu rendah.

Pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II, kadar glukosa darah menjadi

tidak stabil dan mudah naik atau turun melebihi batas normal. Hal ini

disebut dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Ketidakstabilan

kadar glukosa darah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh

penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Kadar glukosa darah perlu dimonitor

secara teratur agar diabetes dapat dikontrol dengan baik dan menghindari

komplikasi yang ditimbulkan oleh kadar glukosa darah tidak normal

(Mediarti et al., 2024)

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketidakstabilan kadar

glukosa darah menurut (Mediarti et al., 2024) yaitu :

1. Pola makan yang kurang sehat. Makanan yang berlebihan

mengandung karbohidrat seperti makanan manis dan gula dapat

menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah.

2. Kurang mengontrol kadar glukosa darah secara teratur. Penting bagi

pasien diabetes melitus untuk melakukan pemantauan kadar glukosa

darah secara mandiri agar dapat mengetahui variasi kadarnya.

16
3. Resistensi insulin. Resistensi atau ketidakmampuan tubuh merespon

insulin dapat menyebabkan kadar glukosa darah menjadi tidak

terkontrol.

4. Keturunan atau faktor genetik. Ada keterkaitan antara faktor

keturunan atau riwayat keluarga dengan diabetes melitus.

5. Gaya hidup kurang sehat seperti kurangnya olahraga dan sering stres.

Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu peningkatan kadar glukosa

darah.

6. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat kortikosteroid. Beberapa

obat tertentu dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan

kadar glukosa darah.

2.2.3 Jenis-jenis Pemeriksaan Glukosa Darah

1. Glukosa plasma vena sewaktu

Biasa dikenal dengan pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu),

adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan kapan saja tanpa

memperhatikan waktu terakhir makan. Jika hasil pemeriksaan

menunjukkan kadar gula sewaktu antara 100 hingga 199 mg/dL,

penderita dapat dikategorikan sebagai prediabetes. Sedangkan jika

hasil pemeriksaan menunjukkan GDS sebesar 200 mg/dL atau lebih,

maka diagnosis Diabetes Mellitus Tipe II sudah dapat ditegakkan,

dan penderita bisa dikatakan menderita Diabetes Mellitus (Decroli,

2019)

2. Glukosa plasma vena puasa

17
Biasa dikenal sebagai pemeriksaan GDP (gula darah puasa) dilakukan

setelah seseorang berpuasa selama kurang lebih 8 jam. Jika hasilnya

menunjukkan kadar glukosa darah puasa antara 80-126 mg/dL, maka

kondisi tersebut dianggap normal. Namun, jika kadar glukosa darah

puasa mencapai atau melebihi 126 mg/dL, maka ini menandakan

adanya gangguan glukosa darah puasa (GDPT). Apabila seseorang

memiliki kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL, ini bisa menjadi

indikasi Diabetes Mellitus Tipe II. Dengan demikian, diagnosis

Diabetes Mellitus Tipe II bisa ditegakkan berdasarkan hasil tersebut.

Penderita yang memiliki kadar glukosa darah puasa di atas ambang

batas ini sudah dapat disebut mengidap Diabetes Mellitus (Suryani et

al., 2015)

5. Uji toleransi glukosa 2 jam (GTT)

Pasien diberikan minum glukosa lalu kadar gluakosanya diukur jam

ke-0 dan jam ke-2. Hasil di atas 200 mg/dL menunjukkan Diabetes

Mellitus Tipe II

6. Hemoglobin A1C

Pemeriksaan ini menunjukkan rata-rata kadar glukosa dalam darah 3

bulan terakhir. Hasil di atas 6,5% menunjukan Diabetes Mellitus Tipe

II. Berguna untuk memantau pengendalian kadar glukosa jangka

panjang.

18
2.3 Konsep Diet 3J

2.3.1 Pengertian Diet 3J

Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) adalah pengaturan pola makan secara

teratur dan seimbang yang memperhatikan jadwal, jumlah, serta jenis

makanan yang dikonsumsi guna mengendalikan kadar glukosa darah pada

pasien diabetes melitus. 3 aspek yang penting dalam penerapan diet 3J

(Jumlah, jenis, jadwal) yaitu :

1. Jadwal makan (meal schedule)

Mengatur waktu makan yang teratur dan rutin, misalnya makan pagi,

siang, sore.

