SA’DIYYAH
P032114401076
1
PENERAPAN PENGATURAN DIET 3J (JUMLAH, JENIS,
JADWAL) UNTUK MENGONTROL KADAR GULA
DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KARYA WANITA
Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
SA’DIYYAH
P032114401076
2
KATA PENGATAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Berkat Rahmat
Dan Karuniah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Mengontrol Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Di Wilayah Kerja
semua pihak yang telah membantu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah,
diantaranya:
Riau selaku penguji II yang memberikan arahan dan saran kepada penulis
3. Ibu Idayanti, S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma III
4. Ibu Ns. Syafrisar Meri Agritubella, S. Kep, M. Kep selaku Dosen Pembimbing
i
5. Bapak R. Sakhan, SKM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
6. Bapak dan ibu dosen pengajar serta bapak dan ibu Staf Jurusan Keperawatan
7. Kepada kedua orang tua Bapak Sariman dan Ibu Supiah, saudara kandung
Aisyah, serta keluarga besar yang telah banyak memberikan bantuan moril,
materil, motivasi dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dalam
8. Teman-teman dekat saya yang selalu ada serta teman seperjuangan saya dalam
menempuh pendidikan D-III Keperawatan yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah....................................................................................5
1. 3 Tujuan Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUANPUSTAKA.............................................................................8
2.1.2 Etiologi.................................................................................................9
2.1.4 Patofisiologi.......................................................................................11
2.1.5 Komplikasi.........................................................................................12
2.1.7 Penatalaksanaan.................................................................................15
iii
2.3 Konsep Diet 3J.......................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
morbiditas dan mortalitas secara global, merupakan jenis penyakit yang tidak
dapat menular dari penderitanya kepada orang lain, penyakit jenis ini
berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama
(Kemenkes, 2022). Salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak
diderita masyarakat Indonesia dan Dunia serta memiliki angka kematian yang
setidaknya 537 juta orang berusia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes
pada tahun 2021, atau setara dengan angka prevalensi 10,5 dari total penduduk
pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi diabetes pada
tahun 2021 adalah 10,2% pada perempuan dan 10,8% pada laki-laki.
peringkat kelima setelah Tiongkok (140 juta), India (74,2 juta), Pakistan (33
pada tahun 2013 sebesar 6,9%, meningkat pada tahun 2018 menjadi 8,5%, dan
diperkirakan meningkat pada tahun 2030 menjadi 11,3% (Baso et al., 2023)
1
Sedangkan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2023
Pekanbaru, 2023)
dan ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau diatas nilai
normal. Kadar gula yang menumpuk didalam darah akibat tidak terserap
dengan baik oleh sel-sel tubuh dapat menyebabkan berbagai gangguan pada
organ. Jika Diabetes tidak terkontrol dengan baik, bisa timbul berbagai
al., 2021)
bicara pelo, penglihatan kabur, sakit kepala, peningkatan bedenyut nadi, dan
yang baik dan teratur dengan mengubah pola hidup dan pola makan yang
2
sehat sehingga komplikasi dapat dicegah. Pengaturan pola makan yang sehat
darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Pengendalian diet terhadap
Jenis, Jadwal) yang harus ditaati dan dilaksanakan yaitu sesuai tepat jumlah,
tepat jenis dan tepat jadwal. Tepat jumlah, berarti penderita Diabetes Mellitus
jenis makanan yang tidak meningkatkan gula darah dengan cepat. Tepat
jadwal, berarti mengikuti rencana makan yang ditetapkan, yang mencakup tiga
hidangan utama , dua hingga tiga makanan ringan yang diberi jarak dalam
jangka waktu yang lebih lama dan ukuran porsi yang sesuai. Perencanaan
dan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal (A. D. Sahwa &
Supriyanti, 2023)
Selain itu, dari penelitian yang di lakukan oleh Sahwa dan Supriyanti
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II”
Diet 3J, kadar glukosa darah pasien diukur pada hari pertama (pre-test).
Setelah itu, dilakukan edukasi tentang Diet 3J yang mencakup jadwal, jenis,
3
dan jumlah makanan. Kemudian Diet 3J diimplementasikan selama 3 hari.