2. Jumlah makan (meal amounts)

Mengatur porsi makanan dan minuman yang dikonsumsi, sesuai

dengan kondisi pasien dan jenis diabetes melitusnya.

3. Jenis makanan (meal choices)

Mengatur jenis atau macam makanan dan minuman yang dapat

dikonsumsi, misalnya mengurangi makanan berkalori dan lemak serta

meningkatkan konsumsi buah, sayur, dan karbohidrat kompleks.

Dengan memperhatikan ketiga aspek tersebut diharapkan dapat

mengontrol peningkatan kadar gula darah (Darmawan & Sriwahyuni,

2019)

2.3.2 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Diet 3J

Hal yang perlu diperhatikan dalam Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal)

menurut (A. Sahwa & Supriyanti, 2023) yaitu :

1. Jadwal

19
Jadwal makanan sehat bagi penderita DM diatur dalam tiga kali makan

utama dan tiga kali selingan. Pengaturan ini memungkinkan untuk

mengendalikan kadar gula darah secara efektif. Dalam sehari, mereka

harus mengonsumsi makanan pada enam waktu yang telah ditentukan.

Tabel 2. 1 Contoh jadwal makan

Waktu Keterangan

Pukul 07.00 Makan pagi

Pukul 10.00 Makan camilan 1

Pukul 13.00 Makan siang

Pukul 16.00 Makan camilan 2

Pukul 19.00 Makan malam

Pukul 21.00 Makan camilan 3

Sumber : (A. Sahwa & Supriyanti, 2023)

Gambar 2. 1 Contoh jadwal makan

20
2. Jumlah

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

pasien dengan diabetes. Jumlah porsi dalam satu hari penyajian pada

pasien DM didasarkan pada kebutuhan kalori penderita, agar makanan

dapat diserap oleh tubuh secara maksimal. Namun dalam proses

pencernaan dan ekskresi sumber makanan mengalami kehilangan

sehingga tidak dapat seluruhnya terproses. Makronutrient yang

terdapat dalam makanan adalah karbohidrat, protein dan lemak.

Penentuan jumlah kalori diet Diabetes Mellitus kebutuhan kalori

sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Tidak

dianjurkan dalam jumlah yang banyak, melainkan sedikit demi sedikit

namun sering.

3. Jenis

Tabel 2. 2 menu makanan bagi pengidap Diabetes Mellitus Tipe II

NO Menu Jumlah Kalori Keterangan

. makanan pemberian (g) (Kka)

1. Nasi putih 1 centong/100 130 Makan pagi

Tumis pare 1 porsi/100 89

Daging 1 potong/50 250

Buah melon 1 potong/90 34 Camilan

Nasi putih 1 centong/100 130 Makan siang

Sayur lodeh 1 mangkuk/100 240

Ayam 1 potong/85 147 Camilan

Buah jeruk 1 buah/165 60 Makan malam

21
NO Menu Jumlah Kalori Keterangan

. makanan pemberian (g) (Kka)

Nasi putih 1 centong/100 167

Telur ceplok 1 butir/38 92 camilan

Sayur bayam 37

Youghurt ½ cup/120 60

Total kalori 1.436

2. Nasi putih 1 centong/100 130 Makan pagi

Capcay 1 porsi/100 120

Telur rebus 1 butir/38 155

Buah 1 potong/100 31 Camilan

semangka 1 centong/100 130 Makan siang

Nasi putih 1 porsi/120 167

Pepes ikan 1 porsi/100 28

Tumis jamur 1 potong/120 68 Camilan

Buah pepaya 1 porsi/100 167 Makan malam

Nasi putih 1 porsi/100 98

Tumis buncis 1 potong/55 205 camilan

Ikan goreng 1 buah/101 88

Buah pisang

Total kalori 1.432

3. Nasi putih 1 centong/100 130 Makan pagi

Udang 1 porsi/85 122

balado 1 porsi/100 98

22
NO Menu Jumlah Kalori Keterangan

. makanan pemberian (g) (Kka)

Tumis tempe

kacang 1 buah/128 52

panjang 1 centong/100 167

Buah apel 1 porsi/100 63 Camilan

Nasi putih 1 porsi/40 46 Makan siang

Pepes tahu 1 buah/100 68

Lalapan 1 centong/100 130 Camilan

Buah jambu 1 porsi/100 92 Makan malam

Nasi putih 1 potong/85 237

Tumis 1 buah/110 57

kangkung camilan

Ayam semur

Buah pir

Total kalori 1.262

Sumber : (A. Sahwa & Supriyanti, 2023)

2.3.3 Manfaat Dari Diet 3J

Beberapa manfaat dari Diet 3J menurut (Rizqah et al., 2018) yaitu :

1. Untuk mencapai dan mempertahankan kadar gula darah mendekati

normal. Dengan mengontrol jenis, jumlah, dan jadwal makanan,

diharapkan kadar glukosa darah penderita dapat terjaga.

23
2. Membiasakan penderita untuk makan tepat waktu agar tidak terjadi

perubahan pada kadar glukosa darah. Jadwal yang teratur dalam

makan membantu menstabilkan kadar glukosa.

3. Meningkatkan derajat kesehatan secara komprehensif melalui gizi

yang optimal. Diet berkualitas dapat mendukung peningkatan

kesehatan penderita secara menyeluruh.

4. Untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat diabetes melitus.

Dengan terkendalinya kadar glukosa darah, diharapkan dapat

mencegah berbagai komplikasi diabetes seperti gangguan ginjal, mata,

saraf, dan lainnya.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa

studi kasus dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Studi kasus

adalah metode penelitian yang mendalam dan terperinci tentang suatu

individu, kelompok, atau situasi tertentu. Dalam studi kasus, peneliti

mengumpulkan data secara rinci dan mendalam melalui berbagai sumber,

seperti observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Tujuan dari studi

kasus adalah untuk memahami fenomena yang sedang diteliti dengan lebih

baik, menganalisis kasus-kasus yang kompleks, dan mengidentifikasi pola

atau prinsip umum yang mungkin dapat diterapkan dalam konteks yang

lebih luas (Putri et al., 2023)

Pada Studi Kasus ini, penulis menggambarkan bagaimanakah

Penerapan Pengaturan Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) untuk mengontrol

kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II Diwilayah kerja

Puskesmas Karya Wanita.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah dua penderita yang mengalami

Diabetes Melitus dengan inovasi penerapan Diet 3J untuk mengontrol

25
kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Yang

memiliki karakteristik sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

3.2.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe II

2. Pasien yang berusia >40 tahun dan <60 tahun

3. Penderita Diabetes Mellitus Tipe II yang belum pernah menerima

penerapan pengaturan Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal)

4. Penderita yang bisa berkomunikasi secara optimal

5. Pasien berada di wilayah kerja puskesmas karya wanita

6. Pasien dengan jenis kelamin Perempuan

7. Klien bersedia menjadi subyek penelitian studi kasus dengan

menandatangani inform consent.

3.2.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien menolak menjadi responden

2. Pasien yang memiliki komplikasi yang berat,seperti penyakit gagal

jantung dan ginjal

3. Pasien yang mengalami gangguan koordinasi

4. Pasien yang memiliki gangguan demensia

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dari penelitian ini ialah untuk menerapkan pengaturan

Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) untuk mengontrol kadar gula darah pada

penderita Diabetes Mellitus Tipe II diwilayah kerja Puskesmas Karya

Wanita. Penelitian ini dilakukan 3 hari.

26
3.4 Definisi Operasional

1. Diabetes melitus tipe II

Diabetes Mellitus Tipe II adalah penyakit gangguan metabolik

yang tidak menular, diakibatkan oleh ketidakmampuan pankreas untuk

memproduksi cukup insulin, sehingga tingkat gula darah dalam tubuh

melebihi batas normal.