Menu makanan dirancang sesuai prinsip Diet 3J. Pada hari ketiga, kadar
pada kedua pasien setelah menerapkan diet 3J selama 3 hari (A. D. Sahwa &
Supriyanti, 2023)
Penelitian yang dilakukan oleh Arif pada tahun 2020 yang berjudul
Diabetes Mellitus Tipe II” Diet 3J diberikan selama 3 hari kepada 2 pasien
jadwal makan : (3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan), makan
utama antara jam 6-7 pagi, 11-12 siang, dan 18-19 malam, makan selingan
antara pagi dan siang, serta siang dan malam. Tepat jenis makanan :
Menghindari makanan tinggi indeks glikemik (seperti nasi putih, roti tawar),
memilih makanan rendah indeks glikemik (beras merah, ubi jalar, sayuran),
menyesuaikan kalori harian sesuai kondisi fisik dan aktivitas pasien, evaluasi
kadar glukosa darah dilakukan secara rutin, misalnya 1 kali seminggu. Diet 3J
akan terus diterapkan seumur hidup untuk mengontrol Diabetes Mellitus Tipe
II. Diet dapat disesuaikan jika terjadi perubahan berat badan atau kondisi
Penelitian yang dilakukan oleh Irwanto pada tahun 2023 dengan judul
4
Diabetes Mellitus Pada Masyarakakt Bandar Kupa” Penerapannya melibatkan
kompleks dan serat yang lambat diserap tubuh. Diperlukan kesungguhan dan
hasilnya, misalnya mengecek kadar gula darah secara rutin. Bila tidak mampu
dikontrol, dapat disesuaikan kembali pola makannya. Jadi inti dari diet 3J
adalah membentuk pola makan sehat jangka panjang, bukan hanya untuk
jangka waktu pendek. Butuh komitmen dan kerja sama semua pihak dalam
judul Studi Kasus yaitu “Penerapan Diet 3J(Jumlah, jenis, jadwal) utuk
mengontrol kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus Tipe II diwilayah kerja
1. 2 Rumusan Masalah
Masalah Diabetes Mellitus Tipe II yang tidak tertangani dengan benar akan
dengan cara merubah gaya hidup dan kebiasaan mengonsumsi makanan yang
(Jumlah, jenis, jadwal) untuk mengontrol kadar gula daraah pada penderita
5
1. 3 Tujuan Penelitian
dalam mengontrol kadar gula daraah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe
1. 4 Manfaat Penelitian
6
non-farmakologis dalam pengendalian kadar gula darah untuk mencegah
komplikasi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sel-sel tubuh. Sistem tubuh, terutama pembuluh darah dan saraf, sehingga
insulin dalam jumlah sedikit, sering disebut resistensi insulin (Alpian &
Diabetes Mellitus Tipe II adalah varian paling sering terjadi dari penyakit
8
2.1.2 Etiologi
1. Genetik
2. Obesitas
4. Usia
orang Dewasa.
9
Beberapa wanita mengalami peningkatan kadar glukosa darah
Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar gula darah yang dapat
cairan berlebih di dalam sel, sehingga terjadi dehidrasi parah pada sel-
10
tidak dapat berlangsung sehingga menyebabkan penumpukan glukosa
dalam darah.
Ketika tubuh tidak mampu mendapatkan energi yang cukup dari gula
2.1.4 Patofisiologi
insulin sering dialami oleh individu dengan obesitas, lanjut usia, dan
melibatkan gangguan pada sel β pankreas, yang jika tidak ditangani dapat
11
tetapi dalam resistensi insulin, fungsi insulin ini terganggu. Selain itu,
seiring waktu, sel-sel β pankreas menjadi kelelahan dan tidak dapat lagi
2022)
2.1.5 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
12
berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler
2. Komplikasi Kronis
dan stroke.
al., 2016)
13
Biasa dikenal sebagai pemeriksaan GDP (gula darah puasa) dilakukan
memiliki kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL, ini bisa menjadi
al., 2015)
ke-0 dan jam ke-2. Hasil di atas 140 mg/dL menunjukkan Diabetes
Mellitus Tipe II
4. Hemoglobin A1C
panjang
2.1.7 Penatalaksanaan
14
1. Diet nutrisi
Pentingnya diet yang seimbang dan sesuai asupan gizi bagi manajemen
20-25% lemak, 10-20% protein dari total kebutuhan kalori harian. Diet
makan).
2. Latihan fisik
Latihan fisik minimal 3-4 kali seminggu selama 30 menit, seperti jalan
3. Farmakologi
4. Terapi obat oral seperti metformin dan sulfonilurea, atau insulin suntik
Tipe II.
Glukosa darah adalah kadar gula darah atau kadar glukosa yang ada di
dalam darah seseorang. Gula darah yang terbuat dari karbohidrat yang
diserap dari makanan, disimpan di hati dan otot rangka dalam bentuk
15
Hormon insulin dalam tubuh dapat menyebabkan hiperglikemia dan
terlalu rendah.
Pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II, kadar glukosa darah menjadi
tidak stabil dan mudah naik atau turun melebihi batas normal. Hal ini
penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Kadar glukosa darah perlu dimonitor
secara teratur agar diabetes dapat dikontrol dengan baik dan menghindari
16
3. Resistensi insulin. Resistensi atau ketidakmampuan tubuh merespon
terkontrol.
5. Gaya hidup kurang sehat seperti kurangnya olahraga dan sering stres.
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu peningkatan kadar glukosa
darah.