2. Glukosa Darah

Glukosa Darah adalah gula yang terdapat di dalam darah yang

terbentuk dari karbohidrat dalam makanan yang disimpan sebagai

glikogen di hati dan di otot rangka, dimana normal glukosa darah

puasa <126 mg/dL, dan normal glukosa darah 2 jam setelah makan

yaitu <140 mg/dL.

3. Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal)

Diet 3J ialah penetapan gaya makan yang sesuai ditetapkan oleh 3J

yakni : Jadwal makan, jenis hidangan, jadwal hidangan. Diberikan

kepada pasien selama 3 hari.

3.5 Instrumen Studi Kasus

1. Formulir kesediaan menjadi responden

2. Form food recall 24 jam

3. 1 set alat Glukometer

4. Timbangan berat badan

5. Stadiometer

6. Leaflet

7. Jadwal menu makan/daftar menu makanan

27
8. Lembar observasi dan pena

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Wawancara

Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan,

alamat, pekerjaan, agama, tanggal, riwayat penyakit terdahulu, riwayat

penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, dan psikososial, pola

fungsi kesehatan, sumber data dari klien, dan lainnya.

2. Observasi

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan

secara langsung pada klien mengenai masalah kadar glukosa darah

klien. Dengan observasi penulis dapat mengetahui apakah ada

perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah diterapkan Diet 3J

untuk penderita diabetes mellitus.

3. Pemeriksaan Fisik

Penulis melakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai

ujung kaki pada klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II, Tujuan dari

pemeriksaan fisik ini adalah untuk menentukan status kesehatan klien,

mengidentifikasi masalah kesehatan, dan memperoleh data kesehatan

klien.

4. Dokumentasi

Penulis melakukan pencatatan atau pendokumentasian data klien

melalui catatan medis klien sebelumnya dan dokumentasi ini diambil

28
dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada klien dengan Diabetes

Mellitus Tipe II.

5. Praktek Langsung

Penulis melakukan praktek langsung penerapan Diet 3J sesuai

dengan referensi yang diperoleh pada penderita Diabetes Mellitus tipe

2 dengan penurunan kadar glukosa darah. Penulis melakukan praktek

langsung pada saat kunjungan ke rumah pasien.

3.7 Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Studi kasus di lakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karya

Wanita. Pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan pada April-Mei 2024

lama waktu penelitian 1 minggu dengan 5 kali pertemuan.

3.8 Analisa Data dan Penyajian Data

Analisis data dilakukan di lapangan, sewaktu pengumpulan data

sampai dengan semua data terkumpul. Teknik analisis digunakan dengan

cara observasi dan wawancara. Pengolahan data dilakukan pada 2 orang

responden dengan cara mengecek kebenaran data dengan pengecekan

kadar glukosa darah sebelum dan sesudah diberikannya penerapan

pengaturan Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) pada penderita Diabetes

Mellitus Tipe II diwilayah kerja Puskesmas Karya Wanita.

Data yang akan disajikan pada studi kasus ini dalam bentuk tabel dan

narasi. Data yang disajikan berupa kadar gula darah pasien sebelum

dilakukan penerapan pengaturan Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) selama 3

hari.

29
3.9 Etika Studi Kasus

1. Informed Consent (Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara responden

dan penulis dengan memberikan lembar persetujuan. Lembar

persetujuan diberikan sebelum studi kasus dilakukan. Dalam

melakukan studi kasus ini penulis menggunakan lembar informed

concent yang terdapat pada lampiran sebagai lembar persetujuan untuk

tindakan penulis dan diberikan kepada klien.

2. Anonymity (tanpa nama)

Dengan menjaga kerahasiaan, penggunaan subyek penelitian dapat

dijamin tanpa mencantumkan nama pasien pada lembar alat ukur.

Inisial nama akan digunakan pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang disajikan, memberikan perlindungan privasi yang

diperlukan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Pada etika studi kasus, penulis memberikan jaminan kerahasiaan

terhadap informasi atau masalah-masalah dari kedua klien dan hanya

akan melaporkan data kepada kelompok tertentu.