2019)
17
Biasa dikenal sebagai pemeriksaan GDP (gula darah puasa) dilakukan
memiliki kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL, ini bisa menjadi
al., 2015)
ke-0 dan jam ke-2. Hasil di atas 200 mg/dL menunjukkan Diabetes
Mellitus Tipe II
6. Hemoglobin A1C
panjang.
18
2.3 Konsep Diet 3J
Mengatur waktu makan yang teratur dan rutin, misalnya makan pagi,
siang, sore.
2019)
1. Jadwal
19
Jadwal makanan sehat bagi penderita DM diatur dalam tiga kali makan
Waktu Keterangan
20
2. Jumlah
pasien dengan diabetes. Jumlah porsi dalam satu hari penyajian pada
namun sering.
3. Jenis
21
NO Menu Jumlah Kalori Keterangan
Sayur bayam 37
Youghurt ½ cup/120 60
Buah pisang
balado 1 porsi/100 98
22
NO Menu Jumlah Kalori Keterangan
Tumis tempe
kacang 1 buah/128 52
Tumis 1 buah/110 57
kangkung camilan
Ayam semur
Buah pir
23
2. Membiasakan penderita untuk makan tepat waktu agar tidak terjadi
24
BAB III
METODE PENELITIAN
kasus adalah untuk memahami fenomena yang sedang diteliti dengan lebih
atau prinsip umum yang mungkin dapat diterapkan dalam konteks yang
Subyek dalam studi kasus ini adalah dua penderita yang mengalami
25
kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Yang
Diet 3J (Jumlah, jenis, jadwal) untuk mengontrol kadar gula darah pada
26
3.4 Definisi Operasional
2. Glukosa Darah
puasa <126 mg/dL, dan normal glukosa darah 2 jam setelah makan
5. Stadiometer
6. Leaflet
27
8. Lembar observasi dan pena
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
ujung kaki pada klien dengan Diabetes Mellitus Tipe II, Tujuan dari
klien.
4. Dokumentasi
28
dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada klien dengan Diabetes
5. Praktek Langsung
Data yang akan disajikan pada studi kasus ini dalam bentuk tabel dan
narasi. Data yang disajikan berupa kadar gula darah pasien sebelum
hari.
29
3.9 Etika Studi Kasus
Inisial nama akan digunakan pada lembar pengumpulan data atau hasil
diperlukan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
4. Justice (Keadilan)
adalah prinsip utama dalam etika studi kasus Justice ini, di mana
30
Dalam etika studi kasus Beneficience, penulis memperlakukan
31
DAFTAR PUSTAKA
Alpian, M., & Mariawan Alfarizi, L. (2022). Diabetes Mellitus Tipe 2 (Dua) Dan
Pengobatannya: Suatu Tinjauan Literatur. Journal of Public Health and
Medical Studies, 1(1), 13–23.
Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic
activities of ethanolic extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian
Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79.
Darmawan, S., & Sriwahyuni, S. (2019). Peran Diet 3J pada Pasien Diabetes
Melitus di Puskesmas Sudiang Raya Makassar. Nursing Inside Community,
1(3), 91–95. https://doi.org/10.35892/nic.v1i3.227
Elsayed, N. (2023). 8. Obesity and Weight Management for the Prevention and
Treatment of Type 2 Diabetes: Standards of Care in Diabetes—2023.
Diabetes Care, 46(January), S128–S139. https://doi.org/10.2337/dc23-S008
Irwanto, R., Novia, R., Ginting, W. M., Riani, L., & Ginting, B. (2023).
EDUKASI PENERAPAN DIET 3J UNTUK PENINGKATAN
PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELITUS PADA
MASYARAKAT BANDAR KUPA , KECAMATAN PERCUT SEI TUAN,
KABUPATEN DELI SERDANG Education on The Application of The 3J
Diet to Increase Knowledge of Diabetes Mellitus Pati. 3(2), 128–133.
Mediarti, D., Agustini, D., Studi, P., Keperawatan, D., & Kemenkes, P. (2024).
MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
TIPE II DENGAN MASALAH KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA
DARAH PENDAHULUAN Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme
yang disebabkan pankreas oleh untuk menyebabkan hiperglikemia atau
hipoglikemia ( Sa. 9, 68–82.
Muhammad Ikhwan, Nanda Fitria, & Yudi Akbar. (2021). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Di Gampong
Meunasah Mesjid Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. Jurnal
Assyifa’ Ilmu Keperawatan Islami, 6(1), 1–7.
30
https://doi.org/10.54460/jifa.v6i1.6
Regina, C. C., Mu’ti, A., & Fitriany, E. (2021). Systematic Review Tentang
Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian Komplikasi Diabetes Melitus Tipe
Dua. Jurnal Verdure, 3(1), 8–17.
Rizqah, S. F., Basri, H. M., & Rahmatia, S. (2018). Hubungan Efikasi Diri
Dengan Kepatuhan Diet 3J Pada Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas
Mandai Kabupaten Maros. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(5), 586–
591.
31