4. Justice (Keadilan)

Perlakuan yang adil dan seimbang terhadap kedua responden

adalah prinsip utama dalam etika studi kasus Justice ini, di mana

penulis memastikan bahwa kedua pihak diperlakukan dengan adil

seadil-adilnya dengan memberikan perlakuan yang sama.

5. Beneficience (Berbuat Baik)

30
Dalam etika studi kasus Beneficience, penulis memperlakukan

kedua responden dengan baik dengan tidak merugikan kedua klien.

31
DAFTAR PUSTAKA

Alpian, M., & Mariawan Alfarizi, L. (2022). Diabetes Mellitus Tipe 2 (Dua) Dan
Pengobatannya: Suatu Tinjauan Literatur. Journal of Public Health and
Medical Studies, 1(1), 13–23.

Arief, M. H. (2020). Diet Dm tipe II.


Baso, M. C., Zulkifli, A., Wahiduddin, Amiruddin, R., Russeng, S. S., & Thaha,
R. M. (2023). Determinants of Complications in Patients with Diabetes
Mellitus at the Mangasa and Tamamaung Community Health Centers in
Makassar. Gaceta Medica de Caracas, 131(2), 312–320.

Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian
Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79.

Darmawan, S., & Sriwahyuni, S. (2019). Peran Diet 3J pada Pasien Diabetes
Melitus di Puskesmas Sudiang Raya Makassar. Nursing Inside Community,
1(3), 91–95. https://doi.org/10.35892/nic.v1i3.227

Elsayed, N. (2023). 8. Obesity and Weight Management for the Prevention and
Treatment of Type 2 Diabetes: Standards of Care in Diabetes—2023.
Diabetes Care, 46(January), S128–S139. https://doi.org/10.2337/dc23-S008

Health, P. (2022). Standards of Medical Care in Diabetes—2022 Abridged for


Primary Care Providers. Clinical Diabetes, 40(1), 10–38.

Irwanto, R., Novia, R., Ginting, W. M., Riani, L., & Ginting, B. (2023).
EDUKASI PENERAPAN DIET 3J UNTUK PENINGKATAN
PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELITUS PADA
MASYARAKAT BANDAR KUPA , KECAMATAN PERCUT SEI TUAN,
KABUPATEN DELI SERDANG Education on The Application of The 3J
Diet to Increase Knowledge of Diabetes Mellitus Pati. 3(2), 128–133.

Mediarti, D., Agustini, D., Studi, P., Keperawatan, D., & Kemenkes, P. (2024).
MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
TIPE II DENGAN MASALAH KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA
DARAH PENDAHULUAN Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme
yang disebabkan pankreas oleh untuk menyebabkan hiperglikemia atau
hipoglikemia ( Sa. 9, 68–82.

Muhammad Ikhwan, Nanda Fitria, & Yudi Akbar. (2021). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Di Gampong
Meunasah Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. Jurnal
Assyifa’ Ilmu Keperawatan Islami, 6(1), 1–7.

30
https://doi.org/10.54460/jifa.v6i1.6

Regina, C. C., Mu’ti, A., & Fitriany, E. (2021). Systematic Review Tentang
Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian Komplikasi Diabetes Melitus Tipe
Dua. Jurnal Verdure, 3(1), 8–17.

Rizqah, S. F., Basri, H. M., & Rahmatia, S. (2018). Hubungan Efikasi Diri
Dengan Kepatuhan Diet 3J Pada Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas
Mandai Kabupaten Maros. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(5), 586–
591.

Sahwa, A. D., & Supriyanti, E. (2023). Penerapan Diet 3J Untuk Mengatasi


Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal
Manajemen Asuhan Keperawatan, 7(1), 22–26.

Sahwa, A., & Supriyanti, E. (2023). Penerapan Diet 3J Untuk Mengatasi


Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal
Manajemen Asuhan Keperawatan, 7, 22–26.

Sundari1, S. N. S., & Sutrisno, R. Y. (2023). Studi Kasus : Pengaruh Edukasi


Penerapan Diet Diabetes Mellitus Terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan
Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Sains Dan Kesehatan
(JUSIKA), 7(1), 61–69.

31

Anda mungkin juga menyukai